PENGARUH DISIPLIN, PENGAWASAN, DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PADA GURU SERTIFIKASI PADA SMP RAYON 03 KECAMATAN KALIREJO LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(1)

PENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI DAN SIKAP SISWA PADA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP HASIL BELAJAR MATA

PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS XI DI SMK AL-IMAN 1 BANJAR AGUNG TULANG BAWANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh SULIYAH

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Ekonomi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(2)

ABSTRAK

PENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI DAN SIKAP SISWA PADA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP HASIL BELAJAR MATA

PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS XI

DI SMK AL-IMAN 1 BANJAR AGUNG TULANG BAWANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh: Suliyah

Proses belajar mengajar mempunyai tujuan akhir yaitu pencapaian hasil belajar yang baik. Pada umumnya semakin baik proses belajar mengajar maka akan semakin baik pula hasil belajar yang dicapai. Hal ini tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya, antara lain motivasi berprestasi dan sikap siswa tentang pelajaran kewirausahaan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi berprestasi dan sikap siswa tentang pelajaran kewirausahaan kelas XI di SMK AL-IMAN 1 Banjar Agung TP 2012/2013. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI di SMK AL-IMAN 1 Banjar Agung TP 2012/2013 sebanyak 4 kelas dengan jumlah siswa keseluruhan 104 orang. Dengan menggunakan rumus Taro Yamane

untuk menentukan banyaknya sampel dan teknik proposional random sampling

didapat sampel sebanyak 82 orang. Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah survei dengan pendekatan ex post facto.

Berdasarkan analisis diperoleh hasil penelitian yang menunjukan bahwa:

1. Ada pengaruh motivasi berprestasi terhadap hasil belajar mata pelajaran kewirausahaan siswa kelas XI diSMK AL-IMAN 1 Banjar Agung Tulang Bawang Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Ada pengaruh sikap siswa pada pelajaran kewirausahaan terhadap hasil belajar mata pelajaran kewirausahaan siswa kelas XI di SMK AL-IMAN 1 Banjar Agung Tulang Bawang Tahun Pelajaran 2012/2013.

3. Ada pengaruh motivasi berprestasi dan sikap siswa pada pelajaran kewirausahaan terhadap hasil belajar mata pelajaran kewirausahaan siswa kelas XI di SMK AL-IMAN 1 Banjar Agung Tulang Bawang Tahun Pelajaran 2012/2013.


(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

Halaman I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Pembatasan Masalah ... 9

D. Rumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Kegunaan Penelitian... 10

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 11

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 12

1. Hasil belajar mata pelajaran kewirausahaan. ... 12

2. Motivasi berprestasi ………..18

3. Sikap siswa tentang pelajaran kewirausahaan………...22 B. Penelitian Relevan ... 28

C. Kerangka Pikir ... 29

D. Hipotesis ... ... 34

III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 35

B. Populasi dan sampel ... 36

1. Populasi ... ... 36

2. Sampel ... ... 36

3. Tehnik Pengambilan Sampel... 37

C. Variabel Penelitian ... 38


(7)

3. Dokumentasi ... 43

F. Uji Persyaratan Instrumen ... 43

1. Uji Validitas Instrumen ... 44

2. Uji Reliabilitas ... 50

G. Teknik analisis data ... 52

1. Uji Normalitas ... 52

2. Uji Homogenitas ... 54

3. Uji Kelinieran ...55

4. Uji Multikolinieritas ... 57

5. Uji Autokorelasi ... 58

6. Uji Heteroskedastisitas ... 60

I. Pengujian Hipotesis ... 62

1. Regresi Linier Sederhana ... 62

2. Regresi Linier Multiple ... 63

I. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 65

1. Sejarah Berdirinya SMK AL IMAN 1 Banjar Agung Tulang Bawang ... 65

2. Visi, Misi dan Tujuan SMK AL IMAN 1 Banjar Agung Tulang Bawang ... 66

3. Situasi dan Kondisi Sekolah SMK AL IMAN 1 Banjar Agung Tulang Bawang ... 66

4. Keadaan Sarana dan Prasarana SMK AL IMAN 1 Banjar Agung Tulang Bawang ... 67

5. Kegitan Belajar Mengajar SMK AL IMAN 1 Banjar Agung Tulang Bawang ... 68

6. Keadaan Siswa SMK AL IMAN 1 Banjar Agung Tulang Bawang………... 68

B.Gambaran Umum Responden………... 69

C.Deskripsi Data ... 69

1. Data Motivasi Berprestasi (X1)... 70

2. Data Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran kewirausahaan (X2) ... 72

3. Data Hasil Belajar Siswa (Y) ... 74

D.Uji Persyaratan Analisis Data……… 77

1. Uji Normalitas………. 77

2. Uji Homogenitas Sampel……… 78

E. Uji Persyaratan Regresi Linier Ganda ... 79

1. Uji Linieritas Garis Regresi ... 79

2. Uji Multikolinieritas...83


(8)

2. Uji Penggaruh secara Parsial…...92 3. Regresi Linier Multipel………...95 G.Pembahasan...99

1. Pengaruh motivasi berprestasi terhadap

hasil belajar…………...99 2. Pengaruh sikap siswa pada mata pelajaran kewirausahaan

terhadap hasil belajar ...………...2 3. Pengaruh motivasi berprestasi dan sikap siswa

pada mata pelajaran kewirausahaan terhadap

hasil belajar………105

II. KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan...111 B. Saran...112 DAFTAR PUSTAKA


(9)

I. PENDAHULUAN

Bagian pertama ini akan membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Adapun hal lain yang perlu juga dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Adapun pembahasan secara lebih rinci ditunjukkan pada bagian-bagian berikut ini.

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan dan merupakan salah satu kebutuhan utama bagi setiap manusia untuk meningkatkan kualitas hidup serta untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam kehidupannya. Pendidikan memegang peranan penting dalam upaya mencerdaskan bangsa, sehingga menuntut orang-orang yang terlibat di dalamnya untuk bekerja sama dan bertanggung jawab agar mutu pendidikan dapat terus ditingkatkan.

Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman


(10)

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis secara

bertanggungjawab, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab

kemasyarakatan dan kebangsaan. Salah satu tujuan pendidikan adalah penanaman pengetahuan dan keterampilan sebagai bagian dari satu generasi ke generasi berikutnya. Pendidikan berperan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga negara menjadi negara yang maju dan tidak menjadi negara yang terbelakang daripada negara lain dalam berbagai aspek baik sosial, politik, ekonomi dan sebagainya. Salah satu upaya yang harus dilakukan untuk

menghadapi era globalisasi yaitu dengan cara meningkatkan kualitas pendidikan yang ada. Karena kualitas pendidikan merupakan suatu syarat mutlak untuk mempercepat terwujudnya masyarakat yang demokratis, masyarakat yang bersatu, masyarakat yang memiliki toleransi dan dapat bekerja sama.

Manusia sejak lahir memiliki kecerdasan, bakat, minat serta naluri dan semua itu berkembang melalui lingkungannya, melalui pendidikan diharapkan

perkembangan individu manusia tersebut dapat berkembang secara baik. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang berperan penting dalam mengembangkan dan membina kemampuan peserta didik seoptimal mungkin. Salah satu langkah positif untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional adalah dengan mengadakan penyempurnaan dalam setiap aspek pendidikan, baik pendidikan tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, maupun Sekolah Menengah Atas.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu lembaga pendidikan yang mempunyai tujuan untuk menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta


(11)

mengembangkan sikap profesional, menyiapkan siswa agar mampu memilih karier,mampu berkompetisi dan mampu mengembangkan diri, menyiapkan tenaga tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri pada saat ini maupun masa yang akan datang,dan menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif, adaptif, dan kreatif. Apapun jenis pendidikan pada sekolah menengah kejuruan tidak lain muara dari lulusannya agar mereka memiliki

kemampuan dan keterampilan di dalam bidang keahlian tertentu, selanjutnya mampu dan terampil diaplikasi untuk dunia kerja atau dunia usaha.

Mata pelajaran kewirausahaan merupakan salah satu pelajaran yang mendapat penyesuaian dari kurikulum 1994 menjadi kurikulum 1999. Kewirausahaan berasal dari kata wirausaha. Wira (dari bahasa sansekerta) artinya satria, patriot, berani, teladan danpenunjang atau pahlawan. Sedangkan usaha yang berarti upaya yaitu suatu pengerahan tenaga, penyelenggaraan, penggunaan atau segala sumber daya alam. Dengan demikian, wirausaha dapat diartikan sebagai pengerahan segala daya atau sumber daya dengan penuh keberanian.

Secara umum mata pelajaran kewirausahaan mempunyai karakteristik yang unik dan sedikit berbeda dari mata pelajaran lain. Mata pelajaran kewirausahaan bertujuan agar peserta didik dapat mengaktualisasikan diri dalam perilaku

wirausaha. Isi mata pelajaran kewirausahaan difokuskan pada perilaku wirausaha sebagai fenomena empiris yang terjadi di lingkungan peserta didik. Berkaitan dengan hal tersebut, peserta didik dituntut lebih aktif untuk mempelajari

peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungannya. Pembelajaran kewirausahaan dapat menghasilkan perilaku wirausaha dan jiwa kepemimpinan, yang sangat


(12)

terkait dengan cara mengelola usaha untuk membekali peserta didik agar dapat berusaha secara mandiri.

Mata pelajaran kewirausahaan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Memahami dunia usaha dalam kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi di lingkungan masyarakat.

2. Berwirausaha dalam bidangnya

3. Menerapkan perilaku kerja prestatif dalam kehidupannya 4. Mengaktualisasikan sikap dan perilaku wirausaha.

Ruang lingkup mata pelajaran kewirausahaan di SMK kelas XI meliputi aspek-aspeksebagai berikut.

1. Sikap dan perilaku wirausaha

2. Kepemimpinan dan perilaku prestatif 3. Solusi masalah

4. Pembuatan keputusan.

(Peraturan Menteri No.22 Tahun 2006 mengenai Tujuan dan Ruang Lingkup Mata Pelajaran Kewirausahaan)

Pelajaran kewirausahaan sangat penting mengingat salah satu misi dari SMK AL-IMAN 1 Banjar Agung adalah untuk menciptakan lulusan yang mampu

berwirausaha. Tujuan dari pelajaran kewirausahaan ialah penguasaan pengetahuan faktual tentang pemahamannya terhadap konsep-konsep kewirausahaan. Pelajaran kewirausahaan memberikan banyak pengetahuan tentang karakteristik seorang wirausaha, cara berwirausaha yang baik, dan berbagai hal tentang kewirausahaan.


(13)

Pelajaran kewirausahaan sangat memberikan bekal bagi siswa untuk bekerja secara mandiri. Oleh karena itu pemerintah menetapkan kewirausahaan sebagai mata pelajaran dalam pendidikan SMK. SMK bertujuan untuk melahirkan lulusan siap kerja, diharapkan juga dapat melahirkan wirausahawan-wirausahawan baru yang berbudi pekerti luhur, tentunya dengan dibekali keahlian sebagai

pengembangan bakat.

Tujuan mata pelajaran kewirausahaan ialah siswa tidak hanya memahami konsep-konsep tetapi juga agar peserta didik memiliki kemampuan memahami dunia usaha dalam kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi di lingkungan masyarakat.Proses belajar mengajar di sekolah-sekolah khususnya SMK seharusnya berlangsung menarik, aktivitas siswa sebagai pelajar selalu antusias dalam mengikuti setiap mata pelajaran. Namun pada kenyataanya di lapangan menunjukkan lain, kegiatan pembelajaran yang seharusnya menarik, penuh aktivitas, kreativitas dan ide-ide cemerlang belum terwujud.

Kondisi serupa juga dialami SMKAL-IMAN 1 Banjar Agung. Berdasarkan penelitian pendahuluan di SMKAL-IMAN 1 Banjar Agung pada tahun pelajaran 2011-2012 yaitu:

1) Pembelajaran masih berpusat pada guru, proses pembelajaran

kewirausahaan masih sering menggunakan metode klasikal, yaitu guru menerangkan kemudian siswa mendengar, mencatat, dan latihan. 2) Pengetahuan guru tentang metode pembelajaran masih kurang. Karena

kurangnya variasi, siswa sering merasa bosan/jenuh sehingga siswa menjadi pasif dan hasil belajarnya pun kurang maksimal. Muara kegiatan


(14)

pembelajaran adalah pencapaian tujuan pembelajaran yang tercermin pada pencapaian hasil belajar.

Sesuai dengan tujuan institusional sekolah kejuruan, maka sekolah ini

memberikan bekal bagi siswa-siswanya untuk memasuki lapangan kerja, baik bekerja sebagai pekerja maupun bekerja mandiri atau membuka usaha sendiri. Dengan demikian seharusnya tamatan sekolah kejuruan akn mampu memperoleh kesempatan kerja baik sebagai pekerja maupun usaha mandiri, dibandingkan dengan tamatan SMA, namun dalam kenyataannya banyak lulusan sekolah menengah kejuruan yang lebih bersikap sebagai pencari kerja dan memilih menganggur menunggu tersediannya lapangan kerja. Masih terhitung sedikit jumlah lulusan yang menciptakan usaha sendiri setelah menamatkan sekolah. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilakukan di SMK AL-IMAN 1 Banjar Agung dan keterangan guru bidang studi kewirausahaan, diperoleh hasil belajar yang dicapai siswa di SMK AL-IMAN 1 Banjar Agung yang umumnya kurang optimal, khususnya pada bidang studi kewirausahaan. Berdasarkan

observasi awal diperoleh data hasil ulangan umum semester genap sebagai berikut Tabel 1. Nilai Hasil Ujian Semester Genap Mata pelajaran Kewirausahaan Siswa

Kelas XISMK AL-IMAN 1 Banjar AgungTahun Pelajaran 2012/2013.

No Kelas Nilai Jumlah

siswa <70 >70

1 XI Farmasi 18 10 28

2 XI Akuntansi 17 13 30

3 XI Administrasi perkantoran 13 10 23

4 XI Pemasaran 16 7 23

Jumlah Siswa 64 40 104

% 61,53 38,46 100


(15)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari jumlah siswa kelas XI SMK AL-IMAN sebanyak 140 siswa, siswa yang memperoleh nilai di bawah70

sebanyak 64 siswa atau 61,53% dan siswa yang memperoleh nilai di atas 70 sebanyak 40 siswa atau 38,46%. Berdasarkan standar ketuntasan di SMK AL-IMAN 1 Banjar Agung bahwa siswa yang dianggap memiliki ketuntasan belajar apabila telah memperoleh nilai 70 ke atas, sehingga dapat disimpulkan bahwa 64 siswa atau 61,53% siswa belum tuntas belajar.

Hasil belajar siswa yang masih tergolong rendah disebabkan oleh beberapa faktor. Di dalam proses belajar siswa, banyak faktor yang mempengaruhi baik yang berasal dari dalam diri siswa maupun dari luar dirinya. Faktor yang ada dalam diri siswa antara lain kesehatan, cacat tubuh, intelegensi, perhatian, minat, sikap, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan. Sedangkan faktor di luar siswa antara lain lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.

Sikap merupakan salah satu faktor dari dalam diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Siswa yang memiliki sikap positif pada mata pelajaran

kewirausahaan akan belajar lebih rajin dan tekun sehinggamemungkinkan hasil belajar lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki sikap yang negatif, karna siswa yang memiliki sikap negatif terhadap mata pelajaran kewirausahaan akan cenderung malas untuk belajar.

Peran guru di dalam proses pembelajaran sangat dominan, guru aktif sedangkan siswa bersikap pasif sehingga proses pembelajaran kurang melibatkan peran siswa. Kondisi ini ditunjukkan dengan jumlah siswa yang bertanya sangat sedikit, kurang adanya keberanian untuk berpendapat yang berbeda dengan pendapat


(16)

guru, cenderung bersikap pasif dan merasa cukup menerima materi yang telah dipersiapkan oleh guru.

Selain itu, berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran, siswa SMKAL-IMAN 1 Banjar Agung masih memiliki motivasi berprestasi yang rendah. Hal ini dapat dilihat dari sikap siswa yang kurang antusias dalam belajar dan sikap terhadap tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Siswa mudah mengeluh bila guru memberikan tugas yang dirasa berat. Rendahnya motivasi berprestasi siswa membuat proses belajar menjadi terhambat, karena motivasi berprestasi merupakan daya penggerak yang ada dalam diri siswa sehingga memberi arah pada kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar yang dikehendaki. Motivasi berprestasi siswa dapat dibangun dengan memberikan suatu kepercayaan kepada siswa dalam menyelesaikan permasalahan sendiri, memberikan penghargaan terhadap pencapaian hasil belajar yang baik, dan masih banyak cara lainnya.

Atas dasar pemikiran tersebut, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh motivasi berprestasi dan sikap siswa pada pelajaran kewirausahaan terhadap hasil belajar mata pelajaran kewirausahaan siswa kelas XI di SMK AL-IMAN 1 Banjar Agung TP 2012/2013”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut.


(17)

1. Sikap siswa pada mata pelajaran kewirausahaan merupakan salah satu faktor internal yan kurang diduga berkaitan dengan pencapaian hasil belajar. 2. Proses pembelajaran tidak merangsang siswa untuk bersikap ilmiah,

sehingga siswa cenderung hanya menerima informasi dan kurang aktif dalam menerima informasi.

3. Partisipasi siswa secara aktif dalam proses pembelajaran masih sangat rendah.

4. Kurangnya motivasi dari siswa sehingga hasil belajar tidak memuaskan. 5. Kurangnya semangat berkompetisi siswa dalam proses belajar.

6. Kurangnya motivasi siswa untuk mencapai prestasi yang lebih baik.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan di atas, maka dalam penelitian ini akan dibatasi pada aspek motivasi berprestasi (X1), sikap siswa pada pelajaran kewirausahaan (X2) dan hasil belajar mata pelajaran kewirausahaan siswa kelas XI (Y).

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1. Apakah ada pengaruh motivasi berprestasi terhadap hasil belajar mata pelajaran kewirausahaan siswa kelas XI diSMK AL-IMAN 1 Banjar Agung Tahun Pelajaran 2012/2013?


(18)

2. Apakah ada pengaruh sikap siswa pada pelajaran kewirauusahaan terhadap hasi belajar mata pelajaran kewirausahaan siswa kelas XI di SMK AL-IMAN 1 Banjar Agung Tahun Pelajaran 2012/2013?

3. Apakah ada pengaruh motivasi berprestasi dan sikap siswa pada pelajaran kewirausahaan terhadap hasil belajar mata pelajaran kewirausahaan siswa kelas XI di SMK AL-IMAN 1 Banjar Agung Tahun Pelajaran 2012/2013? E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Pengaruh motivasi berprestasi terhadap hasil belajar mata pelajaran kewirausahaan siswa kelas XI diSMK AL-IMAN 1 Banjar Agung Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Pengaruh sikap siswa pada pelajaran kewirausahaan terhadap hasil belajar mata pelajaran kewirausahaan siswa kelas XI di SMK AL-IMAN 1 Banjar Agung Tahun Pelajaran 2012/2013.

3. Pengaruh motivasi berprestasi dan sikap siswa pada pelajaran

kewirausahaan terhadap hasil belajar mata pelajaran kewirausahaan siswa kelas XI di SMK AL-IMAN 1 Banjar Agung Tahun Pelajaran 2012/2013. F. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah 1. Kegunaan Teoritis

a. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai masalah yang diteliti.


(19)

b. Sebagai latihan dan pengalaman dalam mempraktekkan teori yang diterima dibangku kuliah.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi siswa agar dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran. b. Bagi sekolah sebagai masukan dalam usaha meningkatkan kualitas

peserta didik.

c. Bagi guru dan calon guru sebagai sumbangan pemikiran dalam memilih metode pembelajaran yang tepat dan efektif sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar.

d. Sebagai bahan refrensi untuk perpustakaan dan bagi semua pihak yang bermaksud melakukan penelitian lebih lanjut.

G. Ruang Lingkup Penelitian

1. Obyek Penelitian

Pada penelitian ini yang menjadi ruang lingkup objek penelitian adalah motivasi berprestasi dan sikap siswa pada pelajaran kewirausahaan terhadap hasil belajar mata pelajaran kewirausahaan.

2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMK AL-IMAN 1Banjar Agung Tulang Bawang tahun pelajaran 2012/2013.

3. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini adalah di SMK AL-IMAN 1 Banjar Agung Tulang Bawang.

4. Waktu Penelitian


(20)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

Bagian kedua ini akan membahas mengenai tinjauan pustaka, kerangka pikir, dan hipotesis. Di awali dengan analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang relevan dengan semua variabel yang diteliti. Perpaduan sintesa antara variabel satu dengan variabel yang lain yang akan menghasilkan kerangka pikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis. Adapun pembahasannya secara lebih rinci dijelaskan di bagian-bagian berikut ini.

A. Tinjauan Pustaka

1. Hasil Belajar Kewirausahaan

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Sesuai dengan pendapat Slameto (2003: 2), bahwa belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam


(21)

Sedangkan menurut J. Bruner dalam (Slameto, 2003:11) mengemukakan bahwa belajar ialah belajar tidak mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar lebih banyak dan mudah.

Menurut Skiner “belajar adalah suatu proses adaptasi (penyesuaian tingkah laku) yang berlangsung secara progresif”. Proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila ia diberi penguat (reinforcer). Jadi, hasil yang ingin dicapai dalam belajar adalah kemampuan intelektual, kemampuan kognitif, kemampuan verbal, keterampilan motorik dan sikap atau hubungan sosial yang baik.

Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan pengertian dalam arti belajar.

Menurut Slameto (2003: 54), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dibagi menjadi dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

a. Faktor-faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor ini dibagi menjadi tiga faktor yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan.

1. Faktor jasmaniah

Faktor jasmaniah terdiri dari faktor kesehatan, cacat tubuh. Agar seseorang dapat belajar dengan baik maka harus dapat menjaga kesehatan tubuhnya dengan mengatur jam kerja, belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi, dan ibadah. Keadaan cacat tubuh bisa mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya terganggu, maka perlu perlakuan khusus dengan alat bantu atau belajar di pendidikan khusus.

2. Faktor psikologis

Faktor psikologis diantaranya adalah: inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan. Dalam belajar perlu kesiapan mental tersebut.


(22)

3. Faktor kelelahan

Kelelahan dalam belajar dapat mengganggu kesehatan dan mengakibatkan kurangnya konsentrasi. Siswa harus menghindari kelelahan sehingga apa yang dipelajari dapat mengemdap dalam fikiran secara optimal.

b. Faktor-faktor Ekstern

Faktor ekstern merupakan faktor yang ada diluar individu. Faktor ekstern dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan masyarakat.

1. Faktor keluarga

Belajar yang baik dapat dilakukan apabila keadaan rumah tenang dan tentram, hubungan keluarga baik sehingga anak betah di rumah dan faktor ekonomi keluarga terpenuhi.

2. Faktor sekolah

Faktor sekolah meliputi lingkungan sekolah, metode mengajar, kurikulum, dan fasilitas-fasilitas lain yang menunjang belajar.

3. Faktor masyarakat

Faktor masyarakat meliputi teman bergaul, kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media yang memberi pengaruh baik pada siswa, lingkungan masyarakat yang positif.

Pencapaian tujuan pengajaran dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai siswa. Menurut Oemar Hamalik (2001: 30), bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut. Adapun aspek-aspek itu adalah:

1. Pengetahuan 2. Pengertian 3. Kebiasaan 4. Keterampilan 5. Apresiasi 6. Emosional 7. Hubungan sosial 8. Jasmani

9. Etis atas budi pekerti, dan 10. Sikap


(23)

(Oemar Hamalik, 2001: 30)

Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa yang diwujudkan dalam bentuk skor atau angka setelah mengikuti tes pada saat berakhirnya proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Burton dalam Hamalik (2001: 31) bahwa hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apersepsi, abilitas dan keterampilan. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto dalam (Jayanti, Dwi 2010: 23) hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan.

Hasil belajar dapat dikatakan tuntas apabila telah memenuhi kriteria ketuntasan maksimum yang ditetapkan oleh masing-masing guru mata pelajarannya. Dimana hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dapat dikelompokkan dalam beberapa kategori yang dikemukakan Bloom dalam (http://mudjiono.wimamadiun.com/materi/deskripsi.pdf), prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dapat dikelompokkan menjadi tiga kawasan, yaitu:

1. Kognitif

2. Afektif

3. Psikomotorik

Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa hasil belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari pembelajaran disekolah dan bukti dari pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan secara maksimal yang dinyatakan dalam bentuk skor.


(24)

Secara umum mata pelajaran kewirausahaan mempunyai karakteristik yang unik dan sedikit berbeda dari mata pelajaran lain. Mata pelajaran kewirausahaan bertujuan agar peserta didik dapat mengaktualisasikan diri dalam perilaku

wirausaha. Isi mata pelajaran kewirausahaan difokuskan pada perilaku wirausaha sebagai fenomena empiris yang terjadi di lingkungan peserta didik. Berkaitan dengan hal tersebut, peserta didik dituntut lebih aktif untuk mempelajari

peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungannya. Pembelajaran kewirausahaan dapat menghasilkan perilaku wirausaha dan jiwa kepemimpinan, yang sangat terkait dengan cara mengelola usaha untuk membekali peserta didik agar dapat berusaha secara mandiri.

Mata pelajaran kewirausahaan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Memahami dunia usaha dalam kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi di lingkungan masyarakat.

2. Berwirausaha dalam bidangnya

3. Menerapkan perilaku kerja prestatif dalam kehidupannya 4. Mengaktualisasikan sikap dan perilaku wirausaha

Ruang lingkup mata pelajaran kewirausahaan di SMK kelas XI meliputi aspek-aspeksebagai berikut.

1. Sikap dan perilaku wirausaha

2. Kepemimpinan dan perilaku prestatif 3. Solusi masalah

4. Pembuatan keputusan.

(Peraturan Menteri No.22 Tahun 2006 mengenai Tujuan dan Ruang Lingkup Mata Pelajaran Kewirausahaan)


(25)

Menurut Robin kewirausahaan adalah suatu proses seseorang guna mengejar peluang- peluang memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui inovasi, tanpa memperhatikan sumber daya yang mereka kendalikan.Zimmerer mengartikan kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha). (Kasmir,2006:17)

Tujuan Pendidikan kewirausahaan di SMK ialah bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lanjut. Agar dapat bekerja secara efektif dan efisien serta mengembangkan keahlian dan keterampilan, mereka harus

memiliki:stamina yang tinggi, menguasai bidang keahliannya dan dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi,dan mampu berkomunikasi sesuai dengan tuntutan pekerjaannya, serta memiliki kemampuan mengembangkan diri.

Ruang Lingkup mata pelajaran Kewirausahaan di SMK kelas XI semester genap ialah juga tentang menerapkan jiwa kepemimpinan. Dan salah satu kompetensi dasarnya ialah menunjukkan sikap pantang menyerah dan ulet. Sikap pantang menyerah dan ulet dapat ditunjukkan dengan kegiatan usaha yang dilakukan dengan semangat, tidak putus asa, selalu ingin maju, dan selalu mencarisesuatu yang baru sesuai dengan instrumen yg telah ditetapkan.

Sedangkan definisi kewirausahaan menurut Inpres No. 4 Tahun 1995

Kewirausahaan adalah semangat, sikap dan prilaku, dan kemampuan seseorang


(26)

menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan

meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih atau

memperoleh keuntungan yang lebih besar.

Berdasarkan definisi di atas maka pandangan umum seorang Enterpreneur adalah seorang penemu bisnis yang sekali baru dan mampu mengembangkan menjadi perusahaan yang mencapai sukses. Sedangkan menurut Schiunpeter yang dapat digolongkan menjadi wirausaha adalah seorang inovator, sebagai individu yang memiliki naluri untuk melihat materi sedemikian rupa dan kemudian terbukti benar mempunyai semangat, kemampuan, dan pikiran untuk menaklukkan cara berfikir lamban.

2. Motivasi Berprestasi

Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang artinya menggerakkan, sedangkan menurut pendapat Sardiman (2007: 75) motivasi ialah keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

Motivasi erat kaitannya dengan suatu tujuan. Munculnya motivasi mempengaruhi adanya kegiatan untuk pencapaian suatu tujuan. Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi menurut Sardiman (2007: 85)

1) Mendorong manusia untuk berbuat. 2) Menentukan arah perbuatan.


(27)

Motivasi menurut Sumadi Suryabarata adalah suatu keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai tujuan. Sementara itu Gates dan kawan-kawan mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mengatur tindakannya dengan cara tertentu. dalam (

Djaali,2008:130)

Mc. Clelland dalam Hasibuan (2003: 162) mengelompokkan tiga kebutuhan manusia yang dapat memberikan motivasi, yaitu

1. Kebutuhan akan prestasi (need for achievement = n. Ach) merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang yang akan mendorong seseorang untuk mengembangkan kreativitas dan

mengarahkan semua kemampuan yang dimiliki demi mencapai prestasi kerja.

2. Kebutuhan akan afiliasi (need for affiliation = n. Aff.) merupakan daya penggerak yang akan memotivasi semangat bekerja seseorang.

3. Kebutuhan akan kekuasaan ( need for power = n. Pow.) merupakan daya penggerrak yang memotivasi semangat serta mengarahkan semua

kemampuan demi mencapai kekuasaan yang terbaik dalam organisasi. Kebutuhan berprestasi (need fo achievement) adalah perilaku atau usaha untuk mencapai keberhasilan dalam suatu ukuran keunggulan. Selanjutnya kebutuhan untuk berprestasi didefinisikan menjadi empat karakter, yaitu:

1. Mempunyai keinginan yang kuat untuk bertanggung jawab pada dirinya dalam menyelesaikan masalah dan tugas-tugas yang dibebankan

padanya.

2. Mempunyai kecenderungan menetapkan tujuan-tujuan dan prestasi yang lebih sulit dan menghitung risikonya.

3. Mempunyai keinginan kuat untuk berkonsentrasi dalam tugas-tugas dan 4. Berfikir dalam menyelesaikan tugas.


(28)

Menurut McClelland yang dikutip oleh Djaali (2008:132) motivasi Berprestasi adalah suatu kondisi fisologis dan psikologis (kebutuhan untuk berprestasi) yang terdapat dalam diri siswa yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan tertentu (berprestasi setinggi mungkin). Bila kemauan itu terkait dengan masalah belajar, dimana dalam diri seseorang munbutuhan akan keberhasilan dalam belajar, maka akan timbul energi dalam dirinya untuk

bergerak melakukan pekerjaan-pekerjaan yang mengarah pada pencapaian tujuan belajar. Bila kemauannya besar, maka akan menimbulkan dorongan yang kuat. Dalam kondisi inilah maka seseorang dikatakan memiliki motivasi berprestasi tinggi.

McClelland dalam “The Encyclopedia Dictionary of Psychology” yang disusun oleh Hare dan Lamb dalam ( Djaali, 2008:133) mengungkapkan bahwa motivasi berprestasi merupakan suatu motivasi yang berhubungan dengan pencapaian standar kepandaian atau standar keahlian. Sedangkan menurut Heckhausen dalam (Djaali,2008: 133), motivasi berprestasi adalah suatu dorongan yang terdapat dalam diri siswa sehingga ia selalu berusaha dan berjuang untuk meningkatkan atau memelihara kemampuannya setinggi mungkin dalam semua aktivitas dengan menggunakan standar keunggulan.

Standar keunggulan ini, menurut Heckhausen terbagi atas tiga komponen yaitu standar keunggulan tugas, standar keunggulan diri, dan standar keunggulan siswa lain. Standar keunggulan tugas adalah standar yang berhubungandengan

pencapaian tugas sebaik-baiknya. Standar keunggulan diri adalah standar yang berhubungan dengan pencapaian prestasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan


(29)

prestasi yang pernah dicapai selama ini. Sedangkan standar keunggulan siswa lain adalah standar keunggulan yang berhubungan dengan pencapaian prestasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan prestasi yang dicapai siswa lain (misalnya teman sekelas)

Djaali (2008:150) juga berpendapat bahwa motivasi berprestasi adalah motivasi seseorang untuk berbuat lebih baik dari apa yang pernah dibuat atau diraih sebelumnya maupun yang dibuat atau diraih orang lain. Orang-orang yang

memiliki dorongan ini akan berkembang dan tumbuh, serta ingin maju menelusuri tangga keberhasilan.Karakteristik individu yang motivasi berprestasinya tinggi menurut Johnson, Schwitzgebel dan Kalb dalam ( Djaali, 2008: 141) yaitu:

1. Menyukai situasi atau tugas-tugas yang menuntut tanggung jawab pribadi atas hasil-hasilnya dan bukan atas dasar untung-untungan, nasib, atau kebetulan.

2. Memilih tujuan yang realistik tapi menantang, daripada tujuan-tujuan yang terlalu mudah dicapai atau terlalu besar risikonya.

3. Mencari situasi atau pekerjaan dimana ia memperoleh umpan balik dengan segera dan nyata untuk menentukan baik atau tidaknya hasil pekerjaanya.

4. Senang bekerja sendiri dan bersaing untuk mengungguli orang lain. 5. Mampu menangguhkan pemuasan keinginannya demi masa depan yang

lebih baik.

6. Tidak tergugah untuk sekedar mendapatkan uang, status, atau keuntungan lainnya, ia akan mencarinya apabila hal-hal tersebut merupakan lambang suatu prestasi, suatu ukuran keberhasilan. Motivasi berprestasi merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan dalam belajar. Besar kecilnya pengaruh tersebut tergantung pada intensitasnya. Klausmeier dalam ( Djaali: 2008: 142) menyatakan bahwa perbedaan dalam intensitas motivasi berprestasi (need to achieve) ditinjukan dalam berbagai tingkatan prestasi yang dicapai oleh berbagai individu. Pengaruh motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar, tergantung kondisi lingkungan


(30)

misalnya guru, orang tua dan kondisi murid itu sendiri. Dalam hubungan ini yang dikutip oleh Djaali mengatakan sebagai berikut:

“The theory of achievement motivation....does not say that there should be a general relationship between achievement motivation and academic performance.

On the contrary, it states that under certain conditions, there will be a strong relationship, under other conditions there will be no relationship”.

Memperhatikan pendapat di atas bahwa siswa yang motivasi berprestasinya tinggi hanya akan mencapai prestasi akademis yang tinggi apabila:

1. Rasa takutnya akan kegagalan lebih rendah daripada keingintahuannya untuk berhasil.

2. Tugas-tugas didalam kelas cukup memberikan tantangan, tidak terlalu mudah tapi juga tidak terlalu sukar, sehingga memberikan kesempatan untuk berhasil. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi adalah daya keadaan yang ada dalam diri seseorang yang timbul karena adanya suatu kebutuhan yang ada dalam diri seseorang karena adanya suatu kebutuhan untuk mencapai kesuksesan dan kebutuhan untuk menghindari kegagalan yang ditandai oleh antusiasme belajar, tekun dan kemauan keras untuk belajar, gemar belajar materi pelajaran, mempunyai gairah untuk belajar, mempunyai rasa senang dalam belajar, adanya suka kerja sama, dan selalu ingin tahu terhadap sesuatu.

3. Sikap Siswa Tentang Pelajaran Kewirausahaan

(http://bisnis3x.blogspot.com/2009/10/pengertian-sikap-dan-perilaku.html) mendefinisikan sikap adalah perasaan seseorang tentang obyek, aktivitas, suka


(31)

atau tidak sukanya (positif, negatif, atau netral) seseorang pada sesuatu. Sri Utami Rahayuningsih( http://bisnis3x.blogspot.com/2009/10/pengertian-sikap-dan-perilaku.html) mengemukakan sikap (attitude) adalah suatu bentuk dari perasaan,

yaitu perasaan mendukung atau memihak (favourable) maupun perasaan tidak mendukung (unfavourable) pada suatu objek atau sikap merupakan konstelasi komponen-komponen kognitif, afektif, dan konatif yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap suatu objek di lingkungan sekitarnya.

Secara umum sikap dapat diartikan suatu kecenderungan untuk bereaksi dengan cara tertentu terhadap suatu perangsang atau situasi yang dihadapi. Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atu merespon dengan cara relative tetap pada objek orang, barang dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif”. “Sikap adalah produk dari proses sosialisasi dimana seseorang bereaksi sesuai dengan rangsangan yang diterimanya.

Isnaini (2010: 69) sikap adalah kesiapan seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu. Sikap siswa yang positif terhadap mata pelajaran di sekolah merupakan langkah awal yang baik dalam proses belajar mengajar di sekolah.Sikap menentukan bagaimana individu dalam kehidupan. “sikap selalu berkenaan dengan suatu objek, dan sikap terhadap suatu objek disertai dengan perasaan positif atau negatif” (Slameto, 2003:188). Seseorang yang memiliki sikap positif terhadap suatu objek yang bernilai dalam pandangannya, dan ia akan bersikap negatif terhadap objek yang dianggapnya tidak bernilai atau juga

merugikan bagi dirinya. Sikap ini kemudian mendorong ke arah sejumlah perbuatan yang satu sama lainnya berhubungan.Informasi merupakan kondisi


(32)

pertama untuk sebuah sikap. Jika berdasarkan informasi itu timbul perasaan positif atau negatif terhadap objek dan menimbulkan kecenderungan untuk bertingkah laku, maka terbentuklah sikap.

Ahmadi (1999:164), mengemukakan pengertian sikap sebagai berikut:

“Sikap adalah kesiapan merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap objek atau situasi secara konsisten”. Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa sikap adalah konsep yang membantu kita untuk memahami tingkah laku.

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa sikap adalah reaksi atau evaluasi dari suatu rangsangan tertentu yang menghasilkan adanya kecenderungan bertindak atau bertingkah laku yang bersifat menerima atau menolak suatu objek.

Informasi merupakan kondisi pertama untuk sebuah sikap. Jika berdasarkan informasi itu timbul perasaan positif atau negatif terhadap objek dan

menimbulkan kecenderungan untuk bertingkah laku, maka terbentuklah sikap. Sikap seseorang dapat terbentuk melalui bermacam cara, antara lain:

1. Melalui pengalaman yang berulang-ulang, atau dapat pula melalui suatu pengalaman yang disertai perasaan yang mendalam (pengalaman traumatik). 2. Melalui imitasi

Peniruan dapat terjadi tanpa disengaja, dapat pula dengan sengaja. Dalam hal terakhir individu harus mempunyai minat dan rasa kagum terhadap mode, di samping itu diperlukan pula pemahaman dan kemampuan untuk mengenal dan mengingat model yang hendak ditiru; peniruan akan terjadi lebih lancar bila dilakukan secara kolektif daripada perorangan.


(33)

Di sini seseorang membentuk suatu sikap terhadap objek tanpa suatu alasan dan pemikiran yang jelas, tapi semata-mata karena pengaruh yang datang dari seseorang atau sesuatu yang mempunyai wibawa dalam pandangannya. 4. Melalui identifikasi

Di sini seseorang meniru orang lain atau suatu organisasi terutama yang dianggap memiliki keterkaitan emosional dengan individu tersebut. Sifat meniru tersebut lebih banyak dalam hal menyamai. Misalnya, siswa dengan guru,pengikut dengan pemimpin, anak dengan ayah. (Slameto, 2003: 189)

Pendapat Trow “sikap sebagai suatu kesiapan mental atau emosional dalam beberapa jenis tindakan pada situasi yang tepat”. (Djaali, 2008:114)

Berdasarkan pengertian tersebut, bahwa sikap adalah kesiapan mental atau emosional yang direalisasikan dalam bentuk tindakan pada situasi yang tepat. Siswa yang memiliki kesiapan mental dalam belajar ia akan bersikap mendukung (senang, menerima) terhadap mata pelajaran kewirausahaan dan akan

menunjukkan tindakan-tindakan yang berbeda dengan siswa yang bersikap tidak mendukung (menolak, benci) terhadap mata pelajaran kewirausahaan.

Adapun ciri-ciri sikap yang yaitu:

1. Sikap adalah sesuatu yang tidak dibawa sejak lahir

2. Sikap selalu ada hubungannya antara individu dengan objek 3. Sikap dapat tertuju kepada satu objek dan sekumpulan objek

4. Sikap dapat berlangsung dalam jangka waktu lama atau hanya sementara 5. Sikap mengandung faktor atau motif

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa seseorang memiliki sikap yang berbeda-beda dan dapat berubah-ubah, misalnya pendapat siswa tentang pelajaran kewirausahaan, ada yang menyukai pelajaran kewirausahaan ada yang tidak menyukai pelajaran kewirausahaan, terkadang menyukai dan terkadang tidak menyukai, akan didapat beragam sikap terhadap pelajaran kewirausahaan.


(34)

Sikap siswa terhadap mata pelajaran kewirausahaan akan berwujud dalam bentuk perasaan senang atau tidak senang, setuju atau tidak setuju, suka atau tidak suka terhadap hal-hal tersebut. Sikap seperti itu akan berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Sesuatu yang menimbulkan rasa senang cenderung untuk diulang, pengulangan ini penting untuk mengukuhkan hal-hal yang telah dipelajari. (Djaali, 2008:116)

Seorang siswa yang bersikap mendukung atau menyukai pelajaran kewirausahaan akan menunjukkan sikap yang berbada dengan siswa yang tidak menyukai

pelajaran kewirausahaan. Siswa yang bersikap positif atau mendukung terhadap suatu mata pelajaran tertentu akan membantu siswa itu senduri dalam mengikuti dan menyerap materi pelajaran yang diberikan guru. Sikap positif yang dimiliki seseorang terhadap suatu objek merupakan titik awal munculnya tindakan-tindakan positif, misalnya siswa cenderung lebih giat membaca, berlatih soal, mempelajari kembali pelajaranyang telah diperoleh dan berusaha meningkatkan prestasinya. Hal ini selaras dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Wingkel, yaitu bahwa perasaan tidak senangakan menghambat menerima pelajaran karena tidak melahirkan sikap yang positif.

Sikap siswa terhadap mata pelajaran kewirausahaan dalam belajar ikut menentukan intensitas kegiatan belajar. Sikap siswa terhadap mata pelajaran kewirausahaan yang positif akan menimbulkan intensitas kegiatan yang lebih tinggi dibanding dengan sikap siswa terhadap mata pelajarankewirausahaan yang negatif. Sikap siswa terhadap mata pelajaran kewirausahaan yang positif berkaitan erat dengan minat dan motivasi. Oleh karena itu, apabila faktor lainnya sama, siswa yang memiliki sikap positif terhadap mata pelajaran kewirausahaan akan


(35)

belajar lebih aktif dan dengan demikian akan memperoleh hasil yang lebih baik dibandingkan siswa yang memiliki sikap negatif terhadap mata pelajaran ekonomi. (Djaali, 2008:117)

Rina (2010: 12), sikap mengandung tiga komponen, yaitu: 1. Kognitif (konseptual)

Yaitu komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan dan keyakinan yang berkaitan dengan bagaimana orang mempersepsi objek sikap.

2. Afektif (emosional)

Yaitu yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap.

3. Konatif (prilaku atau action componan)

Yaitu komponen yang berkaitan dengan kecenderungan untuk berprilaku terhadap objek sikap.

Menurut Ahmadi (1999:162), tiap-tiap sikap memiliki 3 aspek, yaitu: 1. Aspek kognitif

Yaitu yang berhubungan dengan gejala mengenal pikiran, ide dan konsep 2. Aspek afektif

Yaitu yang menyangkut tentang perasaan-perasaan tertentu yang menujuk pada dimensi emosional

3. Aspek konatif

Yaitu yang berwujud proses kecenderungan untuk berbuat sesuatu atau bertingkah laku.

Ahmadi (1999:171) juga menjelaskan tentang faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sikap, yaitu:

1. Faktor interen

Faktor ini merupakan faktor yang terdapat dalam pribadi manusia itusendiri. Faktor ini berupa selectivity atau daya pilih seseorang untuk menerima dan mengelolah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar. 2. Faktor eksteren

Faktor yang terdapat di luar individu yang berupa rangsangan atau stimulus untuk membentuk atau mengubah sikap.


(36)

Untuk melihat lebih lanjut mengenai sikap belajar sebenarnya ada sesuatu yang melatarbelakangi mengapa siswa mengambil sikap. Hal ini berkaitan erat dengan fungsi sikap, yaitu sebagai berikut:

1. Sikap sebagai instrument atau alat untuk mencapai tujuan (instrumental function).

2. Sikap sebagai pertahanan ego. 3. Sikap sebagai ekspresi nilai. 4. Sikap sebagai fungsi pengetahuan.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan atau berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Vera Septyanita (2010) dengan judul “ Pengaruh persepsi siswa tentang mata pelajaran kewirausahaan dan pendidikan sistem ganda (PSG) terhadap minat berwiraswasta siswa kelas XI di SMK 2 Mei Bandar Lampung Tahun Pelajaran 200?2010”. Menyatakan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang mata pelajaran kewirausahaaan dan pendidikan sistem ganda (PSG) terhadap minat berwiswasta siswa kelas XI di SMK 2 Mei Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009?2010. Besarnya hubungan tersebut adalah r = 0,692.

2. Oki Osaka (2008) dengan judul “Pengaruh sikap siswa tentang pelajaran ekonomi dan persepsi siswa tentang kompetensi guru terhadap prestasi belajar ekonomi kelas XI IPS semester ganjil SMA Negeri 1 Kotagajah Tahun Pelajaran 2007/2008”. Menyatakan bahwa ada hubunga yang positif dan signifikan antara kesiapan belajar dan


(37)

cara belajar dengan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS semester ganjil SMA Negeri 1 Kotagajah Tahun Pelajaran 2007/2008. Besarnya hubungan tersebut adalah r = 0,552.

C. Kerangka Pikir

1. Pengaruh motivasi berprestasi terhadap hasil belajar mata pelajaran kewirausahaan

Motivasi berprestasi adalah suatu kondisi fisologis dan psikologis (kebutuhan untuk berprestasi) yang terdapat dalam diri siswa yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan tertentu (berprestasi setinggi mungkin).Bila kemauan itu terkait dengan masalah belajar, dimana dalam diri seseorang munbutuhan akan keberhasilan dalam belajar, maka akan timbul energi dalam dirinya untuk bergerak melakukan pekerjaan-pekerjaan yang mengarah pada pencapaian tujuan belajar. Bila kemauannya besar, maka akan menimbulkan dorongan yang kuat. Dalam kondisi inilah maka seseorang dikatakan memiliki motivasi berprestasi tinggi.

Motivasi menurut Sumadi Suryabarata adalah suatu keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai tujuan. Sementara itu Gates dan kawan-kawan mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mengatur tindakannya dengan cara tertentu. dalam ( Djaali,2008:130)


(38)

Mc. Clelland dalam Hasibuan (2003: 162) mengelompokkan tiga kebutuhan manusia yang dapat memberikan motivasi, yaitu

1. Kebutuhan akan prestasi (need for achievement = n. Ach) merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang yang akan mendorong seseorang untuk mengembangkan kreativitas dan

mengarahkan semua kemampuan yang dimiliki demi mencapai prestasi kerja.

2. Kebutuhan akan afiliasi (need for affiliation = n. Aff.) merupakan daya penggerak yang akan memotivasi semangat bekerja seseorang.

3. Kebutuhan akan kekuasaan ( need for power = n. Pow.) merupakan daya penggerrak yang memotivasi semangat serta mengarahkan semua kemampuan demi mencapai kekuasaan yang terbaik dalam organisasi. McClelland dalam “The Encyclopedia Dictionary of Psychology” yang disusun oleh Hare dan Lamb dalam ( Djaali, 2008: 133) mengungkapkan bahwa motivasi berprestasi merupakan suatu motivasi yang berhubungan dengan pencapaian standar kepandaian atau standar keahlian. Sedangkan menurut Heckhausen dalam (Djaali,2008: 133), motivasi berprestasi adalah suatu dorongan yang terdapat dalam diri siswa sehingga ia selalu berusaha dan berjuang untuk meningkatkan atau memelihara

kemampuannya setinggi mungkin dalam semua aktivitas dengan menggunakan standar keunggulan.

Standar keunggulan ini, menurut Heckhausen terbagi atas tiga komponen yaitu standar keunggulan tugas, standar keunggulan diri, dan standar keunggulan siswa lain. Djaali (2008: 150) juga berpendapat bahwa motivasi berprestasi adalah motivasi seseorang untuk berbuat lebih baik dari apa yang pernah dibuat atau diraih sebelumnya maupun yang dibuat atau diraih orang lain. Orang-orang yang memiliki dorongan ini akan berkembang dan tumbuh, serta ingin maju menelusuri tangga keberhasilan.


(39)

Motivasi berprestasi merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan dalam belajar. Besar kecilnya pengaruh tersebut tergantung pada intensitasnya. Klausmeier dalam ( Djaali: 2008: 142) menyatakan bahwa perbedaan dalam intensitas motivasi berprestasi (need to achieve) ditinjukan dalam berbagai tingkatan prestasi yang dicapai oleh berbagai individu. Pengaruh motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar,

tergantung kondisi lingkungan misalnya guru, orang tua dan kondisi murid itu sendiri.

1. Sikap siswa pada mata pelajaran kewirausahaan terhadap belajar mata pelajaran kewirausahaan

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atu merespon dengan cara relative tetap pada objek orang, barang dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif.

Isnaini (2010: 69), sikap adalah kesiapan seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu. Sikap siswa yang positif terhadap mata pelajaran di sekolah merupakan langkah awal yang baik dalam proses belajar mengajar di sekolah.Sikap menentukan bagaimana individu dalam kehidupan. “sikap selalu berkenaan dengan suatu objek, dan sikap

terhadap suatu objek disertai dengan perasaan positif atau negatif”

(Slameto, 2003:188). Seseorang yang memiliki sikap positif terhadap suatu objek yang bernilai dalam pandangannya, dan ia akan bersikap negatif terhadap objek yang dianggapnya tidak bernilai atau juga merugikan bagi dirinya. Sikap ini kemudian mendorong ke arah sejumlah perbuatan yang satu sama lainnya berhubungan.Informasi merupakan kondisi pertama


(40)

untuk sebuah sikap. Jika berdasarkan informasi itu timbul perasaan positif atau negatif terhadap objek dan menimbulkan kecenderungan untuk bertingkah laku, maka terbentuklah sikap.

Ahmadi (1999:164), mengemukakan pengertian sikap sebagai berikut: “Sikap adalah kesiapan merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap objek atau situasi secara konsisten”. Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa sikap adalah konsep yang membantu kita untuk memahami tingkah laku.

Sikap siswa terhadap mata pelajaran kewirausahaan akan berwujud dalam bentuk perasaan senang atau tidak senang. Siswa yang memiliki perasaan senang akan bersikap positif terhadap mata pelajaran kewirausahaan. Dengan demikian, siswa lebih mudah menerima materi yang disampaikan oleh guru. Sedangkan siswa yang memiliki perasaan tidak senang akan memiliki sikap negatif terhadap mata pelajaran kewirausahaan sehingga mereka akan sulit untuk memahami materi yang disampaikan oleh guru mata pelajaran.

Sikap siswa terhadap mata pelajaran kewirausahaan yang positif akan menimbulkan intensitas kegiatan yang lebih tinggi dibanding sikap siswa terhadap mata pelajaran kewirausahaan yang negatif. Dengan demikian, siswa yang memiliki sikap positif terhadap mata pelajaran kewirausahaan mereka cenderung untuk suka atau senang terhadap mata pelajaran tersebut sehingga hasil belajarnya pun maksimal. Sebaliknya, siswa yang


(41)

memiliki sikap negatif terhadap mata pelajaran kewirausahaan, mereka cenderung tidak suka, menolak, dan tidak senang untuk mengikuti proses belajar mengajar. Hal ini menyebabkan siswa malas untuk belajar sehingga hasil belajar mereka pun akan kecil.

2. Terdapat pengaruh motivasi berpestasi dan sikap siswa pada pelajaran kewirausahaan terhadap hasil belajar mata pelajaran kewirausahaan

Siswa yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi dan memiliki sikap yang positif terhadap mata pelajaran kewirausahaan akan lebih mudah mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Sedangkan, siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah dan memiliki sikap yang negatif terhadap mata pelajaran kewirausahaan akan sulit mendapatkan hasil belajar yang maksimal.

Dengan demikian, keterkaitan antara motivasi berprestasi dan sikap siswa tentang pelajaran kewirausahaan terhadap hasil belajar mata pelajaran

kewirausahaandapat dirumuskan dalam kerangka pikir sebagai berikut:

Gambar 1. Model teoritis pengaruh variabel X1, X2 dan X3 terhadap Y (Sugiyono,2005: 39).

Motivasi Berprestasi(X1)

Hasil belajar Mata Pelajaran kewirausahaan (Y)

Sikap siswa pada pelajaran kewirausahaan (X2)

r 1

R


(42)

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikir diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini yaitu

1. Ada pengaruh motivasi berprestasi terhadap hasil belajar mata pelajaran kewirausahaan siswa kelas XI di SMK AL-IMAN 1 Banjar Agung Tulang Bawang Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Ada pengaruh sikap siswa pada pelajaran kewirausahaan terhadap hasil belajar mata pelajaran kewirausahaansiswa kelas XI di SMK AL-IMAN 1 Banjar Agung Tulang Bawang Tahun Pelajaran 2012/2013.

3. Ada pengaruh motivasi berprestasi dan sikap siswa pada pelajaran

kewirausahaan terhadap hasil belajar mata pelajaran kewirausahaan siswa kelas XI di SMK AL-IMAN 1 Banjar Agung Tulang Bawang Tahun Pelajaran 2012/2013.


(43)

III. METODE PENELITIAN

Bagian ketiga ini akan membahas beberapa hal mengenai pendekatan penelitian, populasi, sampel, teknik pengambilan sampel dan variabel penelitian. Hal lain yang perlu juga dibahas dalam bab ini antara lain definisi operasional variabel, teknik pengumpulan data, uji persyaratan instrument, teknik analisis data, uji kelinieran dan uji hipotesis. Adapun pembahasannya akan dijelaskan lebih rinci berikut ini.

A. Pendekatan Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan pendekatan ex post facto. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berdasarkan data yang ada di tempat penelitian sehingga menggunakan

pendekatan ex post facto dan survey. Penelitian dengan pendekatan ex post facto

merupakan penelitian yang meneliti peristiwa yang telah terjadi dengan merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut (Sugiyono, 1999: 7).

Sedangkan metode survey adalah metode yang digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu dimana peneliti melakukan perlakuan dalam

pengumpulan data , misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur, dan sebagainya ( Sugiyono, 2011: 12)


(44)

B. Populasi dan Sampel

Bagian ini akan mengemukakan secara lebih rinci tentang populasi dan sampel dalam penelitian ini. Pada pembahasan sampel akan dibagi tentang teknik penentuan besarnya sampel dan teknik pengambilan sampel tersebut. Adapun penjelasannya lebih rinci akan dijelaskan berikut ini.

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI di SMK AL-IMAN 1 Tulang Bawang Banjar Agung Tahun Pelajaran 2011/2012 sebanyak 4 kelas dengan jumlah siswa keseluruhan 104 siswa.

Tabel 2. Jumlah Siswa Kelas XI Di SMK AL-IMAN 1 Banjar Agung Tulang Bawang Tahun Pelajaran 2011/2012 .

No Kelas Jumlah siswa yang

menjadi populasi

1. XI Farmasi 28

2. XI Akuntansi 30

3. XI Administrasi perkantoran 23

4. XI Pemasaran 23

Jumlah Siswa 104

Sumber: Tata Usaha SMK AL-IMAN 1 Banjar Agung Tulang Bawang Tahun Pelajaran 2011/2012 .


(45)

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010: 297). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Taro Yamane dengan rumus sebagai berikut:

n =

Keterangan: n = jumlah sampel N = jumlah populasi d = tingkat signifikansi (Sugiyono, 2004: 65)

Berdasarkan rumus di atas, besarnya sampel dalam penelitian ini dihitung sebagai berikut:

n =

n = 82,53 dibulatkan menjadi 82 orang siswa.

Jadi, banyaknya sampel dalam penelitian ini sebesar 82 orang siswa.


(46)

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah probability sampling dengan menggunakan

simple random sampling. Teknik ini merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2011: 120).

Untuk menentukan besarnya sampel pada setiap kelas dilakukan dengan alokasi proporsional agar sampel yang diambil lebih proporsional. Hal ini dilakukan dengan cara:

Jumlah sampel tiap kelas = Xjumlah siswa tiap kelas Tabel 3. Perhitungan Jumlah Sampel Untuk Masing-Masing Kela

Kelas Perhitungan Pembulatan

XI Farmasi 82/104*28=22,07 22

XI Akuntansi 82/104*30=23,65 24

XI Administrasi perkantoran 82/104*23=18,13 18

XI Pemasaran 82/104*23=18,13 18

Jumlah Siswa 82

Penentuan siswa yang dijadikan sampel tiap kelas dilakukan dengan cara undian. Cara undian merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan dalam menarik sampel dengan menggunakan simple random sampling.

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 60).


(47)

Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah 1. Variabel bebas (Independent Variable)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah persepsi siswa tentang pembelajaran kewirausahaan (X1), sikap siswa pada pembelajaran kewirausahaan (X2).

2. Variabel terikat (Dependent Variable).

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar mata pelajaran kewirausahaan (Y).

D. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional

1. Hasil Belajar Mata Pelajaran Kewirausahaan

Hasil belajar kewirwusahaan adalah kemampuan kewirausahaan dalam ranah kognitif yang dimiliki siswa sebagai hasil dari proses belajar mengajar

kewirausahaan selama kurun waktu tertentu berdasarkan tujuan instrukisonal tertentu dengan mengacu kepada garis-garis besar program pengajaran kewirausahaan SMK kelas XI.

Hasil belajar kewirausahaan adalah skor kewirausahaan siswa dari suatu pengetesan dengan menggunakan tes hasil belajar kewirausahaan yang

disususn berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Skor tersebut mencerminkan kemampuan kewirausahaan siswa dalam ranah kognitif dari hasil belajar kewirausahaan siswa kelas SMK kelas XI.


(48)

2. Motivasi Berprestasi

Motivasi berprestasi adalah daya penggerak atau dorongan untuk melakukan aktivitas dengan menentukan tindakan yang hendak dilakukan dalam belajar untuk mencapai kemampuan sesuai dengan tujuan yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran

Motivasi berprestasi adalah daya keadaan yang ada dalam diri seseorang yang timbul karena adanya suatu kebutuhan yang ada dalam diri seseorang karena adanya suatu kebutuhan untuk mencapai kesuksesan dan kebutuhan untuk menghindari kegagalan yang ditandai oleh antusiasme belajar, tekun dan kemauan keras untuk belajar, gemar belajar materi pelajaran, mempunyai gairah untuk belajar, mempunyai rasa senang dalam belajar, adanya suka kerja sama, dan selalu ingin tahu terhadap sesuatu.

Kisi-kisi angket motivasi berprestasi Variabel

Penelitian

Indikator Sub Indikator Skala No Item Motivasi Berprestasi 1. Dorongan yang berasal dari diri siswa untuk berprestasi a. Keinginan memperoleh pengetahuan dan keterampilan b. Berusaha untuk

unggul

c. Menyukai situasi-situasi yang menuntut tanggung jawab pribadi

d. Memiliki tujuan jelas dan

menantang e. Selalu merasa

interval 3,4,5,6.8,16, 17,20 15,,23,24,25 ,26,27,28 39 1,2,32,33,34 ,40


(49)

2. Dorongan yang berasal dari luar individu siswa untuk berprestasi optimis dalam menghadapi persoalan

f. Menyukai respon terhadap pekerjaan yang telah dilakukan untuk mengetahui baik tidaknya hasil pekerjaanya

a. Adanya ganjaran berupa kegagalan atau rasa takut akan kegagalan b. Pemberian nilai

atau hadiah atas prestasi yang diraih

c. Senang memperoleh pujian dari apa yang dikerjakan 9,13,18,19 12,14,17,29 21,22,33,35, 36 10 30,31

3. Sikap Siswa Tentang Pelajaran Kewirausahaan

Sikap adalah kesiapan seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu. Sikap siswa yang positif terhadap mata pelajaran di sekolah merupakan langkah awal yang baik dalam proses belajar mengajar di sekolah. 3. Sikap Siswa Pada Pelajaran Kewirausahaan

Sikap siswa terhadap mata pelajaran kewirausahaan merupakan respon siswa terdapat mata pelajaran kewirausahaan yang dicerminkan dalam tiga dimensi yaitu kognitif, afektif dan konatif.


(50)

Kisi-kisi angket sikap siswa pada pelajaran kewirausahaan Variabel

Penelitian

Indikator Sub Indikator Skala No Item Sikap Siswa Pada Pelajaran Kewirausahaan  Kognitif  Afektif  Konatif

1. Respon siswa terhadap materi yang

disampaikan

2. Keyakinan siswa untuk menerima materi yang deberikan

1. Reaksi yang menunjukan rasa senang belajar 2. Reaksi yang

menunjukan rasa tidak senang belajar

1. Reaksi yang

menunjukan prilaku yangtidak baik pada siswa dalam menerima pelajaran

2. Sikap positif belajar siswa yang sungguh-sungguh menunjukan rasa suka siswa pada pelajaran

Interval 1,2,3,4,5, 9,10,11,1 2,13 6,7,8,11, 14 15,16,20, 24,27 17,18,19, 21,22,23, 25 29,31,33, 35,36,40, 42 30,32,34, 37,38,39, 40

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencataatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung (Purwanto dalam Basrowi dan Kasinu, 2007:


(51)

166). Observasi dilakukan untuk mengetahui gejala-gejala atau fenomena yang terjadi pada subjek penelitian mengenai objek yang akan di teliti pada saat mengadakan penelitian pendahuluan.

2. Angket / Kuisioner

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010: 199). Untuk mendapatkan data pengaruh motivasi berprestasi dan sikap siswa tentang pelajaran kewirausahaan terhadap hasil belajar mata pelajaran kewirausahaan digunakan angket atau kuisioner.

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah, dan bukan berdasarkan perkiraan (Basrowi dan Kasinu, 2007: 166). Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data terkait dengan jumlah siswa dan hasil belajar siswa di SMK AL-IMAN 1 Banjar Agung Tulang Bawang.

E. Uji Persyaratan Instrumen

Alat ukur atau instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk

mendapatkan data penelitian. Sedangkan pengumpulan data yang baik akan dapat dipergunakan untuk pengumpulan data yang obyektif dan mampu menguji

hipotesis penelitian. Ada dua syarat pokok untuk dapat dikatakan sebagai alat pengumpulan data yang baik, yaitu uji validitas dan reliabilitas.


(52)

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang telah disusun dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur secara tepat. Validitas suatu instrumen akan menggambarkan tingkat kemampuan alat ukur yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang menjadi sasaran pokok pengukuran (Sudarmanto, 2005: 77).

Untuk menguji tingkat validitas instrumen penelitian atau alat pengukur data dapat digunakan teknik korelasi product moment dari pearson dengan angka kasar yang rumusannya dapat dinyatakan sebagai berikut:

  

 

2 2

2

 

2

Y N X -X N X -XY N r

 

Y Y xy Keterangan:

rxy : Koefisien validitas item yang dicari

X : Skor responden untuk tiap item

Y : Total skor tiap responden dari seluruh item ∑X: Jumlah skor dalam distribusi X

∑Y: Jumlah skor dalam distribusi Y

: Jumlah kuadrat masing-masing skor X : Jumlah kuadrat masing-masing skor Y N : Jumlah sampel (Sudarmanto, 2005: 79).

Dengan kriteria pengujian apabila r hitung > r tabel dengan 0,05 maka alat ukur tersebut dinyatakan valid dan sebaliknya apabila r hitung < r tabel maka alat ukur tersebut adalah tidak valid.

Menurut Sudarmanto (2005: 80-86) sesuai dengan rumus uji validitas di atas, maka terlebih dahulu harus mencari jumlah skor seluruh item pertanyaan untuk


(53)

tiap-tiap responden dan dapat dihitung menggunakan SPSS dengan cara sebagai berikut:

1. Pilih dan klik menu transform, pilih dan klik compute dalam SPSS

data editor , sehingga muncul kotak dialog compute.

2. Pilih SUM (numexpr, numexpr,..) dalam kotak functions dan klik panah ke atas yang berada di atas kotak functions tersebut sehingga fungsi tersebut berada di kotak numeric expression.

3. Masukkan semua variabel ke dalam fungsi yang berada di dalam kotak

numeric expression satu per satu dengan memberi tanda koma di antara variabel tersebut.

4. Dalam kotak target variable, ketikkan X1 yang akan diisi oleh jumlah skor tiap responden untuk seluruh pertanyaan angket variabel X1. 5. Dengan mengikuti cara di atas, jumlah skor tiap responden untuk

variabel X1 akan ditampilkan pada kolom X1 di bagian paling kanan. Nilai-nilai yang terdapat pada variabel X1 tidak diinput satu per satu untuk setiap responden, cukup dilakukan dengan menjumlahkan seluruh skor item pertanyaan.

6. Berdasarkan input data dan penghitungan jumlah skor tiap responden tersebut, selanjutnya dapat dihitung tingkat validitasnya dengan menggunakan statistik korelasi product moment dari pearson.

Tahap-tahap di atas baru merupakan persiapan awal untuk untuk menghitung besarnya korelasi, yaitu membuat variabel baru yang digunakan untuk mencatat


(54)

jumlah skor tiap responden untuk seluruh item pertanyaan. Adapun langkah selanjutnya untuk menghitung besarnya koefisien korelasi antara skor item pertanyaan dan jumlah skor seluruh item pertanyaan yaitu

1. Berdasarkan pada menu utama, pilih dan klik menu analize kemudian pilih dan klik pada bagian correlate, pilih dan klik bivariate sehingga akan muncul kotak dialog yang harus diisi.

2. Pada kotak variables isikan dengan nama semua variabel yang akan diuji tingkat validitasnya.

3. Pengisian untuk kotak dialog yang lainnya yaitu

a. Pada bagian correlation coefficients pilih dan aktifkan pada kotak pearson dengan cara menklik pada kotak kecil di depannya.

b. Pada kotak test of significance dapat dipilih salah satu yaitu uji dua sisi (two-tailed) atau uji satu sisi (one-tailed).

c. Pada bagian flac significant orrelations aktifkan dengan cara menklik pada kotak kecil di depannya.

d. Apabila diperlukan untuk melakukan besaran statistik yang lainnya, maka dapat dipilih dan diklik pada bagian options.

4. Langkah terakhir lalu pilih dan klik ok, sehingga akan muncul tampilan di dalam output SPSS viewer.

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil uji coba angket pada vareabel X1, X2 dan Y kepada 20 responden, kemudian dihitung menggunakan perangkat lunak


(55)

SPSS. Hasil perhitungan kemudian dicocokan dengan Tabel r Product Moment

dengan α = 0,05 adalah 0,444, maka diketahui hasil perhitungan sebagai berikut. Tabel 4. Hasil analisis uji validitas angket motivasi berprestasi (X1)

No rhitung rtabel Kesimpulan Keterangan

1 0.601 .444 rhitung > rtabel Valid

2 0.899 .444 rhitung > rtabel Valid

3 0.901 .444 rhitung > rtabel Valid

4 0.651 .444 rhitung > rtabel Valid

5 0.638 .444 rhitung > rtabel Valid

6 0.726 .444 rhitung > rtabel Valid

7 0.930 .444 rhitung > rtabel Valid

8 0.920 .444 rhitung > rtabel Valid

9 0.921 .444 rhitung > rtabel Valid

10 0.667 .444 rhitung > rtabel Valid

11 0.618 .444 rhitung > rtabel Valid

12 0.338 .444 rhitung < rtabel Tidak Valid

13 0.622 .444 rhitung > rtabel Valid

14 0.769 .444 rhitung > rtabel Valid

15 0.616 .444 rhitung > rtabel Valid

16 0.524 .444 rhitung > rtabel Valid

17 0.539 .444 rhitung > rtabel Valid

18 0.694 .444 rhitung > rtabel Valid

19 0.684 .444 rhitung > rtabel Valid

20 0.712 .444 rhitung > rtabel Valid

21 0.609 .444 rhitung > rtabel Valid

22 0.551 .444 rhitung > rtabel Valid

23 0.488 .444 rhitung > rtabel Valid

24 0.693 .444 rhitung > rtabel Valid


(56)

26 0.339 .444 rhitung < rtabel Tidak Valid

27 0.707 .444 rhitung > rtabel Valid

28 0.665 .444 rhitung > rtabel Valid

29 0.582 .444 rhitung > rtabel Valid

30 0.824 .444 rhitung > rtabel Valid

31 0.545 .444 rhitung > rtabel Valid

32 0.739 .444 rhitung > rtabel Valid

33 0.545 .444 rhitung > rtabel Valid

34 0.581 .444 rhitung > rtabel Valid

35 0.632 .444 rhitung > rtabel Valid

36 0.622 .444 rhitung > rtabel Valid

37 0.547 .444 rhitung > rtabel Valid

38 0.681 .444 rhitung > rtabel Valid

39 0.788 .444 rhitung > rtabel Valid

40 0.568 .444 rhitung > rtabel Valid

Kriteria yang digunakan adalah jika rhitung > rtabel, maka soal tersebut valid dan sebaliknya. Berdasarkan kriteria tersebut, terdapat 2 soal yang tidak valid dan dalam penelitian ini soal tersebur direvisi. Dengan demikian, angket yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 40 soal.

Tabel 5. Hasil Analisis Validitas Angket Sikap Siswa Pada Pelajaran Kewirausahaan (X2)

No rhitung rtabel Kesimpulan Keterangan

1 0.615 .444 rhitung > rtabel Valid

2 0.442 .444 rhitung < rtabel Tidak Valid

3 0.153 .444 rhitung < rtabel Tidak Valid

4 0.641 .444 rhitung > rtabel Valid

5 0.725 .444 rhitung > rtabel Valid


(57)

7 0.615 .444 rhitung > rtabel Valid

8 0.725 .444 rhitung > rtabel Valid

9 0.699 .444 rhitung > rtabel Valid

10 0.158 .444 rhitung > rtabel Tidak Valid

11 0.725 .444 rhitung > rtabel Valid

12 0.461 .444 rhitung > rtabel Valid

13 0.442 .444 rhitung < rtabel Tidak Valid

14 0.699 .444 rhitung > rtabel Valid

15 0.649 .444 rhitung > rtabel Valid

16 0.926 .444 rhitung > rtabel Valid

17 0.881 .444 rhitung > rtabel Valid

18 0.495 .444 rhitung > rtabel Valid

19 0.725 .444 rhitung > rtabel Valid

20 0.725 .444 rhitung > rtabel Valid

21 0.649 .444 rhitung > rtabel Valid

22 0.838 .444 rhitung > rtabel Valid

23 0.926 .444 rhitung > rtabel Valid

24 0.926 .444 rhitung > rtabel Valid

25 0.721 .444 rhitung > rtabel Valid

26 0.838 .444 rhitung > rtabel Valid

27 0.835 .444 rhitung > rtabel Valid

28 0.721 .444 rhitung > rtabel Valid

29 0.838 .444 rhitung > rtabel Valid

30 0.881 .444 rhitung > rtabel Valid

31 0.835 .444 rhitung > rtabel Valid

32 0.721 .444 rhitung > rtabel Valid

33 0.604 .444 rhitung > rtabel Valid

34 0.881 .444 rhitung > rtabel Valid

35 0.875 .444 rhitung > rtabel Valid


(58)

37 0.875 .444 rhitung > rtabel Valid

38 0.926 .444 rhitung > rtabel Valid

39 0.604 .444 rhitung > rtabel Valid

40 0.881 .444 rhitung > rtabel Valid

41 0.721 .444 rhitung > rtabel Valid

42 0.519 .444 rhitung > rtabel Valid

Kriteria yang digunakan adalah jika rhitung > rtabel, maka soal tersebut valid dan sebaliknya. Berdasarkan kriteria tersebut, terdapat 4 soal yang tidak valid dan dalam penelitian ini soal tersebur direvisi. Dengan demikian, angket yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 42 soal.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas instrumen menggambarkan pada kemantapan dan keajegan alat ukur yang digunakan. Suatu alat ukur atau instrumen dikatakan memiliki reliabilitas yang baik apabila alat ukur atau inetrumen tersebut selalu memberikan hasil yang sama meskipun digunakan berkali-kali baik oleh peneliti yang sama maupun yang berbeda (Sudarmanto,R Gunawan, 2005: 89).

Untuk menghitung reliabilitas instrumen digunakan rumus Alpha yang dinyatakan sebagai berikut:

 

          

2

2

11 1

-1 -n n r t i   keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen

i2 = Skor tiap-tiap item n = Banyaknya butir soal


(59)

Kriteria uji reliabilitas dengan rumus alpha adalah apabila rhitung > rtabel, maka alat ukur tersebut reliabel dan juga sebaliknya, jika rhitung < rtabel maka alat ukur tidak reliabel. Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks r11 sebagai berikut:

1. Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : sangat tinggi 2. Antara 0,600 sampai dengan 0,799 : tinggi 3. Antara 0,400 sampai dengan 0,599 : cukup 4. Antara 0,200 sampai dengan 0,399 : rendah

5. Antara 0,000 sampai dengan 0,100 : sangat rendah

Berikut disajikan tabel hasil uji reliabilitas angket pada 20 responden dengan 40 item pertanyaan.

Tabel 6. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Untuk Variabel X1

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.965 40

Berdasarkan perhitungan SPSS 17, diperoleh hasil rhitung > rtabel, yaitu 0.820 > 0.444. Hal ini berarti alat instrumen yang digunakan adalah reliabel. Jika dilihat pada kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya r = 0.820, maka memiliki tingkat reliabel sangat tinggi.

Berikut disajikan tabel hasil uji reliabilitas angket pada 20 responden dengan 42 item pertanyaan.


(60)

Tabel 7. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Untuk Variabel X2

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.975 42

F. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil angket (kuesioner), observasi (pengamatan), dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami.

1. Uji Normalitas

Menurut Sudarmanto (2005: 104-123), untuk mengetahui alat analisis parametrik diperlukan dua persyaratan yaitu uji normalitas dan uji

homogenitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah instrument yang digunakan sebagai alat pengumpulan data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Lilifors. Pengujian normalitas data menggunakan Uji Lillefors dengan rumus sebagai berikut:

Zi

=

Keterangan:


(61)

S = Simpangan baku X1 = Nilai siswa

Rumusan Hipotesis yaitu:

Ho = Data berasal dari populasi berdistribusi normal

Hi = Data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi tidak normal

Langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Pengamatan X1, X2,...Xn dijadikan angka baku Z1, Z2,…Zn yang dicari dengan rumus:

Zi

=

b. Menghitung peluang F( Zi ) = ( Zi ) untuk setiap angka baku dengan menggunakan distribusi angka baku

c. Menghitung S ( Z1 ) dengan rumus S ( Zi ) =

d. Menghitung selisih F ( Zi ) – S ( Zi ) kemudian tentukan harga mutlaknya e. Ambil harga paling besar diantara harga-harga mutlak

Kriteria pengambilan keputusan:

Tolak Ho apabila nilai signifikansi (Sig) < 0,05 berarti distribusi sampel

tidak normal. Terima Ho apabila nilai signifikansi (Sig) > 0,05 berarti


(62)

2. Uji Homogenitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berasal dari varians yang sama atau tidak. Pengujian homogenitas pada penelitian ini menggunakan Uji Bartlett, dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menghitung varians gabungan dari semua sampel dengan menggunakan rumus:

S2=

b. Menghitung harga satuan B dengan rumus, B = c. Menggunakan uji chi-kuadrat untuk uji Bartlett, yaitu:

X2 =

Dengan In 10 = 2,3026 disebut logaritma asli dari bilangan 10 Dengan taraf kesalahan 0,05

Rumusan hipotesis:

Ho = data sampel bervarians homogen H1 = data sampel tidak bervarians homogen Kriteria pengujian:

Tolak hipotesis nol jika X2 X2

(1 - )(k – 1 ), X2(1 - )(k – 1 ) didapat dari daftar distribusi chi-kuadrat dengan peluang (1 – ) dan dk = ( k – 1 ).


(63)

3. Uji Kelinieran

Uji kelinieran dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan pengujian hipotesis. Untuk regresi linier yang didapat dari data X dan Y, apakah sudah mempunyai pola regresi yang berbentuk linier atau tidak, serta koefisien arahnya berarti atau tidak, dilakukan uji linieritas regresi.

a. Uji Kelinieran Regresi

Uji keberartian dan kelinieran dilakukan untuk mengetahui apakah pola regresi bentuknya linear atau tidak serta koefisien arahnya berarti atau tidak. Uji keberartian regresi linear multiple menggunakan statistik F dengan rumus:

F =

S2reg = varians regresi S2sis = varians sisa

Dengan dk pembilang 1 dan dk penyebut n-2, α = 0,5. Kriteria uji apabila Fh > Ft maka Ho ditolak, hal ini berarti arah regresi berarti. Uji kelinieran regresi liniear multiple menggunakan statistik F dengan rumus :

F =

Keterangan:

S2TC = varians tuna cocok S2G = varians galat


(64)

Dengan kriteria uji apabila Fh < Ft maka Ho ditolak, hal ini berarti regresi linier.

Untuk mencari Fhitung digunakan tabel ANAVA sebagai berikut : Tabel 8. Analisis varians untuk uji regresi linier

Sumber Varians

Dk Jk KT Fhitung

Total N

Koefisien (a) 1 JK (a) JK (a) Regresi (b/a) Sisa 1 n-2 JK (b/a)

JK (s)

S2reg = JK (b/a) S2sis =

Tuna cocok Galat k-2 n-k

JK (TC) JK (G)

S2TC = S2G = Keterangan:

JK = jumlah kuadrat KT = kuadrat tengah N = banyaknya responden Ni = banyaknya anggota


(65)

JK (a) =

JK (b/a) = b

JK (S) = JK (T)  JK (a)  JK (b/a)

JK (G) =

JK (TC) = JK (S)  JK (G) (Sudjana, 2005 : 330-332) 4. Uji Multikolinearitas

Menurut Sudarmanto (2005: 136-138), uji asumsi tentang multikolinieritas dimaksudkan untuk membuktikan atau menguji ada tidaknya hubungan yang linier antara variabel bebas (independen) yang satu dengan variabel bebas

(independen) lainnya. Ada atau tidaknya korelasi antarvariabel independen dapat diketahui dengan memanfaatkan statistik korelasi product moment dari Pearson.

rxy =


(1)

63

b = koefisien arah regresi

x = subyek pada variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu

Rumus untuk menguji hipotesis menggunakan statistik t yaitu:

to =

Keterangan:

to = nilai teoritis observasi

b = koefisien arah regresi

sb = standar deviasi

2. Regresi Linier Multiple

Untuk pengujian hipotesis ketiga menggunakan regresi linier multipel, yaitu : Ŷ = a + b1X1 + b2X2

Keterangan:

Ŷ = subyek dalam variabel yang diprediksikan a = konstanta

b1b2 = koefisien arah regresi

X1X2 = variabel bebas


(2)

64

F =

Keterangan:

JKreg = b1∑x1y + b2∑x2y

JK (s) = ∑y2– JK (reg)

n = banyaknya responden

k = banyaknya kelompok

Kriteria pengujian :

a. Jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak yang menyatakan bahwa ada pengaruh, dengan dk pembilang = k dan dk penyebut = (k – n –1) dengan α = 0,05

b. Jika Fhitung < Ftabel maka Ho ditolak yang menyatakan bahwatidak ada pengaruh, dengan dk pembilang = k dan dk = penyebut = (k – n –1) dengan α = 0,05.


(3)

111

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Ada pengaruh motivasi berprestasi terhadap hasil belajar mata pelajaran kewirausahaan siswa kelas XI diSMK AL-IMAN 1 Banjar Agung Tulang Bawang Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Ada pengaruh sikap siswa pada pelajaran kewirausahaan terhadap hasil belajar mata pelajaran kewirausahaan siswa kelas XI di SMK AL-IMAN 1 Banjar Agung Tulang Bawang Tahun Pelajaran 2012/2013.

3. Ada pengaruh motivasi berprestasi dan sikap siswa pada pelajaran

kewirausahaan terhadap hasil belajar mata pelajaran kewirausahaan siswa kelas XI di SMK AL-IMAN 1 Banjar Agung Tulang Bawang Tahun Pelajaran 2012/2013.


(4)

112

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tentang motiasi berprestasi dan sikap siswa pada pelajaran kewirausahaan terhadap hasil belajar mata pelajaran kewirausahaan pada siswa kelas XI di SMK Al-Iman 1 Banjar Agung Tulang Bawang Tahun Pelajaran 2012/2013, maka peneliti menyarankan sebagai berikut.

1. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, hendaknya pihak-pihak yang terkait memperhatikan motivasi berprestasi dan sikap siswa pada mata pelajaran keirausahaan demi tercapainya pendidikan yang lebih baik. Peneliti juga mengharapkan kepada peneliti lain untuk mengkaji faktor lain yang berpengaruh terhadap hasil belajar.

2. Sekolah hendaknya menerapkan kedisiplinan di sekolah dan guru harus mampu memberi motivasi yang dapat menumbuhkan sikap disiplin siswa dalam belajar

3. Bagi siswa diharapkan dapat menanamkan sikap disiplin dalam kehidupan sehari-hari maupun di sekolah, dengan melaksanakan tugas yang diberikan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Djali. 2008. Psikologi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi angkasa. Hasibuan, Malayu S.P 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi

Aksara

Isnaini, Durul. 2010. Perbedaan Prestasi Belajar Ekonomi/Akuntansi Dengan Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Dan EQ (Emotional Quetiont) Pada Kelas XI Semester Genap Ma Al-Fatah Natar Tp

2009/2010.Tesis.Universitas Lampung

Jayanti, Dwi. 2010. Pengaruh Inteligence, Iklim Sekolah, dan Budaya Membaca Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas XI IPS SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi. Universitas Lampung

Kasmir. 2006. Kewirausahaan. Raja Garfindo Persada. Jakarta

Peraturan Menteri No.22 Tahun 2006 mengenai Tujuan dan Ruang Lingkup Mata Pelajaran Kewirausahaan

Sardiman. 2007. Interaksi Belajar dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.


(6)

Sudarmanto, R. Gunawan. 2005. Analisis Regresi Linear Ganda dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu.(http://blog.unila.ac.id/radengunawans).

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suryabrata, Sumadi. 2007. Psikologi pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. ... Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Universitas lampung. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Unila. Bandar Lampung.

http://bisnis3x.blogspot.com/2009/10/pengertian-sikap-dan-perilaku.html http://bisnis3x.blogspot.com/2009/10/pengertian-sikap-dan-perilaku.html http://episentrum.com/artikel-psikologi/lingkungan-keluarga-yang

mempengaruhi-motivasi-belajar/#more-460S http://etd.eprints.ums.ac.id/4807/1/A210050086.pdf

http://smkypkserui.com/index.php?option=com_content&view=article&id=94:pen


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGAWASAN, MASA KERJA, DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA GURU PADA SMA NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2009/2010

6 20 91

PENGARUH PENGAWASAN, MASA KERJA, DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA GURU PADA SMA NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2009/2010

0 4 12

PENGARUH DISIPLIN KERJA, KOMPENSASI, DAN PENGAWASAN TERHADAP KINERJA PADA GURU BERSERTIFIKASI SMP NEGERI DAN SWASTA KECAMATAN TANJUNG SENANG BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 12 67

PENGARUH DISIPLIN, PENGAWASAN, DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PADA GURU SERTIFIKASI PADA SMP RAYON 03 KECAMATAN KALIREJO LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 21 76

PENGARUH DISIPLIN, PENGAWASAN, DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PADA GURU SERTIFIKASI PADA SMP RAYON 03 KECAMATAN KALIREJO LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 18 71

PENGARUH KOMPENSASI, MOTIVASI KERJA, DAN METODE MENGAJAR TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA GURU SERTIFIKASI PADA SMP NEGERI KECAMATAN TRIMURJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 27 101

PENGARUH SERTIFIKASI, MOTIVASI, DAN PENGAWASAN TERHADAP KINERJA PADA GURU SMP NEGERI KECAMATAN ENGGAL DAN KECAMATAN TANJUNG KARANG TIMUR BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 8 73

PENGARUH DISIPLIN KERJA, SARANA, DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA PADA GURU SERTIFIKASI SMK EKONOMI NEGERI DAN SWASTA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 13 79

PENGARUH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP), METODE PEMBELAJARAN DAN SARANA PRASARANA TERHADAP KINERJA GURU BERSERTIFIKASI PADA SMP NEGERI DI KECAMATAN TRIMURJO LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 12 94

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA, KOMPETENSI, DAN PEMBERDAYAAN TERHADAP KINERJA PADA GURU SERTIFIKASI SMA NEGERI KECAMATAN KOTABUMI SELATAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 9 82