IDENTIFIKASI MIKROORGANISME PADA TANGAN TENAGA MEDIS DAN PARAMEDIS DI UNIT PERINATOLOGI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG

(1)

ABSTRAK

IDENTIFIKASI MIKROORGANISME PADA TANGAN TENAGA MEDIS DAN PARAMEDIS DI UNIT PERINATOLOGI RUMAH SAKIT ABDUL

MOELOEK BANDAR LAMPUNG

Oleh

Hema Anggika Pratami

Rumah sakit merupakan tempat yang memungkinkan terjadinya infeksi nosokomial pada neonatus yang sedang dalam perawatan. Tangan merupakan salah satu faktor ekstrinsik yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi nosokomial pada neonatus. Tujuan penelitian adalah mengetahui jumlah angka kuman dan jenis mikroorganisme pada tangan tenaga medis dan paramedis di Unit Perinatologi Rumah Sakit Abdul Moeloek Bandar Lampung. Jumlah sample sebanyak 30 sampel yang terdiri dari tenaga medis dan paramedis. Metode pemilihan sample adalah accidental sampling dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Cara pengambilan sampel menggunakan metode hand swab test. Jumlah bakteri didapatkan dari kultur bakteri pada media Plate Count Agar dan identifikasi dilakukan dengan kultur bakteri pada media agar darah, Mc. Conkey, uji biokimia dan gula-gula. Hasil penelitian dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.

Dari hasil penelitian, rata-rata angka kuman yang didapatkan dari tangan tenaga medis dan paramedis adalah 1,59 CFU/cm2 dan jenis bakteri yang didapatkan adalah Staphylococcus saprophyticus, Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Serratia liquefacients, Serratia marcescens, Pseudomonas aeruginosa, Enterobacter aerogenes, Citrobacter freundii, Salmonella sp, Basillus cereus, Neisserria mucosa.


(2)

ABSTRACT

IDENTIFICATION OF MICROORGANISMS ON THE HANDS OF MEDICAL AND PARAMEDICAL PERSONNEL IN THE PERINATOLOGY

UNIT ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG HOSPITAL By

Hema Anggika Pratami

The hospital is a place that allows nosocomial infection in neonates who are in care. Hands are one of the extrinsic factors that can cause nosocomial infection in neonates.

The research objective was to determine the total number of bacteria and types of microorganisms on the hands of medical and paramedical personnel in Perinatology Unit Abdul Moeloek Bandar Lampung Hospital. Total sample as many as 30 samples consisting of medical and paramedical personnel. Sample selection method is accidental sampling with inclusion and exclusion criteria. Sampling method is hand swab test. The number of bacteria obtained from cultures of bacteria on Plate Count Agar media do with culture and identification of bacteria on blood agar, Mc. Conkey, biochemical tests and confectionery. The results were analyzed descriptively and presented in tables and graphs.

From the research, the average number of bacteria obtained from the hands of medical personnel and paramedics is 1.59 CFU/cm2 and type of bacteria that is obtained is Staphylococcus saprophyticus, Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Serratia liquefacients, Serratia marcescens, Pseudomonas aeruginosa, Enterobacter aerogenes , Citrobacter freundii, Salmonella sp, Basillus cereus, Neisserria mucosa.

Keywords: Nosocomial Infection, Neonatal, Hand Swab Test, Total Number of Bacteria


(3)

IDENTIFIKASI MIKROORGANISME PADA TANGAN TENAGA MEDIS DAN PARAMEDIS DI UNIT PERINATOLOGI RUMAH SAKIT ABDUL

MOELOEK BANDAR LAMPUNG

Oleh

HEMA ANGGIKA PRATAMI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA KEDOKTERAN

Pada

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(4)

Judul Skripsi : IDENTIFIKASI MIKROORGANISME PADA TANGAN TENAGA MEDIS DAN PARAMEDIS DI UNIT PERINATOLOGI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG

Nama Mahasiswa : Hema Anggika Pratami Nomor Pokok Mahasiswa : 0918011094

Program Studi : Pendidikan Dokter

Fakultas : Kedokteran

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

dr . Ety Apriliana, M.Biomed dr. Prambudi Rukmono, Sp.A 197804292002122002 196707261998031002

2. Dekan Fakultas Kedokteran

Dr. Sutyarso, M.Biomed NIP. 195704241987031001


(5)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : dr. Ety Apriliana, M.Biomed ---

Sekretaris : dr. Prambudi Rukmono, Sp.A ---

Penguji

Bukan Pembimbing : dr. Tri Umiana Soleha, M.Kes ---

2. Dekan Fakultas Kedokteran

Dr. Sutyarso, M.Biomed NIP. 195704241987031001


(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di kota Tangerang, Banten pada tanggal 31 Mei 1991, sebagai anak pertama dari empat bersaudara, dari Bapak Hi. Herman Kadri Rusdi,SE dan Ibu RE. Maryani.

Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) diselesaikan di TK Amanah Tangerang, pada tahun 1996, Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SDN 3 Rawa Laut Bandar Lampung pada tahun 2003, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN 2 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2006, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAN 3 Bandar Lampung pada tahun 2009.

Pada tahun 2009, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung melalui jalur PBUD (Penerimaan Bibit Unggul Daerah) provinsi Lampung. Selama menjadi mahasiswa penulis pernah aktif pada sejumlah organisasi mahasiswa seperti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sebagai presidium dan PMPATD Pakis Resque Team.


(7)

i

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah AWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi dengan judul “ Identifikasi Mikroorganisme Pada Tangan Tenaga Medis dan Paramedis di Unit Perinatologi Rumah Sakit Abdul Moeloek” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Kedokteran di Universitas Lampung .

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Sutyarso, M.Biomed, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung;

2. dr. Ety Apriliana, M.Biomed, selaku Pembimbing Utama atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, ilmu, motivasi, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini;

3. dr. Prambudi Rukmono, Sp.A, selaku Pembimbing Kedua atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini;

4. dr. Tri Umiana Soleha, M.Kes, selaku Penguji Utama pada ujian skripsi; Terimakasih atas masukan dan saran-saran dalam proses penyelesaian skripsi ini;


(8)

ii

6. Seluruh staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung; 7. Bapak dan Ibu Staf Administrasi dan Tata Usaha Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung;

8. Yang tercinta Ayah dan Mama atas kasih sayang, doa yang tulus, kesabaran, motivasi dan dukungannya selama ini;

9. Buat adik – adikku, M. Haekhal Mahessa, M.Hildan Erriansyah, Hasyika Nabilla Maharani atas doa dan dukungannya buat kakak;

10. Buat mbah Anaf dan Mbah Eni, kakek dan nenek saya tercinta terima kasih untuk perhatian dan doanya

11. Bude Rellyani, atas segala doa, dukungan, bantuan dan motivasinya

12. Muhammad Rizki Darmawan M, atas kasih sayang, perhatian, dukungan, motivasi dan kesabaran dalam menemani langkah saya selama ini. Semoga kita sama-sama menjadi dokter yang sukses dan amanah nantinya;

13. Sahabat terbaik saya Tuti zuharriyah terima kasih selalu bersama dan ada untuk saya sampai sekarang. Semoga persahabatan kita tidak terputus sampai disini.

14. Sahabat – Sahabat saya, Kiki, Harli, Risti, Chenso, Ressi, Geby, Fahmi, Mentari dan Hani, atas kebersamaan, perjuangan, motivasi dan dukungannya selama ini;

15. Teman-teman yang sudah membantu penelitian, Bang Didi, Cici, Erin, Patrianda, Tinni, Raissa dan Ari. Terima kasih atas bantuannya ditengah-tengah kesibukan kalian;

16. Rekan – rekan angkatan 2009, atas kebersamaannya dan bantuannya selama ini;


(9)

iii

17. Keluarga besar kosan Pondok Ratu , mba Lusi, mba Bella, Dune, Yule, dan mba Attin terima kasih atas segala motivasinya;

18. DERMA sebagai “Keluarga Pertama” di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung; Wayan, Apga, Toto, Bian, Angga, Utari, Memen, Giska, Risti, Riska dan DM;

19. Keluarga besar SMAN 3 Bandar Lampung yang telah “mengantarkan” saya melalui jalur PBUD ke Fakultas Kedokteran Universitas Lampung tercinta; 20. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu-persatu yang telah

memberikan bantuan dalam penulisan skripsi.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Bandar Lampung, Maret 2013 Penulis


(10)

iv DAFTAR ISI

Halaman

SANWACANA ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Kerangka Teori ... 5

F. Kerangka Konsep ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bakteri ... 7

B. Flora Normal Kulit ... 16

C. Universal Precaution ... 18


(11)

v III. METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ... 25

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 25

C. Bahan dan Alat Penelitian ... 25

D. Populasi dan Sampel ... 26

E. Prosedur Penelitian ... 27

F. Alur Penelitian ... 32

G. Definisi Operasional ... 33

H. Pengolahan dan Penyajian Data ... 33

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 34

1. Jumlah Bakteri pada Tangan ... 34

2. Hasil Identifikasi Bakteri ... 37

B. Pembahasan ... 40

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 47

B. Saran... 48

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(12)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jumlah Mikroorganisme pada Tangan ... 17

2. Definisi Operasional ... 33

3. Hasil Perhitungan Jumlah Bakteri ... 36


(13)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Teori ... 5

2. Kerangka Konsep ... 6

3. Cara Mencuci Tangan ... 20

4. Teknik Penggoresan ... 29

5. Alur Penelitian ... 33


(14)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Mikroba atau mikroorganisme terdapat hampir di semua tempat. Mikroba terdapat di udara, permukaan kulit, jari tangan, rambut, dalam rongga mulut, usus, saluran pernafasan dan seluruh permukaan tubuh yang terbuka. Mikroorganisme ini disebut sebagai flora normal (Entjang, 2003). Flora normal ini hidup dalam batas yang seimbang di dalam tubuh. Mikroorganisme yang berlebihan dapat mengganggu keseimbangan di dalam tubuh, sehingga menyebabkan terjadinya infeksi. Mikroba yang bukan merupakan flora normal tubuh dapat ditemukan dari penularan, bisa melalui udara, vektor seperti nyamuk dan kontak langsung dengan pasien yang terinfeksi. Mikroba ini dapat hidup dan masuk ke area tubuh yang steril seperti darah, paru-paru, otak dan jantung. Mikroorganisme yang masuk ke area steril ini, baik flora normal atau dari penularan dapat hidup dan tumbuh sehingga menyebabkan terjadinya infeksi. Mikroorganime seperti bakteri, hidup disekitar kita dan dapat menular baik secara kontak langsung atau melalui perantara. Salah satu tempat yang memungkinkan terjadinya penularan bakteri adalah rumah sakit. Hal ini dikarenakan rumah sakit rentan dengan bakteri


(15)

2

penyebab infeksi (Mansyur, 2013). Selain itu, di rumah sakit, bakteri sudah terbiasa dengan antibiotik sehingga lebih resisten dibanding bakteri yang ditemukan di komunitas (Karuniawati, 2013)

Rumah sakit merupakan tempat yang memungkinkan terjadinya penularan mikroorganisme yang bersifat patogen. Cara penularannya dapat melalui udara, pengunjung, kontak langsung dengan pasien yang terinfeksi atau melalui perantara petugas medis yaitu dokter umum dan dokter spesialis, paramedis yaitu perawat, bidan dan petugas lainnya. Infeksi yang didapat dari rumah sakit disebut sebagai infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial ini menyebabkan 1,4 juta kematian setiap hari di seluruh dunia (WHO, 2005). Kejadian infeksi nosokomial pada tahun 2004 adalah 37,82% dari total keseluruh kejadian infeksi (Satari, 2004). Di Indonesia tahun 2006 diperoleh angka persentasi terjadinya infeksi nosokomial di Provinsi Lampung 4,3%, Jambi 2,8%, DKI Jakarta 0,9%, Jawa Barat 2,2%, Jawa Tengah 0,5%, dan Yogyakarta 0,8% (Nuraisah, 2008). Kejadian infeksi pada neonatus di Rumah Sakit Abdul Moeloek yaitu 30,1% dengan angka kematian sebesar 40% (Khasanah, 2011).

Penelitian tentang tingkat pengetahuan universal precautions pada perawat di RSUD Abdoel Moeloek Bandar Lampung sebanyak 67,5% masuk dalam kriteria pengetahuan baik, dengan tingkat kepatuhan universal precautions hanya 66,5% yang termasuk dalam kategori kurang (Yusran, 2008). Penelitian di tiga rumah sakit di DKI Jakarta mendapatkan hasil swab tangan dari 31 petugas medis yaitu,


(16)

3

12,9 % S.albus, 3,2% Escherichia coli dan 6,4% Pseudomonas sp. Dengan Escherichia coli merupakan bakteri penyebab utama penyebab gastroenteritis pada neonatus selain Salmonella thypi (Musadad, 1992)

Tangan merupakan bagian tubuh yang paling sering kontak dengan dunia luar dan digunakan sehari-hari untuk melakukan aktivitas. Hal ini sangat memudahkan terjadinya kontak dengan mikroorganisme dan mentransfernya ke objek lain. Kuku dan sela-sela jari merupakan tempat yang baik untuk pertumbuhan bakteri. Petugas medis dan paramedis di rumah sakit merupakan objek yang memiliki faktor resiko tinggi terkontaminasi bakteri. Hal ini disebabkan pekerjaan mereka yang selalu kontak dengan berbagai macam penyakit. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui jenis mikroorganisme yang terdapat pada tangan petugas medis dan paramedis di Unit Perinatologi Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek.

B.Rumusan Masalah

Salah satu faktor eksogen yang bisa menimbulkan infeksi pada neonatus adalah faktor petugas kesehatan baik petugas medis dan paramedis. Tangan merupakan bagian yang paling sering kontak dengan bayi, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :

Apakah jenis mikroorganisme yang terdapat pada tangan tenaga medis dan paramedis di Unit Perinatologi RSUD Abdul Moeloek?


(17)

4

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui jenis mikroorganisme yang terdapat pada tangan tenaga medis dan paramedis di Unit Perinatologi RSUD Abdul Moeloek.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui mikroorganisme pada tangan tenaga medis dan paramedis yang mungkin dapat menyebabkan infeksi di Unit Perinatologi Rumah Sakit Abdul Moeloek Bandar Lampung.

b. Mengetahui jumlah bakteri pada tangan tenaga medis dan paramedis di Unit Perinatologi Rumah Sakit Abdul Moeloek Bandar Lampung.

D.Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini antara lain:

1. Memberikan informasi mengenai mikroorganisme yang ada pada petugas medis dan paramedis di unit Perinatologi Rumah Sakit Abdul Moeloek. 2. Menambah wawasan pengetahuan bagi peneliti maupun pembaca mengenai

infeksi nosokomial pada neonatus


(18)

5

E. Kerangka Teori

Gambar1. Kerangka Teori Sumber : Darmadi, 2008

Faktor ekstrinsik:

Tangan petugas medis dan paramedis yang terkontaminasi mikroorganisme.

Kontak langsung dengan neonatus di Instalasi Perinatologi RSUAM

Penularan

Infeksi

Neonatus


(19)

6

F. Kerangka Konsep

Gambar 2. Kerangka Konsep Tangan tenaga medis

dan paramedis (Variabel bebas)

Pemeriksaan mikrobiologi

Identifikasi Bakteri

Jenis - jenis bakteri (Variabel terikat)


(20)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Bakteri 1. Definisi

Bakteri adalah salah satu golongan organisme prokariotik (tidak memiliki selubung inti). Bakteri sebagai makhluk hidup tentu memiliki informasi genetik berupa DNA, tapi tidak terlokalisasi dalam tempat khusus ( nukleus ) dan tidak ada membran inti. Bentuk DNA bakteri adalah sirkuler, panjang dan biasa disebut nukleoi. Pada DNA bakteri tidak mempunyai intron dan hanya tersusun atas akson saja. Bakteri juga memiliki DNA ekstrakromosomal yang tergabung menjadi plasmid yang berbentuk kecil dan sirkuler ( Jawetz, 2004) . Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri adalah

a. Sumber energi, yang diperlukan untuk reaksi – reaksi sintesis yang membutuhkan energi dalam pertumbuhan dan restorasi, pemeliharaan keseimbangan cairan, gerak dan sebagainya.

b. Sumber karbon

c. Sumber nitrogen, sebagian besar untuk sintesis protein dan asam-asam nukleat.


(21)

8

d. Sumber garam-garam anorganik, khususnya folat dan sulfat sebagai anion ; dan potasium, sodium magnesium, kalsium, besi, mangan sebagai kation. e. Bakteri-bakteri tertentu membutuhkan faktor-faktor tumbuh tambahan, disebut juga vitamin bakteri, dalam jumlah sedikit untuk sintesis metabolik esensial (Koes Irianto, 2006).

2. Klasifikasi Bakteri

Untuk memahami beberapa kelompok organisme, diperlukan klasifikasi. Tes biokimia, pewarnaan gram, merupakan kriteria yang efektif untuk klasifikasi. Hasil pewarnaan mencerminkan perbedaan dasar dan kompleks pada sel bakteri (struktur dinding sel), sehingga dapat membagi bakteri menjadi 2 kelompok, yaitu bakteri Gram-positif dan bakteri Gram-negatif.

1. Bakteri Gram-negatif

 Bakteri Gram Negatif Berbentuk Batang (Enterobacteriacea).

Bakteri gram negatif berbentuk batang habitatnya adalah usus manusia dan binatang. Enterobacteriaceae meliputi Escherichia, Shigella, Salmonella, Enterobacter, Klebsiella, Serratia, Proteus). Beberapa organisme seperti Escherichia coli merupakan flora normal dan dapat menyebabkan penyakit, sedangkan yang lain seperti salmonella dan shigella merupakan patogen yang umum bagi manusia.

 Pseudomonas, Acinobacter dan Bakteri Gram Negatif Lain. Pseudomonas aeruginosa bersifat invasif dan toksigenik,


(22)

9

mengakibatkan infeksi pada pasien dengan penurunan daya tahan tubuh dan merupakan patogen nosokomial yang penting .

 Vibrio Campylobacter, Helicobacter, dan Bakteri lain yang berhubungan.

Mikroorganisme ini merupakan spesies berbentuk batang Gram-negatif yang tersebar luas di alam. Vibrio ditemukan didaerah perairan dan permukaan air. Aeromonas banyak ditemukan di air segar dan terkadang pada hewan berdarah dingin.

 Haemophilus , Bordetella, dan Brucella

Gram negatif Hemophilis influenza tipe b merupakan patogen bagi manusia yang penting.

 Yersinia, Franscisella dan Pasteurella.

Berbentuk batang pendek Gram-negatif yang pleomorfik. Organisme ini bersifat katalase positif, oksidase positif, dan merupakan bakteri anaerob fakultatif (Jawetz,2004).

2. Bakteri Gram-positif

 Bakteri gram positif pembentuk spora : Spesies Bacillus dan Clostridium.

Kedua spesies ini terdapat dimana-mana, membentuk spora, sehingga dapat hidup di lingkungan selama bertahun-tahun. Spesies Basillus bersifat aerob, sedangkan Clostridium bersifat anaerob obligat.


(23)

10

 Bakteri Gram-positif Tidak Membentuk Spora: Spesies Corynebacterium, Listeria, Propionibacterium, Actinomycetes. Beberapa anggota genus Corynebacterium dan kelompok Propionibacterium merupakan flora normal pada kulit dan selaput lender manusia .

Staphylococcus

Berbentuk bulat, biasanya tersusun bergerombol yang tidak teratur seperti anggur. Beberapa spesies merupakan anggota flora normal pada kulit dan selaput lendir, yang lain menyebabkan supurasi dan bahkan septikemia fatal. Staphylococcus yang patogen sering menghemolisis darah, mengkoagulasi plasma dan menghasilkan berbagai enzim ekstraseluler. Tipe Staphylococcus yang berkaitan dengan medis adalah Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus saprophyticus.

Streptococcus

Merupakan bakteri gram-positif berbentuk bulat yang mempunyai pasangan atau rantai pada pertumbuhannya. Beberapa streptococcus merupakan flora normal manusia tetapi lainnya bisa bersifat patogen pada manusia. Ada 20 spesies diantaranya ; Streptococcus pyogenes, Streptococcus agalactiae, dan jenis Enterococcus (Jawetz,2004).


(24)

11

3. Identifikasi Bakteri

Terdapat beberapa cara untuk identifikasi bakteri antara lain : a. Pemeriksaan Mikroskopis

Pemeriksaan langsung digunakan untuk mengamati pergerakan, dan pembelahan secara biner, mengamati bentuk dan ukuran sel yang alami, yang pada saat mengalami fiksasi panas serta selama proses pewarnaan mengakibatkan beberapa perubahan (Koes Irianto, 2006).

b. Pembiakan Bakteri

Pembenihan atau media yaitu campuran bahan-bahan tertentu yang dapat menumbuhkan bakteri, jamur ataupun parasit, pada derajat keasaman dan inkubasi tertentu. Pembiakan diperlukan untuk mempelajari sifat bakteri untuk dapat mengadakan identifikasi, determinasi, atau differensiasi jenis-jenis yang ditemukan. Medium pembiakan terdiri dari :

1) Medium pembiakan dasar

Pembiakan dasar adalah medium pembiakan sederhana yang mengandung bahan yang umum diperlukan oleh sebagian besar mikroorganisme dan dipakai juga sebagai komponen dasar untuk membuat medium pembiakan lain. Medium ini dibuat dari 3 g ekstrak daging, 5 g pepton dan 1000 ml air. Dinamakan juga bulyon nutrisi . Dengen penambahan 15 agar-agar diperoleh apa yang dinamakan agar nutrisi atau bulyon agar.


(25)

12

2) Medium pembiakan penyubur (Euriched Medium)

Medium pembiakan penyubur dibuat dari medium pembiakan dasar dengan penambahan bahan lain untuk mempersubur pertumbuhan bakteri tertentu yang pada medium pembiakan dasar tidak dapat tumbuh dengan baik. Untuk keperluan ini ke dalam medium pembiakan dasar sering ditambahkan darah, serum, cairan tubuh, ekstrak hati dan otak (Koes Irianto, 2006).

3). Medium pembiakan selektif

Medium pembiakan selektif digunakan untuk menyeleksi bakteri yang diperlukan dari campuran dengan bakteri-bakteri lain yang terdapat dalam bahan pemeriksaan. Dengan penambahan bahan tertentu bakteri yang dicari dapat dipisahkan dengan mudah. Medium pembiakan ini berdasarkan pada sifat kerjanya dapat dibedakan dalam :

a. Selektivitas karena perbedaan tumbuh b. Selektivitas karena penghambatan.

Medium pembiakan selektif dalam pemakaiannya diberi bermacam - macam bentuk yang sesuai dengan tujuannya,yaitu sebagai berikut; a. Bentuk medium cair

b. Bentuk medium padat dengan penambahan agar-agar atau gelatin (Koes Irianto, 2006).


(26)

13

Yang termasuk ke dalam media selektif dan differensial diantaranya :  Agar Garam Mannitol

Mengandung konsentrasi garam tinggi (7,5% NaCl), yang dapat menghambat pertumbuhan kebanyakan bakteri, kecuali Staphylococcus. Media ini juga mengadakan fungsi differensial karena mengandung karbohidrat mannitol, dimana beberapa Staphylococcus dapat melakukan fermentasi, “phenol red” (pH indikator) digunakan untuk mendeteksi adanya asam hasil fermentasi manitol. Staphylococcus ini memperlihatkan suatu zona berwarna kuning di sekeliling pertumbuhannya, Staphylococcus yang tidak melakukan fermentasi tidak akan menghasilkan perubahan warna (Kusnadi, 2003).

 Agar Darah

Darah dimasukkan ke dalam medium untuk memperkaya unsur dalam pembiakan mikroorganisme terpilih seperti Streptococcus sp. Darah juga akan memperlihatkan sifat hemolysis yang dimiliki Streptococcus.

a). Gamma hemolisis: tidak terjadi liysis sel darah merah, tidak adanya perubahan medium di sekitar koloni

b). Alpha hemolisis: terjadi lisis sel darah merah dengan reduksi hemoglobin menjadi metahemoglobin menghasilkan lingkaran kehijauan sekitar pertumbuhan bakteri.


(27)

14

c). Beta hemolisis: terjadi lisis sel darah merah dilengkapi kerusakan dan penggunaan hemoglobin oleh mikroorganisme menghasilkan zona bening sekeliling koloni (Kusnadi, 2003).

 Agar McConkey

Menghambat pengaruh kristal ungu terhadap pertumbuhan bakteri Gram positif, selanjutnya bakteri Gram-negatif dapat diisolasi. Medium dilengkapi dengan karbohidrat (laktosa), garam empedu, dan “neutral red” sebagai pH indikator yang mampu membedakan bakteri enterik sebagai dasar kemampuannya untuk memfermentasi laktosa (Kusnadi, 2003).

c. Uji Biokimia

Sifat metabolisme bakteri dalam uji biokimia biasanya dilihat dari interaksi metabolit-metabolit yang dihasilkan dengan reagen-reagen kimia. Selain itu dilihat kemampuannyamenggunakan senyawa tertentu sebagai sumber karbon dan sumber energy. Adapun uji biokimia yang sering dilakukan yaitu :

1. SIM (Sulfat Indol Motility)

Hasil yang diperoleh pada uji ini adalah positif, hal ini terlihat adanya penyebaranyang berwarna putih seperti akar disekitar inokulasi. Hal ini menunjukan adanyapergerakan dari bakteri yang diinokulasikan, yang berarti bahwa bakteri ini memilikiflagella. Dari uji juga terlihat ada


(28)

15

warna hitam, yang berarti bakteri ini menghasilkan Hidrogen Sulfat (H2S) (Waluyo, 2004).

2. TSIA

Triple Sugar Iron Agar medium, biasanya digunakan untuk konfirmasi pengujian E. coli dan dapat digunakan untuk identifikasi bakteri gram negatif yang memfermentasi dekstrosa/laktosa/sukrosa dan produksi H2S. Dari fungsi tersebut media ini dapat diusulkan untuk konfirmasi Salmonella dan memilahkan dari Pseudomonas yang tumbuh pada media lain BSA dan BGA. Terjadinya fermentasi dekstrosa oleh Salmonella akan menurunkan pH menjadi asam. Kondisi ini akan menyebabkan perubahan phenol red (media merah) menjadi kuning. Sedangkan Pseudomonas karena tidak mampu memfermentasi dekstrosa, maka media akan tetap berwarna merah. Dengan demikian media ini dapat dengan mudah memilah Salmonella dari Pseudomonas (Waluyo, 2004).

3. Simmon Sitrat

Simmon sitrat atau nama lainnya Simmons Citrate Medium mengandung amonium dihidrogen fosfat, natrium klorida, natrium sitrat. Magnesium sulfat, agar, bromtimol biru, aquades dan memiliki pH 6,9 (Waluyo, 2004).


(29)

16

B. Flora Normal Kulit

Karena pajanan yang terus menerus dan adanya kontak dengan transien. Kulit dan membran mukosa mengandung berbagai mikroorganisme yang tersusun menjadi dua kelompok:

1. Flora residen terdiri dari jenis mikoorganisme yang relatif tetap dan secara teratur ditemukan di daerah tertentu dan pada usia tertentu. Jika terganggu, flora lingkungan, kulit sangat mudah mengandung mikroorganisme tersebut secara cepat akan hidup kembali dengan sendirinya.

2. Flora transien terdiri dari mikroorganisme non patogen atau secara potensial bersifat patogen yang menempati kulit atau membran mukosa selama beberapa jam, hari atau minggu berasal dari lingkungan, tidak menyebabkan penyakit dan tidak mampu menghidupkan dirinya sendiri secara permanen dipermukaan ( Jawetz, 2007)

Mikroorganisme residen terbanyak dikulit adalah basilus difteroid aerob dan anaerob (misalnya, Corynebacterium, Propionibakterium); Staphylococcus epidermidis, kadang S.aureus, dan spesies Peptostreptococcus); basilus pembentuk spora, aerob, gram positif yang ada di dalam udara ,air dan tanah; Streptococcus alfa hemolitik (Streptococcus viridian) dan Enterococcus; basilus koliformis gram negative dan asinobacter. Fungi dan ragi sering terdapat pada lipatan kulit: mikrobakteri nonpatogen yang tahan asam, terdapat di daerah yang banyak sekresi sebaseanya (genetalia,telinga luar) ( Jawetz, 2007).


(30)

17

Daftar Flora bakteri normal pada kulit Stapylococcus epidermidis

Stapylococcus aureus (dalam jumlah sedikit) Spesies micrococcus

Spesies neisseria nonpatogenik

Streptococcus alfa hemolitik dan nonhemolitik Difteroid

Spesies propionibacterium Spesies peptostreptococcus

Sejumlah kecil organism lain (spesies kandida,spesies asinobakter,dll (Jawetz, 2007).

Tabel 1. Jumlah Mikroorganisme Pada Tangan

Lokasi pada tangan Kepadatan

mikroorganisme

1. Dibawah kuku jari 61.368 CFU/cm²

2. Telapak tangan 847 CFU/cm²

3. Punggung tangan 250 CFU/cm²

4. Disela jari 223 CFU/cm²

5. Diatas kuku jari 89 CFU/cm²

Sumber : (N u m b e r o f M i c r o o r ga n i s m s o n Y o u r H a n d s , 2 0 0 8 , c yt Noah Fierer 2008)


(31)

18

C. Universal Precaution

Universal precaution merupakan tindakan pengendalian infeksi yang dilakukan oleh seluruh tenaga kesehatan untuk mengurangi resiko penyebaran infeksi dan didasarkan prinsip bahwa darah dan cairan tubuh dapat berpotensi menularkan penyakit, baik berasal dari pasien ataupun petugas kesehatan. (Nursalam,2007). Tujuannya adalah melindungi tenaga kesehatan dan pasien dari tertular penyakit dan mengurangi jumlah mikroba pathogen . Kewaspadaan ini meliputi cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan, pemakaian alat pelindung diri, pengelolaan alat kesehatan, pengelolaan jarum dan alat tajam untuk menghindari perlukaan. (DepKes RI,2003)

1. Cuci tangan

Cuci tangan merupakan teknik dasar yang paling penting dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi. Tujuannya adalah untuk menghilangkan kotoran atau mikroba yang menempel pada kulit . terdapat dua konsep dasar higiene tangan yang berbeda yaitu mencuci tangan (hand washing) dan menggosok tangan dengan alkohol (hand rubbing). Cuci tangan adalah mencuci tangan dengan menggunakan sabun plain (tidak mengandung anti mikroba) atau sabun antiseptik (mengandung anti mikroba), menggosokgosok kedua tangan meliputi seluruh permukaan tangan dan jari-jari selama 1 menit, mencucinya dengan air dan mengeringkannya secara keseluruhan dengan menggunakan handuk sekali pakai. Meski sama-sama untuk membersihkan tangan, keampuhannya membunuh bakteri berbeda-beda. Sabun antibakteri memiliki bahan khusus yang dapat mengontrol bakteri di tangan. Ketika mencuci tangan


(32)

19

dengan sabun antibakteri, sejumlah kecil bahan antibakteri turut bekerja (Widmer , 2000). Universal precaution perlu diterapkan dengan tujuan:

a. Mengendalikan infeksi secara konsisten.

b. Memastikan standar adekuat bagi mereka yang tidak terdiagnosa atau tidak terlihat seperti risiko.

c. Mengurangi risiko bagi petugas kesehatan dan pasien.

d. Asumsi bahwa risiko atau infeksi berbahaya (Nursalam , 2007). Prosedur cuci tangan adalah sebagai berikut:

a. Basahi tangan setinggi pertengahan lengan bawah dengan air mengalir. b. Taruh sabun di bagian telapak tangan yang telah basah. Buat busa

secukupnya tanpa percikan.

c. Gerakan cuci tangan terdiri dari gosokan kedua telapak tangan, gosokan telapak tangan kanan di atas punggung tangan kiri dan sebaliknya, gosok kedua telapak tangan dengan jari saling mengait, gosok kedua ibu jari dengan cara menggenggam dan memutar, gosok telapak tangan. Proses berlangsung selama 10-15 detik

d. Bilas kembali dengan air sampai bersih.

e. Keringkan tangan dengan handuk atau kertas yang bersih atau tisu atau handuk katun kain sekali pakai.

f. Matikan kran dengan kertas atau tisu.

g. Pada cuci tangan aseptik/ bedah diikuti larangan menyentuh permukaan yang tidak steril (WHO, 2005).


(33)

20

Gambar 3. Cara mencuci tangan

2. Memakai sarung tangan

Tujuan memakai sarung tangan adalah untuk melindungi kontak dengan darah,secret, selaput lender, alat yang terkontaminasi dan lain-lainnya.

3. Memakai masker dan kacamata

Melindungi selaput lender, hidung dan mata dari percikan darah dan cairan tubuh lain.

4. Apron (baju pelindung)

Untuk menghindari genangan atau percikan darah dan cairan tubuh lain. 5. Pengelolaan alat kesehatan

Untuk mencegah alat terkontaminasi sehingga terhindar dari infeksi. Ada enpat tahap yaitu


(34)

21

a. Dekontaminasi

Adalah proses menghilangkan mikroorganisme patogen dan kotoran dari suatu benda sehingga aman untuk pengelolaan selanjutnya.

b. Pencucian alat

Yaitu tindakan pencucian alat untuk menghilangkan mikroorganisme yang kasat mata dengan air,desinfektan dan sikat.

c. Sterilisasi

Yaitu tindakan untuk menghilangkan mikroorganisme berikut endosporanya. Cara ini merupakan cara yang paling efektif untuk menghilangkan mikroorganisme patogen.

d. Penyimpanan alat kesehatan. 6. Pengelolaan alat tajam

7. Pengelolaan sampah dan limbah rumah sakit (Emaliawati, 2009)

D. Infeksi Nosokomial 1. Definisi

Infeksi merupakan adanya suatu organisme pada jaringan atau cairan tubuh yang disertai suatu gejala klinis baik lokal maupun sistemik. Infeksi yang muncul selama seseorang tersebut dirawat di rumah sakit dan mulai menunjukkan suatu gejala selama seseorang itu dirawat atau setelah selesai dirawat disebut infeksi nosokomial (Darmadi, 2008).


(35)

22

Nosokomial berasal dari bahasa Yunani, dari kata nosos yang artinya penyakit dan komeo yang artinya merawat. Nosokomion berarti tempat untuk merawat atau rumah sakit. Jadi infeksi nosokomial dapat diartikan sebagai infeksi yang didapat selama perawatan di rumah sakit, tetapi bukan timbul ataupun pada stadium inkubasi pada saat masuk dirawat dirumah sakit, atau merupakan infeksi yang berhubungan dengan perawatan dirumah sakit sebelumnya. Infeksi yang baru menunjukkan gejala setelah 72 jam pasien berada dirumah sakit disebut infeksi nosokomial (IDAI, 2010).

2. Mikroorganisme Patogen yang Terlibat

Infeksi nosokomial dapat disebabkan oleh setiap mikroorganisme patogen. Sering disebabkan oleh bakteri yang berasal dari flora normal endogen pasien sendiri. Faktor – faktor seperti pengobatan dengan antibiotik, uji diagnostik dan pengobatan yang invasif, penyakit dasar, bersama-sama mengubah flora endogen pasien selama dirawat. Dari data yang banyak dilaporkan, stafilokokus, streptokokus dan basil Gram negatif berperan dalam infeksi nosokomial. Streptokokus grup B, enterokokus, dan S.aureus juga merupakan patogen penting. Dia antara basili Gram-negatif, E.coli, spesies enterobakter, dan Klebsiella pneumoniae merupakan patogen nosokomial yang paling sering. Resistensi terhadap antimikroba sering terjadi diantara bakteri yang menimbulkan infeksi nosokomial. Galur S.aureus yang resisten terhadap semua antibiotik beta-laktam


(36)

23

(aminoglikosida dan macrolide) dikenal sebagai methicillin-resistant S.aureus (MRSA) (IDAI,200).

3. Faktor Penularan

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses infeksi adalah: petugas kesehatan, peralatan medis, lingkungan, makanan dan minuman, penderita lain, pengunjung atau keluarga.

a. Petugas kesehatan

Petugas kesehatan khususnya perawat dapat menjadi sumber utama terpapar infeksi yang dapat menularkan berbagai kuman ke pasien maupun tempat lain karena perawat rata-rata setiap harinya 7-8 jam melakukan kontak langsung dengan pasien. Salah satu upaya dalam pencegahan infeksi nosokomial yang paling penting adalah perilaku cuci tangan karena tangan merupakan sumber penularan utama yang paling efisien untuk penularan infeksi nosokomial. Perilaku mencuci tangan perawat yang kurang adekuat akan memindahkan organisme - organisme bakteri patogen secara langsung kepada hospes yang menyebabkan infeksi nosokomial di semua jenis lingkungan pasien.

b. Lingkungan

Lingkungan rumah sakit yang tidak bersih juga bisa menyebabkan infeksi nosokomial sebab mikroorganisme penyebab infeksi dapat tumbuh dan berkembang pada lingkungan yang tidak bersih.


(37)

24

c. Peralatan medis

Peralatan medis yang dimaksud adalah alat yang digunakan melakukan tindakan keperawatan, misalnya jarum, kateter, kassa, instrument, dan sebagainya. Bila peralatan medis tidak dikelola kebersihan dan kesterilannya maka akan menyebabkan infeksi nosokomial.

d. Makanan atau minuman

Hidangan yang disajikan setiap saat kepada penderita apakah sudah sesuai dengan standar kebersihan bahan yang layak untuk dikonsumsi bila tidak bersih itu juga akan menyebabkan infeksi

e. Penderita lain

Keberadaan penderita lain dalam satu kamar atau ruangan atau bangsal perawatan dapat menjadi sumber penularan.

f. Pengunjung

Pengunjung dapat menyebarkan infeksi yang didapat dari luar ke dalam lingkungan rumah sakit, atau sebaliknya, yang dapat ditularkan dari dalam rumah sakit ke luar rumah sakit (Darmadi, 2008).


(38)

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitan ini merupakan penelitian eksperimental labolatorik untuk mengetahui mikroorganisme yang terdapat pada tangan tenaga medis dan paramedis di Instalasi Perinatologi Rumah Sakit Abdul Moeloek Bandar Lampung.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Pengambilan sampel dilakukan di Unit Perinatologi Rumah Sakit Abdul Moeloek selama satu minggu. Dimulai dari bulan Desember sampai Januari 2013 dan pengidentifikasian bakteri selama 2 minggu, dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

C. Bahan dan Alat Penelitian 1. Pengambilan Swab a. Alat

- Lidi kapas steril - Ose dan lampu Bunsen


(39)

26

b. Bahan

- Nutrient Broth - PCA

- Nutrient Agar

2. Media pembiakan selektif dan differensial

- Media gula-gula untuk uji biokimia bakteri Gram negatif dan positif

- Agar SC untuk uji biokimia bakteri Gram negatif - Agar TSIA untuk uji biokimia bakteri Gram negatif

- Agar SIM untuk uji biokima bakteri Gram negative dan positif - Agar darah untuk bakteri gram positif

- Agar Mc. Conkey untuk bakteri gram negatif

3. Alat-Alat Penelitian

Alat-alat yang dipakai pada penelitian ini adalah inkubator, autoklaf, rak dan tabung reaksi, gelas ukur, pipet ukur, cawan petri, kapas, bunsen, ose, serta peralatan lainnya yang dipergunakan di Laboratorium Mikrobiologi.

D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Seluruh tenaga medis dan paramedis di Unit Perinatologi Rumah Sakit Abdul Moeloek


(40)

27

2. Sampel Penelitian

Metode pengambilan sampel menggunakan accidental sampling dengan batasan waktu satu minggu dengan kriteria inklusi dan eksklusi.

3. Kriteria inklusi

 Tenaga medis yaitu dokter umum dan dokter spesialis dan paramedis meliputi petugas kesehatan, bidan, perawat yang menyetujui mengikuti penelitian.

 Dokter umum dan dokter spesialis yang sedang melakukan tindakan medis (preventif, diagnostik, terapeutik, rehabilitatif) dengan cara berkontak langsung dengan neonatus di Unit Perinatologi Rumah Sakit Abdul Moeloek Bandar Lampung

 Perawat, bidan, petugas kesehatan yang melakukan tindakan medis dengan cara berkontak langsung dengan neonatus di Unit Perinatologi Rumah Sakit Abdul Moeloek Bandar Lampung.

4. Kriteria Ekslusi

 Tenaga medis dan paramedis yang tidak menyetujui ikut serta dalam penelitian

 Tenaga medis dan paramedis yang tidak melakukan tindakan medis terhadap neonatus di ruangan Perinatologi Rumah Sakit Abdul Moeloek Bandar Lampung.

E. Prosedur Penelitian


(41)

28

Pengambilan sampel dilakukan setelah tenaga medis dan paramedis melakukan tindakan medis dengan cara berkontak langsung dengan neonatus di ruangan perinatologi. Pengambilan sample dilakukan dengan metode swab. Lidi kapas steril dicelupkan ke cairan Nutrient Broth, kemudian diswab ke bagian telapak tangan dan jari tangan lalu ditanamkan langsung pada nutrient agar dan PCA (Plate Count Agar)

2. Pengolahan Sampel

Spesimen yang sudah diswab tadi ditanam langsung pada nutrient agar dan PCA, lalu dibawa ke laboratorium mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dan diinkubasi selama 24 jam untuk nutrient agar dan 48 jam untuk PCA.

3. Penanaman pada agar Mac Conkey dan agar darah

Penanaman dilakukan pada Mac Conkey dan Blood agar. Setelah itu diinkubasi pada suhu 37ºC selama 18-24 jam lalu diamati pertumbuhannya. Jika ditemukan bakteri gram positif pada media Blood agar maka diakukan uji biokimia dan pada agar Mac Conkey jika didapatkan hasil positif maka dianjutkan dengan uji biokimia .


(42)

29

Gambar 4 . Teknik Penggoresan

4. Uji Biokimia

a. Penanaman pada TSIA

Penanaman diakukan dengan cara mengambil spesimen bakteri dari agar Mac Conkey dan Blood agar .

Cara penanaman diakukan dengan goresan zig-zag dan ditusuk  Dengan ose yang sudah steril dan dingin, diambil koloni bakteri.

 Tutup dari media agar dibuka dan didekatkan dengan api

 Ose yang sudah berisi bakteri digoreskan zig-zag pada permukaan media, ditengah media tidak terlalu keatas ataupun ke bawah dan juga tidak terlalu ke kanan ataupun kekiri.

 Setelah itu ditusukkan ditengah – tengahnya 1 sampai 2 kali.  Setelah itu diinkubator pada suhu 37º C.

b. Penanaman pada medium Simmon’s Citrat

Uji ini dilakukan untuk menentukkan bakteri yang menggunakan sitrat sebagai sumber karbon. Hasil uji simon sitrat positif warna biru.


(43)

30

Cara penanaman :

 Dengan menggunakan ose steril, diambil biakan dari NA miring, lalu ditanam pada media Simmon’s citrat dengan cara digores secara zig zag pada permukaannya.

 Diinkubasikan pada suhu 37ºC selama 24 jam.

c. Uji Indol

 Dengan menggunakan ose steril, diambil sebagian koloni dari NA miring lalu diinokulasikan pada media indol dengan cara diaduk, kemudian diinkubasikan pada suhu 37ºC selama 24 jam.

 Pada media indol ditambahkan 1-2 tetes reagen kovacs.

d. Uji SIM (Sulfat Indol Motility)

 Dengan menggunakan ose steril, diambil koloni dari biakan Mc. Conkey agar, kemudian ditanam pada media SIM

dengan cara menusuk ose tegak lurus.

 Inkubasikan pada suhu 37º C selama 24 jam.

e. Uji Gula-gula

 Disiapkan biakan bakteri yang tidak diketahui pada agar miring.

 Kawat ose dengan ujung yang membulat dipanaskan sampai berpijar, kemudian didinginkan.


(44)

31

diketahui gram negatif diambil dengan kawat ose ujung (agar jangan dicungkil).

 Lalu ditanamkan bakteri yang ada pada kawat ose pada masing-masing media gula dari glukosa, laktosa, altosa, maltosa, dan sakarosa.

 Nama dan tanggal penamaan ditulis pada tiap tabung. Media diinkubasi pada suhu 37ºC selama 24 jam

f. Uji Katalase

Uji katalase berguna dalam mengidentifikasi kelompok bakteri yang dapat menghasilkan enzim katalase. Dilakukan dengan cara : di atas kaca objek ditetesi satu tetes H2O2 3%, ditambahkan koloni bakteri dan langsung diamati.

5. Penghitungan Angka Kuman

Koloni kuman yang tumbuh setelah diinkubasi dihitung dengan persyaratan sebagai berikut:

1. Koloni besar, kecil, menjalar dihitung 1 koloni karena dianggap berasal dari satu bakteri.

2. Penghitungan dapat dilakukan secara manual dengan memberi tanda titik pada koloni yang sudah dihitung (Soemarno, 2000).


(45)

32

F. Alur Penelitian

Gambar 5. Alur Penelitian Pengambilan specimen

(Hand Swab)

Penanaman pada Nutrient Agar

Penanaman pada Plate Count Agar

Uji Biokimia Uji Gula-gula

Uji katalase Mc.Conkey

(gram -)

Hitung jumlah Koloni CFU/cm2

Agar darah (gram positif )

Uji Biokimia Uji Gula-gula

SIM TSIA


(46)

33

G. Definisi Operasional

Tabel 2 . Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil

Mikroorganis me pada tangan penyebab Infeksi Bakteri,Jamur atau virus yang menempel pada tangan meliputi punggung tangan,kuku,jari dan sela-sela jari yang dapat menyebabkan infeksi Identifikasi bakteri Kultur bakteri, pembiakan bakteri dan uji biokimia +/-

H. Pengolahan dan Penyajian Data

Data yang diperoleh dikumpulkan melalui pencatatan hasil identifikasi bakteri pada tangan berdasarkan pemeriksaan mikroskopis dan biakan. Data disajikan secara deskriptif dalam bentuk table dan grafik.


(47)

47

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Simpulan Umum

Bakteri yang terdapat pada tangan tenaga medis dan paramedis di Unit perinatologi Rumah Sakit Abdul Moeloek adalah Staphylococcus aureus, Stapylococcus epidermidis, Staphylococcus saprophyticus, Neisseria mucosa, Basillus cereus, Pseudomonas aeruginosa, Enterobacter aeruginosa, Serratia mercescens, Serratia liquifacient, Salmonella dan Citrobacter freundii.

2. Simpulan Khusus

a. Bakteri pada tangan petugas medis dan paramedis yang dapat menyebabkan infeksi nosokomial pada neonatus di Unit Perinatologi adalah Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Serratia, Salmonela dan Citrobacter

b. Jumlah bakteri pada tangan petugas medis dan paramedis di unit perinatologi masih dalam batas normal. Namun, dapat menulari neonatus yang sedang dirawat karena ditemukannya bakteri patogen.


(48)

48

B. Saran

1. Sebaiknya para petugas medis dan paramedis harus mencuci tangannya terlebih dahulu dengan sabun sebelum memegang bayi atau neonatus

2. Menggunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan ketika akan melakukan berbagai tindakan medis.

3. Setiap akan memegang neonatus, patugas medis dan paramedis harus mengganti sarung tangan yang telah dipakai sebelumnya.

4. Ruangan perinatologi harus selalu dalam keadaan steril.

.


(1)

Cara penanaman :

 Dengan menggunakan ose steril, diambil biakan dari NA miring, lalu ditanam pada media Simmon’s citrat dengan cara digores secara zig zag pada permukaannya.

 Diinkubasikan pada suhu 37ºC selama 24 jam.

c. Uji Indol

 Dengan menggunakan ose steril, diambil sebagian koloni dari NA miring lalu diinokulasikan pada media indol dengan cara diaduk, kemudian diinkubasikan pada suhu 37ºC selama 24 jam.

 Pada media indol ditambahkan 1-2 tetes reagen kovacs.

d. Uji SIM (Sulfat Indol Motility)

 Dengan menggunakan ose steril, diambil koloni dari biakan Mc. Conkey agar, kemudian ditanam pada media SIM

dengan cara menusuk ose tegak lurus.

 Inkubasikan pada suhu 37º C selama 24 jam.

e. Uji Gula-gula

 Disiapkan biakan bakteri yang tidak diketahui pada agar miring.

 Kawat ose dengan ujung yang membulat dipanaskan sampai berpijar, kemudian didinginkan.


(2)

diketahui gram negatif diambil dengan kawat ose ujung (agar jangan dicungkil).

 Lalu ditanamkan bakteri yang ada pada kawat ose pada masing-masing media gula dari glukosa, laktosa, altosa, maltosa, dan sakarosa.

 Nama dan tanggal penamaan ditulis pada tiap tabung. Media diinkubasi pada suhu 37ºC selama 24 jam

f. Uji Katalase

Uji katalase berguna dalam mengidentifikasi kelompok bakteri yang dapat menghasilkan enzim katalase. Dilakukan dengan cara : di atas kaca objek ditetesi satu tetes H2O2 3%, ditambahkan koloni bakteri dan langsung diamati.

5. Penghitungan Angka Kuman

Koloni kuman yang tumbuh setelah diinkubasi dihitung dengan persyaratan sebagai berikut:

1. Koloni besar, kecil, menjalar dihitung 1 koloni karena dianggap berasal dari satu bakteri.

2. Penghitungan dapat dilakukan secara manual dengan memberi tanda titik pada koloni yang sudah dihitung (Soemarno, 2000).


(3)

F. Alur Penelitian

Gambar 5. Alur Penelitian

Pengambilan specimen (Hand Swab)

Penanaman pada Nutrient Agar

Penanaman pada Plate Count Agar

Uji Biokimia Uji Gula-gula

Uji katalase Mc.Conkey

(gram -)

Hitung jumlah Koloni CFU/cm2

Agar darah (gram positif )

Uji Biokimia Uji Gula-gula

SIM TSIA


(4)

G. Definisi Operasional

Tabel 2 . Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil

Mikroorganis me pada tangan penyebab Infeksi Bakteri,Jamur atau virus yang menempel pada tangan meliputi punggung tangan,kuku,jari dan sela-sela jari yang dapat menyebabkan infeksi Identifikasi bakteri Kultur bakteri, pembiakan bakteri dan uji biokimia +/-

H. Pengolahan dan Penyajian Data

Data yang diperoleh dikumpulkan melalui pencatatan hasil identifikasi bakteri pada tangan berdasarkan pemeriksaan mikroskopis dan biakan. Data disajikan secara deskriptif dalam bentuk table dan grafik.


(5)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Simpulan Umum

Bakteri yang terdapat pada tangan tenaga medis dan paramedis di Unit perinatologi Rumah Sakit Abdul Moeloek adalah Staphylococcus aureus, Stapylococcus epidermidis, Staphylococcus saprophyticus, Neisseria mucosa, Basillus cereus, Pseudomonas aeruginosa, Enterobacter aeruginosa, Serratia mercescens, Serratia liquifacient, Salmonella dan Citrobacter freundii.

2. Simpulan Khusus

a. Bakteri pada tangan petugas medis dan paramedis yang dapat menyebabkan infeksi nosokomial pada neonatus di Unit Perinatologi adalah

Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Serratia, Salmonela dan

Citrobacter

b. Jumlah bakteri pada tangan petugas medis dan paramedis di unit perinatologi masih dalam batas normal. Namun, dapat menulari neonatus yang sedang dirawat karena ditemukannya bakteri patogen.


(6)

B. Saran

1. Sebaiknya para petugas medis dan paramedis harus mencuci tangannya terlebih dahulu dengan sabun sebelum memegang bayi atau neonatus

2. Menggunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan ketika akan melakukan berbagai tindakan medis.

3. Setiap akan memegang neonatus, patugas medis dan paramedis harus mengganti sarung tangan yang telah dipakai sebelumnya.

4. Ruangan perinatologi harus selalu dalam keadaan steril.

.