STUDI KARAKTERISTIK PERILAKU PERJALANAN SISWA SMA NEGERI DI KOTA BANDAR LAMPUNG

(1)

ABSTRAK

STUDI KARAKTERISTIK PERILAKU PERJALANAN SISWA SMA NEGERI DI KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh

FERA LESTARI

Saat ini di Kota Bandar Lampung banyak pelajar yang menggunakan sepeda motor maupun mobil pribadi untuk pergi ke sekolah. Pergerakan ke sekolah merupakan pergerakan utama, adanya kegiatan belajar mengajar di sekolah menyebabkan terjadinya interaksi antara pelajar dan sekolah, yang mengharuskan pelajar menentukan bagaimana interaksi tersebut dapat dilakukan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik perilaku perjalanan siswa SMA Negeri di Kota Bandar Lampung dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan moda transportasi pada siswa SMA di Kota Bandar Lampung dalam melakukan perjalanan ke sekolah dengan menggunakan analisis tabulasi silang (crosstab), analisis ini digunakan untuk menampilkan keterkaitan antara dua atau lebih variabel.

Hasil studi menunjukkan dalam memilih moda perjalanan pribadi, pelajar laki-laki lebih dominan sebagai pengendara dibanding dengan pelajar perempuan dan faktor yang signifikan berpengaruh dalam pemilihan moda adalah waktu, biaya, jarak, keamanan, izin orang tua, diantar orang tua, tidak ada SIM dan lain-lain. Potensi pergerakan yang ditimbulkan oleh aktivitas siswa per sekolah adalah sebesar 10% yaitu 302 pergerakan sehingga potensi pergerakan yang terjadi sebesar 30200 pergerakan per hari per sekolah. Zona yang berpotensi sebagai bangkitan pergerakan terbesar adalah dari kecamatan enggal yaitu sebesar 19,43% dan zona yang berpotensi sebagai tarikan pergerakan terbesar adalah menuju ke kecamatan enggal yaitu sebesar 21,33%.

Kata Kunci: Karakteristik Perilaku Perjalanan, Siswa SMA Negeri, Pemilihan Moda, Tabulasi Silang


(2)

ABSTRACT

STUDY OF TRAVEL BEHAVIOR CHARACTERISTICS ON STATE HIGH SCHOOL STUDENTS IN THE CITY OF BANDAR LAMPUNG

By

FERA LESTARI

Nowadays in Bandar Lampung there are many students using motorcycle and private car to going to school. Go to school is one of the main movement, interaction between school and student require student to choose what kind of vehicle that they use to go to school. The aim of this research is to determine the characteristics of student travel behavior in state senior high school and to identify factor that influence modal choice using crosstab analysis. This analysis is use to determine relationship between two variables.

Analysis results showed that in choosing private modal, male student is dominant using motorcycle as rider than a female student and factor which affect in modal choice are time, cost, distance, parent’s permission, ushered by parents, haven’t got driving licence yet and others. Potential of the movement caused by students activity per school is in the amount 10% that is 302 movement so that the potential of the movement that occurs is 30200 movement per days per school.Zone where the biggest potential of trip generation occurs is sub-districts Enggal in the amount of 19.43% and a zone where the greatest potential as the attraction of the movement is headed to the sub-district Enggal that is equal to 21.33%.

Key words: Travel Behavior Characteristics, State Senior High School Student, Modal Choice, Crosstab


(3)

STUDI KARAKTERISTIK PERILAKU PERJALANAN SISWA

SMA NEGERI DI KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh:

FERA LESTARI

1115011028

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik

Pada

Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Lampung

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG


(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung , 20 Februari 1993. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara dari Bapak Tanggono dan Ibu Siti Rohani. Penulis memilki 2 orang adik laki-laki dan 1 adik perempuan yang bernama Andre Casing, Rijit Santupaan dan Widiya Cubing.

Penulis memulai pendidikan Taman Kanak-Kanak di TK Dharma Wanita Pematang Kiwah Natar dan melanjutkan pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 1 Natar yang diselesaikan pada tahun 2005, Pada tahun 2008 penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 8 Bandar Lampung, dan melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMA Fransiskus Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2011. Pada masa belajar di sekolah penulis aktif sebagai anggota paskibra serta aktif dalam klub music Fransiskus String Ensamble.

Pada tahun 2011 penulis di terima sebagai mahasiswa fakultas teknik jurusan teknik sipil melalui jalur undangan dan tergabung dalam HIMATEKS

Pada Januari - Maret 2014 penulis mengikuti Kerja Praktik di Proyek Pembangunan Graving Dock dan Pengembangan Dermaga Noahtu Bandar Lampung dan pada Agustus 2014 mengikuti Kuliah Kerja Nyata di desa Pesawaran Indah Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran.


(8)

PERSEMBAHAN

Alhamdulilahhirabbilalamin. Kuucapkan Syukur atas Karunia-Mu Akhirnya saya dapat menyelesaikan sebuah karya yang semoga menjadikanku insan yang berguna,bermanfaat dan

bermartabat. Aku Persembahkan karya sederhana ini

Untuk Kedua orang tuaku yang sangat aku cintai. Untuk ayah dan ibuku yang telah merawat dan memberikan dukungan materi serta moril dan spiritual. Terimakasih untuk

kesabarannya dalam membimbing dan memberikan arahan serta nasihat yang berguna. Terimakasih telah memeberikan pelajaran hidup yang sangat berharga.

Untuk Keluarga besarku Kakek Nenek serta Adik-adikku yang menjadi semangat terbesar dalam menyelesaikan tugas dan kewajibanku ini.

Untuk orang yang aku sayang dan sahabat-sahabatku yang telah mendukungku dan telah menjadi tempat untuk berbagi cerita dan tempat berkeluh kesah

Untuk para dosen yang tak hentinya memberikan ilmu pengetahuan, arahan serta bimbingannya.

Untuk teman-teman sejawat atas dukungannya dalam proses yang sangat panjang ini. Dan untuk mahasiswa lainnya khususnya Jurusan Teknik Sipil yang sedang mengalami

proses ini untuk tetap optimis dan semangat dalam mengerjakan skripsi agar dapat membangun nusa dan bangsa agar lebih baik dan menjadi generasi muda yang cerdas dan


(9)

MOTO

A Miracle Is Another Name Of An Effort

Dream Is The Power

-Ayah-Sesungguhnya Sesudah Kesulitan Ada Kemudahan Maka Apabila Kamu Telah Selesai Urusan Dunia Maka Bersungguh-Sungguhlah Dalam Ibadah.

Al- Insyirah (94:5-6)

Nol Adalah Awal Dari Segala Sesuatu. Tak Ada Apapun Yang Bisa Dimulai Jika Tidak Dari Sana. Segala Sesuatu Takkan Bisa Didapat


(10)

Kudo-SAN WACANA

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah dan atas berkat rahmat serta hidayah Allah S.W.T., penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Studi Karakteristik Perilaku Perjalanan Siswa SMA Negeri di Kota Bandar Lampung” sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana Teknik Sipil di Universitas Lampung.

Diharapkan dengan selesainya skripsi ini, Penulis dapat memberikan gambaran mengenai karakteristik perilaku perjalanan siswa SMA Negeri di Kota Bandar Lampung yang dapat digunakan sebagai referensi dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang transportasi.

Pada penyusunan laporan ini Penulis banyak mendapatkan bantuan, dukungan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, Penulis mengucapkan terima kasih setinggi-tingginya kepada:

1. Prof. Dr. Suharno, M.Sc., selaku Dekan Fakultas Teknik, Universitas Lampung.

2. Gatot Eko Susilo, S.T, M.Sc., Ph.D. selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil, Universitas Lampung.


(11)

3. Dr. Rahayu Sulistyorini, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing Utama, atas kesediaan waktunya memberikan bimbingan dan pengarahan dalam proses penyelesaian skripsi ini

4. Sasana Putra, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing Kedua, atas kesediaan waktu, arahan dan bimbungan serta dukungannya dalam proses penyelesaian skripsi ini.

5. Ir. Dwi Herianto, M.T., selaku Dosen Penguji atas waktunya serta kritik dana saran yang diberikan dalam proses penyelesaian skripsi ini

6. Ir. Idharmahadi Adha, M.T., selaku dosen Pembimbing Akademik atas arahan selama masa perkuliahan.

7. Semua Dosen jurusan Teknik Sipil yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat dalam proses pembelajaran dan wawasan untuk lebih baik kedepannya.

8. Kedua orang tuaku tercinta Ayah Tanggono, Ibu Siti Rohani. Kakek dan Nenek yang telah memberikan dorongan materil dan spiritual dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Adik-adikku tersayang Andre Casing,Widiya Cubing dan Rijit Santupaan yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.

10. Sahabatku Intan Bonita Lumban Gaol, Oktaviany Widyawaty dan Karina Ananta yang telah menemani, memberikan semangat dan dukungan yang luar biasa dalam proses penyelesaian skripsi ini.

11. Sahabat lainnya Dewa Ayu atas kesediannya membantu pengambilan data, Ika Ristiya, dan Iis Priyatun yang telah memberikan semangat, doa dan dukungannya.


(12)

12. Akbar Yudi selaku penyemangat dan pemberi dukungan selama proses penyelesain skripsi.

13. Rekan mahasiswa bimbingan nyoman, galuh, indah, trinovita, yohana, ekanto, prayoga, chindy, novrianti, ira, yuntares, anggarani, novindio, fajar terimakasih atas dukungan dan segala bantuannya.

14. Rekan mahasiswa KKN dan KP. Rahmah Intan Sari dan Anindia Nasution, Fajar Putra Sanjaya, Anngarani Budi Ribowo, Intan Bonita LG, Oktaviany Widyawaty, Karina Ananta dan pembimbing lapangan Rifky Arya Putra, S.T atas dukungannya selama masa kuliah, KKN dan KP hingga terselesaikannya skripsi ini.

15. Grup Summoners War fajar, novindio, prayoga, ekanto, adit, salman dll. yang selalu memberikan hiburan selama proses penyelesaian skripsi.

16. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Unila angkatan 2011 dan rekan-rekan mahasiswa yang lain yang tidak mungkin Penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun sangat Penulis harapkan agar sempurnanya laporan ini dikemudian hari. Akhir kata, Penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat.

Bandar Lampung, Desember 2015 Penulis


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jumlah Kendaraan ... 33

2. Frekuensi Pindah Kendaraan... 35

3. Jumlah Penggunaan Kendaraan Menurut Jenis Kelamin ...37

4. Jarak Antara Rumah dan Sekolah ...39

5. Kepemilikan Sepeda Motor...44

6. Kepemilikan Mobil ...45

7. Jumlah Orang Dalam Keluarga ...47

8. Alasan Responden Menggunakan Angkutan Umum ...50

9. Alasan Tidak Menggunakan Kendaraan Umum ...53

10. PengujianChi-squarePada Faktor Pemilihan Kendaraan ...55

11. Zona Pada Matriks Asal Tujuan ...57

12. Perjalanan Home BaseddanNon Home BasedSiswa SMA Negeri Di Kota Bandar Lampung ...58

13. Contoh Data Yang Digunakan Sebagai Input ...61

14. Contoh Data Yang Sudah Dikategorikan ...62


(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan Alir Penelitian ...26

2. Peta Lokasi Penelitian...27

3. Persentase Moda Perjalanan ... 34

4. Persentase Frekuensi Pindah Kendaraan ... 36

5. Persentase Jarak ... 40

6. Persentase Kepemilikan Sepeda Motor ... 44

7. Persentase Kepemilikan Mobil ... 45


(15)

D

DAAFFTTAARRISISII

Halaman

DAFTAR GAMBAR... i

DAFTAR TABEL... ii

I. PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah ...3

C. Tujuan...3

D. Ruang Lingkup Pekerjaan ...4

E. Sistematika Penulisan...4

II. TINJAUAN PUSTAKA ...6

A. Permasalahan Transportasi Perkotaan...6

B. Pergerakan ...9

C. Karakteristik Perjalanan ...11

D. Pemilihan Moda ...12

E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Moda ...14

F. Perilaku Perjalanan...16

G. Model Statistik-Matematika ...18

H. Tabulasi Silang ...19


(16)

J. Teknik Sampling ...21

K. Ukuran Sampel ...21

L. Penelitian Terdahulu ...23

III. METODOLOGI PENELITIAN ...25

A. Umum...25

B. Wilayah Studi...27

C. Penentuan Jumlah Sampel...27

D. Pengumpulan Data ...28

E. Analisis Data ...29

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN...32

A. Moda Perjalanan...32

B. Jenis Kelamin ...36

C. Jarak ...39

D. Kepemilikan Kendaraan...43

E. Ukuran Rumah Tangga ...46

F. Faktor Penggunaan Kendaraan ...48

G. Uji StatistikChi-squareFaktor Pemilihan Moda Perjalanan...54

H. Perilaku Perjalanan...55

V. SIMPULAN DAN SARAN ...65

A. Simpulan...65

B. Saran...66 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN A LAMPIRAN B


(17)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Permintaan akan jasa transportasi dari penumpang/orang timbul akibat adanya

kebutuhan untuk melakukan perjalanan dari satu lokasi ke lokasi lainnya untuk

beraktivitas dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Khusus perjalanan dalam

kota, jumlah-jumlah perjalanan terbanyak umumnya terdiri dari tiga periode jam

sibuk, yang pertama terjadi pada pagi hari, ketika orang serentak berangkat

meninggalkan rumah menuju lokasi tempat beraktivitas. Yang kedua terjadi saat

jam istirahat makan siang dan yang ketiga terjadi pada saat sore hari dimana

orang telah selesai melaksanakan aktivitasnya dan pulang ke rumah. Aktivitas

pendidikan merupakan aktivitas yang membentuk profil perjalanan terbanyak

setelah aktivitas ekonomi dan terjadinya hampir setiap pagi.

Peralihan dari angkutan umum ke angkutan pribadi bukan menjadi suatu solusi

dalam penyelasaian sistem transportasi dan bahkan dapat mengakibatkan sistem

transportasi tersebut akan lebih buruk. Jumlah pengguna angkutan pribadi yang

cenderung terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dan tidak didukung

oleh pembangunan infrastruktur yang memadai dapat mengakibatkan timbulnya


(18)

2

tidak mendapat perhatian yang lebih serius maka dapat menimbulkan dampak

seperti waktu perjalanan meningkat dan biaya operasional kendaraan meningkat.

Kepadatan lalu lintas akan bertambah jika pengguna jalan lebih banyak

menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan angkutan umum. Oleh karena itu,

salah satu solusi kemacetan adalah dengan mengoptimalkan fungsi angkutan

umum agar menjadi pilihan masyarakat dalam melakukan perjalanan.

Perkembangan kendaraan bermotor di Kota Bandar Lampung sangat pesat

sehingga berpotensi menimbulkan permasalahan transportasi misalnya

kemacetan dan kecelakaan lalu lintas. Saat ini di Kota Bandar Lampung

banyak pelajar yang menggunakan sepeda motor maupun mobil pribadi untuk

pergi ke sekolah. Tidak tersedianya angkutan umum yang memadai membuat

perilaku perjalanan terutama anak sekolah memilih untuk menggunakan

kendaraan pribadi untuk pergi ke sekolah. Penggunaan kendaraan pribadi juga

dipilih karena mobilitas yang tinggi untuk mencapai tujuan. Tidak hanya itu

penggunaan kendaraan pribadi dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya

kepemilikan kendaraan pribadi, waktu tempuh, dan biaya transportasi. Namun,

hal ini berpengaruh terhadap arus lalu lintas terutama di jam puncak yaitu pagi

hari saat jam masuk sekolah. Dengan mengetahui informasi berupa karakteristik

pelaku perjalanan dan faktor pemilihan moda oleh siswa SMA diharapkan dapat

menjadi pertimbangan untuk pengambilan kebijakan transportasi khusunya


(19)

3

terutama angkutan umum agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat

berdasarkan karakteristiknya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat ditarik beberapa permasalahan yang

akan diajukan dalam penulisan skripsi ini yaitu:

1. Bagaimana karakteristik perilaku perjalanan siswa SMA Negeri di Kota

Bandar Lampung?

2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan moda transportasi pada

siswa SMA di Kota Bandar Lampung dalam melakukan perjalanan ke

sekolah?

C. Tujuan

Tujuan dari studi ini adalah:

1. Mengetahui karakteristik perilaku perjalanan siswa SMA Negeri di Kota

Bandar Lampung.

2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan moda

transportasi pada siswa SMA di Kota Bandar Lampung dalam melakukan

perjalanan ke sekolah

3. Memberikan gambaran mengenai penggunaan moda pada siswa SMA di Kota

Bandar Lampung dalam melakukan perjalanan ke sekolah, sehingga


(20)

4

dalam pengembangan kebijakan di bidang transportasi terutama untuk

kepentingan pendidikan.

D. Ruang Lingkup Pembahasan

Ruang lingkup pembahasan berguna untuk membatasi sampai sejauh mana

kajian ini dibahas dalam Tugas Akhir. Pembatasan masalah yang ada adalah

sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan untuk mengetahui karakteristik perilaku perjalanan

siswa SMA Negeri di Kota Bandar Lampung dan faktor yang mempengaruhi

pemilihan moda transportasi untuk perjalanan sekolah.

2. Studi kasus dilakukan dibeberapa SMA Negeri di Bandar Lampung. SMA

Negeri yang menjadi tempat penelitian yaitu SMA Negeri 2 Bandar

Lampung, SMA Negeri 1 Bandar Lampung, SMA Negeri 9 Bandar

Lampung dan SMA Negeri 10 Bandar Lampung.

3. Analisis yang digunakan adalah analisis Tabulasi silang atau crosstab.

E. Sistematika Penulisan

Penyusunan tugas akhir ini akan diuraikan menjadi lima bab dengan gambaran

umum masing-masing bab adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang atas permasalahan yang akan

menjadi objek studi, maksud dan tujuan studi, batasan studi yang dilakukan yang


(21)

5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan mengenai dasar-dasar teori yang berkaitan dalam proses

penyusunan tugas akhir. Dasar-dasar teori ini menjadi acuan yang dapat

mendukung dalam melakukan analisis dari permasalahan yang menjadi objek

studi.

BAB III METODOLOGI

Bab ini menjelaskan mengenai metode pendekatan yang digunakan untuk

menganalisis permasalahan pada objek studi.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang analisis semua permasalahan yang ada, dimana

masalah masalah yang muncul akan diselesaikan melalui penelitian. Pada bab ini

juga dilaporkan secara detail rancangan tehadap penelitian yang dilakukan, baik

perancangan secara umum dari sistem yang dibangun maupun perancangan yang

lebih spesifik.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan hasil analisis dan rekomendasi yang

diambil berdasarkan hasil analisis tersebut. Adapun kesimpulan ini merupakan


(22)

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Permasalahan Transportasi Perkotaan

Kota dianggap sebagai tempat tersedianya berbagai kebutuhan dan lapangan kerja selain itu kota menawarkan begitu banyak kesempatan baik di sektor yang formal maupun informal. Pertumbuhan wilayah di perkotaan berlangsung sangat cepat dibandingkan dengan di daerah pedalaman. Perkembangan industri di perkotaan menjadikan banyak tersedianya lapangan kerja dengan upah yang tinggi. Hal ini mendorong orang yang tinggal di daerah pedalaman atau desa untuk pindah ke kota maupun bekerja di perkotaan.

Perpindahan dari desa ke kota disebut urbanisasi. Laju urbanisasi yang tinggi di daerah perkotaan tentunya akan berakibat pada meningkatnya jumlah permintaan akan jasa transportasi. Dengan meningkatnya jumlah penduduk yang ada di perkotaan maka diperlukan penyediaan sarana transportasi yang memadai untuk melayani jumlah penduduk tersebut. Permasalahan yang dihadapi di daerah perkotaan akibat tingginya laju urbanisasi adalah keterbatasan sistem transportasi dalam memenuhi permintaan akan jasa transportasi. Masalah kemacetan merupakan salah satu masalah transportasi yang dihadapi di negara yang sedang


(23)

7

berkembang seperti Indonesia. Salah satu faktor dari masalah kemacetan di perkotaan adalah penggunaan kendaraan pribadi.

Kebutuhan akan transportasi di Bandar Lampung saat ini semakin meningkat diiringi dengan perekonomian yang semakin baik. Semakin tingginya pengguna kendaraan pribadi baik kendaraan roda dua maupun roda empat mengakibatkan volume lalu lintas meningkat khususnya pada saat jam puncak baik pagi dan sore hari dimana terjadi pergerakan yang bersamaan dari bangkitan perjalanan menuju tujuan atau tarikan perjalanan.

Volume lalu lintas yang melebihi kapasitas jalan dapat mengakibatkan kemacetan. Kemacetan yang terjadi mengakibatkan kerugian bagi pengguna jasa transportasi baik kerugiaan materi berupa bertambahnya biaya operasional kendaraan maupun waktu yang terbuang akibat adanya tundaan. Di kota Bandar Lampung khususnya saat jam puncak dipagi hari seringkali terjadi beberapa titik rawan kemacetan. Kemacetan lalu lintas tidak dapat dihindari karena masyarakat terus melakukan berbagai aktivitas di antaranya berangkat bekerja, berangkat sekolah, dan keperluan lainnya. Hal ini diperparah dengan banyaknya penggunaan kendaraan pribadi dibandingkan dengan penggunaan angkutan massal.

Dalam bukunya Tamin (2000) menjelaskan penggunaan kendaraan pribadi meningkatkan kesempatan seseorang untuk bekerja, memperoleh didikan, berbelanja, rekreasi maupun melakukan aktivitas sosial lainnya. Pada umumnya


(24)

8

peningkatan pemilikan kendaraan pribadi merupakan cerminan hasil interaksi antara peningkatan taraf hidup dan kebutuhan mobilitas penduduk di daerah perkotaan.

Penggunaan kendaraan pribadi merupakan salah satu penyebab kemacetan di daerah perkotaan karena para pengguna jasa transportasi cenderung menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan kendaraan umum. Akibat makin membaiknya keadaan ekonomi kepemilikan kendaraan pribadi makin tinggi dan pemakaian angkutan umum menjadi semakin menurun. Menurunnya peranan angkutan umum disebabkan oleh rendahnya tingkat pelayanan angkutan umum itu sendiri. Tingkat pelayanan angkutan umum yang rendah membuat citra penyedia jasa angkutan menjadi buruk sehingga apabila tingkat pelayanannya tidak diperbaiki maka pemakai jasa transportasi semakin tidak menyukai angkutan umum dan semakin rendahnya pemakaian angkutan umum.

Penggunaan kendaraan pribadi tidak hanya didominasi oleh para karyawan yang akan pergi bekerja namun juga para pelajar yang akan pergi ke sekolah. Faktor pemilihan moda transportasi bagi pelajar ini sangat bervariasi. Pertumbuhan kendaraan yang semakin meningkat dan rendahnya pembangunan infrastruktur dapat menimbulkan titik-titik kemacetan karena tidak adanya keseimbangan antara kebutuhan transportasi dengan prasarana yang tersedia. Melihat pertumbuhan kendaraan yang begitu besar maka perlu dilakukan manajemen lalu lintas dalam mengatasi masalah kemacetan.


(25)

9

Terkait dengan penggunaan kendaraan pribadi khususnya kendaraan yang digunakan untuk tujuan sekolah dapat dipilih alternatif penyediaan angkutan massal seperti bus sekolah sehingga para siswa sekolah tidak memakai kendaraan pribadi baik menggunakan sepeda motor sendiri maupun diantar atau memakai mobil pribadi. Langkah ini dapat mengurangi kepadatan lalu lintas. Saat ini banyak siswa memakai sepeda motor, diantar atau memakai mobil pribadi ke sekolah.

B. Pergerakan

Beberapa definisi terkait pergerakan dan perjalanan menurut Ortuzar dan Willumsen (2011)antara lain sebagai berikut:

1.

Perjalanan didefinisikan sebagai suatu pergerakan satu arah dari titik asal ke titik tujuan. Biasanya diprioritaskan pada pergerakan yang menggunakan moda kendaraan bermotor.

2.

Pergerakan Home-Based, yaitu pergerakan yang menunjukkan bahwa rumah dari pelaku perjalanan merupakan asal maupun tujuan pergerakan.

3.

Pergerakan Non Home-Based, yaitu pergerakan yang menunjukkan bahwa ujung pergerakan bukanlah rumah pelaku pergerakan.

4. Produksi pergerakan (Trip Production), didefinisikan sebagai asal dan tujuan dari sebuah pergerakan Home-Based atau sebagai asal dari perjalanan Non Home-Based.


(26)

10

5.

Tarikan pergerakan (Trip Attraction), didefinisikan sebagai akhir bukan rumah utuk pergerakan Home-Based atau sebagai tujuan dari suatu pergerakanNon Home-Based.

6.

Bangkitan pergerakan (Trip Generation), adalah total jumlah pergerakan yang ditimbulkan oleh rumah tangga dalam suatu zona, baik Home-Basedmaupun Non Home-Based.

Perjalanan adalah pergerakan satu arah dari zona asal ke zona tujuan, termasuk pergerakan berjalan kaki. Berhenti secara kebetulan tidak dianggap sebagai tujuan pergerakan meskipun terpaksa melakukan perubahan rute. Meskipun pergerakan sering diartikan dengan pergerakan pulang dan pergi, dalam ilmu transportasi biasanya analisis keduanya harus dipisahkan.

Tamin (2000) mengemukakan bahwa terdapat lima katagori tujuan pergerakan berbasis tempat tinggal, yaitu:

1. Pergerakan ke tempat kerja

2. Pergerakan ke sekolah atau universitas (pergerakan dengan tujuan pendidikan) 3. Pergerakan ke tempat belanja

4. Pergerakan untuk kepentingan sosial 5. Pergerakan untuk tujuan rekreasi

Tujuan pergerakan bekerja dan pendidikan, disebut tujuan pergerakan utama yang merupakan keharusan untuk dilakukan oleh setiap orang setiap hari, sedangkan tujuan pergerakan lain sifatnya hanya pilihan dan tidak rutin dilakukan.


(27)

11

Pergerakan berbasis bukan rumah hanya sekitar (15-20%) dari total pergerakan yang terjadi.

Pergerakan ke sekolah merupakan pergerakan utama, adanya kegiatan belajar mengajar di sekolah menyebabkan terjadinya interaksi antara pelajar dan sekolah, yang mengharuskan pelajar menentukan bagaimana interaksi tersebut dapat dilakukan.

C. Karakteristik Perjalanan

MenurutOrtuzar danWillumsen (2011) karakteristik perjalanan akan bergantung pada faktor-faktor berikut:

a. Maksud Pergerakan. Dalam kasus pergerakan Home-Based, terdapat lima kategori tujuan pergerakan, yaitu pergerakan kerja, pergerakan sekolah atau kuliah (pendidikan), pergerakan belanja, pergerakan sosial dan rekreasi, serta pergerakan lainnya.

b. Waktu. Terkadang pergerakan dikategorikan kepada periode pergerakan peak dan off peak. Proporsi pergerakan dengan maksud berbeda biasanya sangat bervariasi dengan waktu dalam sehari.

c. Karakteristik Orang. Klasifikasi lainnya adalah perilaku pergerakan individu. Perilaku ini dipengaruhi oleh karakteristik sosial dan ekonomi. Kategori yang digunakan adalah tingkat pendapatan, pemilikan kendaraan, ukuran rumah tangga, dan sebagainya


(28)

12

D. Pemilihan Moda

Pemilihan moda mungkin merupakam hal terpenting dalam perencanaan transportasi. Tidak seorang pun dapat menyangkal bahwa moda angkutan umum menggunakan ruang jalan jauh lebih efisien daripada moda angkutan pribadi. Selain itu, kereta api bawah tanah dan moda transportasi kereta api lainnya tidak memerlukan ruang jalan raya untuk bergerak sehingga tidak ikut memacetkan lalu lintas. Jika pengendara yang berganti ke moda transportasi angkutan umum, maka angkutan pribadi mendapatkan keuntungan dari perbaikan tingkat pelayanan akibat pergantian moda tersebut. Sangatlah tidak mungkin menampung semua kendaraan pribadi di suatu kota karena dibutuhkan ruang jalan yang sangat luas dan tempat parkir. Oleh karena itu, masalah pemilihan moda dapat dikatakan sebagai tahap terpenting dalam berbagai macam perencanaan dan kebijakan transportasi. Hal ini menyangkut efisiensi pergerakan di daerah perkotaan, ruang yang harus disediakan kota untuk jadi prasarana transportasi dan banyaknya pilihan moda transportasi yang dapat dipilih penduduk.

Jika terjadi interaksi antara dua tata guna lahan, seseorang akan memutuskan bagaimana interaksi tersebut dilakukan. Biasanya interaksi tersebut mengharuskan terjadinya perjalanan. Dalam kasus ini keputusan harus ditentukan dalam hal pemilihan moda yang akan digunakan. Pilihan pertama biasanya antara berjalan kaki atau menggunakan kendaraan. Jika kendaraan harus digunakan, apakah kendaraan pribadi (sepeda, sepeda motor, mobil, dll) atau angkutan umum


(29)

13

(bus, becak, dll). Jika angkutan umum yang digunakan, jenis apa yang akan digunakan (angkot, bus, kereta api, pesawat, dll).

Model pemilihan moda bertujuan untuk mengetahui proporsi orang yang akan menggunakan setiap moda. Karakteristik alat transportasi publik yang tersedia dari tempat asal seseorang ke tempat tujuannya merupakan faktor utama dalam menentukan moda dan rute yang akan ditempuh. Moda perjalanan yang dipilih juga tergantung pada beberapa faktor seperti tujuan perjalanan, jarak tempuh perjalanan, dan penghasilan pelaku perjalanan yang kemudian dipertimbangkan pula faktor-faktor turunan yang lainnya dari ketiga faktor yang telah disebutkan sebelumnya, antara lain faktor biaya perjalanan dan waktu perjalanan. Pilihan moda adalah pembagian atau proporsi jumlah perjalanan ke dalam cara atau moda angkutan yang berbeda. Untuk berpergian atau melakukan perjalanan, seseorang berhak untuk menentukan pilihan moda yang akan digunakannya sesuai dengan kemampuan dan seleranya. Sebaliknya, penyedia jasa transportasi dapat pula menawarakan jenis moda pada trayek yang dilayaninya, namun ragamnya terbatas sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sulistyorini (2014) pemilihan jenis kendaraan pada setiap perjalanan yang dilakukan tiap anggota keluarga tentu sangat dipengaruhi oleh kepemilikan jenis kendaraan dan kondisi sosial ekonomi yang bersangkutan. Dalam hal penggunaan moda tedapat sekelompok orang yang tidak memiliki lebih dari satu pilihan, misalnya karena kelompok ini tidak memiliki kendaraan pribadi atau dari sisi usia terlalu muda sehingga belum sampai usianya memiliki surat izin


(30)

14

mengemudi atau usianya sudah cukup lanjut dan secara fisik tidak mungkin mengemudi. Kelompok yang tidak memiliki pilihan ini disebutcaptive.

Analisis pilihan moda ini tidak hanya menghitung banyaknya orang yang akan menggunakan suatu moda saja, tetapi sekaligus juga akan mengidentifikasi perilaku pelaku perjalanan dalam memilih dan menggunakan suatu moda tertentu dan mengabaikan moda lainnya, serta merumuskan seluruh faktor dan variabel yang dianggap secara signifikan memengaruhi perilaku pelaku perjalanan dalam menentukan pilihannya terhadap suatu moda tertentu. Dalam memilih moda angkutan, pelaku perjalanan tertentu memilih atribut pelayanan tertentu. Pelaku perjalanan akan mempertimbangkan atribut pelayanan yang lebih penting bagi mereka. Pelaku perjalanan dengan karakteristik sosial ekonomi berbeda akan mempunyai pola perilaku berbeda terhadap atribut pelayanan sistem transportasi.

E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilhan Moda

Menurut Ortuzar dan Willumsen (2011) faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan moda adalah.

1. Ciri Pengguna Jalan

Beberapa faktor berikut ini diyakini akan sangat mempengaruhi pemilihan moda: ketersediaan atau pemilikan kendaraan pribadi, pemilikan Surat Izin Mengemudi (SIM), struktur rumah tangga, pendapatan, faktor lain misalnya keharusan menggunakan mobil ke tempat bekerja dan keperluan mengantar anak ke sekolah.


(31)

15

2. Ciri Pergerakan

Pemilihan moda juga akan sangat dipengaruhi oleh: Tujuan pergerakan, waktu terjadinya pergerakan, dan jarak perjalanan.

3. Ciri Fasilitas Moda Transportasi

Hal ini dapat dikelompokkan menjadi dua kategori:

a. Faktor kuantitatif: waktu perjalanan, biaya transportasi (tarif, biaya bahan bakar, dan lain-lain), ketersediaan ruang dan tarif parkir.

b. Faktor kualitatif: kenyamanan, keamanan, keandalan dan keteraturan. 4. Ciri Kota Atau Zona

Ciri yang dapat mempengaruhi pemilihan moda adalah jarak dari pusat kota dan kepadatan penduduk.

Dalam bukunya Sulistyorini (2014) pemilihan moda transportasi sangat tergantung dari:

1. Tingkat ekonomi/income, kepemilikan 2. Biaya transportasi

Orang yang memiliki satu pemilihan moda disebutcaptiveterhadap moda tesebut. Jika terdapat lebih dari satu moda, moda yang dipilih biasanya yang mempunyai rute terpendek, tercepat, atau termurah atau bahkan kombinasi ketigannya. Faktor lain yang mempengaruhi adalah tingkat kenyamanan dan keselamatan.


(32)

16

F. Perilaku Perjalanan

Pola perjalanan di daerah perkotaan/urban dipengaruhi oleh tata letak pusat-pusat kegiatan perkotaan (permukiman, komersial, perkantoran, sekolah, rumah sakit, dan lain- lain). Pola perjalanan dibentuk oleh tiga hal, yaitu frekuensi perjalanan, tujuan perjalanan, dan moda perjalanan.

Perilaku perjalanan berkaitan dengan perilaku manusia dalam menentukan pola perjalanan yang akan dilakukan, dengan terlebih dahulu memutuskan pola aktivitas sehari-hari. Menurut Kitamura (2010) aspek perilaku perjalanan yang dapat terukur dibagi dalam empat komponen, yaitu: frekuensi perjalanan (travel frequency), waktu tempuh perjalanan (travel time), biaya perjalanan (travel cost), dan jarak tempuh perjalanan (travel distance). Permintaan perjalanan merupakan turunan dari permintaan aktivitas, di mana individu menyusun jadwal aktivitas sehari-hari terlebih dahulu, kemudian muncul keputusan dalam menentukan pola aktivitas dan perjalanan yang akan dilakukan. Aktivitas dikelompokkan menjadi enam kategori yaitu: aktivitas bekerja, aktivitas rumah tangga di luar rumah, aktivitas rumah tangga di dalam rumah, rekreasi, aktivitas luang di dalam rumah, dan keperluan pribadi di luar rumah. Adapun kaitannya terhadap aspek waktu, pola aktivitas harian dapat dibedakan menjadi aktivitas hari kerja (weekdays) dan aktivitas akhir pekan (weekend). Agarwal (2004). Perbedaan pola aktivitas pada hari kerja dan akhir pekan, mempengaruhi pola perjalanan seseorang, sehingga perilaku perjalanannya pun berbeda.


(33)

17

Aspek lainnya yaitu aspek spasial. Dalam kaitannya terhadap perilaku perjalanan, aspek spasial merupakan bentuk dan struktur kota memiliki unsur-unsur yang dapat mempengaruhi perilaku perjalanan. Unsur-unsur spasial yang memiliki pengaruh terhadap perilaku perjalanan menurutYunus (2005) adalah aksesibilitas atau jarak jangkauan pelayanan angkutan umum, jarak terhadap pusat kota, dan jarak terhadap fasilitas lokal seperti lokasi kerja, sekolah, fasilitas belanja dan fasilitas rekreasi.

Selain itu aspek sosial demografi dapat berpengaruh terhadap perilaku pelaku perjalanan, menurut Gliebe dan Koppelman dalam Ettema, et al (2006) perilaku perjalanan turut dipengaruhi aspek sosial demografi, diantaranya adalah aspek gender, struktur usia, pendidikan terakhir, struktur rumah tangga, dan aspek kepemilikan kendaraan pribadi. Menurut Levinson (1997) aspek ekonomi juga turut mempengaruhi perilaku perjalanan individu dalam rumah tangga, diantaranya adalah aspek pendapatan, aspek pengeluaran rumah tangga, status pekerjaan, dan jenis pekerjaan.

Penelitian mengenai perilaku perjalanan telah banyak dilakukan, terutama mengenai perilaku perjalanan anak sekolah. Akan tetapi yang lebih banyak menarik perhatian adalah perilaku perjalanan untuk anak sekolah dasar, di mana anak pada usia ini dianggap belum dapat menentukan perjalanannya sendiri dan masih tergantung pada perjalanan orang tuanya. Perilaku perjalanan anak sekolah dasar sangat dipengaruhi oleh perilaku perjalanan orang tuanya, sehingga pergerakan anak sekolah dasar tersebut banyak yang menggunakan kendaraan


(34)

18

pribadi ke sekolah dibanding dengan berjalan kaki. Hal ini disebabkan karena adanya pengaruh dari bentuk kota yang menyebabkan banyaknya penggunaan kendaraan pribadi.

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perjalanan anak ke sekolah yaitu berupa:

1. Ketersediaan teknologi transportasi berupa kendaraan bermotor

2. Adanya keinginan orang tua untuk mendapatkan pendidikan yang baik, meskipun harus melakukan perjalanan yang jauh

3. Keterbatasan waktu, dimana orang akan melakukan perjalanan yang cepat karena dibatasi oleh waktu.

4. Adanya resiko yang mungkin terjadi pada anak-anak yang melakukan perjalanan ke sekolah.

G. Model Statistik-Matematika

Dalam bukunya Miro (2004) mengatakan bahwa kebanyakan studi perancanaan transportasi menggunakan model statistik-matematika. Tujuan dari perencanaan transportasi adalah meramalkan jumlah kebutuhan akan jasa transportasi dan menganalisis variabel-variabel yang menentukan meningkatnya jumlah kebutuhan akan jasa transportasi di kemudian hari. Untuk keperluan meramalkan dan menganalisis kebutuhan jasa transportasi tersebut perlu diselidiki dan diamati hubungan antara variabel. Variabel-variabel yang berpengaruh terhadap timbulnya kebutuhan akan jasa transportasi. Metode atau alat analisis untuk


(35)

19

pengamatan hubungan variable-variabel berpengaruh tersebut adalah model hubungan fungsional berupa pernyataan dari model matematis.

H. Tabulasi Silang

Tabulasi silang merupakan sebuah teknik statistik yang menjelaskan dua atau lebih variabel secara bersamaan dan hasil dalam tabel mencerminkan distribusi gabungan dua atau lebih variabel yang mempunyai kategori terbatas atau nilai yang berbeda. Analisis tabulasi silang merupakan suatu prosedur dalam uji statistik untuk melihat hubungan antar variabel atau faktor sekaligus memperoleh besarnya derajat keterhubungan atau asosiasi antar variabel atau faktoryangdiukur.

Tabulasi silang merupakan metode analisis kategori data yang menggunakan data nominal, ordinal, interval, serta kombinasi di antaranya. Prosedur tabulasi silang digunakan untuk menghitung banyaknya kasus yang mempunyai kombinasi nilai-nilai yang berbeda dari dua variabel dan menghitung harga-harga statistik beserta ujinya. Analisis tabulasi silang bermanfaat dalam menyelesaikan permasalahan analisisdata.

Tabulasi silang dapat menganalisis keterkaitan antara dua variabel yang mempunyai tipe data terutama dalam bentuk data kualitatif. Tabulasi silang mengolah data dan melakukantiga tahap perhitungan:

1. Perhitungan-perhitungan statistik dalam bentuk uji-uji hipotesa yang sangat beragam akanmernbantu dalam menguji keterkaitan antara dua variabel.


(36)

20

2. Tabulasi silang juga menghasilkan koefisien-koefisien yang menunjukkan derajat hubungan antara dua variabel tersebut.

3. Tabulasi silang menentukan arah hubungan yang terjadi, yaitu dengan menentukan variabel mana yang bebas dan variabel mana yang tidak bebas.

Dengan ketiga tahapantersebut, maka tabulasi silang akan membantudi dalam menganalisis tahap selanjutnya, sebagai dasar dalam suatu pengambilan keputusan.

I. Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2012) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Margono (2010) populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Jadi populasi berhubungan dengan data, bukan manusianya. Jika setiap manusia memberikan suatu data maka, maka banyaknya atau ukuran populasi akan sama dengan banyaknya manusia. Sedangkan menurut Arikunto (2010) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.

Menurut Arikunto (2010) Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, sedangkan menurut Sugiyono(2012) sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti


(37)

21

tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi.

J. Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan cara yang digunakan untuk menentukan banyaknya jumlah sampel yang diambil dari suatu populasi. Banyak pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan banyaknya jumlah sampel. Menurut Sugiyono (2010) teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Nonprobability Sampling. Probability sampling meliputi: simple random sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified random sampling, dan area (cluster) sampling (sampling menurut daerah). Nonprobability sampling meliputi: sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh, dansnowball sampling.

K. Ukuran Sampel

Menentukan ukuran sampel yang cukup merupakan salah satu aspek yang paling kontroversial dalam penelitian. Tidak ada jawaban yang sederhana untuk menentukan ukuran suatu sampel guna mencapai tingkat kepercayaan yang diinginkan. Suatu ukuran sampel memang diperlukan untuk memenuhi persyaratan pengujian statistik, tapi tidak ada formula atau metode penentuan


(38)

22

ukuran sampel yang berlaku untuk setiap metode penelitian atau prosedur statistik. Ukuran sampel yang diperlukan untuk penelitian ditentukan oleh satu atau beberapa faktor yaitu jenis penelitian, tujuan penelitian, tingkat kerumitan penelitian, tingkat toleransi kesalahan, tenggat waktu penyelesaian, hambatan biaya dan penelitian sebelumnya.

Besarnya sampel untuk mengadakan estimasi terhadap populasi harus diperhatikan dalam kita melaksanakan survey sampel. Terlalu banyak sampel berati pemborosan tenaga dan biaya dan terlalu kecil sampel akan menjurus pada besarnya error. Menurut Margono (2010) penetapan besar kecilnya sampel tidaklah ada suatu ketetapan yang mutlak, artinya tidak ada satupun ketentuan berapa persen suatu sampel harusi diambil. Suatu hal yang perlu diperhatikan adalah keadaan homogenitas dan heterogenitas populasi. Jika keadaan populasi homogen, jumlah sampel hampir-hampir tidak menjadi persoalan, sebaliknya, jika keadaan populasi heterogen, maka pertimbangan pengambilan sampel harus memperhatikan hal, yaitu: harus diselidiki kategori-kategori heterogenitas dan besarnya populasi dalam setiap kategori

Ada banyak pendekatan yang digunakan dalam menentukan bobot/ jumlah sampel yang akan digunakan. Penentuan jumlah sampel dapat dialakukan dengan beberapa cara yaitu: menggunakan rumus, menggunakan table dan menggunakan nomogram.


(39)

23

L. Penelitian Terdahulu

1. Hastuti (2013) dalam mengatakan bahwa pemilihan moda pada pelajar tingkat SMA bukan merupakan proses acak, melainkan dipengaruhi oleh banyak faktor seperti karakteristik sosial ekonomi pengguna moda transportasi yang meliputi pekerjaan orangtua, kepemilikan kendaraan pribadi, dan kepemilikan SIM. Selain waktu tempuh, biaya perjalanan dan jarak tempuh juga ikut berpengaruh pada pemilihan moda transportasi.

2. Charifa (2012) menyatakan bahwa perilaku perjalanan terbukti erat kaitannya dengan jarak dan waktu tempuh. Moda yang digunakan sangat tergantung pada jarak dan waktu perjalanan yang akan dilalui. Pada hasil temuan studi ini, semakin jauh jarak rumah dan sekolah, semakin enggan anak-anak berjalan kaki, naik sepeda, atau menggunakan becak. Tetapi, sebaliknya, pada jarak perjalanan yang pendek pun responden masih tetap menggunakan kendaraan bermotor.

3. Muliana (2012) bahwa Karakteristik perjalanan merupakan bentuk dari pilihan-pilihan pergerakan yang dilakukan. Bentuk dari pilihan pergerakan adalah pilihan panjang perjalanan, pilihan moda transportasi, pilihan biaya transportasi dan bentuk pilihan pergerakan lainnya. Pilihan-pilihan pergerakan ini, dipengaruhi oleh berbagai faktor. Jarak diduga sebagai faktor dominan yang mempengaruhi pilihan–pilihan pergerakan. Perjalanan untuk aktivitas wajib (bekerja dan sekolah) merupakan perjalanan yang rutin dilakukan dan


(40)

24

signifikan dalam mempengaruhi total perjalanan suatu kota. Perjalanan tujuan pendidikan merupakan perjalanan wajib atau primer.

4. Manullang (2014) mengatakan bahwa metode crosstab pada prinsipnya merupakan teknik penyajian data dalam bentuk tabulasi, yang meliputi baris dan kolom. Analisis tabulasi silang ini digunakan untuk menampilkan keterkaitan antara dua atau lebih variabel dan menghitung apakah terdapat hubungan antar variabel. Berdasarkan hasil analisis dan temuan studi, dapat diketahui bahwa ada perbedaan karakteristik perilaku perjalanan rumah tangga pengguna sepeda motor di pinggiran Kota Semarang. Pada hari kerja, jarak tempuh rumah tangga dipengaruhi oleh jumlah kepemilikan sepeda motor dan pendapatan rumah tangga.

5. Adelin (2013) mengatakan bahwa data primer merupakan data utama yang didapatkan melalui kuesioner yang diberikan kepada responden. Adapun pertanyaan terkait karakteristik pelaku perjalanan dan pergerakan yaitu karakteristik pelaku perjalanan: jenis kelamin, usia, posisi dalam keluarga, jumlah anggota keluarga, pekerjaan, pendapatan per bulan, dan kepemilikan kendaraan bermotor.


(41)

BAB III. METODOLOGI

A. Umum

Metodologi merupakan suatu cara yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dan selanjutnya data tersebut akan dianalisa sehingga diperoleh kesimpulan untuk mencapai tujuan dari suatu penelitian. Metodologi penelitian ini bertujuan untuk mempermudah pelaksanaan dalam melakukan penelitian guna memperoleh pemecahan masalah dengan maksud dan tujuan yang telah ditetapkan secara sistematis.

Penelitian ini dimulai dengan melakukan pengumpulan studi literatur dan data-data, baik data primer maupun data sekunder. Data primer didapatkan dari data kuisioner yang akan disebarkan di SMA Negeri di Bandar Lampung yang telah dipilih untuk menjadi lokasi penelitian dan data-data sekunder berupa data yang didapat dari instansi-instansi terkait mengenai penelitian yang dilakukan. Data tersebut didapat dari sekolah yaitu berupa data jumlah siswa, kelas, status sekolah dan data lainnya yang diperlukan dalam penelitian ini.

Diagram kerja metode pembahasan dalam studi ini secara umum dapat dilihat pada Gambar 1. Diagram Alir Penelitian.


(42)

26

Gambar 1. Diagram Alir Penentuan Jumlah Sampel

Pengumpulan Data

Data Primer:

1. Data Kuesioner Siswa

Data Sekunder:

1. Data Jumlah Siswa

Data Cukup

Analisis Data

Kesimpulan dan Saran

Selesai Mulai


(43)

27

B. Wilayah Studi

Pada bab sebelumnya telah dijelaskan tujuan dan ruang lingkup pembahasan. Studi penelitian dilakukan di beberapa SMA Negeri yaitu SMA Negeri 2 Bandar Lampung, SMA Negeri 9 Bandar Lampung, SMA Negeri 1 Bandar Lampung dan SMA 10 Bandar Lampung.

Sumber: Google Map, 2015 Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian

C. Penentuan Jumlah Sampel

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah random sampling, yang menekankan bahwa semua elemen populasi mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel.


(44)

28

Populasi yang ditinjau adalah seluruh siswa yang ada di sekolah yang telah dipilih menjadi lokasi penelitian. Sampel diambil sebanyak 100 orang per sekolah.

D. Pengumpulan Data

Data yang digunakan pada penilitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dari penyebaran kuesioner kepada semua siswa SMA yang sekolahnya telah dipilih menjadi lokasi penelitian.

Data sekunder didapat dari instansi yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu sekolah. Data sekunder didapatkan dari sekolah yang bersangkutan untuk mendapatkan data jumlah siswa.

Data primer merupakan data yang didapat dari kuesioner yang telah disebar di sekolah yang telah dipilih dan diisi oleh responden. Data Kuesioner tersebut merupakan pertanyaan yang diajukan kepada siswa SMA Negeri yang telah ditentukan. Pertanyaan tersebut berkaitan dengan karakteristik perilaku perjalan yaitu:

1. Jenis Kelamin, merupakan hal yang penting untuk diketahui apakah jenis kelamin siswa berpengaruh terhadap perilaku perjalanan siswa SMA di Kota Bandar Lampung

2. Usia, merupakan variabel yang dapat memberikan gambaran tentang usia dari responden.


(45)

29

3. Jumlah Anggota Keluarga, merupakan variabel yang dapat menggambarkan pengaruh jumlah anggota keluarga terhadap penggunaan moda di kalangan siswa SMA di Kota Bandar Lampung

4. Kepemilikan Kendaraan, merupakan variabel yang dapat memberikan gambaran tentang jumlah kepemilikan kendaraan dan pilihannya terhadap penggunaan moda di kalangan siswa SMA di Kota Bandar Lampung

5. Jarak, merupakan variabel yang dapat menggambarkan pengaruh jarak terhadap penggunaan moda di kalangan siswa SMA di Kota Bandar Lampung 6. Tempat Tinggal, merupakan variable yang menggambarkan asaltujuan pada

perjalanan anak sekolah.

Adapun pertanyaan yang akan diajukan dalam kuisioner adalah sebagai berikut: 1. Nama, usia, dan alamat

2. Moda transportasi apa yang anda gunakan untuk pergi ke sekolah? 3. Anda sebagai pengendara/pengemudi atau penumpang?

4. Apa alasan anda menggunakan kendaraan tersebut? 5. Mengapa anda tidak menggunakan kendaraan umum? 6. Berapa jarak antara sekolah dan rumah anda?

7. Berapa jumlah kendaraan bermotor yang keluarga anda miliki?

E. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan metode crosstab. Metode crosstab adalah suatu metode untuk mentabulasikan beberapa variabel yang berbeda ke dalam suatu matriks. Tujuan penggunaan teknik analisis crosstab dalam penelitian ini adalah


(46)

30

untuk mengetahui hubungan karakteristik perilaku pelaku perjalanan ke sekolah terhadap pemilihan moda transportasi dan faktor sosio demografi.

Metode crosstabpada prinsipnya merupakan teknik penyajian data dalam bentuk tabulasi, yang meliputi baris dan kolom. Analisis tabulasi silang ini digunakan untuk menampilkan keterkaitan antara dua atau lebih variabel dan menghitung apakah terdapat hubungan antar variabel, serta menghitung sebesar hubungan antar variabel yang dinyatakan dalam baris dan kolom tersebut.

Selanjutnya, variabel-variabel yang akan ditabulasikan tersebut dikategorikan sebagai variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variabel). Variabel bebas (independent variabel) yaitu variabel yang dapat diujikan dengan variabel lainnya. Sedangkan variabel terikat (dependent variabel) yaitu variabel yang berdiri sendiri dalam menentukan hasil dan hubungannya dengan variabel bebas. Pada penelitian ini, penggunaan moda di kalangan siswa SMA di Kota Bandar Lampung dijadikan variabel terikat (sepeda motor, mobil pribadi dan angkutan umum), sedangkan yang menjadi variabel bebas adalah faktor sosial demografi.

Dalam teknik analisis tabulasi silang ini terdapat indikator statistik berupa Chi-Square yang digunakan untuk menguji ada tidaknya hubungan/keterkaitan variabel-variabel yang dinyatakan dalam baris dan kolom.


(47)

31

Dalam uji Chi-Square terdapat ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

1 . Apabila probabilitas dalam Tabel Chi-Square Tests, kolom Asymp.

Sig > 0,05, maka tidak terdapat hubungan antara variabel-variabel yang diuji (H0).

2 . Apabila probabilitas dalam Tabel Chi-Square Tests, kolom Asymp.

Sig < 0,05, maka terdapat hubungan antara variabel-variabel yang diuji (H1).

Data keluaran yang akan dihasilkan dari penelitian ini adalah data statistik dari karakteristik perilaku perjalanan siswa SMA negeri di Kota Bandar Lampung yaitu moda perjalanan yang digunakan, peran dalam menggunakan moda perjalanan, matriks asal tujuan, dan hubungan yang terjadi antara variabel-varibel yang diujikan.


(48)

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil penelitian didapat kesimpulan yaitu sebagai berikut:

1. Moda perjalanan yang paling banyak digunakan untuk tujuan sekolah adalah kendaraan pribadi yaitu sepeda motor dan mobil pribadi dengan pengguna sepeda motor sebesar 63,8% dan pengguna mobil pribadi sebesar 18,6 % sedangkan untuk kendaraan umum penggunaan angkutan umum hanya sebesar 7%.

2. Dalam memilih moda perjalanan pribadi, pelajar laki-laki lebih dominan sebagai pengendara dibanding dengan pelajar perempuan.

3. Faktor yang signifikan berpengaruh dalam pemilihan moda adalah waktu, biaya, jarak, keamanan, izin orang tua, diantar orang tua, tidak ada SIM dan lain-lain

4. Pada penggunaan kendararaan untuk jarak antara rumah dan sekolah 5-10 Km moda yang banyak digunakan adalah sepeda motor, dimana jarak 5-10 Km tersebut merupakan jarak terbanyak yang menggambarkan jarak antara rumah dan sekolah dari para responden.


(49)

66

5. Potensi pergerakan yang ditimbulkan oleh aktivitas siswa per sekolah adalah sebesar 10% yaitu 302 pergerakan sehingga potensi pergerakan yang terjadi sebesar 30200 pergerakan per hari per sekolah.

6. Asal perjalanan terbesar terjadi pada zona 2,3,14 dan 13 yaitu kecamatan Enggal, Kedamaian, Tanjung Karang Pusat, Dan Tanjung Karang Barat. Zona yang berpotensi sebagai bangkitan pergerakan terbesar adalah dari kecamatan Enggal yaitu sebesar 19,43%.

7. Tujuan perjalanan terbesar terjadi pada zona 2,3,14 dan 13 yaitu kecamatan Enggal, Kedamaian, Tanjung Karang Pusat, Dan Tanjung Karang Barat.Zona yang berpotensi sebagai tarikan pergerakan terbesar adalah menuju ke kecamatan Enggal yaitu sebesar 21,33%.

B. Saran

1. Penulis mengharapkan adanya kajian lebih lanjut tentang pergerakan anak sekolah khususnya untuk pergerakan siswa SMA Swasta, siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan siswa Sekolah Dasar (SD) untuk mengetahui besarnya pergerakan yang dilakukan anak sekolah dalam pergerakan harian.


(50)

DAFTAR PUSTAKA

Adelin, Stella. 2013.Studi Karakteristik Pelaku Perjalanan Dan Pergerakan. Institut Teknologi Bandung. Bandung. 4 hlm

Agarwal, Ashish. 2004. A Comparison of Weekend and Weekday Travel Behaviour Characteristics in Urban Area. Thesis. Unpublished. Master of Science Civil engineering University of South Florida. 194 hlm.

Arikunto, Suharismi. 2010.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Rineka Putra. Jakarta. 413 hlm.

Charifa, Febriasyraf. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Moda Transportasi Bersekolah Siswa Sekolah Dasar Di Kota Bandung. Institut Teknologi Bandung. Bandung. 10 hlm

Ettema, Dick et al. 2006. The Effect of Location, Mobility and Socio-Demographic Factors on Task and Time Allocation of Households. Transportation.Vol : 34.90-105

Hastuti, Dyah Retno. 2013.Pemilihan Moda Transportasi Menuju Sekolah Pada Pelajar Tingkat SMA Sederajat Kabupaten Malang. Universitas Negeri Malang. Malang

Juan de Dios Ortuzar dan Luis G. Willumsen. 1990., Modeling Transport., John and Sons, Ltd., Publication

Kitamura, Ryuichi. 2010. Life Style and Travel Demand. University of California at Davis, USA, Transportation, Vol. 36.


(51)

Levinson, David, M. 1997. Life-Cycle, Money, Space, and the Allocation of Time. Transportaation. Vol:26

Manullang, Okto Risdianto., (2014), Karakteristik Perilaku Perjalanan Rumah Tangga Pengguna Sepeda Motor Di Pinggiran Kota Semarang, Prosiding Simposium 17 FSTPT ISSN 2356-0509 Volume 2 Nomor 1. Jember,.

Margono, S., (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta.Jakarta. 259 hlm

Maulina, Rona. 2012. Perilaku Lokasi Tempat Tinggal Dan Karakteristik Perjalanan Mahasiswa Di Kota Bandung. Institut Teknologi Bandung. Bandung. 7 hlm

Miro, Fidel.(2004). Perencanaan Transportasi. Universitas Bung Hatta. Padang. 192 hlm

Sugiyono. 2012.Statistika Untuk Penelitian. Bandung.Alfabeta. 390 hlm

Sulistyorini, Rahayu. 2014. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Bandar Lampung. Graha Ilmu.102 hlm

Tamin, Ofyar Z. (2000). Perencanaan dan Permodelan Transportasi. Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung. 634 hlm.


(1)

terhadap pemilihan moda transportasi dan faktor sosio demografi.

Metode crosstabpada prinsipnya merupakan teknik penyajian data dalam bentuk tabulasi, yang meliputi baris dan kolom. Analisis tabulasi silang ini digunakan untuk menampilkan keterkaitan antara dua atau lebih variabel dan menghitung apakah terdapat hubungan antar variabel, serta menghitung sebesar hubungan antar variabel yang dinyatakan dalam baris dan kolom tersebut.

Selanjutnya, variabel-variabel yang akan ditabulasikan tersebut dikategorikan sebagai variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variabel). Variabel bebas (independent variabel) yaitu variabel yang dapat diujikan dengan variabel lainnya. Sedangkan variabel terikat (dependent variabel) yaitu variabel yang berdiri sendiri dalam menentukan hasil dan hubungannya dengan variabel bebas. Pada penelitian ini, penggunaan moda di kalangan siswa SMA di Kota Bandar Lampung dijadikan variabel terikat (sepeda motor, mobil pribadi dan angkutan umum), sedangkan yang menjadi variabel bebas adalah faktor sosial demografi.

Dalam teknik analisis tabulasi silang ini terdapat indikator statistik berupa Chi-Square yang digunakan untuk menguji ada tidaknya hubungan/keterkaitan variabel-variabel yang dinyatakan dalam baris dan kolom.


(2)

31

Dalam uji Chi-Square terdapat ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

1 . Apabila probabilitas dalam Tabel Chi-Square Tests, kolom Asymp.

Sig > 0,05, maka tidak terdapat hubungan antara variabel-variabel yang diuji (H0).

2 . Apabila probabilitas dalam Tabel Chi-Square Tests, kolom Asymp.

Sig < 0,05, maka terdapat hubungan antara variabel-variabel yang diuji (H1).

Data keluaran yang akan dihasilkan dari penelitian ini adalah data statistik dari karakteristik perilaku perjalanan siswa SMA negeri di Kota Bandar Lampung yaitu moda perjalanan yang digunakan, peran dalam menggunakan moda perjalanan, matriks asal tujuan, dan hubungan yang terjadi antara variabel-varibel yang diujikan.


(3)

Dari hasil penelitian didapat kesimpulan yaitu sebagai berikut:

1. Moda perjalanan yang paling banyak digunakan untuk tujuan sekolah adalah kendaraan pribadi yaitu sepeda motor dan mobil pribadi dengan pengguna sepeda motor sebesar 63,8% dan pengguna mobil pribadi sebesar 18,6 % sedangkan untuk kendaraan umum penggunaan angkutan umum hanya sebesar 7%.

2. Dalam memilih moda perjalanan pribadi, pelajar laki-laki lebih dominan sebagai pengendara dibanding dengan pelajar perempuan.

3. Faktor yang signifikan berpengaruh dalam pemilihan moda adalah waktu, biaya, jarak, keamanan, izin orang tua, diantar orang tua, tidak ada SIM dan lain-lain

4. Pada penggunaan kendararaan untuk jarak antara rumah dan sekolah 5-10 Km moda yang banyak digunakan adalah sepeda motor, dimana jarak 5-10 Km tersebut merupakan jarak terbanyak yang menggambarkan jarak antara rumah dan sekolah dari para responden.


(4)

66

5. Potensi pergerakan yang ditimbulkan oleh aktivitas siswa per sekolah adalah sebesar 10% yaitu 302 pergerakan sehingga potensi pergerakan yang terjadi sebesar 30200 pergerakan per hari per sekolah.

6. Asal perjalanan terbesar terjadi pada zona 2,3,14 dan 13 yaitu kecamatan Enggal, Kedamaian, Tanjung Karang Pusat, Dan Tanjung Karang Barat. Zona yang berpotensi sebagai bangkitan pergerakan terbesar adalah dari kecamatan Enggal yaitu sebesar 19,43%.

7. Tujuan perjalanan terbesar terjadi pada zona 2,3,14 dan 13 yaitu kecamatan Enggal, Kedamaian, Tanjung Karang Pusat, Dan Tanjung Karang Barat.Zona yang berpotensi sebagai tarikan pergerakan terbesar adalah menuju ke kecamatan Enggal yaitu sebesar 21,33%.

B. Saran

1. Penulis mengharapkan adanya kajian lebih lanjut tentang pergerakan anak sekolah khususnya untuk pergerakan siswa SMA Swasta, siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan siswa Sekolah Dasar (SD) untuk mengetahui besarnya pergerakan yang dilakukan anak sekolah dalam pergerakan harian.


(5)

Teknologi Bandung. Bandung. 4 hlm

Agarwal, Ashish. 2004. A Comparison of Weekend and Weekday Travel Behaviour Characteristics in Urban Area. Thesis. Unpublished. Master of Science Civil engineering University of South Florida. 194 hlm.

Arikunto, Suharismi. 2010.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Rineka Putra. Jakarta. 413 hlm.

Charifa, Febriasyraf. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Moda Transportasi Bersekolah Siswa Sekolah Dasar Di Kota Bandung. Institut Teknologi Bandung. Bandung. 10 hlm

Ettema, Dick et al. 2006. The Effect of Location, Mobility and Socio-Demographic Factors on Task and Time Allocation of Households. Transportation.Vol : 34.90-105

Hastuti, Dyah Retno. 2013.Pemilihan Moda Transportasi Menuju Sekolah Pada Pelajar Tingkat SMA Sederajat Kabupaten Malang. Universitas Negeri Malang. Malang

Juan de Dios Ortuzar dan Luis G. Willumsen. 1990., Modeling Transport., John and Sons, Ltd., Publication

Kitamura, Ryuichi. 2010. Life Style and Travel Demand. University of California at Davis, USA, Transportation, Vol. 36.


(6)

Levinson, David, M. 1997. Life-Cycle, Money, Space, and the Allocation of Time. Transportaation. Vol:26

Manullang, Okto Risdianto., (2014), Karakteristik Perilaku Perjalanan Rumah Tangga Pengguna Sepeda Motor Di Pinggiran Kota Semarang, Prosiding Simposium 17 FSTPT ISSN 2356-0509 Volume 2 Nomor 1. Jember,.

Margono, S., (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta.Jakarta. 259 hlm

Maulina, Rona. 2012. Perilaku Lokasi Tempat Tinggal Dan Karakteristik Perjalanan Mahasiswa Di Kota Bandung. Institut Teknologi Bandung. Bandung. 7 hlm

Miro, Fidel.(2004). Perencanaan Transportasi. Universitas Bung Hatta. Padang. 192 hlm

Sugiyono. 2012.Statistika Untuk Penelitian. Bandung.Alfabeta. 390 hlm

Sulistyorini, Rahayu. 2014. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Bandar Lampung. Graha Ilmu.102 hlm

Tamin, Ofyar Z. (2000). Perencanaan dan Permodelan Transportasi. Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung. 634 hlm.