digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
95
pemenuhan kebutuahan cabainya yang setiap bulannya harus mengeluarkan anggaran belanja antara Rp. 100.000 sampai dengan Rp. 200.000, sekarang
sudah tidak perlu lagi mengeluarkan anggaran belanja untuk belanja cabai karena sudah mampu mandiri dalam memenuhi kebutuhan cabainya dari
pemanfaatan lahannya. Selain bertanam cabai di lahan pekarangan, ada juga masyarakat Dusun
Nunuk yang memanfaatkan lahan pekarangannya untuk bertanam sayuran jenis terong. Adapun pemanfaatan lahan pekarangan untuk bertanam terong yang
dilakukan oleh salah satu masyarakat Dusun Nunuk sebagaimana yang ada pada gambar berikut ini;
Gambar 7.4 Bertanam Terong di Lahan Pekarangan
Sumber: Hasil dokumentasi peneliti saat melakukan pendampingan
Pada gambar di atas dapat dilihat, dengan lahan kosong di depan rumah yang dimilikinya. Keluarga Manan 39 mampu memanfaatkannya untuk
ditanami jenis sayuran terong, walaupun dari hasil panen pemanfaatan tersebut tidak dapat dijual yang bisa menambah penghasilan tambahannya setidaknya
dari pemanfaatan lahan pekarangan yang ditanami terong tersebut, keluarga
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
96
Manan 39 dapat memanfaatkannya untuk kebutuhan sehari-hari serta dapat mengurangi pengeluaran belanjanya di sektor dapur dalam satu bulan.
Sampai akhirnya, dari hasil pemanfaatan lahan pekrangannya untuk bertanam terong tersebut sekarang keluarga Manan 39 sudah tidak perlu lagi
membeli terong dari pasar atau tukang sayur keliling ketika ingin membuat sayur yang berkomposisikan terong. Karena dari hasil pemanfaatan lahan
pekrangannya, keluarga ini sudah mampu memenuhi kebutuhan terongnya sendiri dan juga mengurangi pengeluaran anggaran belanja per bulannya. Dalam
pemenuhan sayur yang setiap bulannya menghabiskan Rp. 90.000 sampai dengan Rp. 240.000, sekarang dengan memanfaatkan lahan pekarangannya
membuat keluarga Manan 39 mampu mengurangi anggaran belanja setiap bulannya menjadi Rp. 50.000 sampai Rp. 150.000 berkat bertanam terong di
lahan pekarangan depan rumahnya tersebut. Selain cabai dan terong, ada juga lahan pekarangan yang dimanfaatkan
untuk ditanami sayur labu seperti pada gambar berikut ini;
Gambar 7.5 Bertanam Labu di Lahan Pekarangan
Sumber: Hasil dokumentasi peneliti pada saat melakukan pendampingan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
97
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa di lahan yang cukup kecil pun mampu dimafaatkan untuk bertanam sayur. Adapun alasan dari keluarga Nasrip
43 untuk bertanam dilahan pekaranganya adalah karena perawatan dan pemeliharaan dari jenis tanaman tersebut yang tidak memerlukan perawatan dan
pememiliharaan khusus seperti cabai, sehingga ketika telah ditanami, dengan sendirinya tanaman itu akan tumbuh dan dapat dipanen. Aksi pemenuhan
kebutuhan sayur di Dusun Nunuk memang belum semuanya ikut terlibat, namun setidaknya dari beberapa masyarakat yang telah mendapatkan pengetahuan baru
tentang pemanfaatan lahan pekarangan dan cara bertanam sayur membuat mereka memutuskan untuk mulai memanfaatkan lahan pekarangannya untuk
ditanami sayur. Dari hasil pemanfaatan lahan pekarangannya yang itu untuk ditanami
sayuran jenis labu membuat keluarga Nasrip 43 sekarang tidak perlu membeli lagi ketika ingin mengkonsumsi labu karena sudah mampu mandiri dalam
pemenuhannya berkat pemanfaatan lahan pekarangan yang dilakukan disekitar rumahnya, sehingga itu juga berdampak pada pengeluaran anggaran belanja
rumah tangganya setiap bulannya. Padahal dalam pemenuhan kebutuhan sayurnya keluarga Nasrip 43 dalam satu bulan menghabiskan biaya Rp. 70.000
sampai Rp. 200.000, sekarang dengan memanfaatkan lahan pekarangannya untuk bertanam labu mampu menghemat pengeluaran pemenuhan belanja
kebutuhannya sehari-hari menjadi Rp. 50.000 sampai dengan Rp. 150.000 setiap bulannya.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
98
Dari hasil pemanfaatan lahan pekarangannya, bukan berati tingkat konsumsi masyarakat Dusun Nunuk menjadi menurun atau rendah yang dikarenakan
hanya mengandalkan, memanfaatkan, dan juga menggantungkannya pada jenis sayur yang mereka tanam di lahan pekarangnnya saja. Dengan pemanfaatan
lahan pekarangannya untuk bertanam sayur, membuat masyarakat semakin lebih leluasa dalam pemilihan menu pemenuhan kebutuhan sayurnya karena didukung
dengan mandiri dalam salah satu jenis sayur dari lahan pekarangannya sehingga dengan fenomena tersebut tingkat mengkonsumsi sayuran masyarakat Dusun
Nunuk semakin tinggi dengan dan dari pemanfaatan lahan pekarangannya untuk ditanami sayur ini.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
99
BAB VIII MEMBANGUN KEMANDIRIAN KEBUTUHAN PANGAN
REFLEKSI KRITIS
Indonesia adalah negara dengan sumber daya alam yang begitu kaya, yang sudah dikenal oleh banyak negara asing. Namun tidak sedikit dari sumber daya
alam yang dimiliki mampu dimanfaatkan dengan baik yang sehingga tidak sedikit masalah yang ditumbulkan dari hal tersebut, salah satunya pemenuhan
kebutuhan pangan. Sampai saat ini, negara Indonesia masih bergantung pada negara asing untuk beberapa komoditas pemenuhan kebutuhannya sehari-hari
terutama dalam kebutuhan pangan. Masyarakat Dusun Nunuk Desa Pomahan merupakan salah satu wajah
negara Indonesia yang juga bergantung dalam hal pemenuhan kebutuhan pangannya yaitu pada komoditas sayur. Pemenuhan kebutuhan sayur masyarakat
Dusun Nunuk sangtlah bergantung dari luar baik itu pasar maupun tukang sayur keliling. Dalam pemenuhan kebutuhan dapurnya sehari, mereka bisa
menghabiskan Rp. 3000 sampai dengan Rp. 8.00 yang itu berarti setiap bulan mereka menghabiskan Rp. 90.000 sampai Rp. 240.000 hanya untuk kebutuhan
dapurnya saja. Di sisi lain, tidak sedikit dari masyarakat Dusun Nunuk yang memiliki lahan kosong yang cukup luas disekitar rumahnya yang tidak
dimanfaatkan dengan baik, bahkan bisa dibilang tidak terurus serta menjadi tampat pembuangan sampah.
Di dalam Al-Quran telah dikatakan bahwa hujan merupakan suatu nikmat yang luar biasa, karena dari air hujan tersebut manusia bisa memanfaatkan lahan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
100
pekarangannya untuk ditanami tumbuh-tumbuhan sebagai salah satu sumber untuk kelangsungan hidupnya. Adapun ayat dalam Al-Quran yang menjelaskan
tentang itu adalah surat ‘Abasa ayat 24 – 32 sebagaimana berikut ini:
“Maka hendaklah manusia itu memperlihatkan makanannya. Sesungguhnya kami benar-benar telah mencurahkan air dari langit. Kemudian kami belah
bumi dengan sebaik-baiknya. Lalu kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu, anggur dan sayur-sayuran, zaitun dan kurma, kebun-kebun yang lebat, dan
buah-buahan serta rumput-rumputan. Untuk kesenanganmu dan untuk binatang- binatang ternakmu.
” QS. ‘Abasa : 24-32 Pemenuhan kebutuhan sayur masyarakat Dusun Nunuk dari luar tentu
sangat ironis, mengingat lahan kosong yang mereka punya cukuplah luas yang mana sebenarnya itu mampu dimanfaatkan untuk dijadikan lahan bercocok
tanam, terutama sayur. Pemanfaatan lahan pekarangan untuk bertanam sayur seharusnya mampu dilakukan agar masalah ketergantungan pemenuhan
kebutuhan sayur dari luar bisa dikurangi bahkan diatasi. Proses pemanfaatan lahan kosong untuk bertanam sayur tentu tidaklah
mudah, sehingga dibutuhkan keinginan dan kemauan dari diri sendiri oleh semua pihak agar proses perubahan ini mampu berhasil. Sutopo 55 selaku ketua RT
satu menjadi orang terdepan dalam kesediannya dalam melakukan aksi perubahan ini, karena memang seharusnya masyarakat sadar akan potensi yang
dimiliki yaitu lahan kosong yang luas yang mana itu bisa dimanfaatkan untuk memnuhi kebutuhan sehari-hari, terutama kebutuhan dapur sehingga masyarakat
tidak lagi mengandalkan tukang sayur keliling dalam pemenuhan kebutuhan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
101
sayurnya setiap hari. Tidak mudah mengajak masyarakat Dusun Nunuk dalam melakukan aksi perubahan ini karena sifat malas dan pragmatisnya. Tidak
sedikit dari mereka yang beralasan bahwa aksi perubahan ini adalah aksi yang percuma dilakukan, ada juga yang beralasan bahwa mengapa harus susah-susah
bertanam sayur kalau bisa membeli. Namun, seiring berjalannya waktu dan keberhasilan Sutopo 55 dalam
memanfaatkan lahan kosongnya, membuat masyarakat yang lain mengikutinya karena dirasa aksi perubahan ini mendatangkan manfaat untuk kelangsungan
hidup mereka. Selain bermanfaat karena bisa mengurangi pengeluaran belanja nya setiap hari, manfaat lain yang di dapat dari pemanfaatan lahan kosong
adalah tidak terbengkalainya lagi lahan pekarangan disekitar mereka dan juga tidak lagi menjadi tempat untuk pembuangan sampah yang itu bisa
membahayakan kelangsungan hidup mereka sendiri. Oleh karenanya pemanfaatan lahan kosong sangatlah penting dan
bermanfaat untuk kelangsungan hidup sehari-hari, selain itu juga dapat membantu negara ini untuk mengurangi angka impor dari luar, khususnya di
sektor pangan. Sehingga negara Indonesia mampu menjadi negara yang swasembada pangan dengan potensi kekayaan alam yang dimilikinya.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
102
BAB IX PENUTUP
A. Kesimpulan
Masyarakat Dusun Nunuk merupakan masyarakat yang memiliki tingkat konsumsi sayur yang cukup tinggi yang itu terbukti dengan anggaran belanja
rumah tangga di sektor pemenuhan kebutuhan dapur yang menghabiskan Rp. 3.000 sampai dengan Rp. 8.000 dalam setiap harinya yang mana dalam
pemenuhannya masyarakat Dusun Nunuk masih bergantung dari luar, baik itu pasar ataupun tukang sayur keliling. Padahal lahan kosong yang dimiliki masih
cukup luas yang sebenarnya apabila masyarakat sadar itu mampu dimanfaatkan untuk mengatasi masalah ketergantungan pemenuhan kebutuhan sayur dari luar.
Pemanfaatan lahan kosong untuk pemenuhan kebutuhan sayur yang dilakukan masyarakat Dusun Nunuk tentu membutuhkan waktu dan proses yang
tidak instan, sehingga membutuhkan usaha dan pengorbanan untuk merealisasikannya. Lahan kosong yang tidak termanfaatkan dengan baik
menjadi salah satu faktor yang menjadikan masyarakat Dusun Nunuk mengalami ketergantungan dalam pemenuhan kebutuhan sayur dari luar setiap harinya,
sehingga dibutuhkan aksi perubahan dalam mengubah dan mengatasi masalah tersebut. Padahal total lahan kosong yang dimiliki masyarakat Dusun Nunuk
adalah seluas 2.700 meter dari beberapa meter yang mereka miliki disekitar rumahnya.
Melihat realita yang terjadi di lapangan yaitu luas lahan kosong yang masih begitu luas yang belum dimanfaatkannya secara maksimal lahan kosong yang
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
103
dimilikinya, yang di karenakan belum adanya keterampilan dan pengetahuan masyarakat Dusun Nunuk dalam pemanfaatan lahan kosong. Membuat peneliti
berupaya untuk turut aktif dalma proses perubahan ini sehingga pokok masalah yang berupa kurangnya keterampilan pengembangan pertanian sayur mampu
diatasi. Sehinga dari masalah tersebut peneliti berupaya untuk melakukan pendidikan pengembangan keterampilan bertani masyarakat dengan menjadikan
media internet sebagai alat untuk menambah pengetahuan dan keterampilan masyarakat pada pemanfaatan lahan pekaragan.
Pendidikan materi tentang pemanfaatan lahan pekarangan yang dilakukan merupakan langkah awal dari proses perubahan yang dilakukan. Pemanfaatan
lahan pekarangan dengan bertanam sayur merupakan jawaban dari masalah yang terjadi yaitu ketergantungan pemenuhan kebutuhan sayur dari luar sehingga
nantinya diharapkan dari aksi perubahan ini, masyarakat mampu mandiri dalam pemenuhan sayurnya, meskipun memerlukan waktu dan proses yang tidak
instan. Dari aksi perubahan yang dilakukan, masyarakat Dusun Nunuk secara
perlahan telah mampu mandiri dalam pemenuhan kebutuhan sayurnya meskipun tidak sepenuhnya swasembada karena masih permulaan, sehingga harapan dari
aksi perubahan pemanfaatan lahan kosong untuk bertanam sayur ini mampu terus berkembang seiring kecanggihan teknologi dan kemajuan zaman yang
nantinya mampu benar-benar mandiri dan swasembada masyarakat Dusun Nunuk dalam pemenuhan kebutuhan sayurnya.