PENINGKATAN HASIL BELAJAR PPKn TEMA BERBAGAI PEKERJAAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATI STAD SISWA KELAS IV SDN 3 SUKADADI KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN
ABSTRAK
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PPKn TEMA BERBAGAI PEKERJAAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATI STAD
SISWA KELAS IV SDN 3 SUKADADI KECAMATAN GEDONGTATAAN
KABUPATEN PESAWARAN Oleh
SUKATI
Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PPKn melalui model pembelajaran kooperatif STAD di SD Negeri 3 Sukadadi Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran.
Metode penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas, yang terdiri dari dua siklus, setiap siklus terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan tes. Pengumpulan data menggunakan instrumen berupa lembar pengamatan siswa, kinerja guru pada proses pembelajaran, untuk mengetahui hasil belajar menggunakan tes. Teknik analisis data menggunakan teknik kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian siklus I rata-rata penilaian sikap 58,82% dan siklus II rata-rata sikap 81,37%. Penilaian pengetahuan siklus I rata 64,70% dan Siklus II rata 86,87%. Penilaian keterampilan siklus I rata 63,72% dan Siklus II rata-rata 86,87%. Pada siklus I rata-rata-rata-rata hasil belajar 68,82 dan pada siklus II hasil belajar siswa meningkat menjadi 76,47 atau naik 7,65 poin. Hasil belajar yang diperoleh pada siklus II ini sudah memenuhi indikator keberhasilan yang diharapkan.
(2)
(3)
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PPKn TEMA BERBAGAI PEKERJAAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATI STAD
SISWA KELAS IV SDN 3 SUKADADI KECAMATAN GEDONGTATAAN
KABUPATEN PESAWARAN
(Skripsi)
Oleh SUKATI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2014
(4)
(5)
(6)
(7)
MOTO
Sebaik-baik manusia adalah orang yang sanggup menjadikan dirinya sebesar-besarnya manfaat ditengah-tengah
(8)
PERSEMBAHAN
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Dengan segenap cinta aku persembahkan karya sederhana ini untuk:
suamiku tercinta Supriyanto yang selalu mendampingi dan memberi motivasi demi keberhasilanku.
Kedua buah hatiku Erwin Eprianto dan Erni Epriana
Teman-teman sejawat yang tidak dapat kusebutkan satu persatu, terima kasih atas perhatian yang diberikan.
Almamaterku, Universitas Lampung
Terima kasih atas segala dukungan serta doa restu yang telah diberikan, sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini.
(9)
RIWAYAT HIDUP
Sukati, lahir di lampung Selatan, 26 Januari 1967 dari pasangan Bapak Saji dan Ibu Sawiyem. Penulis lulus Sekolah Dasar Negeri 1 Sukadadi pada tahun 1980, penulis melanjutkan ke SMP Negeri 1 Gedongtataan lulus pada tahun 1983. Penulis menyelesaikan SPG PGRI lulus pada tahun 1986. Penulis mulai meniti karir di dunia pendidikan pada tahun 1987 sampai sekarang di SDN 3 Sukadadi. Kemudian pada tahun 2011 penulis melanjutkan kuliah pada Program Studi S1 Dalam Jabatan FKIP Universitas Lampung.
(10)
SANWACANA
Bismillahir Rahmaanir Rahiim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Peningkatkan Hasil Belajar PPKn Tema Berbagai Pekerjaan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif STAD Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3 Sukadadi Kecamata Gedongtataan Kabupaten Pesawaran TP 2014/2015” diselesaikan.
Sudah selayaknya penulis sampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini terutama kepada:
1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si, Selaku Dekan beserta jajaran Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan ijin penelitian.
2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan ijin penelitian.
3. Dr. Darsono, M.Pd selaku ketua program studi PGSD yang telah memberikan ijin penelitian.
(11)
4. Ibu Dr. Herpratiwi, M.Pd, selaku dosen pembimbing, yang telah membimbing dengan sabar dan penuh kasih sayang sampai skripsi ini terselesaikan.
5. Bapak Dr. Chandra Ertikanto, M.Pd, selaku dosen pembahas telah memberikan saran, kritik dan masukan dalam skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu dosen beserta Staf Universitas Lampung yang telah memberi ilmu pengetahuan selama penulis menuntut ilmu pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
7. Ibu Silfia, S.Pd selaku Kepala SDN 3 Sukadadi Pesawaran yang telah memberi ijin penelitian.
8. Semua Dewan Guru SDN 3 Sukadadi Pesawaran, atas kerja sama dan bantuannya.
9. Ibu Teguh Rahayu, S.Pd Terima kasih atas bantuaannya.
Pesawaran, Desember 2014
(12)
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL…..………. xiv
DAFTAR GAMBAR……….. xv
DAFTAR LAMPIRAN……… xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang……… 1
B. Identifikasi Masalah………. 3
C. Pembatasan Masalah……… 3
D. Rumusan Masalah ……… 4
E. Tujuan Penelitian……….. 4
F. Manfaat Penelitian……… 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Tematik Terpadu……… 6
B. Belajar dan Pembelajaran ……… ……… 11
C. Hasil Belajar……….. 13
D. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SD………. 14
E. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD……….. 15
F. Hipotesis Tindakan ……… 19
BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian ……… ……….. 20
B. Prosedur Penelitian……… 20
C. Data Penelitian……… 25
D. Teknik Pengumpulan Data………. 25
E. Instrumen Penelitian……….. 26
F. Teknik Analisis Data………. 28
G. Indikator Keberhasilan………. 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Siklus I……… 30
B. Hasil Penelitian Siklus II………. 37
(13)
Halaman BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan……….. 52
B. Saran……… 53
DAFTAR PUSTAKA ……… 54
(14)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Alur Siklus Penelitian……… 21
2. Grafik Penilaian Sikap Siklus I……… 33
3. Grafik Penilaian Pengetahuan Siklus I ……… ……… 34
4. Grafik Penilaian Keterampilan Siklus I ……….. 35
5. Grafik Penilaian Sikap Siklus II……… 40
6. Grafik Penilaian Pengetahuan Siklus II ……… ……… 42
7. Grafik Penilaian Keterampilan Siklus II ……… 43
8. Grafik Rekapitulasi Penilaian Sikap ……… 47
9. Grafik Rekapitulasi Penilaian Pengetahuan ……… ……… 48
10.Grafik Rekapitulasi Penilaian Keterampilan ……… 50
(15)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Tabel Rata-rata Hasil Belajar……… 2
2. Langkah-langkah Pembelajaran Saitifik……… 8
3. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif ……… 21
4. Lembar Penilaian Sikap……… 27
5. Lembar Penilaian Pengetahuan……… ……… 27
6. Lembar Penilaian Keterampilan……… 27
7. Hasil Penilaian Sikap Siklus I……… 32
8. Hasil Penilaian Pengetahuan Siklus I ……… ……… 33
9. Hasil Penilaian Keterampilan Siklus I ……… 34
10.Kinerja Guru Siklus I..……….……….. 36
11.Hasil Penilaian Sikap Siklus II……… 40
12.Hasil Penilaian Pengetahuan Siklus II ……… ……… 41
13.Hasil Penilaian Keterampilan Siklus II ……… 42
14.Kinerja Guru Siklus II..……….……….. 44
15.Rekapitulasi Penilaian Sikap ……… 47
16.Rekapitulasi Penilaian Pengetahuan ……… ……… 48
17.Rekapitulasi Penilaian Keterampilan ……… 49
(16)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Surat Ijin Penelitian dari Dekan FKIP……… 55
2. Surat Keterangan Melakukan Penelitian……… 56
3. Hasil Tes 1………. 57
4. Hasil Tes 2………. 58
5. Data Validasi Hasil Belajar……… 60
6. Pemetaan Standar Isi……….. 62
7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ………. 63
8. Lembar Hasil Belajar Siswa……… 67
9. Lembar Hasil Belajar Siswa……… 68
10. Lembar Pembagian Kelompok……… 69
11. Lembar Kerja Siswa Siklus I……… 70
12. Lembar Evaluasi Siswa Siklus I……… 71
13. Hasil Penilaian Sikap Siklus I ……… 73
14. Hasil Penilaian Tes Tertulis Siklus I …… ………. 74
15. Hasil Penilaian Penugasan Siklus I……… 75
16. Hasil Penilaian Pengetahuan Siklus I……… 76
17. Hasil Penilaian Keterampilan Siklus I ……… 77
18. Lembar Kinerja Guru Siklus I ………. 78
19. Pemetaan Standar Isi……….. 79
20. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ………. 80
21. Lembar Hasil Belajar Siswa Siklus I ……… 84
(17)
23. Lembar Pembagian Kelompok……… 86
24. Lembar Kerja Siswa Siklus II……… 87
Halaman 25. Lembar Evaluasi Siswa Siklus II……… 88
26. Hasil Penilaian Sikap Siklus II ……….. 89
27. Hasil Penilaian Tes Tertulis SiklusII……….. 90
28. Hasil Penilaian Penugasan SiklusII……… 91
29. Hasil Penilaian Pengetahuan Siklus II …… ………. 92
30. Hasil Penilaian Keterampilan Siklus II ……… 93
31. Lembar Hasil Belajar Siswa Siklus II ……… 94
32. Lembar Kinerja Guru Siklus II………. 95
33. Kunci Jawaban Siklus I……… 96
(18)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang harus terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan. Pendidik yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidik yang mampu mengembangkan potensi peserta didik dalam memecahkan problem kehidupan yang dihadapinya.
Pencapaian pendidikan nasional, pemerintah telah menyelenggarakan perbaikan-perbaikan untuk peningkatan mutu pendidikan pada berbagai jenis jenjang. Namun fakta di lapangan belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Pembelajaran yang terpusat pada guru masih banyak kita jumpai.
Untuk memotivasi siswa agar lebih aktif dalam belajar, membutuhkan perhatian yang sungguh-sungguh dari guru. Dalam hal ini perlu diciptakan suatu kondisi belajar yang menyenangkan, sehingga proses pembelajaran PPKn dapat menjadi kegiatan yang diminati siswa. Menggunakan metode pembelajaran yang menarik bagi siswa tidaklah mudah, perlu kecermatan dari guru dalam menentukan dan menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi pelajaran yang akan diberikan (diajarkan).
(19)
2
Berdasarkan pengalaman di lapangan, khususnya dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) persoalan belajar yang sering dijumpai adalah siswa sulit menerima materi yang disampaikan oleh guru. Hal ini disebabkan karena siswa merasa bosan dengan pembelajaran yang disampaikan, sulit dipahami dan terkesan kurang menarik, oleh karena itu, semakin baik suatu metode pembelajaran yang digunakan, maka semakin mudah tujuan pembelajaran dapat tercapai. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih bersemangat apabila seorang guru dapat menggunakan metode yang menarik dan bervariasi dalam pembelajaran, salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Berdasarkan hasil pengamatan pada kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3 Sukadadi Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran tahun pelajaran 2014/2015, diperoleh data bahwa, dalam pembelajaran PPKn masih banyak siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu 65, terbukti dari nilai rata-rata kelas yang hanya mencapai 53. Sementara dilihat dari ketuntasan indvidu berdasarkan KKM, diperoleh hasil bahwa dari 17 orang siswa hanya 5 orang siswa (30%) yang telah tuntas, sedangkan 12 orang siswa (70%) belum tuntas atau belum mencapai KKM. Data selengkapnya ditampilkan pada tabel berikut.
Tabel 1.1 Hasil Ulangan PPKn Semester Ganjil Siswa Kelas IV No Rentang
Nilai
Banyaknya Siswa Persentase (%) kreteria 1 ≥65 5 29,4% Tuntas 2 59-64 12 70,6% Belum Tuntas
Jumlah 17 orang 100,00 Sumber: Nilai PPKn Semester I Tahun Pelajaran 2014/2015
(20)
3
Berdasarkan observasi pembelajaran PPKn diketahui bahwa, hasil belajar siswa masih rendah. Siswa yang cenderung ribut pada saat pembelajaran, banyak mengobrol dan tidak menyimak materi yang disampaikan guru, juga proses timbal balik antara siswa dan guru kurang terlihat.
Untuk mengatasi hal tersebut di atas, perlu diterapkan model pembelajaran yang lebih komprensif yang dapat mengkaitkan materi teori dengan kenyataan yang ada di lingkungan sekitarnya. Atas dasar itulah peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif Student Teams Achivement Divisions (STAD) untuk peningkatan aktivitas dan hasil belajar PPKn khususnya kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3 Sukadadi Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran tahun pelajaran 2014/2015.
B. Indentifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut.
1. Siswa sulit menerima materi yang disampaikan oleh guru karena siswa merasa bosan.
2. Pembelajaran yang disampaikan guru kurang menarik 3. Guru belum menggunakan model-model pembelajaran 4. Hasil belajar siswa masih rendah
5. Siswa cenderung ribut, mengobrol pada saat pembelajaran berlangsung.
(21)
4
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah tersebut maka penelitian ini hanya dibatasi pada: hasil belajar PPKn peserta didik kelas IV SDN 3 Sukadadi, pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah terjadi peningkatan sikap belajar siswa pada mata pelajaran PPKn melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD bagi siswa kelas IV SDN 3 Sukadadi Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran?
2. Apakah terjadi peningkatan pengetahuan siswa pada mata pelajaran PPKn melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD bagi siswa kelas IV SDN 3 Sukadadi Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran?
3. Apakah terjadi peningkatan keterampilan siswa pada mata pelajaran PPKn melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD bagi siswa kelas IV SDN 3 Sukadadi Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan:
1. Peningkatan sikap belajar siswa pada mata pelajaran PPKn melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD bagi siswa kelas IV SDN 3 Sukadadi Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran?
(22)
5
2. Peningkatan pengetahuan belajar siswa pada mata pelajaran PPKn melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD bagi siswa kelas IV SDN 3 Sukadadi Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran?
3. Peningkatan keterampilan belajar siswa pada mata pelajaran PPKn melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD bagi siswa kelas IV SDN 3 Sukadadi Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran?
F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peserta didik
a. Siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran.
b. Siswa menjadi senang atau menyukai pembelajaran sehingga aktivitas dan hasil belajarnya meningkat.
2. Bagi Guru
a. Guru menjadi lebih profesional dalam mengolah proses pembelajaran, sehingga meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3 Sukadadi Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran.
b. Meningkatkan kompetensi profesional guru dalam proses pembelajaran PPKn di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3 Sukadadi Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran.
3. Bagi Sekolah
Meningkatkan tanggung jawab dalam meningkatkan kwalitas pembelajaran dan kwalitas kelulusan di Sekolah Dasar Negeri 3 Sukadadi Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran.
(23)
6
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif STAD.
(24)
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Tematik Terpadu
1. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Tematik Terpadu
Pembelajaran tematik berfungsi untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam memahami dan mendalami konsep materi yang tergabung dalam tema serta dapat menambah semangat belajar karena materi yang dipelajari merupakan materi yang nyata dan bermakna bagi peserta didik.
Tujuan pembelajaran tematik adalah:
Mudah memusatkan perhatian pada suatu tema atau topik tertentu
a. Mempelajarai pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi muatan pembelajaran dalam tema sama
b. Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam c. Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik
d. Lebih semangat belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata e. Lebih merasakan manfaat dan dan makna belajar
f. Guru dapat menghemat waktu
g. Budi pekerti dan moral peserta didik dapat ditumbuh kembangkan dengan mengangkat nilai budi pekerti sesuai dengan situasi dan kondisi. (Unifa, 2014: 16)
(25)
8
2. Ciri-ciri Pembelajaran Tematik Terpadu a. Berpusat pada anak
b. Memberikan pengalaman langsung pada anak
c. Pemisahan antar muatan pembelajaran tidak begitu jelas d. Menyajikan konsep dari berbagai pelajaran
e. bersifat luwes
f. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat. Daryanto (2014: 41) Berdasarkan pendapat di atas pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengkaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberi pengalaman bermakna kepada siswa.
3. Pendekatan Saintifik
Pembelajaran Tematik Terpadu pertama kali dikembangkan pada tahun 1970-an. Belakangan Pembelajaran Tematik Terpadu diyakini sebagai salah satu model pembelajaran yang efektif karena mampu mewadahi dan menyentu secara terpadu dimensi emosi, fisik, dan akademik peserta didik di dalam kelas atau di lingkungan sekolah. PTP pertama kali dikembangkan untuk anak-anak berbakat dan bertalenta, anak-anak cerdas, program perluasan belajar, dan peserta didik yang belajar cepat. Unifah (2014: 15)
(26)
9
4. Langkah-langkah Pembelajaran Saintifik
Menurut Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 lampiran IV, proses pembelajaran saintifik terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu:
Tabel 2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Saintifik Langkah-langkah
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Kompetensi yang Dikembangkan Mengamati Membaca, mendengarkan,
menyimak, melihat
Melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi
Menanya Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapat informasi tambahan tentang apa yang diamati
Mengembangkan rasa kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk
membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat
Mengumpulkan informasi/eksperi men
Melakukan eksperimen, membaca sumber lain, mengamati objek/kejadian, aktivitas, wawancara dengan narasumber.
Mengembangkan sikap teliti jujur menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi.
Mengasosiasi/me ngolah informasi
Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan dari hasil
eksperimen
Mengembangkan sikap teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras
Mengkomunikasi kan
Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis atau media lainnya.
Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengumpulkan pendapat dengan singkat dan jelas dan
mengembangkan
kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
(27)
10
5. Penilaian Autentik
a. Pengertian Penilaian Autentik
Penilaian autentik adalah suatu istilah yang diciptakan untuk menjelaskan berbagai metode penilaian alternatif yang memungkinkan siswa dapat mendemonstrasikan kemampuan dalam menyelesaikan tugas-tugas dan menyelesaikan masalah, mengekspresikan pengetahuan dan keterampilan dengan cara mensimulasikan situasi yang dapat ditemui di dalam dunia nyata diluar lingkungan sekolah. Mukhlis (2002: 23)
Penilaian autentik adakalanya disebut penilaian responsif, suatu metode yang sangat popular untuk penilaian proses dan hasil belajar peserta didik yang memiliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang memiliki kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. Penilaian autentik dapat diterapkan dalam bidang ilmu tertentu seperti seni, ilmu pengetahuan, dengan orientasi utamanya pada proses atau hasil pembelajaran. Daryanto (2014: 38).
b. Jenis Penilaian Autentik 1. Penilaian Sikap
Menurut Unifah (2014: 35) penilaian sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri, penilaian antar teman, dan jurnal. Penilaian sikap merupakan penilaian terintegrasi dengan penilaian pengetahuan dan keterampilan.
(28)
11
Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan format observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku pengamatan.
b) Penilaian Diri
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik melakukan refleksi diri/perenungan dan mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi.
c) Penilaian Antar teman
Penilaian antar teman merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan sikap dan perilaku keseharian peserta didik selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
d) Jurnal Catatan Guru
Jurnal catatan guru merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang terkait dengan sikap dan perilaku.
2. Penilaian Pengetahuan
Menurut Unifah (2014: 36) penilaian pengetahuan dapat dinilai dengan cara: a. Tes Terulis
Tes tertulis terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian. b. Tes Lisan
(29)
12
Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru secara ucap sehingga peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara ucap juga, sehingga menimbulkan keberanian.
c. Penugasan
Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat berupa pekerjaan rumah baik secara individu ataupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugasnya.
3. Penilaian Keterampilan
Menurut Unifah (2014: 37) penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan cara:
a. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah suatu penilaian yang meminta siswa untuk melakukan suatu tugas pada situasi yang sesungguhnya yang mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan.
b. Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu.
c. Penilaian Portopolio
Penilaian portopolio merupakan penilaian dengan mengumpulkan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang dilakukan selama kurun waktu tertentu.
(30)
13
d. Praktek
Penilaian praktek merupakan penilaian sikap siswa pada saat menggunakan media/alat peraga.
B. Belajar dan Pembelajaran 1. Belajar
Menurut Whittaker (Djamarah, 2011: 67) belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Belajar adalah aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam berinteraksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap.
Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu (Rusman, 2011: 1).
Belajar hakikatnya adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat diindikasikan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaman, sikap, tingkah laku kecakapan, keterampilan dan kemampuan, serta perubahan aspek-aspek yang lain yang ada pada individu yang belajar. (Trianto, 2009: 23).
Berdasarkan dari beberapa pengertian di atas belajar adalah proses perubahan yang berkesinambungan/kontinu dalam prilaku sebagai hasil dari pengalaman dalam berinteraksi. Perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar
(31)
14
secara terus menerus, bukan hanya disebabkan karena proses pertumbuhan saja, belajar dipengaruhi oleh faktor dari luar dan faktor dalam diri yang saling berinteraksi.
2. Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi: tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Keempat komponen tersebut harus diperhatikan guru dalam memilih dan menentukan model-model pembelajaran apa yang akan digunakan. (Rusman. 2011: 1)
Warsita (2008: 85) “Pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik”. Pembelajaran adalah sebagai proses pengondisian kearah prilaku spontan yang dicapai melalui program pelatihan dengan imbalan dan hukuman (Skiner dalam Rusman. 2008: 161).
Sudjana (2004: 28) “Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif
antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (warga belajar) dan pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan”.
Menurut beberapa pendapat di atas disimpulkan pembelajaran adalah komunikasi antara pembelajar, pengajar yang melibatkan seluruh indera agar memunculkan kreativitas.
(32)
15
C. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana,2004). Sedangkan menurut Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar: (1) keterampilan dan kebiasaan (2) pengetahuan dan pengarahan (3) sikap dan cita-cita (Sudjana,2004). Menurut Dimyati dan Mudjono (1999), hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah koqnitif, afektif, dan psikomotor.
Hamalik (2006), hasil belajar adalah seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada diri orang tersebut,misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi diciptakan melalui tiga kategori ranah, dua diantaranya adalah koqnitif, dan afektif. Perinciannya adalah sebagai berikut:
1. Ranah koqnitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian.
2. Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab, atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabilah siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi. Howard Kingsley membagi 3 macam hasil belajar.
a. Keterampilan dan kebiasaan b. Pengetahuan dan pengertian c. Sikap dan cita-cita
Dari pendapat diatas dapat disintesiskan bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengalaman yang telah dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin
(33)
16
mencapai hasil yang lebih baik sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.
D. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraaan Sekolah Dasar
Materi PPKn dikembangkan dalam bentuk standar nasional yang pelaksanaannya berprinsif pada elementasi kurikulum terdesentralisasi. Ada empat isi pokok Pendidikan Kewarganegaraan:
a. Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran pembentukan
b. Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan pembelajaran c. Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan d. Rambu-rambu umum pelajaran sebagai rujukan alternatif bagi guru
Soemantri (dalam Aziz Wahab, 2007: 14) PPKn merupakan mata pelajaran sosial yang bertujuan untuk membentuk atau membina warga negara yang baik, yaitu warga negara yang tahu, mau dan mampu berbuat baik.
Haris (2010: 24) Pendidikkan Kewarganegaraan adalah pendidikan yang mengkaji dan membahas tentang pemerintahan, konstitusi lembaga-lembaga demokrasi, Rule of law, HAM, hak dan kewajiban-kewajiban warga negara serta proses demokrasi.
Zamroni (2010: 22) Pendidikkan Kewarganegaraan adalah pendidikan demokratis yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis.
(34)
17
Dari uraian di atas PPKn merupakan pendidikan sosial yang bertujuan untuk membentuk atau membina warga negara yang baik, yaitu warga negara yang tahu, mau dan mampu berbuat baik.
E. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 1. Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan rendah) dan jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda. Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut Trianto (2000: 28 ), semua model pembelajaran ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan. Struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan pada model pembelajaran kooperatif berbeda dengan struktur tugas, struktur tujuan serta struktur penghargaan model pembelajaran yang lain.
Dalam belajar kooperatif, siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 4-5 orang untuk bekerja sama dalam menguasai materi yang diberikan guru (Slavin,1995: Eggen dan Kauchak). Artzt dan Newman (1990: 448) menyatakan bahwa dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam
(35)
18
menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Jadi, setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab yang sama untuk keberhasilan kelompoknya. (Trianto, 2009: 56).
Arends (1997:111) menyatakan bahwa ciri-ciri pembelajaran kooperatif sebagai berikut.
a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajar.
b. Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
c. Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang beragam.
d. Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok dari pada individu. (Trianto, 2009: 65).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif memerlukan kerja sama antara siswa dan saling ketergantungan dalam struktur pencapaian tugas, tujuan, dan penghargaan.
(36)
19
2. Pembelajaran Kooperatif TipeSTAD
Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division yang dikembangkan oleh Slavin dan teman-temannya (1995) di Universitas John Hopkin, merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Model Pembelajaran Koperatif tipe STAD merupakan pendekatan Cooperative Learning yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.
Slavin (Nur dalam Trianto, 2000: 26) menyatakan bahwa pada STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. (Trianto, 2009: 68).
3. Langkah-langkah pembelajaran Student Teams Achievement Divisions
Menurut Trianto (2009: 69) langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai beikut.
a. Perangkat pembelajaran
Dalam pembelajaran Student Teams Achievement Divisions, perlu dipersiapkan perangkat pembelajaran antara lain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS) beserta lembar jawabannya.
(37)
20
Siswa dibentuk kelompok secara heterogen dan kemampuan antara satu kelompok dengan kelompok lain relatif homogen. Apabila memungkinkan kelompok kooperatif perlu memerhatikan ras, agama, jenis kelamin, dan latar belakang sosial. Apabila dalam kelas terdiri-dari satu jenis kelamin, maka pembentukan kelompok dapat didasarkan pada prestasi belajar.
c. Menentukan Skor Awal
Skor awal yang dapat digunakan adalah nilai ulangan sebelumnya. Skor awal dapat berubah setelah ada kuis.
d. Pengaturan Tempat Duduk
Mengaturan kelas dilakukan untuk menunjang keberhasilan pembelajaran kooperatif apabila tidak ada pengaturan tempat duduk dapat menimbulkan kekacauan yang menyebabkan gagalnya pembelajaran pada kelas kooperatif. e. Kerja Kelompok
Untuk mencegah adanya hambatan pada pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Divisions, terlebih dahulu diadakan latihan kerja sama kelompok. Hal ini bertujuan untuk mengenal individu dalam kelompok.
Menurut Ibrahim, dkk. dalam Trianto (2000: 10) terdapat enam langkah utama dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD. Langkah-langkah itu dapat ditunjukan pada tabel berikut.
Tabel 2.2 Langkah-langkah Model Kooperatif
No Fase Tingkah laku guru 1. Fase 1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.
a. Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar aktif.
2. Fase 2
Menyajikan informasi
a. Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan.
3. Fase 3
Mengorganisasikan siswa dalam kelompok kooperatif
a. Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar
melakukan transisi secara efisien 4. Fase 4
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
a. Guru membimbing setiap kelompok pada saat mereka bekerja.
(38)
21
5. Fase 5 Evaluasi
a. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah diajarkan pada setiap kelompok dan mempersentasikannya.. 6. Fase 6
Memberi penghargaan
a. Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok
Sumber: Ibrahim, dkk. dalam Trianto (2000: 10)
4. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Divisions STAD
a. Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu:
1) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah.
2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan mengenai suatu masalah.
3) Mengembangkan bakat
kepemimpinan
dan mengajarkan keterampilan berdiskusi.4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa menghargai, menghormati pribadi temannya, dan menghargai pendapat orang lain.
b. Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu:
Kerja kelompok hanya melibatkan mereka yang mampu memimpin dan mengarahkan mereka yang kurang pandai dan kadang-kadang menuntut tempat yang berbeda dan gaya-gaya mengajar berbeda. (Ades, 2011:68).
(39)
22
F. Hipotesis Tindakan
Hipotesi tindakan dalam penelitian ini adalah: jika model pembelajaran kooperatif tipe STAD diterapkan dengan memperhatikan langkah-langkah secara tepat, maka terjadi peningkatan hasil belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3 Sukadadi Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2014/2015
(40)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian 1. Subjek
Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3 Sukadadi yang berjumlah 17 orang siswa terdiri dari 7 orang putera dan 10 orang puteri.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian adalah Sekolah Dasar Negeri 3 Sukadadi yang beralamat di desa Sukadadi Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil, bulan September-Nopember Tahun Pelajaran 2014/2015.
B.Prosedur Penelitian
Untuk memudahkan penulis di dalam melakukan penelitian, maka penerapan tindakan dilakukan sebanyak dua siklus. Setiap siklus dua kali pertemuan. Setiap pertemuan terdiri dari perencanaan , pelaksanaan, pengamatan, reflesi.
Arikunto (2010: 137) konteks pendidikan, PTK merupakan tindakan perbaikan guru dalam mengorganisasi pembelajaran PKn dengan menggunakan prosedur
(41)
24
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Adapun siklus tindakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
Gambar 3.1 Siklus Penelitian (Arikunto. 2010: 137)
1. Langkah-langkah Siklus I a. Perencanaan
- Menentukan jadwal kegiatan pembelajaran, membuat pemetaan kompetensi dasar, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membuat lembar aktivitas siswa, lembar IPKG, lembar hasil belajar siswa dan lembar kerja kelompok.
Refleksi
Refleksi
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
Pelaksanaan Pelaksanaan Perencanaan
Siklus I
Siklus II
(42)
25
- Membuat skenario pembelajaran menggunakan model kooperatit STAD - Mempersiapkan sumber bahan dan alat bantu yang dibutuhkan
- Memberikan evaluasi untuk mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang disajikan.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan berupa kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam perencanaan. Prosesnya mengikuti urutan kegiatan yang terdapat dalam skenario pembelajaran yang meliputi:
1) Kegiatan awal
a) Mengawali pembelajaran dengan pendahuluan memberikan motivasi dan apersepsi
b) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, materi yang akan diajarkan dikelas c) Siswa memperhatikan penjelasan guru.
2) Kegiatan inti
a) Menjelaskan materi.
b) Membentuk kelompok belajar kooperatif STAD, tiap kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa.
c) Membagikan lembar kerja kelompok.
d) Siswa berdiskusi dalam kelompok menyelesaikan soal.
e) Setelah selesai, guru memanggil perwakilan dari kelompok untuk mempersentasikan ke depan kelas.
(43)
26
g) Setelah semua kelompok selesai mempersentasikan, siswa diminta kembali ke tempat duduk masing-masing.
3) Kegiatan akhir
a) Guru dan siswa bertanya jawab seputar materi.
b) Guru memberikan kesimpulan materi yang telah dibahas. c) Evaluasi
d) Siswa dan guru mengahkiri pelajaran dengan doa. c. Observasi
Pengamatan dilakukan terhadap siswa, saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar aktivitas siswa, dan lembar kinerja guru.
d. Refleksi
Membuat kesimpulan setelah proses pembelajaran berlangsung, mengenai temuan di lapangan antara lain: aktivitas siswa, kinerja guru dan hasil tes siswa, dan membuat rencana untuk tindak lanjut pada siklus berikutnya.
2. Langkah-langkah Penelitian Siklus 2 a. Perencanaan
Berdasarkan refleksi siklus 1, peneliti menyusun rancangan tindakan siklus 2 dalam rangka memperbaiki pelaksanaan tindakan siklus 1. Kegiatan dalam proses perencanaan meliputi: menyusun Lembar Kerja Siswa yang akan diberikan kepada siswa saat belajar kelompok, mempersiapkan model pembelajaran kooperatif STAD.
(44)
27
Pelaksanaan berupa kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam perencanaan. Prosesnya mengikuti urutan kegiatan yang terdapat dalam skenario pembelajaran yang meliputi:
1) Kegiatan awal
a) Mengawali pembelajaran dengan pendahuluan memberikan motivasi dan apersepsi
b) Guru menjelaskan materi
c) Siswa memperhatikan penjelasan guru. 2) Kegiatan inti
a) Menjelaskan materi.
b) Membentuk kelompok belajar kooperatif STADtiap kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa.
c) Membagikan lembar kerja kelompok.
d) Siswa berdiskusi dalam kelompok menyelesaikan soal.
e) Setelah selesai, guru memanggil perwakilan dari kelompok untuk mempersentasikan hasil diskusinya.
f) Kelompok yang lain diminta menanggapi
g) Setelah semua kelompok telah mempersentasikan diskusi, siswa diminta kembali ke tempat duduk masing-masing.
3) Kegiatan akhir
a) Guru dan siswa bertanya jawab seputar materi.
b) Guru memberikan kesimpulan materi yang telah dibahas. c) Evaluasi
(45)
28
d) Siswa dan guru mengahkiri pelajaran dengan doa.
c. Observasi
Pengamatan dilakukan terhadap siswa dan guru saat proses pembelajaran berlangsung.
d. Refleksi
Membuat kesimpulan setelah proses belajar-mengajar berlangsung, mengenai temuan di lapangan antara lain: aktivitas siswa, aktivitas guru dan hasil tes siswa, dan membuat rencana untuk tindak lanjut pada siklus berikutnya.
C. Data Penelitian
Data penelitian adalah data aktivitas siswa dan kinerja guru selama pembelajaran dan data hasil belajar siswa setelah dilaksanakan penelitian kooperatif tipe STAD.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data melalui tes dan non tes.
1. Non Tes
Nontes adalah penilaian sikap siswa pada saat pembelajaran berlangsung yang meliputi: a) memperhatikan penjelasan, b) bertanya, c) bekerja sama d) mengerjakan latihan dan d) mempersentasikan diskusi. Sedangkan kinerja guru meliputi: a) membuka pembelajaran, b) menjelaskan tujuan pembelajaran, c) memberikan apersepsi, d) menjelaskan prosedur pembelajaran, e) mengelola kelas, f) membina kerja sama antar peserta didik, g) member motivasi, h) membimbing dan
(46)
29
memfasilitasi, i) memberi contoh, j) mendorong peserta didik untuk bertanya, k) mendorong peserta didik untuk mengemukakan pendapat, dan l) menutup pembelajar. Dengan memberi tanda cheklis (√) pada lembar pengamatan.
2. Tes
Teknik tes merupakan penilaian dalam bentuk pertanyaan baik lisan, tertulis, maupun unjuk kerja. Teknik tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis. Tes diberikan pada akhir pertemuan setiap siklus dalam bentuk soal tes formatif.
3. Analisis Hasil Uji Coba a. Validitas
Setelah tes dilakukan terhadap 17 siswa kelas IV SDN Sukadadi dengan jumlah soal 10 butir seluruh soal valid. (data terlampir)
b. Reliabilitas
Setelah tes dilakukan terhadap 17 siswa kelas IV SDN Sukadadi dengan jumlah soal 10 butir seluruh soal diperoleh = 0,7785. Realiabilitas dengan kategori tinggi. (data terlampir)
c. Taraf Kesukaran
Setelah tes dilakukan terhadap 17 siswa kelas IV SDN Sukadadi dengan jumlah soal 10 butir terdapat 3 item soal sulit yaitu nomor 8, 9, dan 10. Item soal sedang terdapat pada nomor 1, 2, 5 dan 6. Item soal mudah terdapat pada nomor 3, 4 dan 7. (data terlampir)
(47)
30
d. Daya Pembeda
Analisis daya pembeda Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kesanggupan soal tersebut dalam membedakan siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa berkemampuan rendah.
E. Instrumen Penelitian
Adapun tabel penilaian sikap siswa sebagai berikut.
Petunjuk: Berilah tanda cheklis sesuai dengan indikator yang muncul
Tabel 3.1 Lembar Penilaian Sikap
No Nama Siswa
Skor Penilaian Sikap
Jumlah Kreteria Peduli Tekun Teliti
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 A
2 B 3 C
Jumlah Nilai Kategori
(48)
31
Tabel 3.2 Lembar Penilaian Pengetahuan
No Nama Siswa
Skor Penilaian Pengetahuan
Jumlah Kreteria Tes tulis Tes lisan Penugasan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 A
2 B 3 C
Jumlah Nilai Kategori
Tabel 3.3 Lembar Penilaian Keterampilan
No Nama Siswa
Skor Penilaian Keterampilan
Jumlah Kreteria Mengemukaka n pendapat Menjawab pertanyaan dengan benar
Bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 A
2 B 3 C
Jumlah Nilai Kategori
(49)
32
F. Teknik Analisis Data
Secara garis besar metode penelitian dibagi menjadi dua yaitu metode kualitatif dan kuantitatif. (Arikunto, 2010: 20)
1. Data kualitatif
Data kualitatif adalah data yang diujudkan dalam kata keadaan atau sifat. Data kualitatif digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa dan kinerja guru selama penelitian. (Suryanto, 2008: 5.3). Penilaian Aktivitas Siswa dan guru dinyatakan dengan rumus:
Jumlah skor Perolehan
AS= X 100
Skor Maksimal
Jumlah skor Perolehan
KG= X 100
Skor Maksimal
2. Data kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang diambil atau dikumpulkan berupa angka-angka yang kemudian akan diolah menggunakan rumus. (Suryanto, 2008: 5.4). Tes yang diberikan berbentuk isian yang dinyatakan dengan rumus:
Jumlah Jawaban Benar
NS= X 100
(50)
33
G. Indikator Keberhasilan
Kriteria keberhasilan didasarkan kepada pencapaian kemampuan peserta didik untuk membangun pengetahuan yang difasilitasi guru. Pembelajaran dalam penelitian ini berhasil jika.
1. Persentase sikap minimal 75%. 2. Persentase kognitif minimal 75%. 3. Persentase keterampilan minimal 75%.
(51)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian dapat disimpulkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD adalah sebagai berikut. 1. Peningkatan sikap siswa dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif STAD yang meliputi peduli, tekun, dan teliti, pada siklus I rata-rata 58,82% dan Siklus II rata-rata-rata-rata 81,37%.
2. Peningkatan pengetahuan siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD yang meliputi tes tertulis dan penugasan pada siklus I rata-rata 68,55% dan Siklus II rata-rata-rata-rata 78,24%.
3. Peningkatan keterampilan siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD yang meliputi mengemukakan pendapat, menjawab pertanyaan dengan benar, dan bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan pada siklus I rata-rata 63,72% dan Siklus II rata-rata 86,87%. 4. Kinerja guru dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD
menunjukan peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata kinerja guru pada siklus I mendapat nilai 61,53 dan pada siklus II mendapat nilai 88,46 meningkat menjadi 26,93 poin.
(52)
57
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan, peneliti mengemukakan saran sebagai berikut.
1. Bagi Siswa
Siswa diharapkan lebih aktif dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran di kelas, sebab dengan aktivitas yang tinggi akan meningkatkan hasil belajar.
2. Bagi Guru
Dalam setiap kegiatan pembelajaran hendaknya para guru dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
3. Bagi Sekolah
Bagi sekolah memberi motivasi guru untuk mengembangkan model pembelajaran supaya lebih kreatif dan tidak terpaku pada satu metode saja.
4. Bagi Peneliti
Bagi para peneliti berikutnya, disarankan untuk mengembangkan penggunaan model pembelajaran kooperatif STAD pada SK atau KD yang lain maupun mata pelajaran lainnya.
(53)
DAFTAR PUSTAKA
Ades, Sanjaya. 2011. Model-model Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Reneka Cipta. Yogyakarta Arends, Richardl, Newman. 1997. Classroom Instructional Management. New
York: The McGraw-Hill Company.
Aziz, Wahab. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan SD. Universitas Terbuka. Jakarta
Daryanto. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Gava Media. Yogyakarta Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar, Rineke Cipta Jakarta, 2010 Dimyadi, Mudjiono. 2009, Belajar dan Pembelajaran, Rineke Cipta Jakarta Haris. 2010. Pengertian Pembelajaran PPKn. http:hasilbelajarpsikologi.com di
download tanggal 9 Desember 2014.
Mukhlis, Abdul. 2002. Model dan Metode Pembelajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung
Rochman, Natawijaya. 2005. Pengertian aktivitas Belajar. Bumi Aksara. Jakarta Rusman. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta
Salvin, R, E. 1994. Educational Psychology Theory, Research, and Practise, Fifth Edition. Massachusetts: Allyn an Bacon Publishers.
Sardiman, A.M. 2003. Pengertian Aktivitas dan Hasil Belajar. http:hasil-belajar-psikologi.com di download tanggal 10 Februari 2014.
Sudjana. 2004. Metode Belajar. Tarsito Bandung Trianto. 2000, Pembelajaran Inovatif, Jakarta
(54)
59
______. 2009, Model-model Pembelajaran, Jakarta
Unifah,Rosyidi. 2014. Implementasi Kurikulum 2013. Kemendikbud. Jakarta Zamroni, 2010. Model-model Pembelajaran. Dit. Pendidikan Lanjutan Pertama.
(1)
F. Teknik Analisis Data
Secara garis besar metode penelitian dibagi menjadi dua yaitu metode kualitatif dan kuantitatif. (Arikunto, 2010: 20)
1. Data kualitatif
Data kualitatif adalah data yang diujudkan dalam kata keadaan atau sifat. Data kualitatif digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa dan kinerja guru selama penelitian. (Suryanto, 2008: 5.3). Penilaian Aktivitas Siswa dan guru dinyatakan dengan rumus:
Jumlah skor Perolehan
AS= X 100
Skor Maksimal
Jumlah skor Perolehan
KG= X 100
Skor Maksimal
2. Data kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang diambil atau dikumpulkan berupa angka-angka yang kemudian akan diolah menggunakan rumus. (Suryanto, 2008: 5.4). Tes yang diberikan berbentuk isian yang dinyatakan dengan rumus:
Jumlah Jawaban Benar
NS= X 100
(2)
33
G. Indikator Keberhasilan
Kriteria keberhasilan didasarkan kepada pencapaian kemampuan peserta didik untuk membangun pengetahuan yang difasilitasi guru. Pembelajaran dalam penelitian ini berhasil jika.
1. Persentase sikap minimal 75%. 2. Persentase kognitif minimal 75%. 3. Persentase keterampilan minimal 75%.
(3)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian dapat disimpulkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD adalah sebagai berikut. 1. Peningkatan sikap siswa dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif STAD yang meliputi peduli, tekun, dan teliti, pada siklus I rata-rata 58,82% dan Siklus II rata-rata-rata-rata 81,37%.
2. Peningkatan pengetahuan siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD yang meliputi tes tertulis dan penugasan pada siklus I rata-rata 68,55% dan Siklus II rata-rata-rata-rata 78,24%.
3. Peningkatan keterampilan siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD yang meliputi mengemukakan pendapat, menjawab pertanyaan dengan benar, dan bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan pada siklus I rata-rata 63,72% dan Siklus II rata-rata 86,87%. 4. Kinerja guru dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD
menunjukan peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata kinerja guru pada siklus I mendapat nilai 61,53 dan pada siklus II mendapat nilai 88,46 meningkat menjadi 26,93 poin.
(4)
57
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan, peneliti mengemukakan saran sebagai berikut. 1. Bagi Siswa
Siswa diharapkan lebih aktif dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran di kelas, sebab dengan aktivitas yang tinggi akan meningkatkan hasil belajar.
2. Bagi Guru
Dalam setiap kegiatan pembelajaran hendaknya para guru dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
3. Bagi Sekolah
Bagi sekolah memberi motivasi guru untuk mengembangkan model pembelajaran supaya lebih kreatif dan tidak terpaku pada satu metode saja.
4. Bagi Peneliti
Bagi para peneliti berikutnya, disarankan untuk mengembangkan penggunaan model pembelajaran kooperatif STAD pada SK atau KD yang lain maupun mata pelajaran lainnya.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Ades, Sanjaya. 2011. Model-model Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Reneka Cipta. Yogyakarta Arends, Richardl, Newman. 1997. Classroom Instructional Management. New
York: The McGraw-Hill Company.
Aziz, Wahab. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan SD. Universitas Terbuka. Jakarta
Daryanto. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Gava Media. Yogyakarta Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar, Rineke Cipta Jakarta, 2010 Dimyadi, Mudjiono. 2009, Belajar dan Pembelajaran, Rineke Cipta Jakarta Haris. 2010. Pengertian Pembelajaran PPKn. http:hasilbelajarpsikologi.com di
download tanggal 9 Desember 2014.
Mukhlis, Abdul. 2002. Model dan Metode Pembelajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung
Rochman, Natawijaya. 2005. Pengertian aktivitas Belajar. Bumi Aksara. Jakarta Rusman. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta
Salvin, R, E. 1994. Educational Psychology Theory, Research, and Practise, Fifth Edition. Massachusetts: Allyn an Bacon Publishers.
Sardiman, A.M. 2003. Pengertian Aktivitas dan Hasil Belajar. http:hasil-belajar-psikologi.com di download tanggal 10 Februari 2014.
Sudjana. 2004. Metode Belajar. Tarsito Bandung Trianto. 2000, Pembelajaran Inovatif, Jakarta
(6)
59
______. 2009, Model-model Pembelajaran, Jakarta
Unifah,Rosyidi. 2014. Implementasi Kurikulum 2013. Kemendikbud. Jakarta Zamroni, 2010. Model-model Pembelajaran. Dit. Pendidikan Lanjutan Pertama.