1
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Umum
Jalan adalah merupakan prasarana yang digunakan untuk memindahkan orang atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan hasil akhir yang
dikehendaki adalah cepat, aman dan nyaman sehingga secara fungsi, jalan tidak mempunyai batas antar negara, provinsi ataupun kabupaten.
Saat ini konstruksi perkerasan jalan tidak saja dituntut untuk melayani perkembangan lalu lintas dan beban kendaraan yang tinggi, tetapi juga dapat
memperhatikan kenyamanan.Sukirman,1999 Pemeliharaan jalan rutin maupun berkala perlu dilakukan untuk
mempertahankan keamanan dan kenyamanan jalan bagi pengguna dan menjaga daya tahankeawetan sampai umur rencana. Survei kondisi perkerasan perlu
dilakukan secara periodik baik struktural maupun non-struktural untuk mengetahui tingkat pelayanan jalan yang ada Suwardo Sugiharto, 2004. Salah
satu tujuan pemeriksaan kondisi perkerasan antara lain untuk mengetahui ketidakrataan permukaan jalan road roughness.
Ketidakrataan jalan Road Roughness merupakan parameter kondisi yang paling banyak digunakan dalam mengevaluasi perkerasan jalan karena data
ketidakrataan jalan relatif mudah untuk diperoleh, obyektif, dan berkorelasi baik dengan biaya operasional kendaraan serta parameter kondisi yang paling
relevan dalam pengukuran perilaku fungsional jalan dalam waktu jangka panjang Martin, 1999.
Universitas Sumatera Utara
2
I.2 Latar Belakang
Ketidakrataan pada permukaan perkerasan jalan merupakan permasalahan yang sangat kompleks terutama bagi pengguna jalan, seperti terjadinya waktu
tempuh yang lama, kemacetan, kecelakaan lalu-lintas, dan lain-lain.Ketidakrataan jalan Road Roughness merupakan parameter kondisi yang paling banyak
digunakan dalam mengevaluasi perkerasan jalan. PARVID Positioning Accurated Roughness with Video menggunakan
Roughmeter NAASRA sebagai alat pengukur ketidakrataan jalan. Survei kondisi permukaan jalan dengan alat Roughmeter NAASRA dapat menghasilkan nilai
ketidakrataan jalan IRI per segmen dalam satu ruas jalan. Namun, terdapat masalah karena hasil data keluaran adalah akumulasi, maksudnya adalah hasilnya
rata- rata per segmen, jadi terdapat perbedaan antara data keluaran dari alat dengan kenyataan di lapangan sehingga menimbulkan pemeliharaan jalan yang
tidak tepat sasaran. Disisi lain metode visual SDI sering digunakan untuk menghitung kerusakan jalan dengan cara subjektif, namun terdapat juga
kelemahan karena nilai yang didapatkan berupa subjektif dan dapat berbeda- beda karena faktor manusiawi.
Secara umum penyebab kerusakan jalan ada berbagai sebab yakni umur rencana jalan yang telah dilewati, genangan air pada permukaan jalan yang tidak
dapat mengalir akibat drainase yang kurang baik, beban volume lalu lintas berulang yang berlebihan overloaded yang menyebabkan umur pakai jalan lebih
pendek dari perencanaan. Oleh sebab itu, karena kerusakan jalan sangat berhubungan dengan volume lalu lintas, jadi dipilih ruas jalan yang mewakili
Universitas Sumatera Utara
3
volume lalu lintas yang padat dan jarang serta memiliki perbedaan kerusakan pada satu segmen jalan.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis mencoba membandingkan data – data ketidakrataan jalan IRI dan metode visual SDI untuk mendapatkan
korelasi atau hubungan dalam mendapatkan nilai kerusakan jalan yang akurat serta memilih ruas jalan yang mewakili volume lalu lintas yang padat dan jarang.
I.3 Tujuan Penelitian