PENGARUH ONLINE SHOP DI INSTAGRAM TERHADAP PERILAKU KONSUMTIF PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) (Studi pada PNS Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Lampung)

(1)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF ONLINE SHOP ON INSTAGRAM TOWARDS CONSUMING BEHAVIOR OF CIVIL SERVANTS (PNS)

(STUDIES IN PNS COMMUNICATION SERVICES AND INFORMATICS LAMPUNG PROVINCE)

by

HILDA ARDILA APRILIYANI

Media exposure is a condition which a person gets an information from media, whether it is for one time or daily time. In this case the online shop on instagram take a dominant role in order to promote their products to be spread to the consumers. There are lots of Online shop that people can find on Instagram in line with the growing of business and people need in the community. It can increase the consumer behavior, when individuals who receive the exposure can not control their needs. The media plays an important role in building the mind consumption activities, because the relationship between the media and lifestyle is very close.

The research was conducted in the Department of Communication and Information Technology Lampung Province in 2014/2015 which aims to determine the influence of the online shop in instagram on consumer behavior PNS Communications and Information Agency of Lampung Province. This study uses the theory of imitation by measuring the reinforcement using observational learning phases, namely attention, retention, motoric reproduction, and motivation. This study is a descriptive study using a survey method and the questionnaire test. To get the data, the researcher used simple regression test, and test T. The Samples were 30 persons of civil servants of Communications and Information Agency of Lampung Province, consisted 18 women and 12 men.

The results showed that the influence of the online shop in consumer behavior PNS instagram for Communications and Information Agency of Lampung Province 50.2%, while the remaining 49.8% is influenced by factors not examined in this study. The correlation between the exposure to the online shop on instagram and consumer behavior PNS Communications and Information Agency of Lampung Province is in the positive case and at the strong level, where the value koefisiem correlation (R) obtained at 0.708. There is the effect of exposure to the online shop on Instagram on consumer behavior PNS Communications and Information Agency of Lampung Province. This was proved by Thitung = 5.310> T table value = 1.697. Keywords: instagram, online shop, PNS, consumer behavior


(2)

ABSTRAK

PENGARUHONLINE SHOPDIINSTAGRAMTERHADAP PERILAKU KONSUMTIF PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

(Studi pada PNS Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Lampung)

Oleh

HILDA ARDILA APRILIYANI

Terpaan media adalah keadaan dimana seseorang mengalami penerimaan pesan dari media, baik yang dilakukan sesekali ataupun yang dilakukan berulang-ulang. Dalam hal ini online shop di instagram mengambil peranan yang dominan guna mempromosikan produk yang mereka akan pasarkan pada konsumen. Online shop telah banyak di Instagram searah dengan semakin berkembangnya bisnis dan meningkatnya kebutuhan di masyarakat. Hal ini bisa memicu perilaku konsumtif, ketika individu yang menerima terpaan tidak dapat mengendalikan keingininan yang berlebihan. Media sangat berperan membangun pikiran dalam kegiatan konsumsi, karena hubungan media dengan kehidupan sehari-hari sangat erat.

Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Lampung tahun 2014/2015 yang bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh online shop di instagram terhadap perilaku konsumtif PNS Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Lampung. Penelitian ini menggunakan teori reinforcement imitasi dengan pengukuruan menggunakan fase-fase observational learning, yaitu attention, retention, motoric reproduction,dan motivation. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggunakan metode survei dan dengan alat bantu kuesioner. Analisis data penelitian ini menggunakan uji regresi sederhana, dan uji T. Sampel pada penelitian adalah PNS Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Lampung yang berjumlah 30 orang, yang terdiri 18 perempuan dan 12 laki-laki.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya pengaruh online shop di instagram terhadap perilaku konsumtif PNS Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Lampung sebesar 50,2%, sedangkan sisanya 49,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Tingkat korelasi antara terpaanonline shopdi instagram terhadap perilaku konsumtif PNS Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Lampung arahnya positif dan berada pada tingkat yang kuat, dimana nilai koefisiem korelasi (R) didapat sebesar 0,708. Terdapat pengaruh terpaan online shop di Instagram terhadap perilaku konsumtif PNS Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Lampung. Hal ini terbukti dengan Thitung = 5,310 > nilai Ttabel= 1,697. Kata kunci:instagram, online shop,PNS, perilaku konsumtif


(3)

PENGARUHONLINE SHOPDIINSTAGRAMTERHADAP PERILAKU KONSUMTIF PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

(Studi pada PNS Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Lampung)

Oleh

HILDA ARDILA APRILIYANI Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA ILMU KOMUNIKASI

Pada

Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG


(4)

PENGARUHONLINE SHOPDIINSTAGRAMTERHADAP PERILAKU KONSUMTIF PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

(Studi pada PNS Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Lampung) (Skripsi)

Oleh

HILDA ARDILA APRILIYANI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG


(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

(15)

MOTO

Ketika Anda Meyakini Suatu Hal, Yakinilah Hal Tersebut Dengan Sepenuh Hati Dan Tanpa Keraguan

(Walt Disney)

Tak Boleh Lelah Dalam Menggapai Cita-Cita, Angan dan Impian Harus Tetap Do a, Usaha, Istiqomah, dan Tawakal.

(Hilda Ardila Apriliyani)

The Hard Will Be The Owner Of The Future (Hilda Ardila Apriliyani)


(16)

PERSEMBAHAN

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan anugerah dan rezeki yang begitu banyak kepada penulis sehingga penulis dapat mempersembahkan karya terbaik ini kepada mama dan ayah yang sangat penulis

sayangi sekaligus yang telah memberikan dukungan dan motivasi baik secara mental spiritual dan materi sehingga penulis dapat mencapai cita-cita dan menjadi

yang terbaiki hingga nantinya bisa membanggakan Ayah dan Mama

Kedua orang tuaku (Ibu Eko dan Pak Rohay), Eddi, Tante Om Ku, Sepupuku, Teman-teman seperjuangan 7icon (Meta, Rika, Inka, Mifta, Rizka, Prita), Sahabatku Defika, Melati, Sari, Sarah, Anissa, Himawan, Ateng dan Hafiz yang penulis sayangi, terima kasih atas perhatian dan motivasinya sehingga membuat penulis menjadi kuat dan tegar untuk berusaha memberikan karya terbaik ini.

Seseorang yang kelak akan menjadi imamku dan akan membimbingku dalam menjalani kehidupan di dunia untuk menuju kehidupan yang abadi, yakni akhirat.

Almamater-ku FISIP UNILA,


(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Surakarta Provinsi Jawa Tengah, pada tanggal 13 April 1993 sebagai putri sulung dari pasangan Bapak Rohaidi Salim, S.H dan Ibu Eko Dyah Prasetyaningsih, S.Pd.

Penulis telah menyelesaikan pendidikan formal di Taman Kanak-kanak ‘Aisyiyah Bustanul Athfal Surakarta pada tahun 1998, melanjutkan

Sekolah Dasar di SD Negeri 1 Langkapura tamat pada tahun 2005, kemudian melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 14 Bandar Lampung tamat pada tahun 2008 dan melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Bandar Lampung tamat pada tahun 2011. Sebelum sampai pada tahap skripsi, penulis melaksanakan Program Kerja Lapangan (PKL) di Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Lampung.


(18)

SANWACANA

Assalamualaikum. Wr.Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah SAW yang mulia.

Skripsi dengan judul “Pengaruh Online Shop di Instagram Terhadap Perilaku Konsumtif PNS Dinas Komunikasi dan Informatika Pprovinsi Lampung” adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mendapat gelar Sarjana Ilmu Komunikasi di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini,penulis mengucapan terima kasih kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan limpahan karunia-Nya. 2. Kedua orang tua, adik saya dan hafiz yang selalu mendukung penulis baik

berupa dukungan moril maupun material.

3. Bapak Drs. Teguh Budi Raharjo, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi dan segenap dosen dan karyawan FISIP Universitas Lampung.

4. Ibu Andi Windah S.Ikom, Mcomn & Mediast selaku Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis

5. Bapak Toni Wijaya S.Sos, M.A selaku Pembahas atas kritik dan sarannya yang telah memberikan banyak masukan dan pengarahan selama masa studi.


(19)

6. Kepada Kepala Dinas Kominfo Provinsi Lampung Bapak Rifki Wirawan S.E dan Sekertaris Drs. Sumarju Saeni M.Sc yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian pada PNS Dinas Kominfo Provinsi Lampung tahun 2014/2015.

7. Ibu Anni Sri Wahyuniati S.Sos, Ibu Destiny, Mbak Sifa, Kak Fajar, Kak Nando, Kak Ibnu, Pak Nurwan, Mbak Winda, Mbak Dian, Mbak Inna, Mbak Yuli, Mb GitaDan Wa’ Sahadiyang telah memberikan bantuan dan masukan selama penulis melakukan penelitian.

8. Kepada ibu dan bapak-bapak serta kakak-kakak Pegawai Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Lampung tahun 2014/2015, terima kasih atas waktu dan kerjasamanya.

9. Rekan-rekan seperjuangan yang turut membantu. Terima Kasih atas semuanya.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian tugas akhir ini.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiiin

Wassalamualaikum Wr.Wb

Bandar Lampung, 8 April 2015 Penulis


(20)

(21)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Media sosial berhubungan erat dengan kehidupan masyarakat. Manusia adalah makhluk sosial, untuk itu sudah menjadi naluri manusia untuk saling berhubungan. Media sosial berusaha untuk memenuhi itu. Media sosial berkembang dikarenakan bermunculannya banyak situs web berjenis jejaring sosial (misalnya, Facebook, Twitter, Instagram, YouTube, dll) yang menyediakan konsep web 2.0. situs web berperan sebagai perantara untuk para pengguna situs. Tingkat akses internet didominasi oleh situs-situs jejaring sosial, hal ini disebabkan oleh adanya dukungan dari operator dengan banyaknya perangkat komunikasi yang cerdas dan relatif murah (https://www.forrester.com/Social-MediaSocial).

Di Amerika Serikat, berdasarkan laporan ComScore terdapat enam media sosial yang menikmati kunjungan sangat tinggi dari mobile internet. Media sosial tersebut secara berurutan adalah Instagram, Pinterest, Twitter, Facebook, Tumblr,dan LinkedIn. Instagrammemperoleh 98% kunjungan dari mobile dan 2% kunjungan dari desktop. Hal ini tidak lain karena


(22)

2

Instagram, semenjak awal memang fokus ke mobile dan merupakan aplikasi berbagi foto mobile yang sangat populer. Instagram menjadi salah satu situs jejaring sosial yang populer saat ini. Instagram adalah sebuah desain yang memiliki fungsi komunikasi praktis dan menjadi sebuah media komunikasi, melalui signifikasi foto. Berbeda dengan Facebook dan Twitter, situs ini menggunakan foto sebagai media penyampai pesan dimana ia dibaca sebagai sebuah teks (http://www.statista.com/stats/187168/social%20media%20usage).

Perkembangan social media secara tidak langsung mendukung menjamurnya online shop di Indonesia. Dimulai dengan kemunculan Facebook, Twitter hingga Instagram, online shop tidak lagi menjadi barang asing di Indonesia. Menurut (Susan&Stephen Dann, 2011) online shop berasal dari kata Online yaitu aktifitas mengakses internet dan shopping yaitu belanja. Online shop adalah proses dimana konsumen membeli produk atau jasa melalui internet, yaitu melalui toko online yang ada di internet. Online shop telah banyak di Instagram searah dengan semakin berkembangnya bisnis dan meningkatnya kebutuhan di masyarakat. Barang barang yang di jual hampir semua ada di Instagramseperti pakaian, aksesoris, tas, buku, sepatu, kosmetik, mainan anak, alat olahraga, makanan ringan, hingga alat elektronik dapat dijajakan dalam situs jejaring sosial tersebut.

Belanja menjadi hal yang sangat mudah dilakukan oleh siapapun dalam online shop di akun Instagram. Kelebihan spesifik dari pemasaran menggunakan media Instagramadalah pasar yang melek teknologi. Salah satu kelebihan berjualan lewat Instagram adalah pengguna Instagram sudah terjamin melek


(23)

3

teknologi. Artinya, mereka yang aktif di Instagram pasti aktif di Twitter dan Facebook. Pengguna Instagram pasti memilikigadgetyang mendukung aplikasi tersebut, yaitu android phones maupun iPhone. Hal ini berarti Instagram memiliki pengguna yang rata-rata kelas menengah ke atas. Instagram memang digunakan sebagai aplikasi berbagi foto, fitur-fitur yang tersedia di Instagram akan mendukung gambar produk yang di upload di dalamnya. Selain itu, Instagram juga mempermudah pencarian kata dengan memakai tanda “#-hashtag”. Hashtag juga mempermudah orang lain untuk mencari topik yang saling berhubungan.

Kegiatan berbelanja dengan mendatangi pembeli dan melakukan transaksi tatap muka secara konvensional masih menjadi pilihan utama pengguna Internet. Meski jarak dan waktu sesungguhnya menjadi relatif dalam komunikasi Internet. Kekhawatiran terjadinya penipuan tidak hanya terjadi di dunia nyata tatap muka, dalam dunia komunikasi internet, kekhawatiran penipuan merupakan hambatan utama pengguna Internet untuk percaya transaksi online. Faktor penghambat kedua, bagi sebagian pengguna Internet, menyentuh atau melihat barang yang akan dibeli adalah hal yang mutlak. Belanjaonline hanya memberikan deskripsi barang lewat detil spesifikasi atau foto produk. Salah satu artis Indonesia yang bernama Mulan Jameela pernah menjadi korban penipuan Online shopping. Sistem berbelanja yang dirasa cepat dan mudah ternyata membuatnya mengalami kerugian hingga belasan juta rupiah. Mulan hendak membeli sebuah gadget lewatonline shopping, setelah mengirim uang ke rekening tujuan, barang yang dibeli Mulan tak pernah sampai. Mulan


(24)

4

menelan kerugian Rp15 juta. Mulan tak kapok, meski di tipu tetap berbelanja online dengan trik tertentu (http://showbiz.liputan6.com/read/2081303/tertipu-online-shopping-mulan-jameela-rugi-rp15-juta 21 Jul 2014 21:20).

Online shopping atau aktivitas berbelanjaonline menjadi gaya hidup baru bagi pengguna Internet. Komunikasi terbuka yang sejajar, datar, dan luas telah membuka kemungkinan tidak terbatas bagi komunikasi antar pengguna Internet, yang pada akhirnya juga membuka peluang bagi terjadinya transaksi menjual atau membeli. Platform atau forum jual beli (many seller)merupakan channel yang paling sering digunakan terutama bagi pengguna Internet laki-laki untuk belanja online. Sementara pengguna internet perempuan lebih cenderung memilih situs jejaring sosial yaitu sebesar 50,6%, dan 24% laki-laki (APJJI, 2012).

Gejala konsumtif tidak sulit dibuktikan dan dapat dilihat oleh orang-orang di sekeliling kita. Suatu ilustrasi yang sering dikemukakan adalah kehidupan keluarga para pejabat tinggi dan pengusaha, mereka memiliki mobil-mobil mahal, rumah mewah, belanja ke luar negeri dan sebagainya. Kehidupan masyarakat golongan menengah yang juga telah mengalami perubahan pola konsumsi hidup, misalnya keluarga pegawai negeri biasa yang selalu mempergunakan pakaian dengan merek-merek tertentu, peralatan kosmetik yang terkenal dan sebagainya (Leksono, dalam Husna 1990).

Sejumlah studi di negara maju mendokumentarkannya fenomena sosial untuk mengilustrasikan konsumerisme masyarakat. Jhon Pilger memproduseri The


(25)

5

New Rullers of The World (2001), film ini didesain untuk mendeskripsikan penguasa baru dunia, khususnya pengaruh bagi sebuah negara yaitu Indonesia, yang merupakan dampak dari globalisasi dengan point view-nya kesejahteraan. Selanjutnya film yang berjudul We The Happy Family (2003) garapan Jhonny Ramone diceritakan bahwa konsep kebahagian bagi keluarga dibangun berdasarkan materi hidup serba berkecukupan dan berlimpah harta namun mereka terancam berantakan karena dilanda materialisme dan konsumerisme

(http://m.hidayatullah.com/artikel/opini/read/2012/-5/08/3997/melawan-mindset-konsumerisme.html#.VRTePUZXec1).

Kontribusi penting bagi kritik konsumerisme datang dari filsuf Prancis, Bernard Stiegler, yang berpendapat bahwa kapitalisme modern lebih diperintah oleh konsumsi daripada produksi dan teknik periklanan telah menciptakan perilaku konsumtif yang lebih buruk di banding penghancuran. Beragamnya hasrat untuk memiliki barang konsumsi mendorong orang menuju suatu lingkaran kecanduan konsumsi menuju keranjingan konsumsi (hyper consumption), hasrat tak terpuaskan dan merajalelanya nestapa simbolis (Peter Stearns,2001).

Menurut survei APJII (2012), proporsi pengguna internet yang memiliki pengalaman berbelanja online di Lampung yaitu sebesar 23%. Survei menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, akan semakin sering pula intensitas penggunaan Internet. Pengguna internet diperoleh 53,3% sebagian besar dari mereka adalah pekerja. sangat tinggi digunakan oleh


(26)

6

kalangan pekerja sektor formal yaitu sebesar 64,3%. Salah satunya yaitu kalangan Pegawai Negeri Sipil (PNS).

PNS merupakan unsur utama sumber daya manusia yang mempunyai peranan yang menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. PNS kini menjadi metropolis yaitu selalu ingin mengikuti tren jaman sekarang, namun di sisi lain kepadatan aktivitas yang mereka alami memperkecil kemungkinan mereka untuk bisa mengunjungi pusat perbelanjaan demi barang yang diinginkan. Kemudahan dalam memilih barang dan transaksi pembayaran yang dapat dilakukan dimana pun, belanja online shop menjadi alternative bagi mereka dan tertarik untuk membelinya. Hobi berbelanja atau shopping pada PNS menjadi persoalan psikologis, ketika perilaku pembelian yang dilakukan sudah sampai pada taraf impulsive buying, artinya pembelian yang dilakukan tidak rasional (Dittmar, 1995).

Pola konsumtif sangat dipengaruhi apa yang ada di sekeliling. Apa yang didengar dan apa yang dilihat, sehingga mengkonstuksikan pikiran untuk memutuskan apa yang ingin dikonsumsi. PNS memiliki pendapatan yang relatif tinggi, sehingga membuat konsumen memutuskan untuk membelanjakan berdasarkan budgetyang ada. Keadaan tersebut membuat PNS mempunyai pola konsumsi yang menunjukkan sifat ekslusif dengan citra yang mahal, lebih mewah, dan memberi kesan berasal dari kelas sosial. Gejala ini menimbulkan perilaku konsumtif dikalangan PNS. PNS membutuhkan uang yang jumlahnya tidak sedikit, sehingga perilaku konsumtif lebih terlihat pada PNS dengan pendapatan yang relatif tinggi. Bagi penganut perilaku


(27)

7

konsumerisme, produk yang mereka beli tidak dipandang sebagai yang dibutuhkan, namun lebih dipandang sebagai sebuahprestige.

Media sangat berperan membangun pikiran dalam kegiatan konsumsi, karena hubungan media dengan kehidupan sehari-hari sangat erat. Media sedikit banyak membawa pengaruh bagaimana khalayak melihat sebuah informasi maupun sebuah produk yang diiklankan didalamnya. Dalam hal ini, penelitian di khususkan pada media sosial Instagram untuk diamati secara seksama apakah instagram mempengaruhi seseorang menjadi lebih konsumtif atau tidak. Penulis melakukan penelitian di Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Provinsi Lampung, dikarenakan PNS yang bekerja di Kominfo diasumsikan selalu dekat dengan media tentang komunikasi dan informatika sehingga lebih mengenal Social media. Khalayak yang menjadi sasaran penelitian adalah PNS Dinas Kominfo Provinsi Lampung.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti memfokuskan penelitian pada PNS Dinas Kominfo di Provinsi Lampung mengenai :

“PengaruhOnline shopdi ‘Instagram’Terhadap Perilaku Konsumtif PNS

Dinas Komunikasi dan InformatikaProvinsi Lampung”.

B. Rumusan Masalah :

Berdasarkan judul yang sudah dipaparkan, maka masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan dengan pertanyaan yaitu “Seberapa besar pengaruh terpaan online shop di Instagram terhadap perilaku konsumtif PNS Dinas Kominfo Provinsi Lampung? “


(28)

8

C. Tujuan dan Kegunaan 1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui besarnya pengaruh terpaan online shop di Instagram terhadap perilaku konsumtif PNS Dinas Kominfo Provinsi Lampung

2. Kegunaan Penelitian a. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu komunikasi dan juga diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya, khususnya yang berkaitan dengan terpaan online shop di instagram terhadap perilaku konsumtif PNS Dinas Kominfo Provinsi Lampung

b. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan sumbangan pemikiran, pengetahuan, gambaran, dan informasi akan terpaan online shop di instagram terhadap perilaku konsumtif PNS Dinas Kominfo Provinsi Lampung


(29)

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Keberadaan Media Sosial Sebagai Media Informasi Baru

Kehadiran media baru semakin memudahkan manusia dalam berkomunikasi. Media baru seperti internet, pada akhirnya berfungsi sebagai media sosial. Melalui media sosial, pola komunikasi masyarakat tidak lagi terbatas oleh ruang dan waktu. Media sosial mempercepat arus komunikasi dengan mendorong kontribusi dan umpan balik dari semua orang yang tertarik, dan merupakan percakapan dua arah ketika membandingkan ke media tradisional karena media sosial terbuka untuk umpan balik dan partisipasi (Mayfield, 2008).

Menurut Andreas Kaplan dan Michael Haenlein (2010), media sosial adalah sebuah kelompok aplikasi berbasis Internet yang dibangun diatas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaranuser-generated content. Jadi, yang dimaksud user-generated content adalah segala isi yang dibuat dan atau dipublikasikan oleh pengguna media siber antara lain, artikel, gambar, komentar, suara, video dan berbagai bentuk unggahan yang melekat pada media siber, seperti blog, forum, komentar pembaca atau pemirsa, dan bentuk lain.


(30)

10

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi diikuti dengan perubahan gaya hidup masyarakatnya, tidak terkecuali di Indonesia. Data memperlihatkan bahwa masyarakat Indonesia yang sudah mengadopsi teknologi informasi dan komunikasi, terbilang aktif utamanya dalam menggunakan sosial media. Kemunculan Internet yang disusul dengan berbagai sarana media sosial, dimana komunikasi antara manusia dapat berlangsung real time dengan cakupan wilayah lebih luas. Di Indonesia, media sosial telah menarik perhatian masyarakat. Media sosial menjadi media interaksi baru yang membuat ruang-ruang bagi masyarakat untuk saling berbagi, bercerita dan menyalurkan ide-idenya. Aktivitas masyarakat yang banyak dilakukan dengan menggunakan internet adalah membuka situs jejaring sosial (64,43%). Selain membuka situs jejaring sosial, aktivitas lain adalah mencari informasi mengenai barang/jasa (48,55%), mengirim dan menerima email (47,33%), dan mengunduh film/gambar (46,98). Selanjutnya individu menggunakan internet untuk aktifitas belajar dan mengakses berita melalui portal berita (Meiningsih, 2011:17).

Media sosial menjadi bermanfaat dan saluran komunikasi yang semakin penting karena meningkatnya penggunaan media sosial sebagai situs berita dan informasi oleh banyak orang, penggunaan terus-menerus dan ketergantungan terhadap media sosial di kalangan masyarakat, penyebarluasan berita dan informasi melalui media sosial dan jejaring sosial, memperluas audiens media massa, referensi ke situs berita utama yang seringkali datang dari media sosial (misalnya, dalam percakapanonlinedanlink posting), peningkatan penggunaan media sosial untuk komunikasi publik yang diawali oleh pelanggan, karyawan


(31)

11

dan warga, termasuk komentar tentang brand, produk dan layanan (http://www.isentia.co.id/assets/whitepapers/isentia_whitepaper_indonesia_v2. pdf).

B. MengenalInstagramSebagaiPlatform Jejaring Sosial Media Berbagi Foto Salah satu sarana (platform) sosial media yang menyodok para pesaingnya adalah photo sharing (berbagi foto). Media sosial berbagi foto mulai menjadi primadona seiring makin mudahnya orang menangkap momen-momen dengan berbagai perangkat fotografinya. Selain mudah dan simple, dengan berbagi gambar atau foto sebenarnya kita tidak hanya menunjukkan apa yang sedang kita lihat, kerjakan atau rasakan namun lebih dari itu kita bisa menyampaikan pesan di dalamnya. Hal ini menjadi salah satu nilai tambah kenapa media sosial berbagi foto makin diminati. Layanan berbagi foto tidak hanya sebagai kebutuhan personal, kini juga mulai dilirik tangan-tangan kreatif dunia bisnis. Para enterprenuer dan korporat sudah bisa menangkap celah positif photo sharing (berbagi foto) sebagai media promosi dan perluasan bisnisnya. Sosial media terpopuler yang mengambil alih ialah Instagram. Berbeda dengan Facebook dan Twitter, situs ini menggunakan foto sebagai media penyampai pesan dimana ia dibaca sebagai sebuah teks. Foto dilekati tanda yang dapat berfungsi sebagai petanda dan penanda sekaligus yang terjadi ketika sebuah narasi didalam foto dari si narrator dimaknai oleh si pembaca narasi (https://www.maxmanroe.com/melihat-media-sosial-yang-bakal-melesat-di-2014.html).


(32)

12

Berbagi foto ponsel menjadi bagian dari masa depan public dan merupakan salah satu tren media sosial paling cepat berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Merek-merek besar mulai memperhatikan, menggunakan tren ini untuk keuntungan mereka. Informasi yang kutip dari majalah mix edisi Januari 2013, Instagram telah mengumpulkan 15 juta pengguna yang telah meng-upload dalam waktu kurang dari dua tahun. Salah satu contoh yang memanfaatkan Instagram adalah Presiden AS yang bernama Obama juga ikut berpartisipasi berbagi foto-foto behind the scenes-nya selama kampanye pemilihan 2012 lalu di Instagram. Contoh lain yaitu Starbucks bisa dikatakan sebagai adapter awal Instagram dan saat ini memiliki lebih dari 250.000 follower. Starbucks berusaha menampilkan eksperiential yang didapat pelanggan bila berada di dalam gerai dari seluruh dunia melalui Instagram. Berbagi foto adalah hal menarik yang bisa dilakuin dan ditambah kelebihan yang diberikan ponsel ataugadgetyang kita miliki. Berbagi foto sekarang tidak hanya menjadi miliki individu tapi sudah merasuk ke berbagai perusahaan dan brand ternama (http://www.dotsemarang.com/berbagi-foto-trend-media-sosial-yang-paling-cepat-berkembang/).

1. Sejarah PerkembanganInstagram 2.

Instagram diciptakan oleh Kevin Systrom dan Mike Krieger, dan didirikan pada bulan Oktober 2010. Instagram adalah sebuah aplikasi berbagi foto yang memungkinkan pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik


(33)

13

Instagramsendiri. Satu fitur yang unik di Instagram adalah memotong foto menjadi bentuk persegi, sehingga terlihat seperti hasil kamera Kodak Instamaticdanpolaroid.Hal ini berbeda dengan rasio aspek 4:3 yang umum digunakan oleh kamera pada peranti bergerak. Instagram dapat digunakan di iPhone, iPadatauiPod Touchversi apapun dengan sistem operasi iOS 3.1.2 atau yang terbaru, dan telepon genggam Android apapun dengan sistem operasi versi 2.2 (Froyo) ke atas. Aplikasi ini dapat diunggah melaluiApple App StoredanGoogle Play.

Instagramberasal dari pengertian dari keseluruhan fungsi aplikasi ini. Kata "insta" berasal dari kata "instan", seperti kamera polaroid yang pada masanya lebih dikenal dengan sebutan "foto instan". Instagram juga dapat menampilkan foto-foto secara instan, seperti polaroid di dalam tampilannya. Sedangkan untuk kata "gram" berasal dari kata "telegram" yang cara kerjanya untuk mengirimkan informasi kepada orang lain dengan cepat. Sama halnya dengan Instagram yang dapat mengunggah foto dengan menggunakan jaringan Internet, sehingga informasi yang ingin disampaikan dapat diterima dengan cepat. Oleh karena itu, Instagram merupakan gabungan dari katainstandantelegram.

3. KelebihanInstagram

a. Pasar yang melek teknologi. Salah satu kelebihan berjualan lewat Instagram adalah pengguna Instagram sudah ‘terjamin’ melek teknologi. Artinya, mereka yang aktif diInstagrampastilah aktif pula di


(34)

14

Twitterdan mungkin jugaFacebook. Karena itu, sangat tepat bila Anda mempromosikan produk Anda melalui Instagram dan dibantu jejaring sosial lainnya.

b. Pengguna Instagram tentu memilikigadget yang mendukung aplikasi tersebut, yaitu android phones maupun iPhone. Ini berarti Instagram memiliki pengguna yang rata-rata kelas menengah ke atas. Hal ini menguntungkan bagi Anda, karena calon konsumen Anda kemungkinan besar mempunyai ‘kantong’ yang cukup dalam.

c. Tampilan produk yang simple. Karena Instagram memang digunakan sebagai aplikasi berbagi foto, fitur-fitur yang tersedia di Instagramakan mendukung gambar produk yang andauploaddi dalamnya.

d. Di Instagram, kebanyakan fotonya menggunakan (#) hashtag. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk menggunakan hashtag agar memudahkan calon pembeli menemukan produk anda.

3. Fitur–FiturInstagram a. Pengikut /followers

Sistem sosial di dalam Instagram adalah dengan menjadi mengikuti akun pengguna lainnya, atau memiliki pengikut Instagram. Dengan demikian komunikasi antara sesama pengguna Instagram sendiri dapat terjalin dengan memberikan tanda suka dan juga mengomentari foto-foto yang telah diunggah oleh pengguna lainnya.


(35)

15

b. Unggah Foto

Kegunaan utama dari Instagram adalah sebagai tempat untuk mengunggah dan berbagi foto-foto kepada pengguna lainnya. Foto yang hendak ingin diunggah dapat diperoleh melalui kamera iDevice ataupun foto-foto yang ada di album foto diiDevicetersebut.

c. Kamera

Foto yang telah diambil melalui aplikasi Instagram dapat disimpan di dalam iDevice tersebut. Setelah foto diambil melalui kamera di dalam Instagram, foto tersebut pun juga dapat diputar arahnya sesuai dengan keinginan para pengguna. Foto-foto yang akan diunggah melalui Instagram tidak terbatas atas jumlah tertentu, melainkan Instagram memiliki keterbatasan ukuran rasio 3:2 untuk foto.

d.Effect Photo’s

Instagram memiliki efek-efek yang dapat digunakan oleh para pengguna pada saat mereka hendak menyunting sebuah foto. Efek tersebut terdiri dari: X-Pro II, Lomo-fi, Earlybird, Sutro, Toaster, Brannan, Inkwell, Walden, Hefe, Nashville, Valencia, Amaro, Rise, Hudson,danLord Kelvin.

e. Judul Foto / Nama Foto

Foto yang akan di unggah sebelumnya disunting terlebih dahulu, kemudian dibawa ke halaman selanjutnya. Dimana di dalamnya tidak hanya ada pilihan untuk mengunggah pada jejaringan sosial atau tidak,


(36)

16

tetapi juga untuk memasukkan judul foto, dan menambahkan lokasi foto tersebut.

j.Arroba( et/@ )

Twitter, Facebook memiliki fitur yang dimana para penggunanya dapat menyinggung pengguna lain yang juga, dengan manambahkan tanda arroba (@) dan memasukkan akun Instagram dari pengguna tersebut. Para pengguna tidak hanya dapat menyinggung pengguna lainnya di dalam judul foto, melainkan juga pada bagian komentar foto. Para pengguna dapat menyinggung pengguna lainnya dengan memasukkan akunInstagramdari pengguna tersebut.

k. Label Foto

Sebuah label di dalam Instagram adalah sebuah kode yang memudahkan para pengguna untuk mencari foto tersebut dengan menggunakan “kata kunci”. Label itu sendiri dapat digunakan di dalam segala bentuk komunikasi yang bersangkutan dengan foto itu sendiri.

l. Publikasi kegiatan sosial ( #/hashtag)

Instagram menjadi salah satu alat promosi yang baik dalam menyampaikan sebuah kegiatan itu. Contohnya seperti pada label #thisisJapan projek dimana dia menggunakan label di dalam Instagram untuk menarik perhatian para masyarakat international untuk membantu bencana alam yang terjadi di Jepang pada awal tahun lalu, dll.


(37)

17

m. Publikasi Organisasi

Instagram juga banyak organisasi-organisasi yang mempublikasikan produk mereka. Contohnya saja sepertiStarbucks, Burberry,Levi’s,dan lain-lain.Banyak dari produk-produk tersebut yang sudah menggunakan media sosial untuk memperkenalkan produk-produk terbarunya kepada masyarakat, hal ini dikarenakan agar mereka tidak harus mengeluarkan biaya sepersen pun untuk melakukan promosi tersebut.

n. Geotagging

Geotagging adalah identifikasi metadata geografis dalam sebuah media situs ataupun foto. Bagian geotag akan muncul ketika para pengguna iDevicemengaktifkanGPSmereka di dalamiDevicemereka tersebut.

o. Jejaring Sosial

Para pengguna tidak hanya berbagi foto di dalam Instagram, melainkan foto tersebut dapat dibagi juga melalui jejaring sosial Facebook, Twitter, Foursquare, Tumblr, Flickr, dan juga posterous, yang tersedia di halaman untuk membagi foto.

p. Tanda Suka (Like)

Instagram memiliki sebuah fitur tanda suka yang dimana fungsinya sama seperti apa yang ada di dalam Facebook, yaitu sebagai penanda bahwa pengguna yang lain menyukai foto yang telah diundah oleh pengguna yang lain. Berdasarkan dengan durasi waktu dan jumlah suka pada sebuah foto di dalam Instagram, hal itulah yang menjadi faktor


(38)

18

khusus yang mempengaruhi apakah foto tersebut populer atau tidak. Bila sebuah foto tersebut menjadi populer, maka secara langsung foto tersebut akan masuk ke dalam halaman populer tersendiri (https://www.scribd.com/doc/195027473/Makalah-Instagram).

C. Diskusi Singkat MengenaiOnline ShopdiInstagram

Instagram sebagai media sosial di dunia maya yang dapat memudahkan follower (pengikut) untuk mengetahui update terbaru dari akun Instagram yang diikutinya, jadi meskipun tidak melihat langsung objek foto, jika hasil foto yang di upload di akun Instagram tersebut menarik dan bagus pasti banyak follower yang mengikuti akun Instagram tersebut, namun individu atau pengguna Instagram tidak dapat melihat langsung aktifitas dari masing-masing pengguna, para follower hanya dapat melihat update dari beranda Instagramnya. Berjualan lewatInstagramini tidak sulit, bahkan tokoonlinedi Instagram dalam satu hari 20 tas branded dapat terjual, padahal para konsumennya sama sekali tidak dapat menyentuh, merasakan dan melihat langsung bagaimana kualitas barang yang dijual secara fisik (Putri, 2013).

Online shop telah banyak di Instagram searah dengan semakin berkembangnya bisnis dan meningkatnya kebutuhan di masyarakat. Barang barang yang di jual hampir semua ada di Instagramseperti pakaian, aksesoris, tas, buku, sepatu, kosmetik, mainan anak, alat olahraga, makanan ringan, hingga alat elektronik dapat dijajakan dalam situs jejaring sosial tersebut. Foto-foto yang menarik juga sering di pakai untuk memikat mata para


(39)

19

customer online shop di Instagram. Toko online sama sepertinya toko fisik, merupakan tempat transaksi di mana ada penjual dan pembeli. Namun, berbeda dengan toko fisik, transaksi di toko online berlangsung melalui internet, sehingga pembeli dan penjual tidak bertemu muka secara langsung. Komunikasi semata-mata mengandalkan teknologi berupa fasilitas jejaring sosial melalui chatting (Ratri, 2014: 10). Online shop menjadi salah satu bentuk pemasaran interaktif yang telah menjadi tren berbelanja di kalangan masyarakat dewasa ini. Membeli kebutuhan barang dan jasa melalui internet sudah menjadi suatu rutinitas konsumen saat ini (Kotler, 2007).

Pelaku bisnis mengaku lebih mudah memasarkan produknya melalui Instagram karena sasaran pertama adalah orang yang paling dekat dengannya, bisa juga melalui teman yang awalnya dari mulut ke mulut sambil menunjukan akunInstagram, komunikasi tersebut sangat efektif bagi para penjual, dengan adanya media Instagramsemakin mudahnya penjual menunjukkan foto atau catalog barang jualannya. Secara tidak langsung proses tersebut membentuk suatu rangkaian komunikasi pemasaran.

Menurut Nickles (Dharmmesta, 1990:56), komunikasi pemasaran merupakan kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pembeli dan penjual yang sangat membantu dalam pengambilan keputusan di bidang pemasaran, serta mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan dengan cara menyadarkan semua pihak untuk berbuat lebih baik. Definisi ini menyatakan bahwa komunikasi pemasaran merupakan pertukaran informasi dua arah antara pihak-pihak atau lembaga-lembaga yang terlibat dalam pemasaran.


(40)

Pihak-20

pihak yang terlibat akan mendengarkan, beraksi dan berbicara sehingga tercipta hubungan pertukaran yang memuaskan. Kelebihan spesifik dari pemasaran menggunakan mediaInstagramadalah pasar yang melek teknologi. Salah satu kelebihan berjualan lewat Instagram adalah pengguna Instagram sudah ‘terjamin’ melek teknologi. Artinya, mereka yang aktif di Instagram pasti aktif di Twitter dan Facebook. Pengguna Instagram pasti memilikigadgetyang mendukung aplikasi tersebut, yaitu android phones maupun iPhone. Hal ini berarti Instagram memiliki pengguna yang rata-rata kelas menengah ke atas. Instagram memang digunakan sebagai aplikasi berbagi foto, fitur-fitur yang tersedia di Instagram akan mendukung gambar produk yang di upload di dalamnya,dan diInstagram, kebanyakan fotonya menggunakan hashtag. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk menggunakan hashtag agar memudahkan calon pembeli menemukan produk penjual.

Pengguna internet cenderung melakukan kegiatan berbelanja online mencapai 71 % (Pew Internet & American Life Project [POP], 2008; Trotter & Morgan, 2008). Alasan utama masyarakat beralih padaonline shopadalah 41% mereka melakukan berbelanja online karena lebih nyaman, 21% mengatakan bahwa dengan belanja online mereka lebih mudah untuk menemukan harga murah, dan 14% karena ada pilihan yang lebih besar di online shop dibandingkan di mall. Contohnya seorang wanita yang sibuk bekerja, mengurus rumah atau kuliah tetap bisa membeli melalui toko online walaupun sudah jam malam. Pelangan dapat dengan mudah membandingkan harga, kualitas dan biaya pengiriman barang atau jasa dari sebuah toko online dengan toko lainnya


(41)

21

(http://www.marketingprofs.com/charts/2014/26124/the-top-four-reasons-consumers-abandon-online-shopping-carts#ixzz3GqPEk1pP).

Kunci utama dalam bisnis online adalah kepercayaan. Kepercayaan dapat timbul melalui citra yang dibentuk perusahaan tersebut dimata publik. Hal tersebut dilakukan toko online dengan menggunakan logo, company profile, dan testimonial pelanggan. Reputasi dipercaya dapat memikat konsumen dengan lebih efektif pada saat konsumen menghadapi berbagai tawaran menarik (Sulaksana 2003, p.30). Sehubungan dengan reputasi maka online shop menggunakan logo dan lambang untuk membentuk citra dimata khalayak. Lambang di toko online shop digunakan sebagai label pada barang yang dipasarkannya. Kedekatan dengan pelanggan dan pelayanan yang diberikan adalah salah satu kunci keberhasilan dalam bisnis online shop (Sulianta 2012, p.81). Pemilik Online shop di Instagram memberikan pelayanan yang ramah pada semua konsumennya. Misalnya, pemilik online shop merespon dengan baik komentar-komentar konsumen bahkan komplain yang diberikan. Pemilik online shop dan para konsumen dapat berkomunikasi baik melalui komentar di akunInstagram, BBM, Line, emailatauWhatsApp.

Beberapa keuntungan online shoppingyang membuat sistem online shopping ini menjadi cara belanja favorite para calon pembeli , termasuk juga wanita yang hobi belanja :


(42)

22

1. Pembeli tidak perlu mengelilingi sebuah mal untuk mencari informasi diskon atau promo karena pembeli hanya perlu menggunakan satu klik untuk melakukannya.

2. Pembeli dengan mudah menemukan barang – barang yang diincarnya tanpa perlu mencarinya hingga seluruh pelosok kota. Pembeli hanya tinggal memasukan kata kunci barang incaran di Search for user dan Search for hashtag akan menampilkan semua toko online yang menjual barang yang diincar.

3. Online shopmenawarkan pilihan yang lebih beragam daripada tokooffline pada pelangan.

4. Konsumer bisa menghemat tenaga dan waktu dengan belanja online daripadaoffline.

D. Menyorot PNS Dan Perilaku Konsumtif

PNS memiliki kemampuan membeli yang tinggi, karena pada masa ini PNS kebanyakan membelanjakan uangnya untuk keperluan yang erat hubungannya dengan keperluan penampilannya. Hobby berbelanja atau shoppingpada PNS menjadi persoalan psikologis, ketika perilaku pembelian yang dilakukan sudah sampai pada taraf impulsive buying, artinya pembelian yang dilakukan tidak rasional. Persoalan tersebut menjadi bertambah serius apabila perilaku pembelian sudah mencapai extreme impulsive buying atau pembelian yang dilakukan hanya untuk berfoya-foya, pamer dan pemborosan (Dittmar, 1995).


(43)

23

Menurut Sumartono (2002), definisi konsep perilaku konsumtif amatlah variatif, tetapi pada intinya muara dari pengertian perilaku konsumtif adalah membeli barang tanpa pertimbangan rasional atau bukan atas dasar kebutuhan pokok. Secara operasional, indikator perilaku konsumtif yaitu :

1. Membeli Produk Karena Iming-Iming Hadiah.

Individu membeli suatu barang karena adanya hadiah yang ditawarkan jika membeli barang tersebut.

2. Membeli Produk Karena Kemasannya Menarik.

Individu sangat mudah terbujuk untuk membeli produk yang dibungkus dengan rapi dan dihias dengan warna-warna yang menarik. Artinya motivasi untuk membeli produk tersebut hanya karena produk tersebut dibungkus dengan rapi dan menarik.

3. Membeli Produk Demi Menjaga Penampilan Diri Dan Gengsi.

Individu mempunyai keinginan membeli yang tinggi, karena pada umumnya Individu mempunyai ciri khas dalam berpakaian, berdandan, gaya rambut, dan sebagainya dengan tujuan agar Individu selalu berpenampilan yang dapat menarik perhatian orang lain. Individu membelanjakan uangnya lebih banyak untuk menunjang penampilan diri.


(44)

24

4. Membeli Produk Atas Pertimbangan Harga

Individu cenderung berperilaku yang ditandakan oleh adanya kehidupan mewah sehingga cenderung menggunakan segala hal yang dianggap paling mewah.

5. Membeli Produk Hanya Sekedar Menjaga Simbol Status.

Individu mempunyai kemampuan membeli yang tinggi baik dalam berpakaian, berdandan, gaya rambut, dan sebagainya sehingga hal tersebut dapat menunjang sifat eksklusif dengan barang yang mahal dan memberi kesan berasal dari kelas sosial yang lebih tinggi. Dengan membeli suatu produk dapat memberikan symbol status agar kelihatan lebih keren dimata orang lain.

6. Memakai Produk Unsur Konformitas Terhadap Model Yang Mengiklankan.

Individu cenderung meniru perilaku tokoh yang diidolakannnya dalam bentuk menggunakan segala sesuatu yang dapat dipakai tokoh idolanya. Individu juga cenderung memakai dan mencoba produk yang ditawarkan bila ia mengidolakan publik figure produk tersebut.

7. Membeli Produk Dengan Harga Mahal Akan Menimbulkan Rasa Percaya Diri Yang Tinggi.

Individu sangat terdorong untuk mencoba suatu produk karena mereka percaya apa yang dikatakan oleh iklan yaitu dapat menumbuhkan rasa percaya diri.


(45)

25

8. Mencoba lebih dari dua produk sejenis (merek berbeda).

Individu akan cenderung menggunakan produk jenis sama dengan merek yang lain dari produk sebelumnya ia gunakan, meskipun produk tersebut belum habis dipakainya.

E. Kajian Teoritis

Teori Peneguhan Imitasi (Reinforcement Imitasi Theory)

Miller dan Dollard (1941) memerinci kerangka teori tentang instrumental conditioning dan mengemukakan ada tiga kelas utama perilaku yang diberi label imitasi, yakni:

1. Same behavior

Same behavioryakni dua individu memberi respon masing- masing secara independen, tapi dalam cara yang sama, terhadap stimuli lingkungan yang sama. Sebagai hasilnya sekalipun tindakan mereka sepenuhnya terpisah satu sama lain, tapi bisa tampak seakan-akan yang satu meniru yang lainnya.

2. Copying

Copying yakni seorang individu berusaha mencocokan perilakunya sedekat mungkin dengan perilaku yang lain. Jadi ia haruslah mampu untuk memberi respon langsung terhadap syarat atau tand-tanda kesamaan atau perbedaan antara perilakunya sendiri dengan penampilan orang yang dijadikan modelnya.


(46)

26

3. Matched dependent behavior

Matched dependent behavior, yakni seorang individu, (pengamat atau pengikut) belajar untuk menyamai dengan tindakan orang lain (model atau si pemimpin) karena amat sederhana ia memperoleh imbalan dari perilaku tiruan (imitatifnya) itu. Jadi, Matched dependent behavior, si pengikut mempunyai kecenderungan kuat untuk meniru tindakan si model melalui prosesinstrumental conditioning.

Bandura (dalam, rakhmat, 2009: 246) mengidentifikasi efek- efek yang ditimbulkan oleh eksposure terhadap perilaku dan hasil pembuatan orang lain, yakni:

1. Inhibitory & Disinhibitory Effects(efek malu dan tidak memalukan) Efek inhibitory merupakan efek yang dikerjakan orang lain yang menyebabkan perilaku tertentu menjadi malu atau menahan diri untuk melakukan atau mengulangi perbuatan yang sama. Sedangkan efek disinhibitory merupakan efek yang menyebabkan orang lain tidak malu untuk melakukan perbuatan yang dilihatnya.

2. Reponse Fasilitating Effects

Bahwa kesempatan melihat eksposure kepada tindakan orang lain dapat berfungsi memudahkan (facilitate) penampilan bermacam perilaku yang menurut biasanya tidak dilarang.

3. Observational learning

Jika seseorang individu terkena terpaan perilaku dari suatu model sosial, maka dapat terjadi efek observational learning. Dalam arti lebih spesifik


(47)

27

obsever tadi dapat memperoleh bentuk perilaku yang baru semata-mata dengan melihat atau mengamati tindakan model tindakan secara terbuka menunjukkan respons dihadapan model yang ditiru. Model akan meningkat efektivitasnya jika model secara fisik menarik, model berhasil, model dapat dipercaya, model memiliki kemiripan dengan pengamat, dan model yang ditampilkan mampu mengatasi kesulitan dan kemudian berhasil.

Observational learning ditentukan oleh empat proses pengamatan (Observational) yang khas tapi, saling berkaitan yaitu:

a. Perhatian (Attention)

Proses perhatian seseorang mengamati peristiwa secara langsung atau tidak langsung. Meskipun ada ratusan peristiwa yang dialami setiap hari, namun hanya beberapa saja yang menarik perhatian mereka.

b. Proses Mengingat (Retention)

Retention adalah peristiwa yang menarik perhatian dimasukkan ke dalam benak dalam bentuk lambang secara verbal atau imaginal sehingga menjadi ingatan (memory).

c. Reproduksi Gerak (Motoric Reproduction)

Setelah mengetahui atau mempelajari sesuatu tingkah laku, subjek juga dapat menunjukkan kemampuannya atau menghasilkan apa yang disimpan dalam bentuk tingkah laku. Contohnya, mengendarai mobil, bermain tenis. Jadi setelah subyek memperhatikan model dan menyimpan informasi, sekarang saatnya untuk benar-benar melakukan


(48)

28

perilaku yang diamatinya. Praktek lebih lanjut dari perilaku yang dipelajari mengarah pada kemajuan perbaikan dan keterampilan.

d. Proses Motivasi (Motivational)

Suatu motivasi sangat tergantung kepada peneguhan (reinforcement) yang mendorong perilaku seseorang ke arah peneguhan tujuan tertentu.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, teori ini didukung adanya faktor internal yang mempengaruhi perilaku konsumtif yaitu keputusan pembelian dari pembeli sangat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi dari pembeli (Philip Kotler dan Gary Armstrong, 1996). Faktor psikologi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif. Pemilihan barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu motivasi, persepsi, proses belajar serta kepercayaan. Motivasi merupakan kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Selanjutnya, orang dapat memiliki persepsi yang berbeda-beda dari objek yang sama karena adanya proses persepsi yaitu perhatian yang selektif, gangguan yang selektif, mengingat kembali yang selektif. Pembelajaran menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Konsumen dalam proses pembeliannya selalu mempelajari sesuatu, proses belajar pada suatu pembelian terjadi apabila konsumen ingin menanggapi dan memperoleh suatu kepuasan (Rismiati dan Suratno, 2001). Kepercayaan merupakan suatu pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.


(49)

29

F. Kerangka Pikir

Keberadaan social media kini telah melekat di kehidupan sehari-hari. Salah satu social media yang paling populer yaitu Instagram. Online shop kini telah banyak di Instagram searah dengan semakin berkembangnya bisnis dan meningkatnya kebutuhan di masyarakat. Berdasarkan survei (APJJI, 2012), dari sisi profesi dan posisi dalam pekerjaan, penggunaan Internet sangat tinggi terutama untuk kalangan pekerja sektor formal yaitu sebesar 64,3%. Salah satunya yaitu kalangan PNS.

Seiring berjalannya waktu, mengingat sibuk dan padatnya jadwal kegiatan sehari-hari yang dihabiskan untuk bekerja membuat masyarakat memilih alternatif lain untuk memenuhi hasrat belanja yaitu melalui belanja di toko dunia maya (online shop). Perubahan gaya hidup masyarakat cenderung konsumtif dan terkesan modern mengakibatkan online shop semakin diminati oleh seluruh kalangan masyarakat. Online shop dianggap lebih cepat, nyaman, dan praktis karena consumer tidak perlu membuang waktu untuk antri dan berlama–lama berbelanja di mall.

Penampilan serasi pada pegawai dengan berhias yang rapi, busana dan aksesoris yang baik, cara berbusana yang baik merupakan ciri khusus yang menunjukkan kepribadian dan kewibawaan. Berbusana yang baik berarti memperhatikan penampilan diri (personal appearance) secara keseluruhan, karena penampilan membentuk citra diri yang terpancar pada diri seseorang dan akan menambah kepercayaan diri seseorang dalam bersikap. Keinginan


(50)

30

untuk memperbaiki diri secara fisik merupakan hal yang sangat wajar, namun akan menjadi masalah besar ketika keinginan tersebut mendominasi kehidupan, sehingga memicu berperilaku berlebih-lebihan dalam membeli sebuah barang untuk memuaskan keinginan individu. Keadaan demikian membuat PNS mempunyai pola konsumsi untuk menunjang penampilannya agar terkesan serasi.

Teori yang melandasi penelitian ini adalah Teori Peneguhan Imitasi (Reinforcement Imitasi Theory). Jika seseorang individu terkena terpaan perilaku dari suatu model sosial, maka dapat terjadi efek observational learning. Dalam arti lebih spesifik obsever tadi dapat memperoleh bentuk perilaku yang baru semata-mata dengan melihat atau mengamati tindakan model tindakan secara terbuka menunjukkan respons dihadapan model yang ditiru. Efek observational learning yang diukur meliputi attention (perhatian), retention (ingatan), motoric reproduction (reproduksi motorik), dan motivasi. Selain itu frekuensi online shop di Instagram menerpa, efek observational learning bisa menentukan apakah seseorang menjadi lebih konsumtif atau tidak.

Proses Attention akan muncul ketika seseorang tertarik membuka akun toko online melalui instagram. Toko online yang banyak diperhatikan adalah toko yang menawarkan banyak produk sesuai dengan ketertarikan seseorang. Selanjutnya, pada proses retensi, ketika seseorang melihat produk yang dijual di online shop instagram kemudian produk tersebut menarik perhatian, kecenderungan seseorang hanya untuk mengingat pesan yang sesuai dengan


(51)

31

pendapat dan kebutuhan dirinya. Proses reproduksi motorik pada diri seseorang akan mempengaruhi untuk dapat memungkinkan seseorang untuk meniru suatu perilaku yang dilihat baik secara keseluruhan atau hanya sebagian. Pada proses motivasi, faktor- faktor yang mendorong seseorang ketika membuka online shop di instagram yaitu motif mencari hiburan dan informasi. Selain itu, semakin sering seseorang mengakses online shop di Instagram, akan semakin banyak informasi yang didapat. Hal ini, mendukung seseorang menjadi perilaku konsumtif.

G. Bagan Kerangka Pikir

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir

Sumber: Hasil penelitian 2015 Online shop

diInstagram

Belajar dari mengamati (observational learning) Fase- fase observational learning, yaitu: 1. Attention 2. Retention 3. Motoric Reproduction 4. Motivation Perilaku Konsumtif PNS

a. Penampilan Diri dan Gengsi

b. Simbol Status c. Percaya Diri d. Merek Berbeda Frekuensi

Mengakses Online shop diInstagram


(52)

32

H. Hipotesis

Hipotesis berasal dari kata “hypo” yang berarti “di bawah” dan “thesa” yang berarti “kebenaran”. Hipotesis dapat didefinisikan sebagai jawaban sementara yang kebenarannya masih harus diuji, atau rangkuman kesimpulan teoritis yang diperoleh dari tinjauan pustaka.

Berdasarkan kerangka pikir diatas maka dapat ditarik kesimpulan yang merupakan jawaban sementara masalah penelitian sebagai berikut:

Hi : Terdapat pengaruh terpaan online shop di Instagram terhadap perilaku konsumtif Pegawai Negeri Sipil (PNS) Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Lampung

Ho : Tidak terdapat pengaruh terpaan online shop di Instagram terhadap perilaku konsumtif Pegawai Negeri Sipil (PNS) Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Lampung


(53)

33

III. METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Tipe penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif. Menurut Bungin (2005:: 36), penelitian deskriptif bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi obyek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi. Kemudian mengangkat ke permukaan karakter atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun variabel tersebut. Penelitian ini menggunakan statistika untuk menganalisa data penelitian.

Metode dalam penelitian ini adalah metode survei. Metode survei yaitu mengambil sample dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Singarimbun & Effendy, 1987:3-5). Unit analisa dalam penelitian survei adalah individu. Dalam penelitian ini mendeskripsikan terpaanonline shopdiInstagramterhadap perilaku konsumtif Pegawai Negeri Sipil (PNS) Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Lampung.


(54)

34

B. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel pengaruh/ bebas (independent variabel) yaitu variabel yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu dari variabel yang lain (Rachmat, 2006:21). Variabel bebas dalam penelitian penelitian adalah Terpaan online shop di Instagram(variabel X).

2. Variabel terikat yaitu variabel yang diduga sebagai akibat atau variabel yang dipengaruhi oleh variable yang mendahuluinya (Rachmat, 2006: 21). Variabel terikat dalam penelitian adalah Perilaku konsumtif (variabel Y).

C. Definisi Konseptual

Peneliti menggunakan istilah yang khusus untuk menggambarkan secara tepat fenomena yang hendak diteliti yang disebut konsep. Definisi konseptual merupakan batas terhadap masalah-masalah variabel yang dijadikan pedoman dalam penelitian, sehingga tujuan dan arahnya tidak menyimpang. Definisi konseptual dalam penelitian ini adalah:

1. Terpaanonline shopdiInstagram(Variabel X).

Jika seseorang individu terkena terpaan perilaku dari suatu model sosial, maka dapat terjadi efek observational learning. Observational learning ditentukan oleh empat proses pengamatan (observational) yang khas,tapi saling berkaitan yaitu:attention, retention, motoric reproduction,motivasi.


(55)

35

Berdasarkan tingkat terpaan online shop di Instagram dan efek observational learningterdiri dari:

a. Frekuensi mengaksesonline shopdi Instagram

b. Perhatian (attention) merupakan proses atensional yang mana menentukan aspek yang akan diperhatikan. Attention merupakan kemampuan individu memilih pesan yang menarik perhatian

c. Proses mengingat (retention), menyimpan peristiwa ke dalam memori dalam bentuk imajinasi dan lambang secara verbal.

d. Proses reproduksi motorik (motoric reproduction), dapat menegaskan bahwa kemampuan motorik seseorang juga mempengaruhi untuk dapat memungkinkan seseorang meniru suatu perilaku yang dilihat baik secara keseluruhan atau hanya sebagian.

e. Motivasi (motivasional), peneguhan yang mendorong perilaku ke arah pemenuhan tujuan tertentu.

2. Perilaku Konsumtif (Variabel Y)

Menurut Sumartono (2002), definisi konsep perilaku konsumtif amatlah variatif, tetapi pada intinya muara dari pengertian perilaku konsumtif adalah membeli barang tanpa pertimbangan rasional atau bukan atas dasar kebutuhan pokok.


(56)

36

D. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan petunjuk bagaimana suatu variabel diukur. Dengan melihat definisi operasional variabel suatu penelitian, maka seseorang peneliti akan mengetahui suatu variabel yang akan diteliti (M. Singarimbun dan Sofian Effendi, 2001: 23).

a. Terpaanonline shopdiInstagram(Variabel X)

Indikator-indikator:

1. Frekuensi Terpaan.

Mengaksesonline shopdi Instagram

2.Attentionmerupakan kemampuan individu memilih pesan yang menarik perhatian.

1. Kemampuan selektif untuk pesan-pesan yang menarik perhatian 2. Kenyamanan Fisik

3. Retention merupakan menyimpan peristiwa ke dalam memori dalam bentuk imajinasi dan lambang secara verbal.

1. Ingatan tentang produk yang ada dionline shop 2. Ingatan tentang referensi produkonline shop

4. Motoric Reproduction, dapat menegaskan bahwa kemampuan motorik seseorang juga mempengaruhi untuk dapat memungkinkan seseorang meniru suatu perilaku yang dilihat baik secara keseluruhan atau hanya sebagian.


(57)

37

1. Perilaku meniru model produk dionline shop 2. Perilaku membeli model produk dionline shop

5. Motivasi, peneguhan yang mendorong perilaku ke arah pemenuhan tujuan tertentu.

1. Motif mencari informasi 2. Motif hiburan

b. Perilaku Konsumtif (Variabel Y)

Kecenderungan perilaku konsumtif ini akan diukur dengan menggunakan skala kecenderungan perilaku konsumtif berdasarkan indikator perialku konsumtif oleh Sumartono (2002), yaitu:

1. Membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi. 2. Membeli produk hanya sekedar menjaga simbol status.

3. Munculnya penilaian bahwa membeli produk dengan harga mahal akan menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi.

4. Mencoba lebih dari dua produk sejenis (merek berbeda).

Skor skala ini menunjukan bahwa semakin tinggi skor total yang dimilki subyek maka menunjukkan semakin tinggi pula kecenderungan perilaku konsumtif individu dan sebaliknya, semakin rendah skor total yang diperoleh subyek maka semakin rendah pula kecenderungan perilaku konsumtif individu.


(58)

38

E. Metode Penentuan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010:173). Di dalamEncyclopedia of Educational Evaluation tertulisA population is a set (or collection) of all elements prossessing one or more aributes of interests. Populasi dalam penelitian ini adalah PNS Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Lampung. Kuantitas pegawai saat ini berjumlah 104 orang yang terdiri dari pejabat struktural 21 orang, staf 55 orang, Pegawai tidak tetap/ kontrak sebanyak 21 orang, dan Tenaga sukarela sebanyak 7 orang.

1. Jabatan Struktural

a. eselon II : 1 orang b. eselon III : 5 orang c. eselon IV : 15 orang

2. Latar Belakang Pendidikan

a. SD : 2 orang

b. SMP : 1 orang

c. SMA : 15 orang

d. D-3 : 4 orang

e. D-4 : 1 orang

f. S-1 : 34 orang

g. S-2 : 19 orang

3. Golongan

a. Golongan I : 2 orang b. Golongan II : 14 orang


(59)

39

c. Golongan III : 53 orang d. Golongan IV : 8 orang

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto, 2010: 174). Berdasarkan hasil prariset, sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang dari PNS Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Lampung yang mempunyaiInstagram.

F. Jenis data

Jenis data dalam penelitian data ini dibedakan menjadi dua, antara lain:

a. Data primer, yaitu data yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian (Bungin, 2005: 122).

b. Data sekuder, yaitu data yang langsung diperoleh dari sumber data kedua atau sumber sekunder dari data yang kita butuhkan (Bungin, 2005: 122).

G. Teknik Pengumpulan data

Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik-teknik:

1. Kuesioner yaitu daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh responden. Setelah diisi dikirim kembali atau dikembalikan peneliti (Bungin, 2005:123).


(60)

40

2. Wawancara yaitu sebuah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden (Bungin, 2005: 126).

3. Studi pustaka yaitu pengumpulan data dari berbagai literatur pendukung seperti jurnal, buku, internet, yang berkaitan dengan Online shopdiInstagram, perilaku konsumtif dan pendekatan teori.

H. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data dilaksanakan (Bungin, 164-169). Pada penelitian kuantitatif, pengolahan data secara umum dilaksanakan dengan melalui tahap-tahap berikut ini:

1. Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai menghimpun data di lapangan. Proses editing yang paling baik adalah teknik silang, yaitu seseorang peneliti memeriksa hasil pengumpulan data peneliti lain dan sebaliknya pada suatu kegiatan penelitian.

2. Koding adalah tahap dimana koresponden diklasifikasikan menurut jenis pertanyaan dengan jalan memberi tanda pada tiap-tiap data termasuk dalam kategori yang sama.

3. Tabulasi dalah mengelompokan jawaban yang serupa secara teratur dan sistematis untuk kemudian dihitung berapa banyak yang masuk kedalam suatu kategori yaitu membuat tabel tunggal.


(61)

41

I. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data yang benar, maka instrumen harus memenuhi persyaratan tertentu. Instrumen yang baik dalam penelitian harus memenuhi dua persyaratan yaitu valid dan reliabel. Maka, instrumen harus melalui tahap uji validitas dan reliabilitas sebagai berikut:

1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Pengujian validitas instrument penelitian dilakukan dengan rumus korelasi product moment (Suharsimi Arikunto, 2010:211-214) :

rxy

Keterangan :

rxy: koefisien korelasi antara variabel y dan variabel x XY: hasil perkalian variabel x dan variabel y

X: hasil skor angket variabel x Y: hasil skor angket variabel y

X2: hasil perkalian kuadrat dari hasil angket x y2: hasil perkalian kuadrat dari hasil angket y N: jumlah sampel


(62)

42

2. Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang sudah dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil, tetap akan sama. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya, dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan (Suharsimi Arikunto, 2010:221). Untuk mencari reliabilitas untuk keseluruhan item adalah dengan memasukkan dengan rumusalpha cronbach yaitu :

Keterangan :

: nilai reliabilitas

k : jumlah item pertanyaan

: nilai varian masing-masing item


(63)

43

J. Teknik Pemberian Skor

Setelah pertanyaan dalam angket/ kuesioner akan diberi 5 alternatif jawaban yaitu A, B, C, D, E. Penentuan skor untuk masing-masing alternatif jawaban adalah sebagai berikut :

1. Alternatif jawaban A akan di beri skor 5, yang menunjukkan jawaban yang sangat setuju

2. Alternatif jawaban B akan di beri skor 4, yang menunjukkan jawaban yang setuju

3. Alternatif jawaban C akan di beri skor 3, yang menunjukkan jawaban yang netral

4. Alternatif jawaban D akan di beri skor 2, yang menunjukkan jawaban yang tidak setuju

5. Alternatif jawaban E akan di beri skor , yang menunjukkan jawaban yang sangat tidak setuju

Adapun cara penggolongan data tersebut dengan menggunakan rumus interval:

Keterangan

I : Interval nilai NT : Nilai tertinggi


(64)

44

NR : Nilai terendah

K : Kategori (Arikunto, 2010)

K. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang digunakan adalah teknik kuantitatif, dengan mengunakan cara-cara yang disediakan oleh statistik, yaitu pengolahan dan penyusunan data ke dalam tabel silang dan tabel tunggal, kemudian tabel akan diinterpretasikan untuk memberi arti terhadap data dan untuk membuat laporan penelitian. Adapun rumus analisisnya sebagai berikut:

P =

Keterangan :

P : Presentase yang diperoleh F : Frekuensi pada kategori variasi

N : Jumlah frekuensi seluruh kategori variasi

Teknik analisa data pada penelitian ini juga menggunakan rumus regresi linier sederhana, yakni regresi di mana variabel yang terlibat di dalamnya hanya dua. Atau dengan kata lain rumus regresi linier sederhana ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara kedua variabel, dimana terdapat dua variabel yaitu variabel x dan variabel y (Singarimbun, 1995: 142).


(65)

45

Keterangan:

Y : nilai variabel bebas yang diramalkan a : konstanta

b : koefisien regresi dari x

: nilai variabel terikat yang diramalkan

Sedangkan untuk mencari nilai a dan nilai b digunakan rumus:

a

Keterangan :

Y : jumlah skor dari variabel terikat X : jumlah skor dari variabel bebas N : jumlah sampel

L. Pengujian Hipotesis

Tahap pertama untuk menguji hipotesis adalah mengetahui besarnya nilai Thitung (Thit) atau student test, adapun rumus statistik T adalah sebagai berikut:


(66)

46

Keterangan: t = Nilai Uji T r = Nilai Korelasi n = besarnya sampel

Tahap kedua dalam pengujian hipotesis penelitian ini lakukan dengan membandingkan nilai Thit dengan nilai T tabel (Ttab) pada tarif signifikan 5%. Ketentuan yang dipakai dalam perbandingan adalah:

1. Jika Thit > T Tabel dengan taraf signifikan 5% maka koefisien regresinya signifikan, yang berarti Hipotesis diterima.

2. Jika Thit < T Tabel dengan taraf signifikan 5% maka koefisien regresinya signifikan, yang berarti Hipotesis ditolak.


(67)

48

IV. GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Lampung

Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Provinsi Lampung merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) baru, yang dibentuk untuk memenuhi ketentuan Peraturan Pemerintah nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah serta memperhatikan kebutuhan pelayanan masyarakat sebagaimana hasil analisa Tim Analisis Jabatan dan Pengukuran Beban Kerja dalam rangka pengembangan dan pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi, maka dibentuklah Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Lampung. Dinas Komunikasi dan Informatika yang beralamat di WR Monginsidi No. 69 Telukbetung.

Tugas pokok Dinas Kominfo Provinsi Lampung adalah melaksanakan kewenangan daerah di bidang komunikasi dan informatika sesuai dengan kebijakan Kepala Daerah. Untuk mencapai hasil yang optimal dalam pelaksanaan tugas pokok tersebut, perlu disusun suatu perencanaan strategik yang meliputi keseluruhan pembagian tugas dari masing-masing bidang di lingkungan Dinas Kominfo Provinsi Lampung, guna dijadikan sebagai pedoman dan arahan bagi seluruh pegawai/staf dalam melaksanakan tugas dan


(68)

48

fungsinya dalam mewujudkan visi, misi dan tujuan Dinas Kominfo Provinsi Lampung yang akan dicapai, sekaligus untuk dijadikan tolok ukur dalam melakukan evaluasi kinerja dalam setiap tahunnya sebagaimana ketentuan yang ditetapkan dalam Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP).

B. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD 1. Tugas

Berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 11 Tahun 2014, Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Lampung mempunyai tugas menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan provinsi di bidang komunikasi dan informatika berdasarkan asas otonomi yang menjadi kewenangan, dekon-sentrasi dan tugas pembantuan serta tugas lain sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Gubernur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Fungsi

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Dinas Komunikasi dan Informatika mempunyai fungsi:

a. perumusan kebijaksanaan, pengaturan dan penetapan standar bidang telekomunikasi skala provinsi;

b. pemberian bimbingan teknis di bidang sarana, pelayanan, kinerja operasi telekomunikasi khusus dan kewajiban pelayanan universal skala wilayah;


(69)

49

c. pelaksanaan koordinasi dan pengawasan layanan dan pemberian rekomendasi pertimbangan teknis terhadap permohonan izin penyelenggaraan jaringan tetap lokal cakupan provinsi;

d. pemberian rekomendasi galian untuk keperluan penggelaran kabel telekomunikasi lintas kabupaten/kota;

e. fasilitasi pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan pos dan telekomunikasi serta penggunaan frekwensi radio di daerah perbatasan negara tetangga; f. pelaksanaan evaluasi persyaratan administrasi dan data teknis terhadap

permohonan rekomendasi penyelenggaraan penyiaran;

g. pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi pemberdayaan komunikasi sosial dan pengembangan kemitraan media skala provinsi;

h. pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi di bidang kehumasan, pengkajian dan pengembangan informasi, pengolahan data dan informatika;

i. pelayanan administratif; dan

j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya.

3. Susunan dan Struktur Organisasi

Susunan Organisasi Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Lampung, terdiri dari:

a. Kepala Dinas; b. Sekretariat;


(70)

50

c. Bidang Pos dan Telekomunikasi; d. Bidang Aplikasi Telematika;

e. Bidang Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi; f. Bidang Informasi Publik;

g. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD); dan h. Kelompok Jabatan Fungsional.

C.Visi dan Misi Dinas Komunikasi dan Informatika

Visi merupakan gambaran tentang masa depan yang realistik dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu, dengan mengisyaratkan adanya misi dan tantangan. Dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional disebutkan bahwa visi adalah rumusan umum menge-nai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Dalam menetapkan visi Dinas Komunikasi dan Informatika merujuk pada pencapaian Visi dan Misi Provinsi Lampung yaitu Mewujudkan Lampung sebagai Provinsi Unggulan dan Berdaya Saing berbasis Ekonomi Kerakyatan.

Berangkat dari uraian tersebut, serta didorong upaya meningkatkan pelayanan penyebarluasan informasi dan telekomunikasi sebagai antisipasi masa depan menuju tahun 2020, maka Visi Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Lampung Tahun 2015- 2019 dapat dirumuskan sebagai berikut:

“Terwujudnya Layanan Komunikasi Dan Informatika Yang Handal Dan


(71)

51

Makna yang terkandung dalam rumusan Visi Dinas Komunikasi dan Informatika tersebut di atas yaitu:

a) Layanan Komunikasi dan Informatika adalah pembangunan bidang komunikasi dan informatika yang meliputi :

1. Pembangunan infrastruktur (penyediaan sarana Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk meningkatkan aksesibilitas serta layanan informasi dan komunikasi yang mendukung ekonomi masyarakat di Provinsi Lampung) 2. Pembangunan Suprastruktur (yang difokuskan kepada Pengembangan dan

Kelembagaan Kelompok Informasi sosial agar memiliki kesiapan untuk memanfaatkan infrastruktur yang telah disediakan dan mendayagunakan informasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat),

3. Pembangunan infostruktur (Penyediaan konten positif yang mendidik, mencerahkan, memberdayakan dan meningkatkan nasionalisme masyarakat).

b) Handal adalah penyelenggaraan pelayanan yang aman, nyaman, faktual, cepat, tepat, transparan, dapat dipercaya dan diandalkan serta efektif dan efisien sehingga meningkatkan produktivitas dan kualitas layanan.

c) Berdaya saing adalah Suatu kondisi Pemerintah dan Masyarakat yang tangguh, unggul dan memiliki kemampuan untuk tumbuh dan berkembang terhadap dinamika perubahan dengan tetap berpegang pada nilai-nilai budaya,tatanan sosial yang agamis


(1)

53

jangka menengah dan dilengkapi dengan rencana sasaran yang hendak dicapai. Tujuan dari Rencana Strategi Dinas Kominfo Provinsi Lampung di peroleh dari hasil analisis silang antara faktor-faktor kunci keberhasilan dengan misi. Hasil analisis silang tersebut yang kemudian menghasilkan Tujuan Strategis dan Sasaran adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Misi, Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah

No Uraian Misi Tujuan Sasaran

1 Memperluas jangkauan layanan teknologi informasi ke seluruh masyarakat Provinsi Lampung dengan membangun infrastruktur jaringan komunikasi dan informatika hingga ke perdesaan

Tersedianya jaringan komunikasi dan informatika hingga ke perdesaan

Meningkatnya jumlah jaringan komunikasi dan informatika sampai ke Pedesaan 2 Mewujudkan manajemen penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance), efektif, efisien, professional, transparan dan akuntabel melalui komunikasi dan informatika a. Tersedianya teknologi informasi yang mendukung penyelenggaraan pemerintahan yang baik, efektif, dan efisien

b. Tersedianya SDM aparatur dan masyarakat Provinsi Lampung untuk dapat memanfaatkan teknologi informasi secara optimal a. Meningkatnya ketersediaan teknologi informasi yang terintegrasi dalam pelayanan publik b. Meningkatnya pengetahuan, keterampilan aparatur dan masyarakat dalam pemanfaatan TI

3 Meningkatkan peran serta masyarakat dalam rangka

mewujudkan informasi yang beretika dan bertanggung jawab Tersedianya akses informasi publik kepada masyarakat Meningkatnya penyediaan dan Penyebarluasan data/informasi yang transparan dan akuntabel


(2)

118

VI. SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian data yang telah dilakukan pada penelitian yang dilakukan terhadap Pegawai Negeri Sipil (PNS) Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Lampung mengenai pengaruh online shop di instagram terhadap perilaku konsumtif, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Besar hubungan variabel x terhadap y diketahui sebesar 50,2% yang berarti bahwa terpaan online shop di instagram mempengaruhi perilaku konsumtif PNS Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Lampung sebesar 50,2%, sedangkan sisanya 49,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

2. Terdapat korelasi antara terpaan online shop di instagram terhadap perilaku konsumtif PNS Dinas Komunikasi Dan Informatika Provinsi Lampung, dimana nilai koefisiem korelasi (R) didapat sebesar 0,708. Dari hasil koefisien korelasi tersebut, dapat diartikan bahwa tingkat korelasi antara variabel X terhadap variabel Y arahnya positif dan berada pada tingkat yang kuat.


(3)

119

3. Terdapat pengaruh terpaan online shop di Instagram terhadap perilaku konsumtif PNS Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Lampung. Hal ini terbukti dengan Thitung = 5,310 > nilai Ttabel = 1,697

B. SARAN

1. PNS sebaiknya mengurangi intensitas mengakses online shop diinstagram di waktu jam kerja.

2. PNS Senantiasa berhati-hati ketika berbelanja di online shop instagram dan lebih teliti memilihonline shopsehingga tidak mudah tertipu.

3. PNS lebih mengontrol diri ketika berbelanja, sehingga tidak menimbulkan perilaku konsumtif pada diri masing-masing.

4. Instansi Dinas Komunikasi dan Informatika lebih mengontrol pegawai yang sedang bekerja untuk tidak menggunakangadgetpada saat jam kerja.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Bungin, Burhan. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta : Kencana

Dann, Susan & Stepen Dann. 2001. Strategic Internet Marketing. Melbourne: John Willey & Sons Australia. LTD

Dharmmests, BS, Irawan. 1990. Manajemen Pemasaran Modern. Yogjakarta: Liberty Dittmar, H. dkk. 1995. Objects, Decision Consideration & Self Image In Men’s And

Women Impulse Purchases. USA

Hurlock, E. B. 1999. Psikologi PerkembanganSuatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Alih Bahasa: Istiwidayanti dan Soedjarwo, Cetakan Kelima. Jakarta: Erlangga

Kaplan and Andreas M and Haenlein Michael 2010.Users Of The World, Unite! The Challenges And Opportunities Of Social Media. Business Horizons

Kotler, Philip and Amstrong, Gary. 1996. Principles of Marketing (Seventh Edition). Prentice Hall Inc, Englewood Cliffs, New Jersey.

Kotler, Philip. 2007. Manajemen Pemasaran Indonesia. Jakarta: Salemba Empat Kriyanto, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : PT. Kencana

Prenada Media Group

Mayfield ,A. 2008.What Is Social Media. Uk:icrossing

Rakhmat, Jalaluddin. 2009. Psikologi Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung

Ratri, Carolina. 2014. Sukses Membangun Toko Online. Jogjakarta: CV. Diandra Primamitra Media


(5)

Restra Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Lampung Tahun 2015-2019 Rismiati, Catur dan Bondan Suranto. 2001. Pemasaran Barang dan Jasa.Yogjakarta:

Kanisius

Setiadi, Nugraha J. 2010. Perilaku Konsumen: Perspektif Kontemporer Pada Motif, Tujuan, dan Keinginan Konsumen.Jakarta : Kencana

Singarimbun, Masri Dan Sofian Efendi. 1987. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3es

_________________________________. 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3es

_________________________________. 2001. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3es

Sulaksana, U. 2003. Integrated Marketing Communications. Jogjakarta: Pustaka Pelajar

Sulianta, Feri. 2002. Jangan Cuma Punya Buku Doang! Kiat Jitu Online Salesman Yang Sebenarnya.Jogjakarta: Penerbit Andi

Sumartono. 2002.Terperangkap Dalam Iklan.Bandung: Alfabeta

SKRIPSI / JURNAL

Anggasari, Rina E. 1997. Hubungan Tingkat Religius dengan Perilaku Konsumtif, dalam Jurnal Psikologika No.4 Thn (1997)

Dittmar, H. dkk. 1995.Objects, Decision Consideration & Self Image In Men’s And Women Impulse Purchases. USA.Journal Of Economic Psychology

Husna, H. 1990. Hubungan Antara Status Ekonomi dan Jenis Kelamin Dengan Sikap Konsumtif Pada Remaja Siswa SMP Negeri 5 Yogyakarta. Intisari Skripsi (tidak diterbitkan). Yogjakarta: Fakultas Psikologi UGM

Laporan Potret Belanja Online di Indonesia 2013. Jakarta: Pusat Data dan Sarana Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika

Lina & Rosyid. 1997. Perilaku Konsumtif Berdasarkan Locus Of Control Pada Remaja Putri. Jurnal psikologi. Universitas Gajah Mada

Meiningsih, Siti. 2011. Kajian Indikator TIK Indonesia: Pola Akses dan Penggunaan TIK oleh Rumah Tangga dan Individu.Jurnal Penelitian Pos dan Informatika.Vol.1 No.1 September 2011, Jakarta: Kemkominfo.


(6)

Miller N and Dollard J. 1941.Social Learning and Imitation. New Haven, CT: Yale University Press

Putri, Erita A. 2013. AplikasiInstagramsebagai media komunikasi pemasaran online shop. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Surabaya

Stearns, Peter N. 2001. Consumerism in World History: The Global Transformation of Desire.Newyork: Routledge.

Profil Pengguna Internet Indonesia 2012. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia,

(http://apjii.or.id/v2/upload/Laporan/Profil%20Internet%20Indonesia%2020 12%20%28INDONESIA%29.pdf).

Pew Internet & American Life Project (2008). Internet activities. Retrieved Oct. 23, 2008, (http://www.pewinternet.org/trends/Internet_Activities_7.22.08.htm)

INTERNET

(https://www.forrester.com/Social-MediaSocial)diakses 9 Sepember 2014 (http://www.statista.com/stats/187168/social%20media%20usage) diakses 9

Sepember 2014

(http://showbiz.liputan6.com/read/2081303/tertipu-online-shopping-mulan-jameela-rugi-rp15-juta 21 Jul 2014 21:20 )diakses 22 oktober 2014 pukul 4:12

(http://m.hidayatullah.com/artikel/opini/read/2012/-5/08/3997/melawan-mindset-konsumerisme.html#.VRTePUZXec1)diakses 9 Sepember 2014 (Http://issuu.com/dsari/docs/vol-21)diakses 9 Sepember 2014

(http://www.isentia.co.id/assets/whitepapers/isentia_whitepaper_indonesia_v2.pdf) diakses 9 Sepember 2014

(https://www.maxmanroe.com/melihat-media-sosial-yang-bakal-melesat-di-2014.html)diakses 10 Oktober 2014

(http://www.dotsemarang.com/berbagi-foto-trend-media-sosial-yang-paling-cepat-berkembang/)diakses 10 Oktober 2014

(https://www.scribd.com/doc/195027473/Makalah-Instagram)diakses 10 Oktober 2014

(http://www.marketingprofs.com/charts/2014/26124/the-top-four-reasons-consumers-abandon-online-shopping-carts#ixzz3GqPEk1pP)diakses 22 Oktober 2014