Media Massa Mengkonstr uksikan Realitas

152 pelak dew asa ini t elevisi mer upakan media massa yang paling komunikatif dan paling digemar i masyarakat . Televisi dianggap mampu member ikan kesan sebagai penyampai pesan secara langsung antara komunikat or pembaw a acar a atau pengisi acara dan komunikan pemirsanya. Sedangkan Danesi menyebut bahw a t elevisi memiliki sejumlah kekuatan. Danesi menyebut kan bahw a t elevisi mampu membentuk cara kita mempr oses infor masi secara alamiah dan w ajar, t elevisi t elah mampu mer ingkas sejumlah pengetahuan mengenai ber bagai hal untuk dit er ima, dimenger ti dan dipahami masyarakat sebagai sebuah kebenar an.

2.2. Media Massa Mengkonstr uksikan Realitas

Gramsci dan Alt husser sepakat bahw a media massa bukanlah sesuatu yang bebas, independen t etapi memiliki ket er kaitan dengan realitas sosial. 38 Ar tinya, media massa menyimpan ber bagai kepentingan ideologi dalam setiap t eks yang dihasilkan. Media massa juga menyimpan kepentingan t er selubung pemilik media, w ar taw an dan kar yaw annya. Kenyataannya inilah yang membuat media menjadi bias. Masyarakat pun memandang media massa sebagai institusi penyampai kebenaran atau kenyataan secara apa adanya. Saat ini ker ja media massa tak lagi hanya menunggu dan mengejar per istiw a atau kejadian untuk disampaikan menjadi sebuah ber ita. Media massa kini t elah mendahului hal itu dan menciptakan atau mengkonstr uksi sebuah per istiw a. Bahkan juga t elah mampu menafsir kan dan mengarahkannya menjadi sebuah kebenaran yang bar u. Dengan demikian, realitas dar i sebuah fakta per istiw a menjadi luntur. Fakta per istiw a biasanya disajikan lew at t eks media atau bahasa ber ita yang tidak bebas nilai. Atau dengan kata lain dengan t eks-lah media massa mengkonstr uksi realitas. Sedangkan bahasa mer upakan elemen pembentuk t eks 38 Barker, Chris. 2013. Cult ural St udies: Teori Praktik. Yogyakarta: Kreasi Wacana,. hal 275 153 t er sebut . 39 Menur ut M.Wonohit o, bahasa bagi per s mer upakan sine quanon, ar tinya tanpa bahasa, per s tidak mungkin dapat beker ja. Dengan bahasa, infor masi bisa dilukiskan sehingga menjadi penting bagi per s untuk membuat produk jur nalistik. Lew at bahasa, per s bisa mengkomunikasikan segala realitas. Menur ut Ibnu Hamad, bahasa adalah unsur utama dalam mengkonstr uksi realitas. Bahasa menjadi instr umen pokok untuk mencer itakan realitas dan alat konseptualisasi serta alat narasi. Saking pentingnya bahasa, maka tak ada ber ita, cer ita, ataupun ilmu pengetahuan tanpa adanya bahasa. 40 Setio Budi mengemukakan, apa yang diker jakan bahasa adalah memungkinkan mengkomunikasikan infor masi, perasaan, ide, dan sist em- sist em yang t elah mapan yang dipelajar i orang. Seper ti adanya tata bahasa untuk penulisan dan percakapan, t erdapat pula tata bahasa gr ammar untuk ber macam-macam t eks dan untuk media yang ber beda-beda. Menur ut Saussure, dalam Setio Budi menyebut ada per bedaan yang bermanfaat antara bahasa dan percakapan. Bahasa adalah sebuah institusi sosial yang t er susun dar i aturan- aturan dan konvensi yang t elah disist ematisasikan, memungkinkan kita untuk ber bicara lebih luas: ber komunikasi. Setiap orang “ber bicara” menur ut caranya masing-masing, t etapi pembicaraan percakapan t er sebut berdasar pada bahasa dan aturan-aturan yang t elah dipelajar inya. 41 Marcel Danesi dalam bukunya Pesan, Tanda dan Makna menyebut kan bahw a segala sesuatu–w ar na, isyarat , kedipan mata, objek, r umus, mat ematika dan lain-lain–yang merepresentasikan sesuatu yang lain selain dir inya disebutnya sebagai sebuah tanda. 42 Ferdinand de Saussure menyebut kan bahw a ilmu yang mempelajar i kehidupan tanda-tanda dalam masyar akat dapat dibayangkan ada. Ia akan menjadi bagian dar i psikologi sosial dan kar enanya 39 Alm anak Pers Antara, 1976. hal 45 40 Ham ad, Ibnu, Agus Sudibyo, dan M uham ad Qodar. 2001. Kabar- kabar Kebencian Prasangka Agam a di M edia M assa: ISAI. Hal 69 41 Budi HH, Setio. 2000. Teknik-t eknik Analisa M edia. Yogyakarta: Universitas Atm a Jaya, hal 13. 42 Danesi, M arcel. 2004. Pesan, Tanda dan M akna. Jalasutra, Yogyakarta. Hal 6 154 juga bagian dar i psikologi sosial dan karenanya juga bagian dar i psikologi umum. Saya akan menyebutnya semiologi dar i bahasa Yunani, semeion “tanda”. Semiologi akan menunjukkan hal-hal yang membangun tanda-tanda dan hukum-hukum yang mengatur nya. Ferdinand de Saussure 1857-1913.

2.3. Sosok Ibu dalam Media Massa