157
Komunikasi dalam keluar ga sangat penting dilakukan bagi orang tua t er hadap anaknya baik anak kandung, anak tiri ataupun anak angkat agar tidak
t er jadi kesenjangan yang dapat mengakibat kan keretakan hubungan antara orangtua dengan anak. Pada orangtua kandung, kedalaman emosi dibangun
sejak anak masih di kandungan, sehingga t er jalinlah ikatan yang erat . Sedangkan hubungan orangtua tir i dan anak tir i atau orangtua angkat dan anak
angkat lemah karena kur angnya hubungan emosional dan singkatnya keber samaan bar u muncul saat orangtua tir i atau orangtua angkat masuk ke
dalam keluar ga. Hal itu menambah sulit hubungan mereka, bahkan membuat hubungan yang tidak baik.
Komunikasi antara ibu dengan anak tir i yang jarang t er jadi, akibatnya kesalahpahaman mulai muncul, adanya prasangka, perasaan diabaikan,
cembur u dan dikhianati bisa muncul. Komunikasi int er per sonal akan sangat membantu t ercapainya komunikasi yang efektif dan efisien dan tujuan atau
harapan bagi kedua belah pihak sebagai pelaku komunikasi. Komunikasi int er per sonal sangat diper lukan dalam keluar ga baik antar a
suami dan istr i ataupun antara orang tua dan anak untuk membangun keluar ga yang har monis apalagi dalam keluar ga yang mempunyai ibu tir i. Komunikasi
int er per sonal sangat penting dalam memelihara dan menumbuhkan hubungan yang har monis antara ibu tir i dengan anak-anaknya. Komunikasi memiliki
peran yang penting dalam menyatukan setiap pandangan dalam anggota keluar ga yang ber beda, khususnya bagi anak kepada ibu tir inya, kar ena ibu
akan membantu suami dalam mendidik anak.
2.4. Semiotika
Sebagaimana juga analisis konstr uksi sosial media massa yang menganalisis realitas sosial media massa, analisis semiotika juga menganalisis
tidak sekadar realitas media massa akan t etapi konteks realitas pada umumnya. Semiotika sebagai suatu model memahami dunia sebagai sist em hubungan yang
158
memiliki unit dasar yang disebut dengan tanda. Dengan demikian, semiotika pada hakikatnya mer upakan ilmu yang mempelajar i keberadaan suatu tanda.
Umber t o Eco bahkan menyebut tanda sebagai kebohongan dalam tanda ada sesuatu yang t er sembunyi di baliknya dan bukan mer upakan tanda itu sendiri.
Menur ut Sausssure, per sepsi dan pandangan kita t entang realitas, dikonstr uksikan oleh kata-kata dan tanda-tanda lain yang digunakan dalam
kont eks sosial. Hal ini dianggap sebagai pendapat yang cukup mengejut kan dan dianggap revolusioner, karena hal itu berar ti tanda membentuk per sepsi
manusia, lebih dar i sekadar merefleksikan realitas yang ada.
48
Sedangkan Char les Sander Peirce memaknai semiotika sebagai studi t entang tanda dan segala yang ber hubungan dengan tanda; cara ber fungsi
sintaktik semiotik dan hubungan antar tanda semantik semiotik, ser ta mengkaji pengir im dan pener imanya oleh mereka yang menggunakan tanda
pragmatik semiotik. Peirce adalah i lmuw an Amer ika yang hidup sezaman dengan Saussure. Sekalipun tidak per nah ber hubungan dan mengenal Saussur e,
begitu juga sebaliknya, Peirce mempunyai kemir ipan dengan pemikiran Saussure, t er utama t entang ar ti penting kelahiran pandangan atau t eor i bar u
yang memfokuskan per hatiannya pada upaya menganalisis dan menafsir kan tanda. Oleh karena itu menur ut Peirce, tanda tidak hanya melekat pada bahasa
dan kebudayaan, t etapi juga menjadi sifat intr insik pada selur uh fenomena alam pansemiotik. Melalui tanda, manusia mampu memaknai kehidupan dengan
realitas. Disini, bahasa menempati posisi t er penting sebagai sist em tanda yang paling fundamental bagi manusia.
Adapun tanda-tanda nonver bal, seper ti gerak-ger ik ser ta beragam praktik sosial konvensional lain, dipandang sebagai sejenis bahasa yang
t er susun dar i tanda-tanda ber makna yang dikomunikasikan atas dasar relasi- relasi. Pr insip mendasar sifat tanda adalah sifat representatif dan sifat
48
Bungin, Burhan. 2007. Penelit ian Kualitat if: Kom unikasi, Ekonom i, Kebijakan Publik, dan Ilm u Sosial Lainnya. Kencana, Jakarta, hal 170-171
159
int er pretatif. Sifat representatif tanda berar ti tanda mer upakan sesuatu yang mew akili sesuatu yang lain, sedangkan sifat int er pretatif ar tinya tanda t er sebut
member ikan peluang bagi int er pretasi bergantung pada pemakai dan pener imanya. Dalam kont eks ini proses pemaknaan signifikasi menjadi
penting karena manusia member i makna pada realitas yang dit emuinya.
2.5. Teor i Konstr uksi Realitas Sosial