71 wajar sesuai dengan harkat martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan
dari kekerasan dan diskriminasi.
28
Paradigma yang terjadi di salatiga adalah tidak seluruhnya Anak pelaku kenakalan ABH mendapatkan pelayanan hukum
dengan mengedepankan system
restorative justice.
Beberapa langkah telah dilakukan oleh institusi penegak hukum di Kota Salatiga dalam rangka
meningkatkan penjaminan terhadap hak anak untuk mendapatkan kemerdekaan mereka, meskipun disadari, masih banyak kekurangan yang dimiliki oleh daerah
dalam rangka pemenuhan hak anak yang sedang berhadapan dengan hukum.
B. Permasalahan Anak
1. Kelembagaan
Permasalahan berkaitan dengan kelembagaan di Kota Salatiga adalah sebagai berikut :
a. Ketersediaan data pilah anak belum tersedia sebagai baseline untuk
perencanaan. b.
Minimnya Peraturan Daerah terkait Perlindungan Hak Anak dikarenakan lamanya proses penetapan Perda. Saat ini Rancangan
perda sudah masuk di Kementerian Hukum dan Ham namun hingga saat ini masih belum jelas kapan pembahasaan dilakukan.
c. Inisiatif Gugus Tugas Kota Layak Anak masih rendah.
d. Isu anak belum menjadi mainstreaming dalam Perencanaan dan
Penganggaran daerah dan belum semua SKPD Kota Saltiga memehami tentang PUHA.
28
Pasal 4 UU No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
72
2. Kluster 1 Sipil dan kebebasan
a. Masih banyak anak yang belum memiliki akta kelahiran. Kondisi
ini dikarenakan rendahnya pengetahuan orang tua terkait pentingnya pengurusan akte kelahiran.
b. Minimnya peran Forum Anak dalam proses proses pembangunan.
c. Mudahnya akses terhadap informasi yang belumtidak layak bagi
anak.
3. Kluster 2 Lingkungan Keluarga dan Pengasuhan Alternatif.
Permaslahan berkaitan dengan klaster sipil dan kebebasan adalah sebagai berikut :
a. Balita dan anak dari keluarga miskin rentan terhadap
penelantaran dan kekerasan baik kekerasan fisik maupun kekerasan verbal. Masalah ini meningkatnya jumlah rumah
tangga miskin di Kota Salatiga 2010 sebanyak 9.821 RTS, meningkat menjadi 12.262 RTS pada tahun 2012, berpotensi
pada penelantaran dan kekerasan terhadap balita dan anak, karena kurang dapat terpenuhinya kebutuhan pangan dan gizi,
kesehatan, pendidikan dan keterampilan serta perlindungan kekerasan dan penelantaran balita dan anak.
b. Masih terdapat perkawinan dini usia kurang dari 16 tahun bagi
perempuan dan 19 tahun bagi lakilaki, ada tahun 2012 sebanyak 1.08 dan perkawinan tidak terdaftar di KUA atau Disdukcapil.
73 c.
Belum otimalnya kinerja kader dalam melakukan fasilitas dan pelayanan kepada masyarakat di lembaga BKB, BKR dan PIK
KRR.
4. Kluster Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan