Analisis situasi Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kebijakan Pemerintah Kota Salatiga dalam Mewujudkan Kota Layak Anak T1 312009038 BAB II

57 3 Hak untuk tumbuh kembang development rights , yaitu hak-hak anak dalam KHA yang meliputi hak untuk mencapai standard hidup yang layak bagi perkembangan fisik, mental, moral dan sosial anak. 26

2. Penilaian situasi Pemenuhan Hak Anak diKota Salatiga

A. Analisis situasi

I. Kelembagaan

Bidang kelembagaan pengelolaan KLA di Kota Salatiga dapat dilihat dari indikator - indikator sebagai berikut: a. Peraturan Daerahkebijakan Daerah berkaitan dengan pemenuhan hak hak anak Kebijakan pemenuhan hak anak termuat pada misi dan visi Kota Salatiga 2011 2016. Pada misi ke 9 yang menyatakan Mengembangkan pengarustamaan Gender dalam berbagai bidang kehidupan dan perlindungan anak, remaja, serta perempuan dalam segala bentuk diskriminasi dan eksploitasi . Dalam visi kesembilan ini ada 3 tujuan yang ingin dicapai, yakni : 1 Meningkatkan jaminan dan kepastian hukum terhadap perlindungan hak anak dan perempuan, 2 Menurunkan presentase kekerasan dalam rumah tangga, dan 3 mewujudkan KLA. Kota Salatiga memiliki beberapa kebijakan dalam pemenuhan hak anak, kebijakan ini termuat dalam bentuk Keputusan Walikota Salatiga sebagai berikut : 26 Unicep Perwakilan Indonesia, “Guide to Convention on the Rights of The Child. Jakarta, p. 4. 58 1. Keputusan Walikota Salatiga Nomor 463053132008 Tentang Forum Komunikasi Anak Kota Salatiga. 2. Keputusan Walikota Salatiga Nomor 463053142009 Tentang Tim Kota Layak Anak. 3. Keputusan Walikota Salatiga Nomor 4633152009 Tentang Forum Komunikasi Anak Kota Salatiga, Keputusan walikota ini merupakan revisi dari keputusan walikota salatiga nomor 463053132008 Tentang Tim Forum Komunikasi Anak Kota Salatiga, karena adanya perubahan Susunan Organisasi dan Tata Kerja SOTK dan secara teknis permasalahan perlindungan anak diampu oleh badan pemberdayaan masyarakat, perempuan, KB 4. Keputusan Walikota Salatiga Nomor 4633162009 tentang tim pelayanan terpadu terhadap tindak kekerasan berbasis gender dan anak. 5. Keputusan Walikota Salatiga Nomor 463054112010 tentang tugas dan sekretariat Kota Layak Anak. 6. Keputusan Walikota Salatiga Nomor 4002062012 tentang gugus Tugas dan Kelompok Kerja Kota Layak Anak. Peraturan Daerah yang telah ditetapkan dalam mendukung Pemenuhan Hak Anak di Kota Salatiga antaralain : 1. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan. Perda ini menjadi dasar pendidikan dan memberikan jaminan bagi masyarakat untuk mengakses pendidikan yang lebih baik terutama bagi anak anak kurang mampu. Pemenuhan hak anak di bidang Pendidikan di Kota Salatiga. 59 2. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan dan Retribusi Pelayanan Penduduk dan Pencatatan sipil pasal 19 dan Perda Nomor 12 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum. Pemberian kutipan akte kelahiran sudah dibebaskan dari biaya gratis, sejak tahun 2007. Perda ini kemudian ditindak lanjuti dengan penyusunan Raperda Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil, yang saat ini sedang dalam proses finalisasi di DPRD Kota Salatiga. 3. Peraturan Daerah Nomor 6 tahun 2013 Tentang Perlindungan Terhadap Korban Kekerasan Berbasis Gender dan Anak. Rancangan Peraturan Daerah berkaitan dengan Pemenuhan hak hak anak telah disiapkan oleh Pemerintah Kota Salatiga yaitu : i. Raperda tentang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak telah masuk dalam Program Legislasi Daerah Prolegda Kota Salatiga. ii. Raperda tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Raperda tersebut saat ini sedang dalam proses finalisasi di DPRD Kota Salatiga. b. Anggaran Pembangunan Khusus Anak. Kota Salatiga telah memiliki anggaran yang secara khusus digunakan untuk perlindungan dan tumbuh kembang, dengan jumlah alokasi yang bervariasi. Total anggaran untuk klaster Hak sipil dan Kebebasan mengalami penurunan ditahun 2013 sebesar 91 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Anggaran Klaster Lingkungan Keluarga dan Pengasuhan Alternatif menurun 20 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Anggaran Kesehatan Dasar dan 60 Kesejahteraan menurun 11 dibanding dengan tahun sebelumnya, Sementara itu anggaran bagi klaster perlindungan khusus mengalami peningkatan tajam di tahun 2013. Peningkatan ini dikarenakan tingginya komitmen Pemerintah Kota Salatiga dalam memberikan perlindungan hak anak. Untuk anggaran Klaster Pendidikan dan waktu luang memiliki prosentase anggaran paling besar yaitu 46 karena terdapat pos kebijakan anggaran sebesar 20 bagi pendidikan. c. Forum Anak Pembentukan Forum Anak Kota Salatiga RUMANKSA sebagai sarana keterlibatanperan serta anak dalam proses pembangunan. Jumlah anak yang tergabung didalam RUMANKSA sebanyak 70 orang. Sementara itu pada tingkat kecamatan telah dibentuk Forum Anak Tingkat Kecamatan, yang terbentuk tahun 2011 yaitu Forum Anak Kecamatan Tingkir RUMANTING, Forum Anak Kecamatan Sidomukti FORMASI CERIA, Forum Anak Kecamatan Argomulyo, Forum Anak Kecamatan Sidorejo. d. Peran Forum Anak terhadap kebijakan Pembangunan di Daerah Pemerintah Kota Salatiga memberikan kesempatan bagi anak untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan daerah. Kesempatan tersebut diberikan pada musyawarah Rencana Pembangunan Musrenbang. Sarana dan Masukan lain diwadahi didalam Konggres Anak, masukan tersebut disampaikan ke Pemerintah Kota untuk dikaji dan disinergikan dengan perencanaan pembangunan daerah. Hasil Konggres Anak Kota Salatiga Tahun 2012 antaralain Anak Salatiga menginginkan infrastruktur di Kota Salatiga yang layak anak atau mendukung 61 bagi Pemenuhan Hak Anak, Perlunya ketersedian kesekretariatan yang mendukung bagi anak salatiga untuk berkegiatan dan berkoordinasi dalam wadah Forum Anak Kota Salatiga, Anak Salatiga menginginkan Pengoptimalan car free day , Anak Salatiga ingin diikutsertakan dalam Musrenbang, Anak Salatiga menginginkan adanya Kartu Insentif bagi anak yang berprestasi, Anak Salatiga ingin dioptimalkannya perpustakaan keliling, Anak Salatiga ingin dioptimalkannya puskesmas keliling, Anak Salatiga menginginkan dibentuknya TESA 129 layanan Telpon Sahabat Anak, Anak Salatiga menginginkan adanya perlindungan dari ESKA Eksploitasi Seksual dan Komersial Anak, Anak Salatiga menginginkan dukungan pemerintah Kota Salatiga dalam bentuk material maupun non material untuk mendukung terselenggranya program kerja yang telah disepakati. e. Jumlah staf yang terlatih KHA Kota Salatiga Sampai dengan tahun 2012 belum memiliki staff yang terlatih KHA. Pelatihan ini sebenarnya sangat penting dilakukan bagi tenaga pendidik dan ke pendidikan, tenaga kesehatan, pekerja sosial, dan aparat penegak hukum dalam upaya pemenuhan hak anak. f. Jumlah Dunia Usaha yang Berkontribusi dalam Upaya Tumbuh Kembang dan Perlindungan Anak. Dunia usaha yang berkontribusi dalam upaya tumbuh kembang dan perlindungan anak antaralain ditunjukkan dalam berbagai Programkegiatan yang merupakan manifestasi dari Corporate Social Responbility CSR yaitu antaralain 62 Pemberian beasiswa dari Nasmoco pada tahun 20112012, Pemberian kursi roda bagi anak anak berkebutuhan khusus cacat pada tahun 2011, Penyediaan sarana bermain atau wahana rekreasi Dreamland, Penyediaan saran Pendidikan dan Wisata Camping Ground dan Pondok Remaja Salib Putih di Kelurahan Kumpulrejo Kecamatan Argomulyo

II. Klaster 1 Sipil dan kebebasan

Perlindungan anak bertujuan untuk menjamin terpenuhinya hak hak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabatnya kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, demi terwujudnya anak yang berkualitas, berakhlak mulia, sejahtera. Salah satu kluster dalam konvensi Hak Anak KHA adalah klaster Hak sipil dan kebebasan anak. Selain itu klaster hak sipil dan kebebasan ini memiliki berbagai arti penting dalam pertumbuhan anak. Dalam penyusunan RAD KLA Kota Salatiga, pemenuhan hak anak terkait dengan klaster ini mengerucut ada permasalahan a cakupan anak yang memiliki akte kelahiran, b jumlah forumorganisasi anak yang ada di tingkat kotakecamatan dan kelurahan, c jumlah fasilitas informasi layak anak. a. Cakupan Anak Memiliki Akta Kelahiran Kepemilikan akta kelahiran merupakan penerjemahan dari hak atas nama dan kewarganegaraan dan hak mempertahankan identitas. Maka penting dari hak atas nama kewarganegaraan merupakan hak mendasar dan pertama yang dimiliki setiap seorang anak. Dari sisi negara, hak tersebut merupakan kewajiban bagi 63 negara untuk memenuhinya dan menjadi bukti pengakuan hukum dari negara terhadap warganya. Pengaturan mengenai hak ini secara jelas diatur dalam KHA, yaitu pada pasal 7 KHA disebutkan bahwa: 1. Anak akan didaftar segera setelah lahir dan akan mempunyai hak sejak lahir atas nama, hak untuk memperoleh suatu kebangsaan dan sejauh mungkin, hak untuk mengetahui dan diasuh oleh orangtuanya. 2. Negara negara peserta akan menjamin pelaksana dari hak hak ini sesuai dengan hukum nasional mereka dan kewajiban kewajiban mereka berdasarkan instrumen instrumen internasional yang relevan dalam bidang ini, khususnya dimana anak akan tidak bernegara bila tidak demikian adanya. Hak kedua adalah hak mempertahankan identitas. Seorang anak berhak untuk mempertahankan identitasnya dan negara menghormati hak warganya dalam mempertahankan identitasnya tersebut, termasuk kaitannya dengan hubungan keluarga. Apabila ada pihak pihak yang hendak melakukan perampasan atau pemalsuan identitas seorang anak, maka negara akan memberi bantuan dan perlindungan yang layak dengan tujuan menetapkan kembali dengan cepat jati dirinya. Hal ini sebagai langkah awal bagi anak dalam mengembangkan jati dirinya untuk tumbuh kembang secara wajar. Hak ini diatur dalam pasal 8 KHA yang berbunyi: 1. Negara Negara peserta berusaha untuk menghormati hak anak untuk memiliki jati dirinya, termasuk kewarganegaraan, nama dan hubungan 64 keluarganya sebagaimana diakui oleh undang undang tanpa campur tangan yang tidak sah. 2. Di mana anak secara tidak sah dirampas sebagian atau seluruh unsur dari jati dirinya, negara negara peserta akan memberi bantuan dan perlindungan yang layak dengan tujuan menetapkan kembali dengan cepat jati dirinya. Sedangkan bagi masyarakat, arti penting kepemilikan akta kelahiran adalah sebagai alat pembuktian status perdata seseorang dan menunjukkan hubungan hukum antara anak dengan orangtuanya, mempermudah dalam mengurus hal hal yang sifatnya administratif, seperti pendaftaran sekolah, mencari pekerjaan setelah dewasa, menikah dan lain lain, sehingga terwujudnya tertib sosial yang menyangkut kejelasan identitas setiap warga masyarakat. Pelayanan akta kelahiran di Kota Salatiga sudah diatur dalam Peraturan Daerah, yaitu Perda nomor 9 tahun 2007 tentang Penyelenggaraan dan Retribusi Pelayanan Penduduk dan Pencatatan sipil Pasal 19 dan Perda No 12 tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum. Di dalam Perda tersebut sudah jelas diterangkan bahwa Pemberian Kutipan akta kelahiran sudah dibebaskan dari biaya gratis. Selain kedua Perda tersebut, saat ini juga sedang diproses finalisasi rancangan peraturan daerah Ranperda administrasi kependudukan yang didalamnya ada jaminan mengenai kepemilikan akta kelahiran. b. Jumlah ForumOrganisasi anak yang ada ditingkat Kota, Kecamatan dan Kelurahan Berorganisasiberserikat bagi anak dalam klaster sipil dan kebebasan menerjemahkan hak akan kebebasan berpendapat dan hak kebebasan berserikat 65 dan berkumpul secara damai. Hak kebebasan berpendapat, arti penting dari hak tersebut bagi negara dan pemerintah adalah sebagai elemen penting bagi terwujudnya negara dan pemerintahan yang demokratis, di mana setiap warga negara termasuk anak memiliki hak yang sama untuk menyatakan sesuatupendapatnya. Hak tersebut didukung pula oleh Undang undang 1945 pasal 28E ayat 3 yang menyebutkan bahwa Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat. Hak berpartisiasi bagi anak juga dijabarkan dalam undang undang No 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak pasal 4, 10, 24. Selain di dalam UU tersebut, beberapa regulasi indonesia juga sudah memberikan penjelasan yang cukup mengenai hak anak untuk ikut berpartisipasi dalam berbagai proses pembangunan. Hak selanjutnya adalah Kebebasan berserikat dan berkumpul secara damai, di wilayah Kota Salatiga sudah banyak dijumpai organisasi-organisasi yang di bentuk untuk kelompok anak. Organisasi tersebut ada yang bersifat Umum, Sosial, dan Keagamaan. Sehingga pemerintah Kota Salatiga dalam rangka meningkatkan partisipasi kelompok anak yang ada telah membentuk forum anak. Salah satu fungsi dari forum ini adalah menampung dan menyalurkan aspirasi, ide, dan gagasan anak anak berkaitan dengan kelangsungan hidup anak, dan menjadi perwakilan anak dalam menyuarakan kepentingan anak. Hak berikutnya adalah Akses kepada Informasi yang layak, kemajuan jaman yang diiringi dengan kemajuan teknologi informasi selain memberikan dampak yang positif dalam perkembangan pengetahuan dan wawasan juga dapat membawa dampak yang negatif bagi sebuah masyarakat. Khusunya bagi 66 kelompok anak apabila tidak ada penyaringfilter maka akan berdampak pada pola pikir dan tingkah laku mereka. Berdasarkan Petunjuk teknis Indikator Pengembangan KLA fasilitas yang memenuhi kriteria layak anak secara umum yaitu bebas pelanggaran hak anakbahan berbahaya misalnya kekerasan, diskriminasi, rasialisme, ancaman, kecabulan atau ekspose atas datadiri pribadi anak. Hal ini sebagaimana telah dituangkan dalam UU No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Pasal 10 yang menyebutkan bahwa setiap anak berhak menyatakan dan didengar pendapatnya, menerima, mencari, dan memberikan informasi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya demi pengembangan dirinya sesuai dengan nilai nilai kesusilaan dan kepatutan, mengatur masalah akses informasi yang layak bagi anak. Dalam pasal 56 ayat 1 huruf c juga menyebutkan pemerintah wajib mengupayakan dan membantu anak agar bebas menerima informasi lisan atau tertulis sesuai dengan tahapan usia dan perkembangan anak. Dari hak memperoleh informasi ini penyediaan sarana prasarana informasi berupa perpustakaan dan pojok baca yang terletak di samping pintu gerbang pemerintah Kota Salatiga. Selain itu juga disediakan sarana perpustakaan keliling yang didukung oleh 2 unit mobil untuk menjangkau wilayah-wilayah yang dirasakan cukup jauh dari pusat perpustakaan daerah semisal di wilayah-wilayah perbatasan dengan kabupatenkota lain. Sampai tahun 2012 perpustakaan yang ada di Kota Salatiga berjumlah 184 unit. Perpustakaan tersebut terdiri dari perpustakaan kota 1 Unit, perpustakaan keliling 2 Unit, perpustakaan Kelurahan 28 Unit, perpustakaan SD 108 Unit, perpustakaan SMP 25Unit, perpustakaan SMA 26 Unit. 67

III. Klaster 2 Lingkungan Keluarga dan Pengasuhan Alternatif

Pentingnya lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif dalam rangka perlindungan anak dalam menjamin pertumbuhan dan perkembangan anak menjadi generasi penerus yang berpendidikan, sehat dan berahklak mulia. Sebagai generasi penerus maka pertumbuhan dan perkembangan anak akan menjamin kelangsungan hidup dan eksistensi bangsa. Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh dan berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusian serta mendapat perlindungan dari penelantaran kekerasan, diskriminasi, ketidakadilan, eksploitasi dan perlakuan salah. Dalam UU No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dinyatakan bahwa dalam Pertumbuhan dan perkembangan, anak memiliki tugas sebagai tunas, potensi dan merupakan genarasi penerus cita-cita perjuangan bangsa, oleh sebab itu perlu adanya kesempatan yang diberikan kepada anak-anak untuk mengembangkan diri secara optimal demi mewujudkan cita-cita yang diharapkan melalui pemenuhan hak-hak dasar serta perlakuan yang adil dalam pembangunan. Menurut pasal 13 UU No 23 tahun 2002 ditegaskan bahwa anak memiliki hak untuk mendapatkan perlindungan dari berbagai bentuk kejahatan selama masa pengasuhan, baik oleh orangtua, wali, maupun pihak lain yang bertanggung jawab. Jumlah Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak LKSA di Kota Salatiga cenderung tidak mengalami perubahan sejak tahun 20112012. Jenis LKSA yang terdapat di Kota Salatiga antaralain, panti Asuhan sebanyak 21 Unit dan Rumah singgah rumah aman sebanyak 1 unit. 68 Banyaknya panti asuhan dari tahun 2011-2012 sebanyak 21 Unit dengan Jumlah anak yang dilayani cenderung menurun dari 718 anak pada tahun 2011 menjadi 681 pada tahun 2012 atau ratarata setiap panti asuhan melayani sebanyak 32-34 anak.

IV. Klaster 3 Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan

Angka Kematian Bayi AKB adalah jumlah kematian bayi 0-12 bulan per 1000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. Angka kematian bayi di Kota Salatiga dari tahun 2008-2012 cenderung mengalami peningkatan. pada tahun 2008 AKB sebesar 5,81000 KH, meningkat pada tahun 2012 menjadi 11,381000KH. Angka Kematian Balita di Kota Salatiga juga mengalami kenaikan, hal itu dapat diprediksi mengingat balita termasuk juga bayi 05 tahun. Balita yang meninggal ada tahun 2012 sebanyak 3 balita usia 15 tahun. Kesehatan Anak berumur dibawah lima tahun merupakan salah satu indikator yang mencerminkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Balita yang sehat merupakan aset yang besar dalam kelangsungan masa depan bangsa, tingkat kecerdasan anak dipengaruhi oleh kualitas makanan yang diberikan pada saat anak berusia balita dan pemberian Air Susu Ibu ASI. Upaya pembinaan Kesehatan diarahkan untuk meningkatkan fisik, mental dan sosial anak dengan perhatian khusus pada kelomok balita yang merupakan masa kritis atau periode emas tumbuh kembang. Begitu juga dengan pelayanan kesehatan di sekolah diutamakan ada upaya meningkatkan kesehatan promotif dan upaya pencegahan penyakit reventif. Salah satu upaya preventif yang dilaksanakan di sekolah adalah kegiatan penjaringan kesehatan anak sekolah 69 health Screening , sebagai prosedur pemeriksaan kesehatan yang bertujuan untuk mengelompokkan anak sekolah dalam berbagai kategori sehat dan sakit yang memerlukan tindakan lebih lanjut, serta mendapatkan gambaran kesehatan anak sekolah dan mengikuti perkembangan serta pertumbuhan anak sekolah sebagai pertimbangan dalam menyusun program pembinaan kesehatan sekolah.

V. Klaster 4 Pendidikan, Pemanfaatan Waktu Luang dan Kegiatan Seni

Anak-anak berhak mendapatkan pendidikan sejak dini, oleh karena itu pemerintah harus menyediakan sarana dan prasarana agar anak-anak dapat memperoleh pendidikan sejak usia dini. Berkaitan dengan pemenuhan hak anak dalam pendidikan, pemanfaatan waktu luang dan kegiatan seni budaya antara lain belum semua anak usia sekolah dapat mengakses pendidikan terutama pada jenjang paud dan SMAMASMK dan belum semua anak putus sekolah, anak tidak lulus, dan anak tidak sekolah dapat mengakses pendidikan kesetaraan sehingga belum semua sekolah ramah anak dilengkapi fasilitas standar seperti UKS, WC yang terpisah, warung kejujuran, tanpa kasus kekerasan terhadap anak. Didalam permasalahan pendidikan disebabkan oleh biaya pendidikan yang dirasakan masih mahal karena pendapatan orangtua terbatas, orangtua tidak mampu menyekolahkan anaknya, kemampuan dan kemauan siswa untuk melanjutkan sekolah rendah, dan tidak ada aturan kalau mau masuk sekolah SD harus PAUD dulu. Dan permasalahn lainnya belum semua anak putus sekolah, anak tidak lulus dan anak tidak sekolah dapat mengakses pendidikan kesetaraan, baik paket A, B maupun C disebabkan oleh beberapa hal antara lain rendahnya kemampuan orangtua dari kelompok masyarakat kurang mampu untuk 70 mengikutkan anak-anaknya pada pendidikan kesetaraan, masyarakat yang membutuhkan pendidikan kesetaraan tidak terindentifikasi secara jelas dan motivasi anak putus sekolah dan tidak sekolah untuk mengikuti pendidikan kesetaraan relatif rendah. Selanjutnya permasalahan berikutnya Belum semua sekolah ramah anak yang dilengkapi fasilitas standar seperti UKS,WC yang terpisah, warung kejujuran, tanpa kasus kekerasan terhadap anak.

VI. Klaster 5 Perlindungan Khusus

Anak memerlukan perlindungan khusus AMPK. Menurut kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Meneg PP dan PA adalah anak dalam situasi darurat, anak yang berhadapan dengan hukum, anak dari kelompok minoritas dan terisolasi, anak yang tereksploitasi secara ekonomi dan atau seksual, anak yang diperdagangkan, anak korban penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika dan zat adiktif lainnya, anak korban penculikan, penjualan dan perdagangan, anak korban kekerasan fisik dan atau mental, anak yang menyandang cacat dan korban perlakuan salah maupun penelantaran. Sebagaimana hal ini ditegaskan dalam Undang-undang No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Pengertian diatas menunjukkan bahwa ketika berada dalam kondisi yang membahayakan bagi keselamatan fisik maupun psikologis, seorang anak secara otomatis perlu untuk diberikan pertolongan, baik oleh pemerintah melalui institusi pelaksana masyarakat, maupun oleh orangtua. 27 Peran dari 3 pemangku kebijakan tersebut bertujuan untuk menjamin keberlanjutan hidup bagi setiap anak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisiasi secara 27 Pasal 21-26 UU No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak 71 wajar sesuai dengan harkat martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. 28 Paradigma yang terjadi di salatiga adalah tidak seluruhnya Anak pelaku kenakalan ABH mendapatkan pelayanan hukum dengan mengedepankan system restorative justice. Beberapa langkah telah dilakukan oleh institusi penegak hukum di Kota Salatiga dalam rangka meningkatkan penjaminan terhadap hak anak untuk mendapatkan kemerdekaan mereka, meskipun disadari, masih banyak kekurangan yang dimiliki oleh daerah dalam rangka pemenuhan hak anak yang sedang berhadapan dengan hukum.

B. Permasalahan Anak

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Komunikasi Forum Jurnalis Salatiga dengan Pemerintah Kota Salatiga T1 362009602 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Komunikasi Forum Jurnalis Salatiga dengan Pemerintah Kota Salatiga T1 362009602 BAB II

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Dinas Kesehatan Kota Salatiga dalam Mewujudkan Hak Anak Memperoleh ASI Eksklusif T1 312012046 BAB I

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Dinas Kesehatan Kota Salatiga dalam Mewujudkan Hak Anak Memperoleh ASI Eksklusif T1 312012046 BAB II

0 1 61

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kebijakan Pemerintah Kota Salatiga dalam Mewujudkan Kota Layak Anak T1 312009038 BAB I

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kebijakan Pemerintah Kota Salatiga dalam Mewujudkan Kota Layak Anak

0 1 17

T1 Abstract Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Redesign Website Pemerintah Kota Salatiga

0 0 1

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Mas dan Mbak Duta Wisata dalam Mempromosikan Kota Salatiga T1 BAB II

0 1 34

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kebijakan Pemerintah Kota Salatiga terhadap Keberadaan Pasar Tiban di Jalan Lingkar Salatiga T1 BAB II

1 5 60

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Paguyuban Drumblek Salatiga dalam Mengembangkan Kesenian Drumblek sebagai Identitas Budaya Kota Salatiga T1 BAB II

0 0 10