Proses PengelolaanKesan Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konsep Diri Cosplayer Berdasarkan Komunikasi Simbolik T1 362008028 BAB II

karakter yang dia bawakan pada saat pertunjukan, agar pesan tersebut tersampaikan kepada audience maka Cosplayer menyampaikannya dengan menggunakan simbol- simbol.

2.4. Proses PengelolaanKesan

Kita sudah mengetahui orang lain menilai kita berdasarkan petunjuk-petunjuk yang kita berikan, dan dari penilaian itu mereka memperlakukan kita. Teori tentang pengelolaan kesan menjadi penutup dalam pembahasan tentang Presentation of Self in Everyday Life , yang membahas teori dramaturgi. Istilah dramaturgi dipopulerkan oleh Erving Goffman, salah seorang sosiolog yang paling berpengaruh pada abad 20. Dalam bukunya yang berjudul The Presentation of Self in Everyday Life yang diterbitkan pada tahun 1959, Goffman memperkenalkan konsep dramaturgi yang bersifat penampilan teateris, yaitu memusatkan perhatian atas kehidupan sosial sebagai serangkaian pertunjukan drama yang mirip dengan pertunjukan drama di panggung. Ada aktor dan penonton. Tugas aktor hanya mempersiapkan dirinya dengan berbagai atribut pendukung dari peran yang ia mainkan, sedangkan bagaimana makna itu tercipta, masyarakatlah penonton yang memberi interpretasi. Kajian Dramaturgis membagi wilayah yang biasa digunakan individu dalam pengelolaan kesan adalah : a. Panggung Depan Front Stage Panggung depan adalah merupakan suatu panggung yang terdiri dari bagian pertunjukkan atas penampilan appea rance dan gaya manner . Pada lingkungan yang menjadi front stage inilah dimunculkan identitas palsu oleh individu tersebut guna memaksimalkan peran yang dimainkannya dalam area front stage tersebut dimana ia dapat menyesuaikan diri dengan situasi penontonnya. Rakhmat, 2008 : 97 Panggung depan seorang cosplayer dalam penelitian ini adalah ketika cosplayer tersebut menampilkan petunjuk-petunjuk tertentu dan ketika mereka mengenakan kostum dan membawakan karakter yang sesuai dengan karakter yang dia bawakan di atas panggung maupun saat berlangsungnya event cosplay . segala sesuatu yang berkaitan dengan panggung depan seorang cospayer adalah kostum, suara latar, dan juga tata panggung. Hal tersebut mendukung berlangsungya permainan peran yang dilakukan seorang cosplayer. b. Panggung Belakang Back Stage Panggung belakang adalah ruang privat yang tidak diketahui orang lain, tempat seseorang atau sekelompok orang leluasa untuk menampilkan wajah aslinya dan juga dapat menjadi wilayah dimana sesorang dapat mempersiapkan segala atribut yang berguna untuk “pertunjukan” di panggung depan . Mulyana, 2010 :58 Beberpa hal penting yang menjadi bagian back stage ini antara lain :  Make Up Tata rias  Pakaian  SikapdanPerilaku  BahasaTubuh  MimikWajah  Isi Pesan  Cara Bertuturatau Gaya Bahasa Sukidin, 2002 : 49-51 Panggung belakang cosplayer adalah ketika dia berhadapan dan berkomunikasi dengan orang terdekat, misalnya dalam keluarga, yang pada umumnya mengetahui secara spesifik sifat-sifat asli seorang cosplayer, yang berarti seorang cosplayer menunjukkan sifat asli mereka tanpa harus banyak melakukan pengelolaan kesan. Panggung belakang juga merupakan tempat bagi cosplayer dalam mempersiapkan semua atribut yang akan mendukung “pertunjukan” yang ada di front stage. Pada umumnya pengelolaan kesan mengarah pada kehati-hatian terhadap serentetan tindakan yang tidak diharapkan, seperti gerak-isyarat yang tidak diharapkan, gangguan yang tidak menguntungkan, kesalahan bicara atau bertindak maupun tindakan yang diharapkan seperti membuat adegan. Goffman tertarik pada berbagai metode yang menjelaskan masalah seperti itu. Pertama, ada sekumpulan metode yang melibatkan tindakan yang bertujuan menciptakan loyalitas dramaturgis, misalnya dengan memupuk kesetiakawanan dalam anggota kelompok, mencegah anggota tim mengenali penonton, dan mengubah penonton secara periodik. Kedua, Goffman menunjukkan berbagai bentuk disiplin dramaturgis, seperti menjaga kesadaran untuk menjaga kesadaran untuk menghindari kekeliruan, mempertahankan pengendalian diri, dan mengelola ekspresi muka dan nada suara. Ketiga, Goffman menampilkan berbagai tipe kehati-hatian dramaturgis seperti menujukkan terlebih dahulu bagaimana cara pertunjukan diselenggarakan, merencanakan untuk keadaan darurat, memilih teman satu tim yang setia, memilih audien yang baik. Ritzer, 2003 : 301-302

2.5. Konsep Diri