karakter yang dia bawakan pada saat pertunjukan, agar pesan tersebut tersampaikan kepada audience maka
Cosplayer
menyampaikannya dengan menggunakan simbol- simbol.
2.4. Proses PengelolaanKesan
Kita sudah mengetahui orang lain menilai kita berdasarkan petunjuk-petunjuk yang kita berikan, dan dari penilaian itu mereka memperlakukan kita. Teori tentang
pengelolaan kesan menjadi penutup dalam pembahasan tentang
Presentation of Self in Everyday Life
, yang membahas teori dramaturgi.
Istilah dramaturgi dipopulerkan oleh Erving Goffman, salah seorang sosiolog yang paling berpengaruh pada abad 20.
Dalam bukunya yang berjudul The Presentation of Self in Everyday Life yang diterbitkan pada tahun 1959, Goffman memperkenalkan konsep dramaturgi yang bersifat penampilan
teateris, yaitu memusatkan perhatian atas kehidupan sosial sebagai serangkaian pertunjukan drama yang mirip dengan pertunjukan drama di panggung. Ada aktor dan
penonton. Tugas aktor hanya mempersiapkan dirinya dengan berbagai atribut pendukung dari peran yang ia mainkan, sedangkan bagaimana makna itu tercipta, masyarakatlah
penonton yang memberi interpretasi.
Kajian Dramaturgis membagi wilayah yang biasa digunakan individu dalam pengelolaan kesan adalah :
a. Panggung Depan
Front Stage
Panggung depan adalah merupakan suatu panggung yang terdiri dari bagian pertunjukkan atas penampilan
appea rance
dan gaya
manner
. Pada lingkungan yang menjadi
front stage
inilah dimunculkan identitas palsu oleh individu tersebut guna memaksimalkan peran yang
dimainkannya dalam area
front stage
tersebut dimana ia dapat menyesuaikan diri dengan situasi penontonnya. Rakhmat, 2008 : 97
Panggung depan seorang
cosplayer
dalam penelitian ini adalah ketika
cosplayer
tersebut menampilkan petunjuk-petunjuk tertentu dan ketika mereka mengenakan kostum dan membawakan karakter yang sesuai
dengan karakter yang dia bawakan di atas panggung maupun saat berlangsungnya
event cosplay
. segala sesuatu yang berkaitan dengan panggung depan seorang cospayer adalah kostum, suara latar, dan juga tata
panggung. Hal tersebut mendukung berlangsungya permainan peran yang dilakukan seorang cosplayer.
b. Panggung Belakang
Back Stage
Panggung belakang adalah ruang privat yang tidak diketahui orang lain, tempat seseorang atau sekelompok orang leluasa untuk menampilkan
wajah aslinya dan juga dapat menjadi wilayah dimana sesorang dapat mempersiapkan segala atribut yang berguna untuk
“pertunjukan” di panggung depan . Mulyana, 2010 :58
Beberpa hal penting yang menjadi bagian back stage ini antara lain : Make Up Tata rias
Pakaian SikapdanPerilaku
BahasaTubuh MimikWajah
Isi Pesan Cara Bertuturatau Gaya Bahasa
Sukidin, 2002 : 49-51 Panggung belakang cosplayer adalah ketika dia berhadapan dan
berkomunikasi dengan orang terdekat, misalnya dalam keluarga, yang pada umumnya mengetahui secara spesifik sifat-sifat asli seorang
cosplayer,
yang berarti seorang
cosplayer
menunjukkan sifat asli mereka tanpa harus banyak melakukan pengelolaan kesan. Panggung belakang juga merupakan tempat bagi
cosplayer
dalam mempersiapkan semua atribut yang akan mendukung
“pertunjukan” yang ada di
front stage.
Pada umumnya pengelolaan kesan mengarah pada kehati-hatian terhadap serentetan tindakan yang tidak diharapkan, seperti gerak-isyarat yang tidak
diharapkan, gangguan yang tidak menguntungkan, kesalahan bicara atau bertindak maupun tindakan yang diharapkan seperti membuat adegan. Goffman tertarik pada
berbagai metode yang menjelaskan masalah seperti itu. Pertama, ada sekumpulan metode yang melibatkan tindakan yang bertujuan menciptakan loyalitas dramaturgis,
misalnya dengan memupuk kesetiakawanan dalam anggota kelompok, mencegah anggota tim mengenali penonton, dan mengubah penonton secara periodik. Kedua,
Goffman menunjukkan berbagai bentuk disiplin dramaturgis, seperti menjaga kesadaran untuk menjaga kesadaran untuk menghindari kekeliruan, mempertahankan
pengendalian diri, dan mengelola ekspresi muka dan nada suara. Ketiga, Goffman menampilkan berbagai tipe kehati-hatian dramaturgis seperti menujukkan terlebih
dahulu bagaimana cara pertunjukan diselenggarakan, merencanakan untuk keadaan darurat, memilih teman satu tim yang setia, memilih audien yang baik. Ritzer, 2003 :
301-302
2.5. Konsep Diri