Komunikasi Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konsep Diri Cosplayer Berdasarkan Komunikasi Simbolik T1 362008028 BAB II

BAB II KAJIAN TEORI Pada bagian ini peneliti akan memaparkan teori yang dipakai sebagai dasar untuk menganalisa permasalahan dan hasil dari penelitian. Penelitian ini mencari tahu tentang bagaimana konsep diri cosplayer berdasarkan Komunikasi Simbolik, untuk itu perlu adanya teori yang sudah ada untuk mendukung penelitian ini. Berikut beberapa teori tersebut.

2.1. Komunikasi

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari bahasa Latin communicatio , dan bersumber dari kata communis yang berarti “sama”. “Sama” disini maksudnya adalah satu makna. Jadi, jika dua orang terlibat dalam komunikasi maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dikomunikasikan, yakni baik si penerima maupun si pengirim sepaham mengenai suatu pesan tertentu Effendy, 2009: 9. Untuk memahami pengertian komunikasi hingga dapat dilancarkan secara efektif, terdapat paradigma yang ditemukan oleh Harold Lasswell dalam karyanya “The Structure and Function of Communication in Society”. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjalaskan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut Who Say What In Which Channel To Whom With What Effect? Yang berarti “Siapa mengatakan apa melalui saluran apa kepada siapa dengan efek apa ”. Menurut paradigma tersebut, Lasswell mengartikan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Effendi, 2000:253. Proses Komunikasi terjadi dalam kehidupan sehari-hari cosplayer, baik sebelum, pada saat atau sesudah menjadi cosplayer. Dalam penelitian ini, cosplayer bertindak sebagai komunikator yang menyampaikan pesan kepada orang-orang disekitarnya. Dalam menyampaikan pesan, proses komunikasi dapat diklasifikasikan menjadi 2 dua bagian, yaitu : 1 Komunikasi Verbal Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Hampir semua rangsangan wicara yang kita sadari termasuk ke dalam kategori pesan verbal disengaja, yaitu usaha- usaha yang dilakukan secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara lisan. Bahasa dapat juga dianggap sebagai suatu sistem kode verbal Mulyana, 2007: 237. Dalam proses komunikasi yang dilakukan oleh anggota lama dalam komunitas Cosplay, komunikasi tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan komunikasiverbal, yaitu dengan komunikasi lisan yang secara langsung dilakukan dengan orang-orang disekitarnya menggunakan kata-kata atau ucapan. 2 Komunikasi Non-Verbal Secara sederhana pesan non-verbal adalah semua isyarat yang bukan berupa kata-kata. Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter, komunikasi non-verbal mencakup semua rangsangan kecuali rangsangan verbal dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima Mulyana, 2007: 237. Dalam proses komunikasi yang dilakukan oleh anggota lama dalam komunitas Cosplay, komunikasi tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan komunikasi non-verbal, yaitu komunikasi dengan menggunakan gerakan tubuh atau ekspresi kepada orang-orang disekitarnya. Hal tersebut terilhat dalam komunikasi yang terjadi dalam kehidupan cosplayer, baik sehari-hari maupun saat melakukan kegiatan cosplay, dan mengenakan kostum. Selain dengan komunikasi lisan atau dengan kata-kata seperti yang telah dijelaskan dalam pengertian komunikasi verbal, komunikasi juga dilakukan dengan gerakan tubuh dan ekpresi wajah. Hal tersebut terlihat dalam kehidupan sehari-hari maupun saat cosplay. Komuikasi non-verbal sangat membantu dan mendukung tersampaikannya pesan oleh cosplayer, agar makna dari pesan yang disampikan dapat diterima oleh audience dan orang-orang yang ada di sekitar cosplayer dalam kehidupan sehari-hari.

2.2. Unsur-unsurKomunikasi