BAB II KAJIAN TEORI
Pada bagian ini peneliti akan memaparkan teori yang dipakai sebagai dasar untuk menganalisa permasalahan dan hasil dari penelitian. Penelitian ini mencari tahu
tentang bagaimana konsep diri cosplayer berdasarkan Komunikasi Simbolik, untuk itu perlu adanya teori yang sudah ada untuk mendukung penelitian ini. Berikut
beberapa teori tersebut.
2.1. Komunikasi
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris
communication
berasal dari bahasa Latin
communicatio
, dan bersumber dari kata
communis
yang berarti “sama”. “Sama” disini maksudnya adalah satu makna. Jadi, jika dua orang terlibat dalam
komunikasi maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dikomunikasikan, yakni baik si penerima maupun si
pengirim sepaham mengenai suatu pesan tertentu Effendy, 2009: 9. Untuk memahami pengertian komunikasi hingga dapat dilancarkan secara
efektif, terdapat paradigma yang ditemukan oleh
Harold Lasswell
dalam karyanya “The Structure and Function of Communication in Society”. Lasswell mengatakan
bahwa cara yang baik untuk menjalaskan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut
Who Say What In Which Channel To Whom With What Effect?
Yang berarti “Siapa mengatakan apa melalui saluran apa kepada siapa dengan
efek apa ”.
Menurut paradigma tersebut, Lasswell mengartikan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator melalui media yang menimbulkan efek
tertentu. Effendi, 2000:253. Proses Komunikasi terjadi dalam kehidupan sehari-hari cosplayer, baik sebelum,
pada saat atau sesudah menjadi cosplayer. Dalam penelitian ini, cosplayer bertindak
sebagai komunikator yang menyampaikan pesan kepada orang-orang disekitarnya. Dalam menyampaikan pesan, proses komunikasi dapat diklasifikasikan menjadi 2 dua bagian,
yaitu : 1
Komunikasi Verbal Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang
menggunakan satu kata atau lebih. Hampir semua rangsangan wicara yang kita sadari termasuk ke dalam kategori pesan verbal disengaja, yaitu usaha-
usaha yang dilakukan secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara lisan. Bahasa dapat juga dianggap sebagai suatu sistem kode
verbal Mulyana, 2007: 237.
Dalam proses komunikasi yang dilakukan oleh anggota lama dalam komunitas Cosplay, komunikasi tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan komunikasiverbal, yaitu dengan komunikasi lisan yang secara langsung dilakukan dengan orang-orang disekitarnya menggunakan
kata-kata atau ucapan. 2
Komunikasi Non-Verbal Secara sederhana pesan non-verbal adalah semua isyarat yang bukan
berupa kata-kata. Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter, komunikasi non-verbal mencakup semua rangsangan kecuali rangsangan
verbal dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan
potensial bagi pengirim atau penerima Mulyana, 2007: 237. Dalam proses komunikasi yang dilakukan oleh anggota lama dalam
komunitas Cosplay, komunikasi tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan
komunikasi non-verbal,
yaitu komunikasi
dengan menggunakan gerakan tubuh atau ekspresi kepada orang-orang
disekitarnya. Hal tersebut terilhat dalam komunikasi yang terjadi dalam kehidupan cosplayer, baik sehari-hari maupun saat melakukan kegiatan
cosplay, dan mengenakan kostum. Selain dengan komunikasi lisan atau dengan kata-kata seperti yang telah dijelaskan dalam pengertian
komunikasi verbal, komunikasi juga dilakukan dengan gerakan tubuh dan ekpresi wajah. Hal tersebut terlihat dalam kehidupan sehari-hari maupun
saat cosplay. Komuikasi non-verbal sangat membantu dan mendukung tersampaikannya pesan oleh cosplayer, agar makna dari pesan yang
disampikan dapat diterima oleh audience dan orang-orang yang ada di sekitar cosplayer dalam kehidupan sehari-hari.
2.2. Unsur-unsurKomunikasi