Lemak Tubuh Deskripsi Teori

27 Gambar 3. Bagan Jenis-jenis lemak Sumber: Djoko Pekik Irianto 2005:10 Menurut Djoko Pekik Irianto 2005: 23, untuk memelihara keseimbangan fungsinya tubuh memerlukan lemak 0,5-1 grKgBBhari. Latihan olahraga meningkatkan kapasitas otot dalam menggunakan lemak sebagai sumber energi. Peningkatan metabolisme lemak pada waktu melakukan kegiatan olahraga yang lama mempunyai efek melindungi pemakaian glikogen Glycogen Sparing Effect dan memperbaiki kapasitas ketahananan fisik Endurance Capacity. Walaupun demikian konsumsi energi dari lemak dianjurkan tidak lebih darin 30 total energi per hari. Bagi mereka yang memerlukan lebih banyak karbohidrat perlu penurunan lemak untuk mengimbanginya. Menurut Brian J. Sharkey 2003: 295, perbedaan lemak antara pria dan wanita dikarenakan oleh lemak jenis kelamin yang spesifik. Hormon wanita menetukan pola deposisi lemak yang berbeda, termasuk payudara, yang sebagian besar berisi lemak. Menurut I Dewa Nyoman  Phospolipid  Glukolipid  Lipoprotein Lemak Lemak Sederhana Lemak Ganda Lemak Tiruan  Lemak Jenuh  Lemak tak jenuh  Kolesterol 28 Supariasa 2001: 62, jumlah lemak tubuh sangat bervariasi tergantung dari jenis kelamin dan umur. Umumnya lemak bawah kulit pria 3,1 kg dan pada wanita 5,1 kg. Menurut Brian J. Sharkey 2003: 281-282 metode standar untuk menentukan persentase lemak tubuh adalah menimbang berat badan diair. Subyek yang telanjang ditimbang baik di darat dan ketika di bawah permukaan air. Metode lain yang dapat digunakan untuk menghitung persentase lemak tubuh menggunakan skinfold caliper. Menurut Nancy Clark 1996: 148, metode untuk memperkirakan persentase lemak adalah: 1. Pengukuran di bawah air Pengukuran di dalam air dilakukan dengan cara subyek menghembuskan nafas penuh ke udara melaluai paru-paru dan kemudian diukur sambil menyelam ke dalam tanki air. Sebenarnya teknik ini tidak mengukur lemak tubuh, tetapi mengukur kepadatan tubuh. Kepadatan tubuh diterjemahkan secara matematis ke dalam persentase lemak. Kesalahan-kesalahan dengan pengukuran di dalam air bermula dari orang yang akan diukur tidak mempunyai pengalaman. Jika tidak pernah menyelam ke dalam tangki air pengukuran, akan menjadi gugup dan tidak bernafas sempurna melalui paru-paru sebelum menyelam. 29 2. Skinfold Calipers Menurut Djoko Pekik Irianto 2005: 60 pengukuran lemak menggunakan skinfold calipers pengukuran dilakukan pada bagian tubuh yaitu: 1 Biceps Cubitan dilakukan dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri pada mid acromiale-radiale line sehingga arah cubitan vertical dan paralel dengan aksis lengan atas. Subjek berdiri dengan lengan rileksasi serta sendi siku ekstensi dan sendi bahu sedikit eksorotasi. Cubitan dilakukan pada aspek paling anterior dari permukaan depan lengan atas pada penampakan dari samping. 2 Triceps Cubitan dilakukan dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri pada sisi posterior mid acromiale-radiale line. Cubitan dilakukan pada permukaan paling posterior dari lengan atas pada daerah m. triceps brachii pada penampakan dari samping. Saat pengukuran lengan dalam keadaan relaksasi dengan sendi bahu sedikit eksorotasi dan sendi siku ekstensi disamping badan. 3 Subscapula Subjek dalam posisi berdiri tegak dengan kedua lengan di samping badan. Ibu jari meraba bagian bawah angular 30 inferior scapulae untuk mengetahui tepi bagian tersebut. Cubitan pada kulit dilakukan dengan arah cubitan miring ke lateral bawah membentuk sudut 45º terhadap garis horizontal. 4 Suprailliaca Cubitan dilakukan pada daerah titik perpotongan antara garis yang terbentang dari spina illiaca anterior superior SIAS ke batas anterior axilla dan garis horizontal yang melalui tepi atas crista illiaca. Titik ini terletak sekitar 5-7 cm di atas SIAS tergantung pada subjek dewasa, dan lebih kecil pada anak-anak atau antara sekitar 2 cm, arah cubitan membentuk sudut 45º terhadap garis horizontal. Menurut I Nyoman Supariasa, dkk 2001: 196, sumber kesalahan pengukuran dipengaruhi berbagai factor. Faktor tersebut adalah ketrampilan teknik pengukur, skinfold caliper yang digunakan, subjek yang diukur, dan rumus yang digunakan untuk memperkirakan lemak tubuh. 3. Hambatan Bioelektrik Pengukuran bioelektrik dilakukan dengan alat yang canggih dan memakai mmetode komputer. Menurut Brian J. Sharkey 2003: 284, teknik bioelectric menilai lemak dari kandungan air tubuh. Metode ini sering dibandingkan dengan berat badan di dalam air untuk melihat ketepatannya. 31 Dari berbagai metode-metode tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan yang berbeda. Sehingga dalam pemilihan metode tersebut perlu mempertimbangkan dari segi biaya, kemudahan dan kesukaran dalam penggunaan serta pengaruh terhadap kesehatan. Metode yang modern dan praktis dalam penggunaannya adalah Body Fat and Hydration Monitor. Cara penggunaan Body Fat and Hydration Monitor sangat mudah, yaitu dengan memasukkan jenis kelamin, umur, tinggi badan, dan berat badan pada layar monitor. Setelah itu, orang yang diukur testi memegang alat tersebut dengan kedua tangan pada bagian indikator alat yang telah tersedia. Tunggu beberapa detik, alat tersebut secara otomatis akan mengeluarkan angka yang menunjukkan persentase lemak dan kadar air tubuh. Pengkategorian persentase lemak tubuh dapat ditentukan dengan cara masukkan ataupun mengkategorikan angka- angka yang terlihat di monitor pada tabel status lemak tubuh dan kadar air.

6. Sistem Energi

Menurut Djojo Pekik Irianto, 2005: 40, utuk menghasilkan energi terdapat dua sistem energi, yaitu: sistem energi Anaerobik tidak memerlukan oksigen dan sistem energi Aerobik memerlukan oksigen. Sedangkan sistem energi anaerobic dibedakan menjadi 2, yakni anaeribik alaktit tidak menghsilkan asam laktat dan anaerobic laktit menghasilkan asam laktat. 32 a. Sistem Energi Anaerobik 1 Sistem Energi Anaerobik Alaktik Sistem ini menyediakan energi siap pakai yang diperlukan untuk permulaan aktivitas fisik dengan intensitas tinggi, sumber energi diperoleh dari pemecahan simpanan ATP dan PC yang tersedia di dalam otot. Pada aktivitas maksimum, system ini hanya dapat dipertahankan 6-8 detik, oleh karena simpanan ATP dan PC sangat sedikit, setiap 1 kg otot mengandung 4-6 mM ATP dan 15- 17 mM PC. Mole = 1.000 mMol setara 7-12 Kalori.  ATP  ADP + P + Energi detik pertama  PC + ADP  ATP beberapa detik pertama Olahraga yang menggunakan system ini antara lain: lari cepat 100 m, renang 25 m atau angkat besi. 2 Sistem Energi Anaerobik Laktik Apabila aktivitas fisik terus berlanjut sedangkan penyediaan energi dari system anaerobic alaktit sudah tidak mencukupi lagi, maka energi akan disediakan dengan cara mengurai glikogen dan glukosa melalui jalur glikolisis anaerobic tanpa bantuan oksigen, glikolisis anaerobic menghasilkan energi 2-3 ATP, juga menghasilkan asam laktat. Asam laktat yang terbentuk dan tertumpuk menyebabkan sel menjadi asam yang akan mempengaruhi efisiensi kerja otot, nyeri otot dan kelelahan. Asam laktat dapat diolah menjadi energi kembali dalam bentuk 33 glukosa melalui siklus Corry. Hampir semua cabang olahraga seperti sepakbola, bola voli, basket, dll menggunakan system energi ini. b. Sistem Energi Aerobik Untuk aktivitas dengan intensitas rendah yang dilakukan dalam waktu yang lama atau lebih dari 2 menit, energi disediakan melalui system energi aerobic, yakni pemecahan nutrion bakar karbohidrat, lemak dan protein dengan bantuan oksigen, ATP yang dihasilkan oleh system ini 20 kali lebih banyak dari pada yang dihasilkan oleh system anaerobic, yakni sejumlah 38-39 ATP. Sistem energi anaerobic dan aerobic bekerja secara serempak, sesuai dengan kebutuhan ATP yang diperlukan tubuh untuk bergerak. ATP berfungsi untuk: kontraksi otot, pencernaan, sekresi kelenjar, sirkulasi dan transmisi syaraf. Anaerobik = High Intensity – Short Duration HISD Aerobik = Low Intensuty – Long Duration LILD Prinsip dasar dalam membuat program latihan adalah mengetahui system energi utama yang digunakan untuk melakukan aktivitas fisik Suharjana, dalam skripsi Hoesana Dian D.A, 2008: 15. Melalui prinsip beban bertambah dapat disusun program latihan untuk mengembangkan system energi utama tersebut. Pada latihan kebugaran dengan sirkuit banyak menggunakan lemak unruk mencukupi kebutuhan emnergi, karena aktivitas latihan 34 yang lama. Menurut Jansen P yang disadur oleh Djoko Pekik Irianto, 2005: 42 klasifikasi aktivitas maksimum dengan lama yang berbeda dan system penyediaan energi yang berbeda. Seperti pada Tabel 4 berikut ini. Tabel 4. Klasifikasi Aktivitas Maksimum dengan Lama yang Berbeda dan Sistem Penyediaan Energi untuk Aktivitas