Hubungan Umur, Paritas, Indeks Massa Tubuh Wanita Sindroma Ovarium Polikistik ( SOPK ) Dengan Rasio LH / FSH

(1)

HUBUNGAN UMUR, PARITAS, INDEKS MASSA TUBUH

WANITA SINDROMA OVARIUM POLIKISTIK ( SOPK )

DENGAN RASIO LH / FSH

OLEH :

Janwar Sahnanda Nst

PEMBIMBING :

Prof. Dr. Budi R Hadibroto, SpOG (K)

Dr. Binarwan Halim, SpOG (K)

PEMBANDING :

Dr. Letta Sari Lintang, SpOG

Dr. Henry Salim Siregar, SpOG(K)

Prof. Dr. M. Fauzie sahil, SpOG(K)

PASCASARJANA

DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA RSUP. H. ADAM MALIK – RSUD Dr. PIRNGADI

MEDAN 2011


(2)

PENELITIAN INI DIBAWAH BIMBINGAN TIM-5

Pembimbing : Prof. Dr. Budi R. Hadibroto,SpOG(K)

Dr.Binarwan Halim,SpOG(K)

Penyanggah : Dr. Letta Sari Lintang, SpOG

Dr. Henry Salim Siregar,SpOG(K)

Prof. Dr. M. Fauzie Sahil,SpOG(K)

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi

salah satu syarat untuk mencapai keahlian dalam


(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Penelitian ini telah disetujui oleh Tim-5

Pembimbing :

Prof.Dr. Budi R. Hadibroto, SpOG(K)

Pembimbing I Tgl.

…...

Dr. Binarwan Halim,SpOG(K)

Pembimbing II Tgl.

...

Penyanggah :

Dr. Letta Sari Lintang, SpOG

Sub. Bagian Fetomaternal Tgl.

...

Dr. Henry Salim Siregar, SpOG(K)

Sub. Bagian Fertilitas Tgl.

...

Endokrinologi dan Reproduksi

Prof. Dr. M. Fauzie Sahil, SpOG(K)

Sub. Bagian Onkologi Ginekologi Tgl.


(4)

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, Tuhan Yang Maha Kuasa, berkat Ridha dan Karunia-Nya penulisan tesis ini dapat diselesaikan.

Tesis ini disusun untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh keahlian dalam bidang Obstetri dan Ginekologi. Sebagai manusia biasa, saya menyadari bahwa tesis ini banyak kekurangannya dan masih jauh dari sempurna, namun demikian besar harapan saya kiranya tulisan sederhana ini dapat bermanfaat dalam menambah perbendaharaan bacaan khususnya tentang :

” HUBUNGAN UMUR, PARITAS, INDEKS MASSA TUBUH WANITA SINDROMA OVARIUM POLIKISTIK ( SOPK ) DENGAN RASIO LH /

FSH”

Dengan selesainya laporan penelitian ini, perkenankanlah saya menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat :

1. Rektor Universitas Sumatera Utara dan Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis di Fakultas Kedokteran USU Medan.

2. Prof. Dr. Delfi Lutan, MSc, SpOG (K), Kepala Departemen Obstetri dan

Ginekologi FK-USU Medan; Dr. M. Fidel Ganis Siregar, SpOG (K), Sekretaris Departemen Obstetri dan Ginekologi FK-USU Medan; Dr. Henry Salim Siregar, SpOG (K), Ketua Program Studi Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi FK-USU Medan, Dr. M. Rhiza Tala, SpOG (K), Sekretaris Program Studi Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi FK-USU Medan; dan juga Prof. Dr. Djaffar Siddik, SpOG (K), Prof. Dr. Hamonangan Hutapea, SpOG(K), Prof. DR. dr. M. Thamrin Tanjung, SpOG (K), Prof. Dr. R.


(5)

Haryono Roeshadi, SpOG (K), Prof. Dr. T.M. Hanafiah, SpOG (K), Prof. Dr. Budi R. Hadibroto, SpOG (K), dan Prof. Dr. Daulat H. Sibuea, SpOG (K), Prof. M. Fauzie Sahil, SpOG(K) yang telah bersama-sama berkenan menerima saya untuk mengikuti pendidikan spesialis di Departemen Obstetri dan Ginekologi.

3. Prof. dr. Budi R Hadibroto, SpOG (K), dan Dr. Binarwan Halim, SpOG(K) selaku pembimbing atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk melakukan penelitian tentang

” HUBUNGAN UMUR, PARITAS, INDEKS MASSA TUBUH WANITA SINDROMA OVARIUM POLIKISTIK ( SOPK ) DENGAN RASIO LH /

FSH”

4. Prof. dr. Budi R Hadibroto, SpOG (K), dan Dr. Binarwan Halim, SpOG(K) selaku pembimbing, Dr. Letta S.Lintang,SpOG, Dr. Henry Salim Siregar, SpOG(K), Prof. M. Fauzie Sahil, SpOG(K) selaku penyanggah , yang penuh dengan kesabaran telah meluangkan waktu yang sangat berharga untuk membimbing, memeriksa, dan melengkapi penulisan tesis ini hingga selesai.

5. Dr. Sarma N. LumbanRaja, SpOG (K), selaku Ibu Angkat saya selama

menjalani masa pendidikan, yang telah banyak mengayomi, membimbing dan memberikan nasehat-nasehat yang bermanfaat kepada saya dalam menghadapi masa-masa sulit selama pendidikan.

6. Seluruh Staf Pengajar di Departemen Obstetri dan Ginekologi FK-USU

Medan, yang secara langsung telah banyak membimbing dan mendidik saya sejak awal hingga akhir pendidikan.

7. Direktur RSUP H. Adam Malik Medan yang telah memberikan kesempatan

dan sarana untuk bekerja sama selama mengikuti pendidikan di Departemen Obstetri dan Ginekologi.


(6)

8. Pusat Fertilitas Halim yang telah memberikan kesempatan dan sarana untuk bekerja selama mengikuti pendidikan di Departemen Obstetri dan Ginekologi.

9. Khususnya kepada Teman-Teman Dr. Irwansyah Putra, M.Ked(OG), Dr.

Ulfah Wijaya Kusuma,M.Ked(OG), Dr. Arjuna Saputra, Dr.Ali Akbar Hasibuan, Dr. Ismail Usman, Dr. Aries Misrawany terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan yang diberikan kepada saya selama ini. Dan kepada seluruh sejawat PPDS terima kasih banyak atas bantuan, kerjasama, dan kebersamaan kita selama ini.

Sembah sujud, hormat dan terima kasih yang tidak terhingga saya sampaikan kepada kedua Orang Tua Saya yang terkasih, Dr. H. Saad Sahlul Nst, SpOG dan Hj. Sri Bahagia Lubis, yang telah membesarkan, membimbing, mendoakan, serta mendidik saya dengan penuh kasih sayang dari masa kanak-kanak hingga kini.

Kepada istri saya tercinta Dr. Schenny Regina Lubis dan ananda tersayang Hakeem Mufthi Nst saya ucapkan terima kasih yang tak terhingga atas waktu dan kasih sayangnya yang telah banyak mendukung selama pendidikan, walaupun waktu selalu terasa kurang untuk kalian.

Kepada saudara/i saya, Decy Sahriani Nst, SE, Dr. Yuliza Sahrina Nst, Sahreza, SP serta saudara-saudara ipar saya, Dr. Ali Imran Harahap, Dr. Sukri Hasibuan, Dr. Filsi . Mertua H. Sahrul Lubis dan Hj. Elly juliastuti saya ucapkan terima kasih atas dukungan dan doa yang diberikan kepada saya.

Akhirnya kepada seluruh keluarga handai tolan yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang telah banyak memberikan bantuan, baik moril maupun materil, saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.


(7)

Medan, Desember 2011


(8)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian ... 1

Rumusan Masalah ... 2

Hipotesis Penelitian ... 2

Tujuan Penelitian ... 2

1.4.1. Tujuan Umum ... 2

1.4.2. Tujuan Khusus ... 2

1.5. Manfaat Penelitian ... 3

BAB IITINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sindroma Ovarium Polikistik ... 4

2.2. Konsensus Rotterdam tentang Kriteria Diagnostik PCOS ... 5

2.3. Umur ... 6

2.4. Infertilitas/ Paritas ... 6

2.5. Indeks Massa Tubuh (IMT) ... 7

2.6. Rasio LH/FSH ... 7

2.7. Kerangka Konsep ... 9

BAB IIMETODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian ... 10

3.2 Waktu dan tempat ... 10

3.3 Subyek Penelitian ... 10

3.4 Kriteria Inklusi dan eksklusi ... 10

3.5. Cara Penelitian ... 11

3.5.1. Pengumpulan Data ... 11


(9)

3.6. Perhitungan Jumlah Sampel ... 11

3.7. Alur Penelitian ... 13

3.8. Batasan Operasional ... 14

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Daftar Tabel 4.1. Tabel karakteristik subyek penelitian berdasarkan Umur ... 16

4.2. Tabel karakteristik subyek penelitian berdasarkan Paritas ... 16

4.3. Tabel karakteristik subyek penelitian berdasarkan IMT ... 17

4.4. Tabel Responden berdasarkan Rasio LH/FSH ... 17

4.5. Tabel Hubungan Karakteristik Umur, Paritas, dan IMT dengan Rasio LH/FSH ... 18


(10)

HUBUNGAN UMUR, PARITAS, INDEKS MASSA TUBUH

WANITA SINDROMA OVARIUM POLIKISTIK ( SOPK )

DENGAN RASIO LH / FSH

Nasution J.S

Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran,Universitas Sumatera Utara,

, Hadibroto B.R,Halim B

RSUP H.Adam Malik, Medan

Abstrak

Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor Umur, Paritas dan IMT mempengaruhi wanita SOPK terhadap rasio LH/FSH.

Tempat Penelitian dilakukan di Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP.H. Adam Malik dan Pusat Fertilitas Halim. Penelitian dimulai pada bulan Desember 2010 sampai jumlah sampel terpenuhi.

Rancangan : “cross sectional” dengan metode pendekatan observasional analitik.

Metode : Subyek penelitian adalah pasien yang berobat jalan di Bagian Obstetri dan Ginekologi RSUP. H. Adam Malik dan pusat fertilitas Halim, dengan cara pengambilan sampel melalui consecutive sampling dengan penetapan kriteria inklusi dan eksklusi sampai jumlah sampel minimal terpenuhi. Data ditampilkan dalam bentuk frekuensi, persentase. Statistik analitik yang digunakan adalah chi square untuk menganalisis perbedaan ratio LH/FSH normal dan tinggi pada penderita SOPK. Kekuatan hubungan antar variabel dianalisis dengan “Pearson’s product-moment correlation”.

Hasil : Diantara wanita yang memiliki rasio LH/FSH tinggi, sebanyak 83,33 persen berumur 26-30 tahun dan sisanya yakni 16,67 persen berumur 31-35 tahun. Sementara itu, diantara wanita yang memiliki rasio LH/FSH normal, 50 persen diantaranya berumur 26-30 tahun, 25 persen diantaranya berumur 31-35 tahun, sebanyak 16,67 persen berumur 21-25 tahun, sebanyak 5,56 persen berumur 36-40 tahun dan sebanyak 2,78 persen yang berumur 41-45 tahun. Diantara wanita yang memiliki rasio LH/FSH tinggi, sebanyak 50 persen diantaranya memiliki jumlah paritas 0 dan 2. Sementara itu, diantara wanita yang memiliki rasio LH/FSH normal, sebanyak 50 persen memiliki jumlah paritas 0, sebanyak 41,67 persen persen memiliki jumlah paritas 1, sebanyak 8,33 persen memiliki jumlah paritas 2. Seluruh wanita responden yang memiliki rasio LH/FSH tinggi memiliki IMT yang normal. Sementara itu, diantara wanita yang memiliki rasio LH/FSH normal, sebanyak 80,56 persen memiliki IMT normal, 13,89 persen memiliki IMT meningkat dan sebanyak 5,56 persen memiliki IMT rendah.

Kesimpulan : p-value untuk variabel umur sebesar 0,610. Karena lebih besar dari 0,05, maka keputusannya adalah tidak tolak H0 yang artinya tidak ada hubungan

antara rasio LH terhadap FSH dengan umur wanita. Hal yang sama juga terjadi pada variabel IMT, karena nilai p-valuenya lebih dari 0,05 yakni 0,497 dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara rasio LH terhadap FSH dengan


(11)

indeks massa tubuh seseorang. Sementara itu, berbeda dengan kedua variabel diatas, nilai p-value variabel paritas sebesar 0,013.


(12)

HUBUNGAN UMUR, PARITAS, INDEKS MASSA TUBUH

WANITA SINDROMA OVARIUM POLIKISTIK ( SOPK )

DENGAN RASIO LH / FSH

Nasution J.S

Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran,Universitas Sumatera Utara,

, Hadibroto B.R,Halim B

RSUP H.Adam Malik, Medan

Abstrak

Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor Umur, Paritas dan IMT mempengaruhi wanita SOPK terhadap rasio LH/FSH.

Tempat Penelitian dilakukan di Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP.H. Adam Malik dan Pusat Fertilitas Halim. Penelitian dimulai pada bulan Desember 2010 sampai jumlah sampel terpenuhi.

Rancangan : “cross sectional” dengan metode pendekatan observasional analitik.

Metode : Subyek penelitian adalah pasien yang berobat jalan di Bagian Obstetri dan Ginekologi RSUP. H. Adam Malik dan pusat fertilitas Halim, dengan cara pengambilan sampel melalui consecutive sampling dengan penetapan kriteria inklusi dan eksklusi sampai jumlah sampel minimal terpenuhi. Data ditampilkan dalam bentuk frekuensi, persentase. Statistik analitik yang digunakan adalah chi square untuk menganalisis perbedaan ratio LH/FSH normal dan tinggi pada penderita SOPK. Kekuatan hubungan antar variabel dianalisis dengan “Pearson’s product-moment correlation”.

Hasil : Diantara wanita yang memiliki rasio LH/FSH tinggi, sebanyak 83,33 persen berumur 26-30 tahun dan sisanya yakni 16,67 persen berumur 31-35 tahun. Sementara itu, diantara wanita yang memiliki rasio LH/FSH normal, 50 persen diantaranya berumur 26-30 tahun, 25 persen diantaranya berumur 31-35 tahun, sebanyak 16,67 persen berumur 21-25 tahun, sebanyak 5,56 persen berumur 36-40 tahun dan sebanyak 2,78 persen yang berumur 41-45 tahun. Diantara wanita yang memiliki rasio LH/FSH tinggi, sebanyak 50 persen diantaranya memiliki jumlah paritas 0 dan 2. Sementara itu, diantara wanita yang memiliki rasio LH/FSH normal, sebanyak 50 persen memiliki jumlah paritas 0, sebanyak 41,67 persen persen memiliki jumlah paritas 1, sebanyak 8,33 persen memiliki jumlah paritas 2. Seluruh wanita responden yang memiliki rasio LH/FSH tinggi memiliki IMT yang normal. Sementara itu, diantara wanita yang memiliki rasio LH/FSH normal, sebanyak 80,56 persen memiliki IMT normal, 13,89 persen memiliki IMT meningkat dan sebanyak 5,56 persen memiliki IMT rendah.

Kesimpulan : p-value untuk variabel umur sebesar 0,610. Karena lebih besar dari 0,05, maka keputusannya adalah tidak tolak H0 yang artinya tidak ada hubungan

antara rasio LH terhadap FSH dengan umur wanita. Hal yang sama juga terjadi pada variabel IMT, karena nilai p-valuenya lebih dari 0,05 yakni 0,497 dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara rasio LH terhadap FSH dengan


(13)

indeks massa tubuh seseorang. Sementara itu, berbeda dengan kedua variabel diatas, nilai p-value variabel paritas sebesar 0,013.


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Penelitian

Secara alamiah setiap wanita normal akan mengalami siklus haid yang berovulasi dan teratur sejak menarch sampai perimenopause. Ternyata 15-25% wanita pada rentang usia tersebut akan mengalami siklus yang tidak berovulasi.Sebanyak 75% dari siklus yang tidak berovulasi itu berkembang menjadi anovulasi kronis dalam bentuk ovarium polikistik (OPK).1 Telah ditemukan bahwa 80% dari kelainan ovarium polikistik ini secara klinis tampil

sebagai Penyakit Ovarium Polikistik (POPK). Pada 5-10% wanita usia

reproduksi, Penyakit Ovarium Polikistik ini akan bergejala lengkap sebagai

Sindroma Ovarium Polikistik (SOPK).Ini merupakan salah satu masalah yang

menonjol dalam ginekologi akibat dampak negatif yang ditimbulkannya jika tidak ditangani dengan baik.

Sindroma Ovarium Polikistik (SOPK) ini sering memberikan beragam

manifestasi seperti : adanya anovulasi kronis pada wanita dengan estrogenisasi / androgenisasi yang belakangan sering disebut Sindroma Ovarium Polikistik merupakan kelainan endokrin pada wanita usia reproduksi. Biasanya disertai dengan kelainan sekresi gonadotropin sebagai akibat dari kelainan sentral.

1,2,3

4,5

Terjadi peningkatan pada kadar LH serum, LH hipofise sebagai akibat rangsangan GnRH, peningkatan amplitudo pulsasi GnRH, dan peningkatan frekusensi pulsasi GnRH. Kadar FSH biasanya masih dalam batas normal. Rasio LH/FSH akan mengalami peningkatan. Androgen yang dihasilkan baik dari ovarium maupun adrenal akan mengalami peningkatan juga.

Hampir 15 tahun sudah berlalu sejak konferensi internasional pertama tentang polikistik ovarium sindrom (PCOS) diselenggarakan. Selama rapat awal di National Institutes of Health (NIH) di Bethesda, Maryland, ada diskusi yang pantas dipertimbangkan dengan sedikit konsensus, walaupun kuesioner mendasari kriteria diagnostik yang sekarang ada. Berdasarkan pada


(15)

mayoritas opini daripada bukti percobaan klinis, kriteria diagnostik yang telah diusahakan berikut: bukti klinis atau biokimia hiperandrogenisme, anovulasi kronis, dan gejala dari gangguan lain yang diketahui. Kriteria ini adalah suatu langkah pertama yang penting ke arah standardisasi diagnosis dan mendasari sejumlah petunjuk yang acak dari multicenter percobaan klinis dalam PCOS. Sejak waktu itu dan seperti yang diuraikan sejumlah konferensi internasional yang berikutnya , telah ada suatu peningkatan kewaspadaan yang bertahap bahwa gambaran klinis PCOS mungkin lebih luas dibanding definisi dari kriteria NIH 1990.

Pada umumnya kedua ovarium akan terlihat membesar 2-3 kali lebih besar dari biasanya dengan tepi/kapsula (tunika albugenia) yang tebal dan echogenic. Di sekelilingnya di daerah korteks ovarium, tepat di bawah tunika albugenia akan terlihat deretan kista yang kecil-kecil dengan ukuran 2-8 mm. Pada setiap ovarium bisa ditemukan 5-10 kista folikel dengan ukuran yang hampir sama. Dengan bertambahnya jumlah kista maka ukuran ovarium juga akan bertambah besar demikian juga gejala klinis dan kelainan endokrin akan menjadi lebih jelas dan berat.

6,7

8,9

1.2.Rumusan Masalah

Apakah Umur, Paritas dan IMT mempengaruhi wanita SOPK terhadap rasio LH/FSH.

1.3. Hipotesis Penelitian

Umur, Paritas dan IMT mempengaruhi wanita SOPK terhadap rasio LH/FSH.

1.4. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor Umur, Paritas dan IMT mempengaruhi wanita SOPK terhadap rasio LH/FSH.

2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui apakah faktor usia wanita berpengaruh terhadap rasio LH/FSH.


(16)

Untuk mengetahui apakah faktor paritas wanita berpengaruh terhadap rasio LH/FSH.

Untuk mengetahui apakah faktor IMT (Indeks Masa Tubuh) wanita berpengaruh terhadap rasio LH/FSH.

1.5. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengetahui pengaruh faktor-faktor Umur, Paritas dan IMT mempengaruhi wanita SOPK terhadap rasio LH/FSH.


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sindroma Ovarium Polikistik

Sejak 1990 National Institutes of Health – mensponsori konferensi Polikistik Ovarium Sindrom (PCOS), telah dipahami bahwa sindrom meliputi suatu spektrum gejala dan tanda yang lebih luas dari kelainan fungsi ovarium dibanding definisi kriteria diagnostik yang asli. Workshop konsensus Rotterdam 2003 menyimpulkan bahwa PCOS adalah suatu sindrom kelainan fungsi ovarium ciri – ciri utama hiperandrogenisme dan morfologi polikistik ovarium (PCO). PCOS merupakan suatu sindrom, dan tidak ada kriteria diagnostik tunggal (seperti hiperandrogenisme atau PCO) yang cukup untuk diagnosa klinis. Manifestasi klinis meliputi ketidakteraturan haid, tanda – tanda kelebihan androgen, dan obesitas. Resistensi insulin dan peningkatan serum LH juga umum dalam PCOS. PCOS dihubungkan dengan resiko peningkatan diabetes tipe 2 dan kelainan kardiovaskular.

Berdasarkan laporan Stein dan Leventhal pada makalah aslinya menyebutkan bahwa sebelum penemuan mereka tentang hubungan antara pembesaran ovarium polikistik dengan amenorrhoe, telah disebutkan tentang pola perdarahan abnormal yang berhubungan dengan hiperplasia endometrium yang diduga disebabkan oleh “sekresi berlebih hormon estrogen”.

1,2,8

Pada penderita SOPK, terdapat lingkaran yang memelihara mekanisme feedback yaitu otak, ovarium, dan darah. Di otak (hipotalamus), terdapat kelainan GnRH pulsatif, yang kemungkinan terjadi sebagai akibat dari kehilangan progesteron kronis berhubungan dengan anovulasi persisten. Kadar FSH menurun sampai tingkat di mana FSH tidak lagi dapat menyokong aktivitas aromatase yang diperlukan untuk menyelesaikan perkembangan folikel. Sebagai akibatnya, kadar LH meningkat tetapi tidak sampai terjadi lonjakan LH pada tengah siklus menstruasi. Sebagai akibat dari peningkatan LH, terjadi hipertrofi theca yang memacu sekresi berlebih daripada peningkatan androgen dari ovarium. Bersama-sama hal ini mengakibatkan gangguan perkembangan folikel, merangsang terjadinya atresia folikel, dan meningkatkan sekresi inhibin, sehingga terjadi anovulasi kronis. 9-11


(18)

Wanita yang mempunyai kadar estrogen yang cukup namun tidak mendapatkan siklus setiap bulannya atau mengalami amenorrhoe sekunder sering mengalami kelainan sindroma ovarium polikistik ini. 8,9

2.2. Konsensus Rotterdam tentang Kriteria Diagnostik PCOS

PCOS adalah suatu sindrom kelainan fungsi ovarium. Ciri - ciri utama adalah hiperandrogenisme dan morfologi polikistik ovarium. Manifestasi klinisnya meliputi : ketidakteraturan haid, tanda – tanda kelebihan androgen, dan obesitas. PCOS dihubungkan dengan peningkatan resiko diabetes tipe 2. Sejak 1990 NIH mensponsori konferensi tentang PCOS, telah dipahami bahwa sindrom meliputi suatu spektrum gejala dan tanda yang lebih luas dari kelainan fungsi ovarium dibanding definisi kriteria diagnostik yang asli . Sekarang didapati bahwa wanita dengan siklus reguler dan hiperandrogenisme dan / atau polikistik ovarium (PCO) mungkin terkena sindrom ini. Telah didapati juga bahwa beberapa wanita dengan sindrom ini akan mempunyai PCO tanpa bukti klinis kelebihan androgen tetapi akan menunjukkan bukti kelainan fungsi ovarium. PCOS adalah suatu sindrom dan tidak ada kriteria diagnostik tunggal (seperti hiperandrogenisme atau PCO) yang cukup untuk diagnosa klinis. PCOS juga merupakan suatu diagnosa keluar. Gangguan yang diketahui yang mirip fenotip PCOS harus disingkirkan.

Kriteria Diagnostik Polikistik Ovarium Sindrom yang Direvisi

11-16,27

Kriteria Tahun 1990 (antara 1 dan 2)

1. Anovulasi kronik

2. Gejala klinik dan / atau gejala biokimia dari

hiperandrogenisme dan gejala lainnya dari etiologi yang berbeda. Revisi tahun 2003 (Minimal 2 dari 3 gejala)

1. Anovulasi

2. Gejala klinik dan / atau gejala biokimia dari

hiperandrogenisme

3. Polikistik ovarium dan gejala lain dari etiologi yang berbeda (hiperplasia adrenal congenital, androgen secreting tumor, Cushing’s sindrom)


(19)

AES 2006

1. Hyperandrogenisme ( hirsutisme dan/atau hyperandrogenemia)

2. Disfungsi Ovarium ( oligo-anovulasi dan/atau polikistik

ovarium)

catatan:melalui dokumen penerapan kriteria diagnostik, akan memperlihatkan gambaran ovulasi mendatang.

2.3. Umur

Prevalensi SOPK bervariasi tergantung kelompok etnik dan area geografis yang diteliti. Populasi terbaik berdasarkan penelitian, prevalensi SOPK adalah sekitar 6-7% pada wanita usia reproduksi. Prevalensi kejadian SOPK dengan menggunakan kriteria NIH 1990 pada wanita usia reproduksi berkisar 6,5 hingga 8%, sehingga diperkirakan sekitar 5 juta wanita di AS dan 105 juta wanita di dunia mengalami SOPK.1,2,14

2.4. Infertilitas/ Paritas

Infertilitas pada SOPK berkaitan dengan dua hal, pertama karena adanya anovulasi. Kadar LH yang tinggi sehingga merangsang sintesa androgen.

Masalah infertilitas merupakan masalah yang menjadi perhatian bagi para ahli endokrinologi dan ginekologi. Infertilitas walaupun tidak berpengaruh terhadap aktivitas fisik sehari-hari dan tidak mengancam jiwa, namun bagi banyak pasangan hal ini berdampak besar terhadap psikologis kehidupan berkeluarga. Sudah tentu faktor psiko-kultural mempengaruhi sikap pasangan terhadap masalah ini, termasuk melakukan upaya-upaya rasional medis agar dapat memperoleh keturunan

9,17,18

Berdasarkan etiologinya, infertilitas dapat disebabkan disfungsi ovulasi (15%), patologi uterin dan tuba (30 – 40%), faktor pria (30-40%), dan sisanya tidak terjelaskan etiologinya. Sehingga salah satu penyebab infertilitas berupa kegagalan ovulasi juga menjadi perhatian untuk terus diteliti dan dievaluasi


(20)

dengan pemeriksaan yang efektif agar penatalaksanaan infertilitas mencapai upaya yang optimal.18-20

2.5. Indeks Massa Tubuh (IMT)

IMT dihitung sebagai berat badan (kg) dibagi tinggi badan (m)2 , dan tidak terikat pada jenis kelamin. Penggunaan IMT hanya berlaku pada orang dewasa yang berusia 18 tahun keatas.28 Sampaolo et al (1994) menyatakan bahwa obesitas berkaitan dengan peningkatan yang signifikan pada volume uterus dan ovarium. Pada penelitian terhadap 1741 wanita dengan SOPK oleh Balen et al (1995), 38,4% peserta penelitian adalah overweight (indeks massa tubuh lebih besar dari 25 kg/m2). Banaszwesk dkk (2003) menyatakan kebanyakan wanita yang menderita SOPK adalah pasien dengan hiperinsulinemia dan obesitas.

Klasifikasi IMT berdasarkan Depkes RI

21-26 28

Obesitas dialami pada wanita SOPK sekitar hampir 50%. Di Inggris BMI wanita SOPK rata-rata 25 kg/m2 , 28 kg/m2 di finlandia, 31 kg/m2 di Inggris. Sehingga obesitas meningkat pada wanita SOPK resiko.29

2.6. Rasio LH/FSH

Yen (1980) mengatakan bahwa wanita SOPK memiliki abnomalitas dari gonadotropin dan sekresi androgen. Tidak hanya peningkatan dari LH, namun perbandingan LH dan FSH juga meningkat. LH/FSH 2:1, 3:1, 2,5:1.

National Institute of Health - National Institute of Child Health and

Human Development (NIH-NICHD) menyatakan diagnosis sindrom ovarium


(21)

polikistik ditegakkan bilapaling sedikit ditemukan 1 kriteria mayor dan 2kriteria minor. Kriteria mayor terdiri dari anovulasi dan hiperandrogenisme, sedangkan kriteria minor berupa resistensi insulin, hirsutisme, obesitas, LH/ FSH >2,5 dan pada USG terdapat gambaran ovarium polikistik.

Faktanya wanita SOPK dengan obesitas level LH biasanya pada kadar yang normal, sehingga rasio LH/FSH juga tidak meningkat. Hubungan patogenik antara hipothalamus-pituitari dan resisten insulin pada SOPK tidak dapat dijelaskan secara benar, sehingga merupakan kontroversi pada wanita SOPK. LH/FSH rasio lebih dari 2 sebagai standar baku emas sebagai diagnotik SOPK sudah lama ditinggalkan.

29,30,31

1,2,29


(22)

2.7. Kerangka Konsep

Karakteristik wanita yang didiagnosis SOPK

- Umur

- Paritas

- IMT (Indeks Masa Tubuh)

Rasio LH / FSH

- Kadar LH - Kadar FSH


(23)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan “cross sectional” dengan metode pendekatan observasional analitik. Peneliti akan menguji data pada satu titik waktu. Data dikumpulkan hanya pada satu kesempatan dari dua kelompok subyek. Peneliti juga berusaha memaparkan variabel penelitian dan menguji hubungan antar variabel independen dan dependen untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang pengaruh faktor-faktor Umur, Paritas dan IMT mempengaruhi wanita SOPK terhadap rasio LH/FSH.

3.2 Waktu dan tempat

Penelitian dilakukan di Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP.H. Adam Malik dan Pusat Fertilitas Halim. Penelitian dimulai pada bulan Desember 2010 sampai jumlah sampel terpenuhi.

3.3 Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah pasien yang berobat jalan di Bagian Obstetri dan Ginekologi RSUP. H. Adam Malik dan pusat fertilitas Halim, dengan cara pengambilan sampel melalui consecutive sampling dengan penetapan kriteria inklusi dan eksklusi sampai jumlah sampel minimal terpenuhi.

3.4 Kriteria Inklusi dan eksklusi

3.4.1 Kriteria inklusi

- Semua wanita yang di diagnosis dengan Sindroma Ovarium Polikistik - Bersedia ikut serta dalam penelitian


(24)

3.4.2 Kriteria Eksklusi

- Mempunyai riwayat penyakit metabolik selain Sindroma Ovarium Polikistik

3.5. Cara Penelitian

3.5.1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengambilan sampel secara

consecutive sampling dari masing-masing subyek penelitian yang memenuhi

kriteria inklusi dilakukan informed consent.

3.5.2. Pengolahan Data

Data diolah dengan analisis statistik SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 17. Analisis data meliputi statistik deskriptif dan statistik analitik. Statistik deskriptif digunakan untuk menampilkan data demografi dan klinis ibu. Dalam hal ini data ditampilkan dalam bentuk frekuensi, persentase. Statistik analitik yang digunakan adalah chi square untuk menganalisis perbedaan ratio LH/FSH normal dan tinggi pada penderita SOPK. Kekuatan hubungan antar variabel dianalisis dengan “Pearson’s product-moment correlation”, dinilai kekuatan hubungan antara kelompok data karakteristik wanita SOPK (variabel independen) dengan ratio LH/FSH (variabel dependen). Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Umur Paritas

IMT (Indeks Masa Tubuh)


(25)

3.6. Perhitungan Jumlah Sampel

Besarnya sampel diambil dengan menggunakan rumus sampel analitik komparatif variabel kategorik tidak berpasangan :

Dimana:

-Masing-masing proporsi: P0=0,26 (dari pustaka) dan Pa=0,3 (clinical judgment), Q = 1-P

-Tingkat kemaknaan ditetapkan oleh peneliti (α=0,05) zα = 1,64;

-Power yang ditetapkan oleh peneliti (β=0,20) Zβ = 0,84

N1= N2 = 22,65  Jumlah sampel sebanyak 23 orang subyek penelitian

Rumus besar sampel yang digunakan untuk uji hipotesis pada penelitian ini berdasarkan sample size determination in health studies, a

practical manual versi 2.00. (Lwaga SK dan Lemeshow, 1998) dengan uji

hipotesis dua arah satu proporsi populasi, sebagai berikut : Zα √ Po (1-Po) + Z1-β √ Pa (1-Pa)

n =

2


(26)

Dimana : n = Besar sampel Z1-α/2

dua arah.

= Derifat baku alfa, kesalahan tipe I ditetapkan sebesar 5 % hipotesis

Z1-β

Po = Proporsi populasi penelitian penderita PCOS 10% (0,1)

= Derifat baku beta, power penelitian sebesar 80 %, hipotesis dua arah.

Pa = Proporsi populasi penelitian yang diharapkan dari penelitian ini 25% (0,25)


(27)

3.7. Alur Penelitian

3.8. Batasan Operasional

Wanita rasio LH/FSH Jumlah Sampel Responden yang memenuhi

kriteria inklusi

Penilaian Karakteristik

- Umur

- Paritas


(28)

Sindroma Ovarium Polikistik adalah suatu kelainan pada wanita yang ditandai dengan adanya hyperandrogenisme dengan anovulasi kronik yang saling berhubungan, dan tidak disertai dengan kelainan pada kelenjar adrenal maupun kelenjar hipofisis.

Umur adalah usia reproduktif pada wanita yaitu 15-45 tahun dan sudah menikah.

BMI adalah indeks massa tubuh yang dihitung dari berat badan (kilogram) dibandingkan dengan tinggi badan kuadrat (meter) pada saat pasien datang, dan digolongkan kedalam kriteria :

- Underweight : BMI < 18 kg/m

- Normoweight : BMI 18-25 kg/m

2

- Overweight : BMI 25-30 kg/m

2

- Obesitas : BMI > 30 kg/ m

2 2

LH adal

merangsang pengeluaran sel telur dari klinik swasta Prodia menggunakan metode chemiluminescent pada alat dengan nama Immulite 1000. Kadar normal LH adalah 2,3-11 mIU/ml

FSH adalah

memacu pertumbuha klinik swasta Prodia menggunakan metode chemiluminescent pada alat dengan nama Immulite 1000. Kadar normal FSH adalah 1,06-9,5 mIU/ml

Rasio LH/FSH adalah perbandingan nilai LH dengan FSH Tinggi > 2, Normal ≤ 2 (standard baku penialian SOPK)

Kriteria Rotterdam adalah adalah Konsensus yang dihasilkan dari konferensi yang disponsori oleh European Society for Human Reproduction and Embryology (ESHRE) dan American Society for Reproductive Medicine (ASRM) pada tahun


(29)

2003 di Rotterdam. Diagnosa PCOS ditegakkan berdasarkan dijumpainya minimal dua dari tiga kriteria dibawah ini : (1) Gangguan ovulasi, umumnya berupa oligomenorrhea atau amenorrhea, (2) Hiperandrogenisme yang dijumpai baik secara klinis berupa hirsutisme, (3) Dijumpai lebih dari 12 folikel dengan rentang ukuran 2 sampai 9 mm pada setiap ovarium melalui pemeriksaan ultrasonografi dan atau volume ovarium >10 ml.


(30)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.Tabel karakteristik subyek penelitian berdasarkan Umur Kelompok Umur Frekuensi Persentase (%)

(1) (2) (3)

21-25 6 14.29

26-30 23 54.76

31-35 10 23.81

36-40 2 4.76

41-45 1 2.38

Jumlah 42 100.00

Penelitian ini terdiri dari wanita dengan rentang umur antara 21 hingga 41 tahun. Sebanyak 14,29 persen responden berumur 21-25 tahun, 54,76 persen responden berumur 26-30 tahun. Terdapat 23,81 persen responden yang berumur 31-35 tahun, sebanyak 4,76 persen berumur 36-40 tahun dan sisanya berumur 41-45 tahun.

4.2. Tabel karakteristik subyek penelitian berdasarkan Paritas

Paritas Frekuensi Persentase (%)

(1) (2) (3)

0 21 50

1 15 35.71

2 6 14.29


(31)

Berdasarkan jumlah paritasnya, sebanyak setengah dari responden tidak memiliki keturunan, sedangkan 35,71 persen yang lainnya memiliki satu anak dan hanya 14,29 persen yang dapat memiliki dua orang anak.

4.3.Tabel karakteristik subyek penelitian berdasarkan IMT

IMT Frekuensi Persentase (%)

(1) (2) (3)

Rendah (< 18,5) 2 4.76

Normal (18,5 - 25) 35 83.33

Meningkat (25,0 - 29,9) 5 11.90

Jumlah 42 100

Pada penelitian ini, sebanyak 4,76 wanita yang menjadi responden memiliki IMT yang rendah. Sementara itu, terdapat 83,33 persen responden yang memiliki IMT normal dan 11,90 persen yang memiliki IMT meningkat (overweight).

4.4. Tabel Responden berdasarkan Rasio LH/FSH

Rasio LH/FSH Frekuensi Persentase (%)

(1) (2) (3)

Normal (≤ 2) 36 85.71

Tinggi (>2) 6 14.29

Jumlah 42 100

Diantara responden yang diteliti, sebanyak 85,71 persen responden memiliki rasio LH/FSH yang normal dan sebanyak 14,29 persen sisanya memiliki rasio LH/FSH yang tinggi.


(32)

4.5.Hubungan Karakteristik Umur, Paritas, dan IMT dengan Rasio LH/FSH Karakteristik Rasio LH/FSH Tinggi Rasio LH/FSH Normal p-value * Odd Ratio

n % N %

Umur

21-25 tahun 0 0 6 16.67

0,610

26-30 tahun 5 83.33 18 50 0.25874126

31-35 tahun 1 16.67 9 25 0.48717949

36-40 tahun 0 0 2 5.56 0.38461538

41-45 tahun 0 0 1 2.78 0.23076923

Paritas

0 3 50 18 50

0,013

1 0 0 15 41.67 5.86486486

2 3 50 3 8.33 0.18918919

IMT

Rendah 0 0 2 5.56

0,497

1.10169492

Normal 6 100 29 80.56

Meningkat 0 0 5 13.89 2.42372881

*uji chi square

Diantara wanita yang memiliki rasio LH/FSH tinggi, sebanyak 83,33 persen berumur 26-30 tahun dan sisanya yakni 16,67 persen berumur 31-35 tahun. Sementara itu, diantara wanita yang memiliki rasio LH/FSH normal, 50 persen diantaranya berumur 26-30 tahun, 25 persen diantaranya berumur 31-35 tahun, sebanyak 16,67 persen berumur 21-25 tahun, sebanyak 5,56 persen berumur 36-40 tahun dan sebanyak 2,78 persen yang berumur 41-45 tahun.

Diantara wanita yang memiliki rasio LH/FSH tinggi, sebanyak 50 persen diantaranya memiliki jumlah paritas 0 dan 2. Sementara itu, diantara wanita yang memiliki rasio LH/FSH normal, sebanyak 50 persen memiliki jumlah paritas 0, sebanyak 41,67 persen persen memiliki jumlah paritas 1, sebanyak 8,33 persen memiliki jumlah paritas 2.


(33)

Seluruh wanita responden yang memiliki rasio LH/FSH tinggi memiliki BMI yang normal. Sementara itu, diantara wanita yang memiliki rasio LH/FSH normal, sebanyak 80,56 persen memiliki IMT normal, 13,89 persen memiliki IMT meningkat dan sebanyak 5,56 persen memiliki IMT rendah.

Pengujian chi square digunakan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara masing-masing variable IMT, paritas dan umur terhadap tinggi atau normalnya rasio LH terhadap FSH.

H0

H

: Tidak ada hubungan antara variabel X (masing-masing untuk umur, paritas, BMI) dan rasio LH terhadap FSH

1

Taraf uji (α) yang digunakan: 5% (0,05)

: Terdapat hubungan antara variabel X (masing-masing untuk umur, paritas, BMI) dan rasio LH terhadap FSH

Hipotesis nol ditolak jika nilai p-value < taraf uji.

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa p-value untuk variabel umur sebesar 0,610. Karena lebih besar dari 0,05, maka keputusannya adalah tidak tolak H0

Sementara itu, berbeda dengan kedua variabel diatas, nilai p-value variabel paritas sebesar 0,013 yang menunjukkan H

yang artinya tidak ada hubungan antara rasio LH terhadap FSH dengan umur wanita. Hal yang sama juga terjadi pada variabel IMT, karena nilai p-valuenya lebih dari 0,05 yakni 0,497 dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara rasio LH terhadap FSH dengan indeks massa tubuh seseorang.

0 ditolak sehingga dapat disimpulkan

bahwa dengan tingkat kepercayaan 95% paritas memiliki hubungan yang signifikan dengan rasio LH terhadap FSH.

Interpretasi odd Ratio:

1. Kecenderungan wanita yang berumur 21-25 tahun untuk memiliki rasio

LH/FSH tinggi adalah 0,26 kali lipat dibandingkan wanita yang berumur 26-30 tahun. Dapat dikatakan pula bahwa wanita yang berumur 26-26-30 tahun memiliki kecenderungan yang lebih kecil dibandingkan dengan wanita yang berumur 21-25 tahun.

2. Kecenderungan wanita yang berumur 21-25 tahun untuk memiliki rasio


(34)

31-35 tahun. Dapat dikatakan pula bahwa wanita yang berumur 31-31-35 tahun memiliki kecenderungan yang lebih kecil dibandingkan dengan wanita yang berumur 21-25 tahun.

3. Kecenderungan wanita yang berumur 21-25 tahun untuk memiliki rasio

LH/FSH tinggi adalah 0,38 kali lipat dibandingkan wanita yang berumur 36-40 tahun. Dapat dikatakan pula bahwa wanita yang berumur 36-36-40 tahun memiliki kecenderungan yang lebih kecil dibandingkan dengan wanita yang berumur 21-25 tahun.

4. Kecenderungan wanita yang berumur 21-25 tahun untuk memiliki rasio

LH/FSH tinggi adalah 0,23 kali lipat dibandingkan wanita yang berumur 41-45 tahun. Dapat dikatakan pula bahwa wanita yang berumur 41-41-45 tahun memiliki kecenderungan yang lebih kecil dibandingkan dengan wanita yang berumur 21-25 tahun.

5. Kecenderungan wanita yang tidak memiliki anak untuk memiliki rasio

LH/FSH tinggi adalah 5,8 atau hampir 6 kali lipat lebih besar dibandingkan dengan wanita yang memiliki satu anak.

6. Kecenderungan wanita yang tidak memiliki anak untuk memiliki rasio

LH/FSH tinggi adalah 0,18 kali lipat dibandingkan dengan wanita yang memiliki dua anak. Dapat dikatakan pula bahwa wanita yang memiliki dua anak memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk memiliki rasio LH/FSH tinggi dibandingkan wanita yang tidak memiliki anak.

7. Kecenderungan wanita yang memiliki berat badan normal untuk memiliki

rasio LH/FSH tinggi adalah 1,10 kali lipat dibandingkan wanita yang memiliki berat badan kurang. Karena angkanya mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa tidak ada kecenderungan tertentu diantara wanita dengan berat badan yang normal maupun kurang untuk memiliki rasio LH/FSH yang tinggi.

8. Kecenderungan wanita yang memiliki berat badan normal untuk memiliki

rasio LH/FSH tinggi adalah 2,4 kali lipat dibandingkan wanita dengan berat badan berlebih.


(35)

4.6. Pembahasan

Berdasarkan Penelitian Najem (2005) di Libya terdapat rentang umur 20-29 tahun sebanyak 67 % (n=318). Irene (2004) di Birmingham didapat umur 28,9±8.0 (n=188). Abdul Razak (2007) di baghdad didapat rentang umur 25-32 tahun sebanyak 59,81 % (n=107). Mark (2007) di Los Angeles didapat umur wanita SOPK >28 tahun (n=27). Sedangkan menurut Wiweko (2008) RSCM Jakarta didapat wanita SOPK umur > 20 tahun sebanyak 93 % (n=41).

Berdasarkan penelitian Najem (2005) di libya didapat sebanyak 40 % (n=318) wanita SOPK infertil. Sedangkan menurut wiweko (2008) RSCM Jakarta didapat sebanyak 61% (n=27) wanita SOPK infertilitas.

Berdasarkan penelitian Najem (2005) di libya menemukan sebanyak 56,2 % (n=132) wanita SOPK dengan obesitas. Menurut Khalifah (2004) di Baghdad mendapatkan sebanyak 65 % (n=13) wanita SOPK dengan obesitas. Irene (2004) di Birmingham menemukan sebanyak 24,5 % (n=188) wanita dengan obesitas berat. Abdul razak (2007) di Baghdad menemukan 63,55 % wanita SOPK dengan obesitas. Wiweko (2008) RSCM Jakarta didapat sebanyak 73% (n=32) wanita SOPK dengan obesitas.

Berdasarkan penelitian Banaszweska (2003) di Polandia didapat sebanyak 45,4% (n=54) dengan rasio LH/FSH > 2 dan sebanyak 55 % (n=65) dengan rasio LH/FSH < 2. Khalifah (2004) di Baghdad mendapatkan sebanyak 40%(n=8) dengan rasio LH/FSH > 2. Najem menemukan 16,2 % (n=38) dengan rasio LH/FSH ≥ 3. Bhattacharya (2005) di Calcutta menemukan sebanyak 46,93% dengan rasio LH/FSH > 2. Abdul Razak (2007) di Baghdad menemukan sebanyak 64 % dengan rasio LH/FSH > 2 dan 36% dengan rasio ≤ 2. Wiweko (2008) RSCM Jakarta didapat sebanyak 79% (n=38) dengan rasio LH/FSH ≥ 1.

Hal ini bertolak belakang dengan penelitian Banszweska (2003) di Polandia IMT dengan rasio LH/FSH ˂ 2 sebanyak 60%(n=65) dan rasio LH/FSH ˃ 2 sebanyak 40% (n=54) obesitas. Menurut Bhattacharya (2005) di Calcutta LH/FSH ˃ 2 sebanyak 43 % dan LH/FSH ≤ 2 sebanyak 25 % obesitas.


(36)

Karena keterbatasan jumlah sampel, sehingga kesimpulan yang dibuat tidak dapat mewakili populasi yang ada.Diperlukan sampel yang lebih banyak untuk menarik kesimpulan yang lebih tepat.


(37)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Pada penelitian ini tidak terdapat hubungan umur dan Indeks Massa Tubuh

terhadap rasio LH/FSH pada wanita SOPK.

2. Pada Penelitian dijumpai hubungan paritas dengan rasio LH/FSH pada wanita SOPK dengan nilai p-value variabel paritas sebesar 0,013.

5.2. Saran

1. Diperlukan penelitian dengan jumlah sampel yang lebih besar sehingga dapat mewakili seluruh populasi untuk menilai hubungan umur dan indeks massa tubuh pada wanita SOPK terhadap rasio LH/FSH.


(38)

DAFTAR PUSTAKA

1. Adams J, Franks S, Polson DW, et al. Multifollicular Ovaries: Clinical and Endocrine Features and Response to Pulsatile Gonadotropin Releasing Hormone. Lancet. 1985; 2: 1375-1378.

2. Agrawal R, Chimusoro K, Payne, et al. Severe Ovarian Hyperstimulation Syndrome: Serum and Ascitic Fluid Concentration of Vascular Endothelial Growth Factor. Curr Opin Obstet Gynecol 1997; 9 :141-144.

3. Azziz R. Hirsutism. In : Sciarra JJ. Ed. Sciarra Gynecology and

Obstetrics. Vol. 5. revised edition. Lippincott-Raven Publishers. Philadelphia.1997; 28: 1-17

4. Barbieri RL, Markis A, Ryan KJ. Effects of Insulin on Steroidogenesis in Cultured Porcine Ovarium Theca. Fertil Steril. 1983; 40: 237-42.

5. Baziad A, Soebijanto S. Patologi Ovulasi dan Penanganannya. Dalam Baziad Ali, dkk. Endokrinologi Ginekologi. KSERI. Jakarta. 1993: 155-72.

6. Blankstein J, Mashiach S, Lunenfeld B. Ovulation Induction and Invitro Fertilization. Year Book Medical Pub. Inc. Chicago. 1986.

7. Book CB, Dunaif A. Insulin Resistance in The Polycystic Ovary

Syndrome. In: Chang RJ, ed. Polycystic Ovary Syndrome. Springer Verlag. New York. 1996: 117-25.

8. Bridges NA, Cooke A, Healy MJ, et al. Standards for Ovarian Volume in Childhold and Puberty. Fertil Steril. 1993; 60: 456-458.

9. Carr BR, Wilson JD. Disorders of the Ovary and Female Reproductive Tract. In: Harrison’s Principles of Internal Medicine. Vol 2. 13th

10.Cowan BD. Adjunctive Medical Treatments in Follicular Stimulation. Reproductive Medicine Review. 1999; 7: 127-39.

ed. McGraw Hill. New York . 1994; 340: 2026-2027,2034.

11.CSM-UK (Committee of Safety of Medicines of the united Kingdom). Curr Probl. 1995; 21: 1-2.

12.Current.Obstetris and Gynecology-Diagnosis and Treatment. 8th ed. 1994: 746-747


(39)

13.Dahlgren E, Janson PO, Johasson S, et al. Polycystic Ovary Syndrome and Risk for Myocardial Infarction: Evaluated From a Risk Factor Model Based on a Prospective Population Study of Women. Acta Obstet Gynecol Scand. 1992; 71: 599-604.

14.Dewailly D. Definition and Significance of Polycystic ovaries. Bailliere’s Clin Obstet and Gynaecol. 1997; 1: 349-67.

15.Donesky BW. Surgical approaches to ovulation induction: The

laparoscopic experience. In: Chang RJ. Ed Polycystic Ovary Syndrome. Springer. New York. 1996: 305-21.

16.Dunaif A. Insulin Resistance and Ovarian Dysfunction. In: Moller DE, ed. Insulin Resistance. Chichester, New York, Brisbane, Totonto, Singapore. John Willey and Sons. 1993: 301-25.

17.Dunaif A, Xia J. Book CB, Schenker E, Tang Z. Excessive Insulin

Receptor Serine Phosphorylation in Cultured Fibroblasts and in Skeletal Muscle. A Potential Mechanism for Insulin Resistance in The Polycystic Ovary Syndrome. J Clin Invest. 1995; 96(2): 801-10.

18.Dunaif A, Finegood DT. B-cell Dysfunction Independent of Obesity and Glucose Intolerance in The Polycystic Ovary Syndrome. J Clin Endocrinol Metab. 1996; 81: 942-7.

19.Kidson Warren. Polycystic Ovary Syndrome: A New Direction in

Treatment. MJA. 1998; 169: 537-540.

20.Kovacs WJ, Wilson JD. Hirsutism and Virilization. In : Harrison’s Principles of Internal Medicine. Vol 1. 13th

21.Dunaif A. Mollecular Mechanism of Insulin Resiteance in PCOS. In: Azis R, Nestler JE, Dewailly D. Philadelphia Lippincott-Raven. 1997: 485-496.

ed. McGraw Hill. New York . 1994; 49: 268-270.

22.Dunnihoo DR. Fundamentals of Gynecology and Obstetrics. W.B.

Lippincott Company. Philadelphia, 1990: 207-219.

23.Filicori M, Cognogno GE. Aspects of Ovulation Induction in Polycystic Ovary Syndrome. In: Chang RJ. Ed Polycystic ovary syndrome. Springer New York. 1996: 334-51.


(40)

24.Fleischer AC, Kepple DM. Transvaginal Sonography : A Clinical Atlas. 2nd

25.Fox R, Hull MGZ. Polycystic Ovarian Disease: Recent Advances and Management of Infertility. Singapore : Mc Grano-Hill Book Co. 1989 :67-107.

Ed. JB Lippioncott Company. Philadelphia. 1995.

26.Fox R, Hull MGR. Polycystic Ovarian Disease: Diagnostic Methods. Contemp Rev Obstet Gynaecol. 1992; 4: 84-9.

27.Rotterdam consensus statement : Revised 2003 Consensus on Diagnostic criteria and long –trem Healh Risks Related to Polycystic Ovary Syndrome.

28.Sofia S, Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan kolesterol, FKM UI,

Jakarta. 2009:8

29.david a. Ehrmann. Polycystic ovary syndrome, n engl j med

2005;352:1223-36.

30.Roy homburg. Polycystic ovary syndrome: consensus and controversy, israel. 2001:1-11

31.Gabor T. Kovacs Cambridge University Press Polycystic Ovary


(41)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Ibu-ibu, saya akan melakukan pemeriksaan suatu penyakit yang merupakan sekumpulan dari gejala-gejala tubuh ibu yang berupa sekumpulan gejala penyakit yang meliputi gejala perubahan yang tidak seimbang dari kadar zat putih telur tertentu di dalam tubuh ibu yang disertai tumbuhnya gelembung-gelembung yang berisi cairan yang ukuran panjang penampang gelembung berisi cairan tersebut tidak lebih dari 10 mm dengan jumlah lebih dari 12 buah pada salah satu atau kedua indung telur ibu, dengan melakukan penelitian yang berjudul ”Hubungan umur, paritas, indeks massa tubuh wanita SOPK terhadap rasio LH/FSH tinggi.”

Penyakit ini merupakan salah satu masalah yang menonjol dalam bidang kesehatan alat kandungan akibat dampak negatif yang dapat ditimbulkannya jika tidak ditangani dengan baik maka akan membawa dampak yang lebih buruk bagi kesehatan ibu khususnya dan masyarakat pada umumnya. Apabila penyakit ini tidak mendapat penanganan yang tepat, maka dapat mempengaruhi gangguan haid ibu berupa tidak datang haid rutin setiap bulan bahkan dapat mengalami tidak datang haid sampai periode 3 bulan atau lebih. Keadaan ini juga akan menimbulkan tanda-tanda kelebihan beberapa kadar zat putih telur tertentu di dalam tubuh ibu yang dapat menimbulkan kulit berminyak, berjerawat, tumbuh bulu-bulu yang lebat pada tubuh ibu, terutama pada daerah wajah, dada, punggung dan tungkai kaki ibu. Sehingga tak jarang ibu akan mengalami kenaikan berat badan atau kegemukan, dimana kumpulan dari gejala-gejala penyakit ini dapat menyebabkan ibu sulit punya anak atau hamil.

Agar ibu-ibu yang menderita penyakit ini mendapat penanganan yang tepat, saya terlebih dahulu akan memeriksa Ibu-ibu secara lengkap termasuk pemeriksaan kesehatan umum, dan kesehatan alat kandungan ibu. Sebelumnya, saya akan mengajukan pertanyaan kepada ibu melalui lembaran pertanyaan yang meliputi data umur, jumlah anak ibu dan berat badan serta tinggi badan ibu. Hal ini penting diketahui, karena karakter pribadi ibu dari teori ilmiah dapat mempengaruhi ketidak-seimbangan kadar beberapa protein atau zat putih telur tertentu di dalam


(42)

tubuh ibu, yang nantinya dapat menimbulkan sekumpulan gejala-gejala penyakit yang telah saya sebutkan di atas.

Adapun pemeriksaan yang akan saya lakukan pada ibu yang terkait dalam penelitian ini adalah meminta ibu mengisi lembar pertanyaan yang saya ajukan dalam suatu lembaran yang telah saya sediakan, saya akan memeriksa alat kandungan ibu baik secara pemeriksaan dari daerah perut, kemaluan menggunakan alat pemindai elektronik yang dapat menampilkan gambar alat kandungan ibu khususnya kedua indung telur ibu pada layar monitor komputer. Selain itu, saya akan meminta kesediaan ibu secara sukarela untuk diambil darahnya + 5 cc dari daerah lipatan lengan dengan alat suntik bebas kuman oleh saya selaku peneliti atau petugas laboratorium yang telah terlatih baik, kemudian akan diperiksakan kadar beberapa zat putih telur tersebut di Laboratorium.

Pemeriksaan darah ini dimaksudkan untuk mengukur kadar beberapa zat putih telur di dalam tubuh ibu, agar diketahui keseimbangan atau ketidak seimbangan kadarnya didalam tubuh ibu. Seluruh pemeriksaan ini membantu dokter (peneliti) untuk dapat menegakkan apakah ibu termasuk penderita dari sekumpulan gejala penyakit yang meliputi gejala perubahan yang tidak seimbang dari kadar zat putih telur tertentu di dalam tubuh ibu yang disertai tumbuhnya gelembung-gelembung yang berisi cairan yang ukuran panjang penampang gelembung berisi cairan tersebut tidak lebih dari 10 mm dengan jumlah lebih dari 12 buah pada salah satu atau kedua indung telur ibu atau nama penyakitnya disebut Sindroma Ovarium Polikistik (SOPK)

Manfaatnya bagi ibu, selain seluruh hasil pemeriksaan ini akan diberitahukan kepada ibu, ibu juga akan mengetahui apakah Ibu termasuk seseorang yang sedang mengalami sekumpulan gejala-gejala penyakit tersebut, sehingga ibu dapat segera mendapat penanganan untuk mengobati penyakit yang ibu alami ini. Untuk penelitian ini, Saya mengharapkan keikut-sertaan Ibu-ibu secara sukarela, dimana Ibu-ibu tidak akan dipungut biaya apapun, karena seluruh biaya penelitian dan biaya pemeriksaan termasuk pemeriksaan dengan alat pemindai elektronik serta pemeriksaan darah di laboratorium, akan saya tanggung seluruhnya. Saya akan menjaga kerahasiaan hasil pemeriksaan ini, dan jika ada yang kurang jelas,


(43)

Ibu-ibu atau keluarga dapat menghubungi saya sewaktu-waktu (Janwar Sahnanda Nasution, No telepon/Hp 08126561400).


(44)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

Untuk izin penelitian, persetujuannya diperoleh dari subyek penelitian dan Komite Etik Fakultas Kedokteran USU yang akan melakukan penilaian kelayakan

proposal penelitian.

Responden No :………... Kunjungan ke RS :... No. Rekam Medis :...

Persetujuan Subyek Penelitian

Setelah mendapat penjelasan secara terperinci mengenai penelitian :”Hubungan umur, paritas, indeks massa tubuh wanita SOPK terhadap rasio LH/FSH tinggi.” dan saya mengerti sepenuhnya risiko dan manfaat dari keikut-sertaan saya pada penelitian ini, maka saya menyatakan setuju secara sukarela untuk ikut serta sebagai subjek penelitian.

Nama : ………

Usia :……….

Jumlah anak :... Berat Badan : ... Tinggi Badan : ...

Tanda tangan : ………..

Tanggal: ………. (hari/bulan/tahun) Jam:……….. (jam : menit)

Nama peneliti :………. No Telp/Hp :...

Alamat Rumah

:...


(45)

Kepada Yth :

Hal : PERMOHONAN PENINJAUAN Bapak/Ibu Pimpinan

ETIKA PENELITIAN Komite Etik Kedokteran Fakultas Kedokteran USU

Medan

Dengan Hormat,

Bersama ini, Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara memohon kepada Bapak/Ibu Pimpinan Komite Etik Kedokteran Universitas Sumatera Utara untuk melakukan peninjauan etika penelitian terhadap usulan proposal penelitian magister yang diajukan oleh :

Nama : Dr. Janwar Sahnanda Nasution

Judul penelitian: :” Hubungan umur, paritas, indeks massa tubuh wanita SOPK terhadap rasio

LH/FSH tinggi.”

Atas bantuan dan perhatian Bapak/Ibu, kami ucapkan terimakasih.

Medan, 17 Oktober 2011

Hormat kami, Ketua Departemen Obstetri dan Ginekologi

Fakultas Kedokteran USU

(_Prof. Dr, Derfi Lutan, M.Sc, SpOG(K)) NIP. 194803031978031001


(46)

LAMPIRAN KUESIONER FAKTOR-FAKTOR KARAKTERISTIK SUBYEK

PENELITIAN *)

NAMA : ____________________ Alamat/Hp :____________

Umur : _____________________ RS/No. RM :___________

Haid Terakhir : _____________________ Tgl Pemeriksaan:___________

Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini, dengan mengisi kolom dan memberikan tanda (√) pada jawaban yang sesuai.

1. UMUR SAAT INI : ……… tahun

2. JUMLAH ANAK YANG DILAHIRKAN (hidup ataupun meninggal)

3. INDEKS MASSA TUBUH : ………

- Berat Badan (Kilogram) - Tinggi Badan (meter)

฀Underweight ฀ Normoweight ฀ Overweight ฀ Obese

4. Kadar Hormon LH : ... 5. Kadar Hormon FSH : ... 6. Rasio LH/FSH : ...

฀Normal ฀ Tinggi

*) Diisi oleh peneliti melalui proses wawancara, pemeriksaan fisik, pemeriksaan USG dan hasil laboratorium


(1)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Ibu-ibu, saya akan melakukan pemeriksaan suatu penyakit yang merupakan sekumpulan dari gejala-gejala tubuh ibu yang berupa sekumpulan gejala penyakit yang meliputi gejala perubahan yang tidak seimbang dari kadar zat putih telur tertentu di dalam tubuh ibu yang disertai tumbuhnya gelembung-gelembung yang berisi cairan yang ukuran panjang penampang gelembung berisi cairan tersebut tidak lebih dari 10 mm dengan jumlah lebih dari 12 buah pada salah satu atau kedua indung telur ibu, dengan melakukan penelitian yang berjudul ”Hubungan umur, paritas, indeks massa tubuh wanita SOPK terhadap rasio LH/FSH tinggi.”

Penyakit ini merupakan salah satu masalah yang menonjol dalam bidang kesehatan alat kandungan akibat dampak negatif yang dapat ditimbulkannya jika tidak ditangani dengan baik maka akan membawa dampak yang lebih buruk bagi kesehatan ibu khususnya dan masyarakat pada umumnya. Apabila penyakit ini tidak mendapat penanganan yang tepat, maka dapat mempengaruhi gangguan haid ibu berupa tidak datang haid rutin setiap bulan bahkan dapat mengalami tidak datang haid sampai periode 3 bulan atau lebih. Keadaan ini juga akan menimbulkan tanda-tanda kelebihan beberapa kadar zat putih telur tertentu di dalam tubuh ibu yang dapat menimbulkan kulit berminyak, berjerawat, tumbuh bulu-bulu yang lebat pada tubuh ibu, terutama pada daerah wajah, dada, punggung dan tungkai kaki ibu. Sehingga tak jarang ibu akan mengalami kenaikan berat badan atau kegemukan, dimana kumpulan dari gejala-gejala penyakit ini dapat menyebabkan ibu sulit punya anak atau hamil.

Agar ibu-ibu yang menderita penyakit ini mendapat penanganan yang tepat, saya terlebih dahulu akan memeriksa Ibu-ibu secara lengkap termasuk pemeriksaan kesehatan umum, dan kesehatan alat kandungan ibu. Sebelumnya, saya akan mengajukan pertanyaan kepada ibu melalui lembaran pertanyaan yang meliputi data umur, jumlah anak ibu dan berat badan serta tinggi badan ibu. Hal ini penting diketahui, karena karakter pribadi ibu dari teori ilmiah dapat mempengaruhi ketidak-seimbangan kadar beberapa protein atau zat putih telur tertentu di dalam


(2)

tubuh ibu, yang nantinya dapat menimbulkan sekumpulan gejala-gejala penyakit yang telah saya sebutkan di atas.

Adapun pemeriksaan yang akan saya lakukan pada ibu yang terkait dalam penelitian ini adalah meminta ibu mengisi lembar pertanyaan yang saya ajukan dalam suatu lembaran yang telah saya sediakan, saya akan memeriksa alat kandungan ibu baik secara pemeriksaan dari daerah perut, kemaluan menggunakan alat pemindai elektronik yang dapat menampilkan gambar alat kandungan ibu khususnya kedua indung telur ibu pada layar monitor komputer. Selain itu, saya akan meminta kesediaan ibu secara sukarela untuk diambil darahnya + 5 cc dari daerah lipatan lengan dengan alat suntik bebas kuman oleh saya selaku peneliti atau petugas laboratorium yang telah terlatih baik, kemudian akan diperiksakan kadar beberapa zat putih telur tersebut di Laboratorium.

Pemeriksaan darah ini dimaksudkan untuk mengukur kadar beberapa zat putih telur di dalam tubuh ibu, agar diketahui keseimbangan atau ketidak seimbangan kadarnya didalam tubuh ibu. Seluruh pemeriksaan ini membantu dokter (peneliti) untuk dapat menegakkan apakah ibu termasuk penderita dari sekumpulan gejala penyakit yang meliputi gejala perubahan yang tidak seimbang dari kadar zat putih telur tertentu di dalam tubuh ibu yang disertai tumbuhnya gelembung-gelembung yang berisi cairan yang ukuran panjang penampang gelembung berisi cairan tersebut tidak lebih dari 10 mm dengan jumlah lebih dari 12 buah pada salah satu atau kedua indung telur ibu atau nama penyakitnya disebut Sindroma Ovarium Polikistik (SOPK)

Manfaatnya bagi ibu, selain seluruh hasil pemeriksaan ini akan diberitahukan kepada ibu, ibu juga akan mengetahui apakah Ibu termasuk seseorang yang sedang mengalami sekumpulan gejala-gejala penyakit tersebut, sehingga ibu dapat segera mendapat penanganan untuk mengobati penyakit yang ibu alami ini. Untuk penelitian ini, Saya mengharapkan keikut-sertaan Ibu-ibu secara sukarela, dimana Ibu-ibu tidak akan dipungut biaya apapun, karena seluruh biaya penelitian dan biaya pemeriksaan termasuk pemeriksaan dengan alat pemindai elektronik


(3)

Ibu-ibu atau keluarga dapat menghubungi saya sewaktu-waktu (Janwar Sahnanda Nasution, No telepon/Hp 08126561400).


(4)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

Untuk izin penelitian, persetujuannya diperoleh dari subyek penelitian dan Komite Etik Fakultas Kedokteran USU yang akan melakukan penilaian kelayakan

proposal penelitian.

Responden No :………... Kunjungan ke RS :... No. Rekam Medis :...

Persetujuan Subyek Penelitian

Setelah mendapat penjelasan secara terperinci mengenai penelitian :”Hubungan umur, paritas, indeks massa tubuh wanita SOPK terhadap rasio LH/FSH tinggi.” dan saya mengerti sepenuhnya risiko dan manfaat dari keikut-sertaan saya pada penelitian ini, maka saya menyatakan setuju secara sukarela untuk ikut serta sebagai subjek penelitian.

Nama : ………

Usia :……….

Jumlah anak :... Berat Badan : ... Tinggi Badan : ...

Tanda tangan : ………..

Tanggal: ………. (hari/bulan/tahun) Jam:……….. (jam : menit)

Nama peneliti :………. No Telp/Hp :...

Alamat Rumah

:...


(5)

Kepada Yth :

Hal : PERMOHONAN PENINJAUAN Bapak/Ibu Pimpinan

ETIKA PENELITIAN Komite Etik Kedokteran

Fakultas Kedokteran USU

Medan

Dengan Hormat,

Bersama ini, Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara memohon kepada Bapak/Ibu Pimpinan Komite Etik Kedokteran Universitas Sumatera Utara untuk melakukan peninjauan etika penelitian terhadap usulan proposal penelitian magister yang diajukan oleh :

Nama : Dr. Janwar Sahnanda Nasution

Judul penelitian: :” Hubungan umur, paritas, indeks massa tubuh wanita SOPK terhadap rasio

LH/FSH tinggi.”

Atas bantuan dan perhatian Bapak/Ibu, kami ucapkan terimakasih.

Medan, 17 Oktober 2011

Hormat kami, Ketua Departemen Obstetri dan Ginekologi

Fakultas Kedokteran USU

(_Prof. Dr, Derfi Lutan, M.Sc, SpOG(K))


(6)

LAMPIRAN KUESIONER FAKTOR-FAKTOR KARAKTERISTIK SUBYEK

PENELITIAN *)

NAMA : ____________________ Alamat/Hp :____________ Umur : _____________________ RS/No. RM :___________ Haid Terakhir : _____________________ Tgl Pemeriksaan:___________

Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini, dengan mengisi kolom dan memberikan tanda (√) pada jawaban yang sesuai.

1. UMUR SAAT INI : ……… tahun

2. JUMLAH ANAK YANG DILAHIRKAN (hidup ataupun meninggal) 3. INDEKS MASSA TUBUH : ………

- Berat Badan (Kilogram) - Tinggi Badan (meter)

฀Underweight ฀ Normoweight ฀ Overweight ฀ Obese

4. Kadar Hormon LH : ... 5. Kadar Hormon FSH : ... 6. Rasio LH/FSH : ...

฀Normal ฀ Tinggi

*) Diisi oleh peneliti melalui proses wawancara, pemeriksaan fisik, pemeriksaan USG dan hasil laboratorium