Masa ini ditandai dengan memberikan reaksi terhadap Pietisme. Badan-badan PI sudah terlepas sepenuhnya dari unsur pemerintah, meskipun masih sering mengikuti jejak-jejak
kolonialisme. Pada masa ini, teologia yang mulai dipakai adalah teologi yang mengarah kepada teologi liberal dengan penekanan kepada sudut-sudut sosial dan peradaban. PI
sangat giat dilakukan, namun mengakibatkan korban yang tidak sedikit. Ada beberapa motif yang dipakai untuk melaksanakan PI pada masa ini, yaitu kasih dan ketaatan.
5. Masa baru, sejak 1914. Pada masa ini, badan-badan PI pada umumnya sudah mulai digerejanikan, gereja-gereja
‘muda’ mulai didewasakan. PI mulai berkembang ke arah oikumene, perhatian kepada kaum awam ditingkatkan, namun penekanan PI masih pada dimensi eskhatologia. Masa
ini juga ditandai dengan adanya penghalang pelaksanaan PI yaitu nasionalisme barat dan timur.
Pembagian sejarah PI yang dituliskan oleh Bavink di atas, sebenarnya hanya merupakan salah satu bentuk pembagian sejarah PI yang dibuat oleh para ahli. Namun setidaknya pembagian
ini dapat memberikan sedikit gambaran kepada kita tentang bagaimana sejarah PI itu berlangsung dari waktu ke waktu.
2.1. Konsep-Konsep Misi dalam Pemikiran Para Reformator
Secara langsung meskipun tidak ada pembahasan para reformator tentang penginjilan, namun dengan belajar dasar-dasar teologis secara Apriori Fakta yang dibela itu tetap merupakan
sesuatu yang tidak dapat dimengerti, namun ia adalah fakta yang tidak dapat disangkal dari mereka maka kita akan mengetahui secara biblistekstual, tentang pemikiran para reformator
dalam konteksnya tentang misi Pekabaran Injil. Sebut saja Calvin dari uraiannya tentang jabatan
gerejawi yang didasarkan pada Matius 28:19 yang adalah tugas gereja masa kini dari IV Institutio, latar belakang pemikirannya adalah polemik terhadap gereja Katolik Roma yang
akhirnya seolah-olah memindahkan perhatian dari visi pekabaran Injil yang begitu jelas dalam pasal sebelumnyaInst.IV,4 kepada jabatan secara polemis Inst. IV,5-6. Menurut Luther dalam
tafsirannya, Abraham menjadi berkat yang jauh lebih besar dari materi, ini tidak datang dari pribadi Abraham melainkan asalnya dari Allah Sendiri. Kemudian menurutnya cerita mengenai
Sara di Mesir dalam tafsirannya Ia memberitakan dan mengajarkan firman Allah kepada pembesar-pembesar Mesir, di sini Luther melihat pemberitaan firman AllahInjil Sebagai sesuatu
yang melekat kepada Setiap orang Percaya. Secara singkat titik tolak teologi Luther adalah misoner, tetapi tidak terwujud dalam praktek. Dinamika misionernya tidak dapat bertahan dalam
Lutheranisme. Baru Tahun 1984 ia ditemukan kembali hal ini berdasarkan kesimpulan Kirche
aus Allen Volkern. Martinus Burcer disebut sebagai “pietis” di kalangan reformator” ia
dimunculkan oleh Afred Erichson dari Strassburg. 1885, ia dikenal sebagai seorang misioner zendingsman, karena seruan untuk pelaksanaan Pekabaran Injil di tahun 1538. Secara ringkas
menurut A.M. Brouwer 1930. Motif-motif yang luhur dalam Pekabaran Injil sampai ke ujung bumi tersebar dalam karya-karyanya yang penting. Burcer Bertolak dari janji yang diberikan
sesudah Kejatuhan manusia Kj. 3:15, namun dosa makin menguasai manusia.
8
8 Studi Institut Misiologi Prasetia 1992: Mengupayakan Misi Gereja yang Kontekstual. Lihat Bagian I Perspektif Sejarah T. Kobong. Konsepsi Misi Dalam Teologi Para
ReformatorJakarta: Prasetia, 19921-15. Dalam pembahasannya dengan menunjukan secara tidak langsung dalam kaitan dengan Misi pekabaran injil menurutnya di
kesimpulan bahwa misi para reformator sangatlah kontekstual pada konteks mereka karena reformasi sebagai tugas utama yang memerlukan segala kemampuan berteologi
agar kontra-reformasi jangan meninggalkan reformasi, reformasi sibuk membenahi warga gereja yang merupakan prioritas utama dengan penakanan pada teaching dan
Secara Alkitabiah pemikiran, dan pemahaman iman yang juga secara langsung maupun tidak langsung semacam ini sangat mempengaruhi konsep berpikir gereja-gereja yang lahir dari
reformasi termasuk injili, dan ekumenis, yang nampak dalam pemahaman imannya maupun misinya yang berkembang hingga saat ini. Maka banyak teolog yang terpengaruh oleh cara
berpikir dan praktek misi yang diwariskan dari para Bapa gereja untuk menggumuli misi kristen dalam denominasinya, dan perkembangan misi secara lebih luas.
2.2. Pengertian Penginjilan