Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Sudut Pandang Akuntansi 1.

xxix 6. Penelitian yang dilakukan oleh Yongki Cahyaningrum 2005, yang berjudul beda akuntansi dan fiskal dalam menentukan Penghasilan Kena Pajak dan Pajak Penghasilan Badan. 7. Penelitian yang dilakukan oleh DR. Gunadi 1999, yang berjudul depresiasi aktiva tetap: suatu tinjauan pajak dan akuntansi. Perbedaan penelitian ini dibandingkan dengan penelitian–penelitian sebelumnya adalah penelitian ini membahas tentang perencanaan pajak tax planning yang akan difokuskan pada penyusutan aktiva tetap pada PT. Asuransi Bintang Tbk. Dengan adanya perencanaan pajak yang baik terhadap penyusutan tersebut, diharapkan akan mengurangi beban pajak Penghasilan Kena Pajak daripada PT. Asuransi Bintang Tbk. Merujuk pada latar belakang inilah, maka penulis tertarik untuk memberi judul pada skripsi ini yaitu “Perencanaan Pajak Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT Asuransi Bintang Tbk”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis uraikan diatas, permasalahan yang akan dibahas lebih lanjut adalah apakah PT Asuransi Bintang Tbk melakukan perencanaan pajak terhadap penyusutan aktiva tetap?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah PT Asuransi Bintang Tbk melakukan perencanaan pajak terhadap penyusutan aktiva tetap. xxx

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat bermanfaat bagi: 1. Pihak perusahaan Sebagai bahan masukan untuk mengetahui manfaat mengenai perencanaan pajak terhadap penyusutan aktiva tetap pada PT Asuransi Bintang Tbk. 2. Pihak penulis a. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi. b. Dengan adanya penelitian ini penulis dapat menerapkan teori-teori yang telah diperoleh selama ini. 3. Pihak pembaca Dapat menambah wawasan dan informasi mengenai perencanaan pajak penyusutan aktiva tetap. xxxi

BAB II LANDASAN TEORITIS

A. Sudut Pandang Akuntansi 1.

Aktiva Tetap Pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK Tahun 2004 No.16 paragraf 5 disebutkan bahwa definisi daripada aktiva tetap yaitu: “Aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.” Selanjutnya, dijelaskan kembali pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK Tahun 2004 No.16 paragraf 6, disebutkan bahwa: “Suatu benda berwujud harus diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap bila:

a. Besar kemungkinan probable bahwa manfaat keekonomian

dimasa yang akan datang yang berkaitan dengan aktiva tersebut akan mengalir kedalam perusahaan, dan

b. Biaya perolehan aktiva dapat diukur secara andal.”

Kecuali tanah, semua jenis aktiva tersebut mempunyai umur terbatas. Baik menurut akuntansi maupun ketentuan perpajakan nilai aktiva tetap tidak boleh dibebankan sekaligus sebagai biaya. Dalam ketentuan fiskal, aktiva tetap disebut dengan istilah harta berwujud yang dimiliki dan digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Menurut akuntansi komersial, aktiva tetap yang diperoleh dalam bentuk siap pakai dicatat xxxii berdasarkan harga beli ditambah biaya yang tejadi dalam rangka menempatkan aktiva tersebut pada kondisi dan yang siap dipergunakan, seperti: bea masuk, PPN, biaya pengangkutan dan lain sebagainya.

2. Penyusutan

Menurut Donald E. Kieso, Jerry J. Weygandt dan Terry D. Warfield 2002:61, penyusutan adalah: “Suatu usaha untuk menandingkan biaya aktiva dengan periode yang mendapat manfaat dari penggunaan aktiva tersebut.” Pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK Tahun 2004 No.16 paragraf 5 baris ke 16 dan 17 juga disebutkan bahwa definisi daripada penyusutan yaitu: “Alokasi sistematik jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aktiva sepanjang masa manfaat.” Menurut Sophar Lumbantoruan 1996:248, penyusutan adalah: “Proses alokasi sebagian harta perolehan aktiva menjadi biaya cost allocation, sehingga biaya tersebut mengurangi laba usaha.” Biaya penyusutan adalah biaya yang bukan merupakan biaya yang dikeluarkan dari kas. Penyusutan dilakukan sebab masa manfaat dan potensi aktiva yang dimiliki semakin berkurang. Pengurangan nilai aktiva tersebut dibebankan sebagai biaya secara berangsur–angsur atau proporsional. Alokasi biaya aktiva tetap dilakukan dengan membukukannya ke rekening biaya debet dan ke rekening akumulasi penyusutan kredit. xxxiii Rekening biaya akan tampak dalam perhitungan laba rugi, sedangkan akumulasi penyusutan terlihat dalam neraca.

a. Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Beban Penyusutan

Menurut akuntansi, ada empat faktor yang harus diperhatikan dalam perhitungan besarnya biaya penyusutan suatu aktiva yaitu: 1 Nilai Perolehan Nilai perolehan suatu aktiva yaitu jumlah yang dikeluarkan atau uang atau biaya yang timbul untuk memperoleh aktiva tersebut. Aktiva tetap dapat diperoleh antara lain dengan cara pembelian, sewa guna usaha dan pertukaran. Pada masing–masing cara penentuan harga perolehannya dan aktiva tetap dicatat sesuai dengan harga perolehannya. Secara akuntansi, tanggal perolehan juga sangat menentukan besar kecilnya biaya penyusutan, tetapi secara pajak tidaklah demikian. 2 Nilai Sisa Nilai sisa adalah jumlah neto yang diharapkan dapat diperoleh pada akhir masa manfaat suatu aktiva setelah dikurangi taksiran biaya pelepasan. 3 Sifat Aktiva Sifat dan cara penggunaan aktiva tetap tersebut dalam kegiatan usaha juga sangat mempengaruhi besar kecilnya penentuan biaya penyusutan. Misalnya mesin atau kendaraan bermotor adalah xxxiv aktiva yang sifatnya bergerak, oleh karena itu, cara penyusutannya berbeda dengan penyusutan atas gedung yang bersifat statis. 4 Masa Manfaat Atau Umur Aktiva Masa manfaat atau umur aktiva adalah periode suatu aktiva diharapkan digunakan oleh perusahaan atau jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari aktiva oleh perusahaan. Umur aktiva dapat dilihat dari umur teknis dan umur ekonomis. Umur teknis adalah umur aktiva sesuai dengan kriteria teknis aktiva. Umur ekonomis adalah jangka waktu pemanfaatannya secara ekonomis. Jadi dari empat faktor diatas dapat disimpulkan bahwa, pada saat aktiva diakui atau dipakai oleh perusahaan tersebut, pada saat itu juga penyusutan tersebut dimulai. Dan penyusutan mulai dihitung sejak tanggal pengakuan sampai dengan tanggal penarikan aktiva dari pemakaian.

b. Metode Penyusutan

Pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK Tahun 2004 No. 17 Paragraf 8 dan 9, diatur mengenai metode akuntansi yang diakui secara akuntansi. Paragraph 8 berisi: “Jumlah yang dapat disusutkan dialokasi ke setiap periode akuntansi selama masa manfaat aktiva dengan berbagai metode yang sistematis. Metode manapun yang dipilih, konsistensi dalam penggunaannya adalah perlu, tanpa memandang tingkat profitabilitas perusahaan dan pertimbangan perpajakan, agar dapat menyediakan daya banding hasil operasi perusahaan dari periode ke periode.” xxxv Selanjutnya, menurut Sophar Lumbantoruan 1996:250 dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK 2004 Paragraf 9 menyatakan bahwa penyusutan dilakukan dengan beberapa metode yang dapat dikelompokkan menurut kriteria berikut: 1 Berdasarkan waktu terdiri dari: a Metode Garis Lurus Straight Line Method Dapat dihitung dengan rumus: Nilai Perolehan – Nilai residu Penyusutan tiap tahun: Umur Pemakaian Contoh: Sebuah aktiva dibeli dengan harga Rp. 100.000,- nilai buku ditaksir Rp. 5.000,- umur teknis ditaksir 5 tahun. Biaya penyusutan per tahun: 100.000 – 5000 = 5 = Rp. 19.000,- Tabel 2.1 Penyusutan Menurut Metode Garis Lurus Akhir Tahun Harga Pokok Penyusutan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku 0 100.000 - - 100.000 1 100.000 19.000 19.000 81.000 2 100.000 19.000 38.000 62.000 3 100.000 19.000 57.000 43.000 4 100.000 19.000 76.000 24.000 5 100.000 19.000 95.000 5.000 95.000 Sumber:Sophar Lumbantoruan Akuntansi Pajak xxxvi b Metode Pembebanan yang Menurun Declining Balance Method 1. Metode Jumlah Angka Tahun Sum Of The Years Digits Method Metode ini akan menghasilkan beban penyusutan yang menurun berdasarkan pecahan yang menurun dari biaya yang dapat disusutkan biaya awal dikurangi nilai sisa. perhitungannya, apabila umur aktiva sama dengan 4 tahun maka penyebut angka pecahannya adalah jumlah angka tahun yaitu 1+2+3+4=10. angka pembilang pada tahun pertama sampai dengan keempat masing–masing adalah 410, 310, 210 dan 110. Contohnya, sama dengan data contoh 1, harga perolehan Rp. 6.000 dengan taksiran nilai residu Rp. 1.000 dasar penyusutan adalah Rp. 5.000 dengan umur pemakaian 4 tahun. Tabel 2.2 Penyusutan Menurut Metode Jumlah Angka Tahun Tahun Tarif Dasar Penyusutan Penyusutan 1 410 5.000 2.000 2 310 5.000 1.500 3 210 5.000 1.000 4 110 5.000 500 Jumlah 5.000 Sumber:Sophar Lumbantoruan Akuntansi Pajak xxxvii 2. Metode Saldo MenurunSaldo Menurun Ganda DecliningDouble Declining Balance Method Metode ini termasuk metode penyusutan yang dipercepat dan dapat dipakai dalam perpajakan. Tarif pajak dalam metode ini telah ditentukan terlebih dahulu dan besarnya sama untuk setiap tahun. Contohnya yaitu, data sama dengan contoh 1, tetapi ditentukan bahwa tarif pajaknya adalah 50 pertahun. Tabel 2.3 Penyusutan Menurut Saldo Menurun Ganda Tahun Nilai Buku Tarif Penyusutan 1 6.000 50 3.000 2 3.000 50 1.500 3 1.500 50 750 4 750 50 375 Jumlah 5.625 Sumber:Sophar Lumbantoruan Akuntansi Pajak 2 Berdasarkan Penggunaan terdiri dari: a Metode jam jasa service hour method Dapat dihitung dengan rumus: Nilai Perolehan – Nilai residu Penyusutan tiap tahun: Taksiran Jam Kerja Produktif Dengan contoh ilustrasi diatas, misalnya jam kerja aktiva tetap selama 50.000 jam maka per jam adalah sebagai berikut: xxxviii 100.000 – 50.000 = 50.000 = Rp. 1,9 per jam b Metode jumlah unit produksi produktif output method dapat dihitung dengan rumus: Nilai Perolehan – Nilai residu Penyusutan tiap tahun: Taksiran Jumlah Produksi Penyusutan setahun = Jumlah produksi setahun X Penyusutan per Unit Jika ilustrasi diatas ditaksir bahwa aktiva itu akan dapat berproduksi 500.000 unit, maka penyusutan per unit output adalah: 100.000 – 5.000 = 500.000 = Rp. 0,19 per output 3 Berdasarkan kriteria lainnya, terdiri dari: a Metode berdasarkan jenis dan kelompok group and composite method Dapat dihitung dengan rumus: 1 Penyusutan tiap tahun: Taksiran rata-rata umur grup aktiva xxxix Usaha Dairi mempunyai tiga truk dengan nilai perolehan Rp. 3.000,- Rp. 5.000,- dan Rp. 7.000,- Nilai residu masing–masing truk Rp. 250,- Rp. 500,- dan Rp. 750,- umur pemakaian semua truk 5 tahun Tabel 2.4 Penyusutan Berdasarkan Group Method No. Truk Nilai Perolehan Nilai Residu Penyusutan 1 3.000 250 2.750 2 5.000 500 4.500 3 7.000 750 6.250 15.000 1.500 13.500 Sumber:Sophar Lumbantoruan Akuntansi Pajak Tarif penyusutan group= 1 : 5 = 20 Penyusutan tiap tahun= 20 Rp. 15.000,- = Rp. 3.000,- b Metode Anuitas Annuity Method Dapat dihitung dengan rumus: Harga Pokok – Present Value Nilai Buku Penyusutan tiap tahun: PVUFni Contoh: Sebuah peralatan yang dibeli seharga Rp. 800.000,- ditaksir nilai bukunya Rp. 67.388,- tingkat bunga 10 taksiran umur 5 tahun = 800.000 – PV 67.388 PVIF = 800.000 – 67.388 X 0,620921 3,79078 xl = 800.000 – 41.834 3,79078 = 200.000 c Sistem persediaan inventory system

B. Sudut Pandang Pajak 1.