UML Unified Modelling Language Black Box Testing

14. Fleksibel dengan berbagai pemrograman. 15. Security yang baik. 16. Dukungan dari banyak komunitas. 17. Perkembangan software yang cukup cepat.

E. UML Unified Modelling Language

Pada aplikasi-aplikasi bisnis, metodologi-metodologi pengembangan aplikasi yang menggunakan bahasa pemrograman terstruktur structured programming language, DFD dan ERD kurang dapat beradaptasi dengan kebutuhan dan harapan pengguna user’s needs and expectations. Dengan alasan itu, para pakar di bidang perancangan perangkat lunak pada sekitar tahun 1890-1990 mulai bekerja dengan bahasa pemrograman yang berorientasi objek OOP [Object Oriented Programming] seperti C++ dan Java. Dengan demikian, diperlukan metodologi dan perkakas-perkakas tools yang lebih sesuai. Dalam hal ini, UML Unified Modelling Language yang merupakan metodologi kolaborasi antara metoda-metoda Booch, OMT Object Modelling Technique, serta OOSE Object Oriented Software Engineering dan beberapa metoda lainnya, merupakan metodologi yang paling sering digunakan saat ini untuk mengadaptasi maraknya penggunaan bahasa pemrograman berorientasi objek atau juga dikenal dengan OOP Nugroho, 2009.

F. Black Box Testing

Black box testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya. Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya “kotak hitam” yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenai proses testing di bagian luar. Jenis testing ini hanya memandang perangkat lunak dari sisi spesifikasi, fungsi dan kebutuhan yang telah didefinisikan pada saat awal perancangan. Sebagai contoh, jika terdapat perangkat lunak yang merupakan sebuah sistem informasi inventory di sbuah perusahaan. Maka pada jenis white box testing, perangkat lunak tersebut akan berusaha dibongkar listing programnya untuk kemudian dites menggunakan teknik-teknik yang telah dijelaskan sebelumnya. Sedangkan pada jenis black box testing, perangkat lunak tersebut akan dieksekusi kemudian berusaha dites apakah telah memenuhi kebutuhan pengguna yang didefinisikan pada saat awal tanpa harus membongkar listing programnya Rizky, 2011. Beberapa keuntungan yang diperoleh dari black box testing ini antara lain Rizky, 2011: 1. Anggota tim tester tidak harus dari seseorang yang memiliki kemampuan teknis di bidang pemrograman. 2. Kesalahan dari perangkat lunak ataupun bug seringkali ditemukan oleh komponen tester yang berasal dari pengguna. 3. Hasil dari black box testing dapat memperjelas kontradiksi ataupun kerancuan yang mungkin timbul dari eksekusi sebuah perangkat lunak. 4. Proses testing dapat dilakukan lebih cepat dibandingkan white box testing. Beberapa teknik testing yang tergolong dalam tipe black box antara lain Rizky, 2011: 1. Equivalence Partitioning Pada teknik ini tiap input data dikelompokkan ke dalam grup tertentu, yang kemudian dibandingkan dengan output. 2. Boundary Value Analysis Teknik ini adalah teknik yang sangat umum digunakan pada saat awal suatu perangkat lunak selesai dikerjakan. Pada teknik ini, dilakukan input yang melebihi dari batasan suatu data. Sebagai contoh, untuk suatu input harga barang, maka dapat dilakukan testing dengan menggunakan angka negatif yang tidak diperbolehkan dalam sebuah harga. Jika perangkat lunak berhasil mengatasi input yang salah tersebut, maka dapat dikatakan teknik ini telah selesai dilakukan. 3. Cause Effect Graph Dalam teknik ini, dilakukan proses testing yang menghubungkan sebab dari suatu input dan akibatnya pada output yang dihasilkan. Sebagai contoh, pada suatu inputan nilai siswa, jika diinputkan angka 100, maka output nilai huruf seharusnya A. Tetapi bisa dilakukan testing, apakah output nilai huruf yang dikeluarkan jika ternyata input nilai adalah 67,5. 4. Random Data Selection Seperti namanya, teknik ini berusaha melakukan proses input data dengan menggunakan nilai acak, dari hasil input tersebut kemudian dibuat suatu tabel yang menyatakan validitas dari output yang dihasilkan 5. Feature Test Pada teknik ini, dilakukan proses testing terhadap spesifikasi dari perangkat lunak yang telah selesai dikerjakan. Misalkan, pada perangkat lunak sistem informasi akademik dapat dicek apakah fitur untuk melakukan entri nilai telah tersedia, begitu juga dengan fitur entri data siswa maupun entri data guru yang akan melakukan entri nilai.

III. METODE PENELITIAN A.

Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. Waktu penelitian adalah pada semester genap tahun ajaran 2010-2011 sampai dengan semester ganjil tahun ajaran 2011-2012. B. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam mengembangkan sistem ini yaitu 1 unit notebook dengan spesifikasi perangkat keras sebagai berikut: 1. Processor Intel ® Core ™ 2 Duo 2.00 GHz 2. HDD 250 GB 3. RAM 4 GB Perangkat lunak yang digunakan dalam pengembangan sistem ini yaitu: 1. Sistem Operasi Windows 7 Ultimate 2. Xampp-win32-1.7.4-VC6 3. Macromedia Dreamweaver