PENERAPAN FUZZY SET UNTUK PENGKATEGORIAN SOAL SIMULASI ENGLISH PROFICIENCY TEST (EPT) BERBASIS WEB DI JURUSAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS LAMPUNG

(1)

PENERAPAN FUZZY SET UNTUK PENGKATEGORIAN SOAL SIMULASI ENGLISH PROFICIENCY TEST (EPT)

BERBASIS WEB

DI JURUSAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh ANGGI DESILIA

JURUSAN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG


(2)

PENERAPAN FUZZY SET UNTUK PENGKATEGORIAN SOAL SIMULASI ENGLISH PROFICIENCY TEST (EPT)

BERBASIS WEB

DI JURUSAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS LAMPUNG

Oleh ANGGI DESILIA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar SARJANA KOMPUTER

Pada

Jurusan Ilmu Komputer

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

JURUSAN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG


(3)

BERBASIS WEB DI JURUSAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS LAMPUNG Nama Mahasiswa : Anggi Desilia

Nomor Pokok Mahasiswa : 0717032025

Jurusan : Ilmu Komputer

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Didik Kurniawan, S.Si., M.T. Anie Rose Irawati, S.T., M.Cs. NIP 19800419 2005 01 1 004 NIP 19791031 2006 04 2 002

2. Mengetahui

Ketua Jurusan Ilmu Komputer FMIPA Universitas Lampung

Ir., Machudor Yusman, M.Kom. NIP 19570330 198603 1 003


(4)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Didik Kurniawan, S.Si., M.T. ………

Sekretaris : Anie Rose Irawati, S.T., M.Cs. ………

Anggota : Dra. Wamiliana, M.A., Ph.D. ………

2. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Prof. Suharso, Ph.D.

NIP 19690530 199512 1 001


(5)

ABSTRAK

PENERAPAN FUZZY SET UNTUK PENGKATEGORIAN SOAL SIMULASI ENGLISH PROFICIENCY TEST (EPT)

BERBASIS WEB

DI JURUSAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS LAMPUNG Oleh

ANGGI DESILIA

Nilai EPT digunakan sebagai salah satu syarat untuk kelengkapan wisuda di lingkungan Universitas Lampung. Pada pelaksanaannya, pihak penyelenggara EPT menyediakan beberapa paket soal yang dikategorikan secara manual berdasarkan prioritas tertentu. Pengkategorian secara manual membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga kurang efektif dan efisien, untuk itu diusulkan sistem yang dapat mengkategorikan soal berdasarkan tingkat kesulitannya dan mengacu pada data jawaban para peserta tes. Karena tingkat kesulitan soal termasuk dalam variabel linguistik, maka teori fuzzy set yang diterapkan pada sistem pengkategorian soal ini. Hasil dari penelitian ini sistem dapat mengkategorikan soal-soal EPT berdasarkan nilai yang diperoleh dari proses simulasi EPT yang diujikan kepada mahasiswa Jurusan Ilmu Komputer Universitas Lampung.


(6)

ABSTRAK

THE IMPLEMENTATION OF FUZZY SET FOR

QUESTIONS CATEGORIZATION FOR ENGLISH PROFICIENCY TEST (EPT) SIMULATION WEB BASED

IN DEPARTMENT OF COMPUTER SCIENCE LAMPUNG UNIVERSITY By

ANGGI DESILIA

The result of EPT is used as one of requirements for graduation completeness in Lampung University. In practice, organisers of EPT provide some packages of questions which are categorized manually based on particular priority. The manual categorization needs so much times which is not effective and efficient, therefore a system which can categorize questions based on difficulty level and refer to

participant’s answer is proposed. Since the level of difficulty is one of linguistic variabel, then fuzzy set theory is implemented in this categorization system. The result of this research is system can categorizing questions of EPT based on score that was gotten from process of EPT simulation which has been tested to computer

science’s students at the University of Lampung.


(7)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Penerapan Fuzzy Set untuk Pengkategorian Soal Simulasi English Proficiency Test (EPT) Berbasis Web di Jurusan Ilmu Komputer Universitas Lampung” ini merupakan hasil karya saya sendiri dan bukan hasil karya orang lain. Semua hasil tulisan yang tertuang dalam skripsi ini telah mengikuti kaidah penulisan karya ilmiah Universitas Lampung. Apabila di kemudian hari terbukti bahwa skripsi ini merupakan hasil penjiplakan atau dibuat oleh orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi berupa pencabutan gelar akademik yang telah saya terima.

Bandar Lampung, 16 Mei 2012

Anggi Desilia NPM. 0717032025


(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 29 Desember 1988, sebagai putri tunggal dari Bapak Lulus Triono dan Ibu Prasasti.

Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SDN 4 Sukajawa Tanjung Karang Barat Bandar Lampung pada tahun 2001, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di SLTPN 2 Bandar Lampung pada tahun 2004, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 2 Bandar Lampung pada tahun 2007.

Tahun 2007, penulis terdaftar sebagai mahasiswi Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung melalui jalur SPMB. Pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2010, penulis melakukan kerja praktek di PT. Telekomunikasi Indonesia Consumer Service Area Lampung.


(9)

Berusahalah semaksimal mungkin dengan iringan doa

dan ridho Allah SWT yang selalu menyertai kelak

akan memperoleh hasil terbaik dengan senyuman manis

terindah.

Awali hari dengan niat suci dan doa.

Proses merupakan pengalaman yang amat berharga dan

teramat berkesan selain tujuan yang akan dicapai.


(10)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya kecil ini kepada:

Bapak dan Ibuku Tercinta

Terima kasih atas semua kerja keras, doa yang tiada

henti, serta dukungan moril dan materil demi

terwujudnya semua cita-cita dan impianku.

Serta...

Seseorang tersayang, sahabat-sahabatku, dan juga

almamater yang kubanggakan.


(11)

SANWACANA

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang menciptakan seluruh kehidupan, berkat rahmat, hidayah, dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi dengan judul “Penerapan Fuzzy Set untuk Pengkategorian Soal Simulasi English Proficiency Test (EPT) Berbasis Web di Jurusan Ilmu Komputer Universitas Lampung” adalah salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Didik Kurniawan, S.Si., M.T., selaku Pembimbing Utama atas kesediaanya untuk memberikan bimbingan, bantuan, saran, dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.

2. Ibu Anie Rose Irawati, S.T., M.Cs., selaku Pembimbing Kedua atas kesediaanya untuk memberikan bimbingan, saran, kritik serta bantuannya dalam proses penyelesaian skripsi ini.

3. Ibu Dra. Wamiliana, M.A., Ph.D., selaku Penguji pada ujian skripsi. Terimakasih untuk masukan dan saran-saran yang sangat mendidik.

4. Bapak Tiryono Ruby, M.Sc., Ph.D. selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan motivasi, dukungan dan pengarahan selama masa perkuliahan.


(12)

5. Kedua orang tua tercinta, Bapak Lulus Triono dan Ibu Prasasti, yang selalu mecurahkan kasih sayangnya dan selalu mendukung secara moril dan materil. 6. Seluruh Dosen di lingkungan Universitas Lampung.

7. Keluarga besar Suroto dan keluarga besar Almarhum Soewardi.

8. Seseorang tersayang, Terry Setiawan, yang selalu sabar dan selalu memberikan dukungan, motivasi, dan doa.

9. Sahabat-sahabatku tersayang Aziza Yunitasari, Nurhayati, Eko Agus Prasetyo, Fitriawan Sukamto, Erinda Putri, Kartika Septianingrum, Indah Dwi Tiara, terimakasih atas bantuan, dukungan dan motivasinya.

10.Teman-teman seperjuangan skripsi Wika, Friska, Vita, Umi, Reni, Winda, Nyimas, Sri, Liya, Like, Gozali, Vendo, Sapta, Hadi.

11.Keluarga besar ILKOM 2007, terima kasih banyak untuk kebersamaannya. 12.Kakak-kakak tingkat, Kak Apis, Kak Boby, Kak Ruly.

13.Seluruh pihak yang telah telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas peran dan dukungannya dalam penyelesaian skripsi ini. Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan saran yang membangun diharapkan dari para pembaca untuk penyempurnaan penulisan di masa mendatang.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Bandar Lampung, 16 Mei 2012 Penulis


(13)

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Memiliki kemampuan dan keterampilan dalam berbahasa Inggris menjadi suatu kebutuhan yang sangat penting untuk saat ini, terlebih lagi bagi para mahasiswa. Mahasiswa dengan kemampuan berbahasa Inggris yang baik, memiliki cakupan wawasan dan ilmu pengetahuan menjadi lebih luas. Pada umumnya, universitas-universitas yang ada di Indonesia memang tidak menerapkan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar perkuliahan, namun tidak menutup kemungkinan adanya perkuliahan yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. Kemampuan berbahasa Inggris juga diperlukan bagi mahasiswa untuk memahami materi perkuliahan, terkadang para mahasiswa harus mempelajari materi perkuliahan melalui buku ataupun literatur lainnya yang menggunakan bahasa Inggris. Apabila kemampuan bahasa Inggris yang dimiliki oleh para mahasiswa tergolong rendah, maka akan menimbulkan hambatan dari segi pemahaman materi.

Pentingnya memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang baik tidak hanya dirasakan oleh para mahasiswa pada saat menjalankan proses perkuliahan, namun tetap terus berlanjut hingga menyelesaikan tugas mereka sebagai


(14)

2

mahasiswa dan ingin memasuki dunia kerja ataupun melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Sebagai contoh yaitu penggunaan nilai English Proficiency Test (EPT) sebagai salah satu syarat wisuda bagi para mahasiswa Universitas Lampung.

Pada lingkungan Universitas Lampung, tes EPT diselenggarakan untuk mengetahui tingkat kemampuan berbahasa Inggris bagi para mahasiswa dan juga bagi mayarakat umum. Sistem pelaksanaan yang digunakan masih menggunakan sistem kertas dan pensil (Paper-Based Test) sedangkan untuk materi soal yang diujikan sejenis dengan materi pada soal TOEFL® PBT (Paper-Based Test). Pada pelaksanaan tes EPT di Universitas Lampung disediakan beberapa paket soal, dimana untuk masalah pemilihan dan pembagian paket soal telah diatur oleh pihak yang terkait. Berdasarkan adanya beberapa paket soal tersebut maka para peserta di suatu ruangan akan mendapat paket soal yang berbeda dengan para peserta di ruangan lainnya walaupun sedang mengikuti tes di waktu yang sama.

Berbicara tentang adanya paket soal pada tes EPT di Universitas Lampung, ada beberapa aspek yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam proses pemilihan ataupun pembagian paket soal, salah satunya yaitu berdasarkan kategori tingkat kesulitan soal. Pembagian paket soal EPT akan terasa adil apabila para peserta mendapatkan soal dengan tingkat kesulitan yang sama, walaupun jenis soal yang diperoleh berbeda-beda. Tingkat kesulitan soal tergolong sebagai variabel linguistik, dimana anggota variabel tersebut tidak dinyatakan dalam bentuk nilai, melainkan berupa bahasa alamiah yang dapat


(15)

menggambarkan jenis-jenis kategori soal yaitu mudah, cukup, ataupun sulit. Proses pengkategorian soal EPT ini dapat dilakukan dengan menerapkan teori fuzzy set serta aturan tentang fungsi keanggotaannya, karena variabel linguistik dan fungsi keanggotaan merupakan dua hal yang saling berkaitan. Pada proses pengkategorian soal EPT ini dibutuhkan data berupa berapa banyak peserta yang dapat menjawab suatu jenis soal dengan benar. Data tersebut dapat diperoleh setelah diadakan pelaksanaan tes simulasi EPT. Berdasarkan hal tersebut, maka dikembangkanlah Sistem Tes Simulasi EPT pada Jurusan Ilmu Komputer Universitas Lampung ini. Selain sebagai media untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam proses pengkategorian soal dengan penerapan fuzzy set, sistem ini juga dapat digunakan sebagai media dalam berlatih mengerjakan tes EPT bagi para mahasiswa Jurusan Ilmu Komputer Universitas Lampung.

B.Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah mengembangkan suatu sistem simulasi EPT berbasis web sebagai media pendukung dalam proses pengkategorian soal dengan penerapan fuzzy set, dan juga sebagai media pembelajaran tes EPT bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Komputer Universitas Lampung.


(16)

4

C.Batasan Masalah

Untuk menyederhanakan permasalahan-permasalahan yang akan diselesaikan dalam penelitian ini, maka diberi batasan masalah sebagai berikut:

1. Terdapat 3 paket soal, yaitu paket soal A, B, dan C. Masing-masing paket soal tersebut terdiri dari 50 soal Listening Comprehension, 40 soal Structure and Written Expression, dan 50 soal Reading Comprehension and Vocabulary.

2. Terdapat 3 kali jadwal pelaksanaan simulasi tes dalam 1 hari, yaitu pagi (pukul 08.00-10.00), siang (pukul 11.00-13.00), dan sore (pukul 14.00-16.00).

3. Seluruh soal disajikan dalam bentuk multiple choice atau pilihan ganda, dan juga secara random.

4. Teknik scoring dan aturan pelaksanaan tes mengikuti aturan pada TOEFL® PBT (Paper-Based Test).

5. Peserta hanya dapat mengikuti 1 kali simulasi EPT.

6. Pengkategorian soal dengan menerapkan fuzzy set dapat dilakukan setelah dilakukannya simulasi EPT (minimal 1 kali simulasi).

7. Sistem ini dikembangkan dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP, database MySQL dan web server Apache (dalam hal ini mengggunakan software XAMPP).


(17)

D.Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengembangkan suatu sistem tes simulasi EPT berbasis web.

2. Menerapkan fuzzy set pada proses pengkategorian soal, dalam hal ini soal yang dikategorikan yaitu soal-soal EPT.

E.Manfaat

Manfaat dari dilaksanakannya penelitian ini yaitu:

1. Diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti lain yang ingin mengembangkan suatu sistem yang berkaitan dengan proses pengkategorian soal.

2. Diharapkan dapat digunakan sebagai media pembelajaran dan juga media untuk berlatih mengerjakan soal-soal EPT sebelum mengikuti EPT yang sebenarnya.

3. Diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti lain yang ingin mengembangkan sistem berbasis web dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP, database MySQL, metode waterfall dan disertai dengan penerapan fuzzy set.


(18)

II. LANDASAN TEORI

A.English Proficiency Test (EPT)

EPT (English Proficiency Test) adalah tes menyeluruh yang mengukur semua aspek dalam kemahiran berbahasa Inggris khususnya untuk keperluan akademis. Keterampilan berbahasa yang diuji meliputi mendengar, berbicara, membaca dan menulis. Komponen bahasa yang diuji meliputi kosakata, tata bahasa, pengucapan, termasuk intonasi dan tekanan. Nilai tes EPT menggambarkan prediksi nilai TOEFL®. Nilai tes EPT merupakan salah satu persyaratan untuk mengikuti program sarjana dan pasca sarjana di beberapa perguruan tinggi terkemuka di Indonesia. Nilai tes EPT dipakai sebagai salah satu persyaratan rekrutmen oleh banyak perusahaan nasional dan multi nasional di Indonesia. Nilai tes EPT dijadikan salah satu persyaratan oleh banyak perusahaan bagi karyawan yang akan dikirim untuk mengikuti seminar, kursus atau pelatihan yang menggunakan bahasa Inggris (http://www.lia.ac.id).

Jika soal yang digunakan sejenis dengan soal TOEFL® Paper-based Test maka teknik penilaian yang digunakan juga menyesuaikan dengan teknik penilaian pada TOEFL® Paper-based Test berikut ini :


(19)

Tabel 2.1 Aturan konversi skor (Phillips, 2001)

Jumlah jawaban

benar

Dikonversi menjadi (Section 1 Listening)

Dikonversi menjadi (Section 2 Structure)

Dikonversi menjadi (Section 3 Reading)

50 68 - 67

49 67 - 66

48 66 - 65

47 65 - 63

46 63 - 61

45 62 - 60

44 61 - 59

43 60 - 58

42 59 - 57

41 58 - 56

40 57 68 55

39 57 67 54

38 56 65 54

37 55 63 53

36 54 61 52

35 54 60 52

34 53 58 51

33 52 57 50

32 52 56 49

31 51 55 48

30 51 54 48

29 50 53 47

28 49 52 46

27 49 51 46

26 48 50 45

25 48 49 44

24 47 48 43

23 47 47 43

22 46 46 42

21 45 45 41

20 45 44 40

19 44 43 39

18 43 43 38


(20)

8

Rumusnya:

Langkah 1: (jumlahkan hasil konversi) section 1 + section 2 + section 3 Langkah 2: hasil penjumlahan dibagi 3

Langkah 3: hasil pembagian dikali 10 ( itulah nilai ahirnya)

Tabel 2.2 Contoh hasil konversi (Phillips, 2001)

SECTION 1 SECTION 2 SECTION 3

Jumlah jawaban benar

30 28 43

Hasil konversi 51 52 58

Langkah 1: 51 + 52 + 58 = 161 Langkah 2: 161/3 = 53,7

Langkah 3: 53,3 x 10 = 537 (nilai akhirnya)

16 41 40 36

15 41 40 35

14 37 38 34

13 38 37 32

12 37 36 31

11 35 35 30

10 33 33 29

9 32 31 28

8 32 29 28

7 31 27 27

6 30 26 26

5 29 25 25

4 28 23 24

3 27 22 23

2 26 21 23

1 25 20 22


(21)

B.Logika Fuzzy

Konsep Logika Fuzzy dicetuskan oleh Lotfi Zadeh, seorang profesor University of California di Berkeley, dan dipresentasikan bukan sebagai metodologi kontrol, namun sebagai suatu cara pemrosesan data yang memperbolehkan anggota himpunan parsial daripada anggota himpunan kosong atau non-anggota. Pendekatan ini pada teori himpunan tidak diaplikasikan untuk mengontrol sistem sampai tahun 70-an karena kurangnya kemampuan komputer-mini pada saat itu. Profesor Zadeh beralasan bahwa masyarakat tidak butuh ketepatan, input informasi numeris, dan mereka belum sanggup dengan kontrol adaptif yang tinggi. Jika kembalian dari kontroler dapat diprogram untuk menerima noisy, input yang tidak teliti, mereka akan lebih efektif dan lebih mudah diimplementasikan (Kusrini, 2008).

1. Pengertian Logika Fuzzy

Sebelum munculnya teori logika fuzzy (Fuzzy Logic), dikenal suatu logika tegas (Crisp Logic) yang memiliki nilai benar atau salah secara tegas. Sebaliknya logika fuzzy merupakan sebuah logika yang memiliki nilai kekaburan atau kesamaran (fuzzyness) antara benar dan salah. Dalam teori logika fuzzy suatu nilai bisa bernilai benar dan salah secara bersamaan namun berapa besar kebenaran dan kesalahan suatu nilai tergantung kepada bobot keanggotaan yang dimilikinya (Naba, 2009).


(22)

10

2. Kelebihan Logika Fuzzy

Terdapat beberapa hal yang menjadi kelebihan dari Logika Fuzzy (Naba, 2009):

1. Memiliki kemampuan dalam proses penalaran secara bahasa (linguistic reasoning), sehingga dalam perancangannya tidak memerlukan persamaan matematika dari objek yang akan dikendalikan.

2. Konsep logika fuzzy adalah sangat sederhana sehingga mudah dipahami. Kelebihannya dibanding konsep yang lain bukan pada kompleksitasnya, tetapi pada naturalness pendekatannya dalam memecahkan masalah. 3. Logika fuzzy adalah fleksibel, dalam arti dapat dibangun dan

dikembangkan dengan mudah tanpa harus memulainya dari “nol”.

4. Logika fuzzy memberikan toleransi terhadap ketidakpresisian data. Hal ini sangat cocok dengan fakta sehari-hari. Segala sesuatu di alam ini relatif tidak presisi, bahkan meskipun kita lihat atau amati secara lebih “dekat” dan hati-hati. Logika fuzzy dibangun berdasar pada fakta ini. 5. Pemodelan atau pemetaan untuk mencari hubungan data input-output

dari sembarang sistem black-box bisa dilakukan dengan memakai sistem fuzzy.

6. Pengetahuan atau pengalaman dari para pakar dapat dengan mudah dipakai untuk membangun logika fuzzy. Hal ini merupakan kelebihan utama logika fuzzy disbanding JST. Pemodelan sistem dengan JST berdasar data input-output hanya akan menghasilkan model JST yang masih juga sebagai black-box, karena kita sulit mengetahui bagaimana


(23)

cara kerja model JST yang dihasilkan. Dalam pemodelan sistem dengan JST, tidak ada mekanisme untuk melibatkan pengetahuan manusia (pakar) dalam proses pelatihan JST. Jika kita menggunakan logika fuzzy, pengetahuan manusia bisa relatif lebih mudah dilibatkan dalam pemodelan sistem fuzzy.

7. Logika fuzzy dapat diterapkan dalam desain sistem kontrol tanpa harus menghilangkan teknik desain sistem kontrol konvensional yang sudah terlebih dahulu ada.

8. Logika fuzzy berdasar pada bahasa manusia

3. Variabel Linguistik

Variabel linguistik adalah sebuah variabel yang memiliki nilai berupa kata-kata dalam bahasa alamiah bukan angka. Penggunaan kata-kata atau kalimat lebih dipilih dibandingkan dengan penggunaan angka karena peranan linguistik memang kurang spesifik dibandingkan angka, namun informasi yang disampaikan lebih informatif. Sebagai contoh yaitu jika “Kecepatan” adalah variabel linguistik, maka nilai linguistik untuk variabel “Kecepatan” adalah, misalnya “Lambat”, “Sedang”, “Cepat”. Hal ini sesuai dengan kebiasaan manusia sehari-hari dalam menilai sesuatu. Misalnya dalam kalimat “Ia mengendarai mobil dengan cepat”, tanpa memberikan nilai berapa kecepatannya. Setiap variabel linguistik berkaitan dengan sebuah fungsi keanggotaan (Idhan, 2007).


(24)

12

Definisi formal dari variabel linguistik diberikan sebagai berikut (Idhan, 2007):

Sebuah variabel linguistik dikarakterisasi oleh (X, T(x), U, M), dimana:  X = Nama variabel (variabel linguistik) yang menjadi objek.

 T(x) = Himpunan semua istilah (nilai-nilai) linguistik yang terkait dengan (nama) variabel (X) yang menggambarkan objek tersebut.

 U = Dominan fisik aktual atau ruang lingkup dimana variabel linguistik X mengambil nilai-nilai kuantitatifnya atau nilai numeris (crisp)  himpunan semesta.

 M = Suatu aliran semantik yang menghubungkan setiap nilai linguistik dalam T dengan suatu himpunan fuzzy dalam U.

4. Himpunan Fuzzy (Fuzzy Set)

Dalam teori logika fuzzy dikenal himpunan fuzzy (fuzzy set) yang merupakan pengelompokkan sesuatu berdasarkan variabel bahasa (linguistic variable) yang dinyatakan dalam fungsi keanggotaan. Di dalam semesta pembicaraan (universe of discourse) U, fungsi keanggotaan dari suatu himpunan fuzzy tersebut bernilai antara 0.0 sampai dengan 1.0 (Kusrini, 2008)


(25)

5. Fungsi Keanggotaan

Fungsi keanggotaan pada fuzzy set mendefinisikan bagaimana tiap titik dalam ruang input dipetakan menjadi bobot atau derajat keanggotaan antara 0 dan 1 (Naba, 2009).

Menurut buku Artificial Intelligence (Negnevitsky, 2002), pada teori fuzzy, himpunan fuzzy A (fuzzy set A) dari semesta � didefinisikan oleh fungsi µA(x) yang disebut fungsi keanggotaan dari himpunan A.

µA(x) : X  [0,1] dimana:

µA(x) = 1 jika x secara total berada di A; µA(x) = 0 jika x tidak berada di A; 0 < µA(x) < 1 jika x sebagian berada di A.

Fungsi keanggotaan adalah sebuah representasi grafis dari besarnya partisipasi masing-masing input. Fungsi keanggotaan dihubungkan dengan pembobotan masing-masing input yang diproses, definisi pencocokkan fungsi antar-input dan penentuan respons keluaran. Sebagai contoh dalam menentukan fungsi keanggotaan, diberikam himpunan semesta U adalah umur manusia antara [0, 100]. Seseorang dikatakan tua jika dia berumur lebih dari 50 tahun. Sedangkan orang yang berumur 30 tahun atau kurang, dianggap tidak tua. Fungsi keanggotaannya ditunjukkan oleh rumus berikut ini :


(26)

14

0, � � � = �− 0

0 , < � < , �

Jika diketahui seseorang memiliki umur 35 tahun, maka dapat diketahui derajat ketuaannya adalah sebesar (35-30)/20 yaitu 0,25. Fungsi keanggotaan dari suatu himpunan fuzzy dinyatakan dengan derajat keanggotaan suatu nilai terhadap nilai tegasnya yang berkisar antara 0,0 sampai dengan 1,0. Jika A: himpunan fuzzy, µA: fungsi keanggotaan dan X: semesta, maka fungsi keanggotaan dalam suatu himpunan fuzzy dapat dinyatakan dengan A= {(x, µA(x))|x€X} (Kusrini, 2008).

Berikut ini merupakan contoh grafik keanggotaan dan juga fungsi keanggotaan menurut Modul Kecerdasan buatan v2.0 Bab V-VIII (Idhan, 2007)


(27)

Contoh grafik di atas adalah suatu fungsi keanggotaan untuk variabel umur yang dibagi menjadi 3 kategori atau 3 himpunan fuzzy yaitu muda, parobaya, dan tua, dimana dapat direpresentasikan sebagai berikut:

1, jika �  µmuda(x) = −�

− , jika < � < 0, jika �

0, jika � atau �

�−

− , jika < � <  µparobaya(x) =

−�

− , jika < � <

1, jika � 0, jika �

µtua(x) = �−

− , jika < � < 1, jika �

C.PHP

Menurut dokumen resmi PHP, PHP merupakan singkatan dari PHP Hypertext Preprocessor. PHP merupakan bahasa berbentuk skrip yang ditempatkan dalam server dan diproses di server. Hasilnyalah yang dikirimkan ke client, tempat pemakai menggunakan browser. Secara khusus, PHP dirancang untuk membentuk aplikasi web dinamis. Artinya, PHP dapat membentuk suatu tampilan berdasarkan permintaan terkini. Misalnya, pengguna bisa menampilkan isi database ke halaman web. Pada prinsipnya PHP mempunyai


(28)

16

fungsi yang sama dengan skrip-skrip seperti ASP (Active Server Page), Cold Fussion, ataupun Perl. Namun, perlu diketahui bahwa PHP sebenarnya bisa dipakai secara command line. Artinya, skrip PHP dapat dijalankan tanpa melibatkan web server maupun browser (Kadir, 2008).

Kelahiran PHP bermula saat Rasmus Lerdorf membuat sejumlah skrip Perl yang dapat mengamati siapa saja yang melihat-lihat daftar riwayat hidupnya, yakni pada tahun 1994. Skrip-skrip ini selanjutnya dikemas menjadi tool yang disebut “Personal Home Page”. Paket inilah yang menjadi cikal bakal PHP. Pada tahun 1995, Rasmus menciptakan PHP/FI Versi 2. Pada versi inilah pemrogram dapat menempelkan kode terstruktur di dalam tag HTML. Yang menarik, kode PHP juga bisa berkomunikasi dengan database dan melakukan perhitungan-perhitungan yang kompleks sambil jalan (Kadir, 2008).

Pada saat ini PHP cukup populer sebagai peranti pemrograman web, terutama di lingkungan Linux. Walaupun demikian, PHP sebenarnya juga dapat berfungsi pada server-server yang berbasis UNIX, Windows, dan Macintosh. Pada awalnya, PHP dirancang untuk diintegrasikan dengan web server Apache. Namun belakangan PHP juga dapat bekerja dengan web server seperti PWS (Personal Web Server), IIS (Internet Information Server), dan Xitami. PHP bersifat bebas dipakai, sehingga tidak perlu membayar untuk menggunakan perangkat lunak ini, alias free. PHP tersedia dalam bentuk kode biner maupun kode sumber yang lengkap, dan untuk mendapatkannya dapat mengunduhmya melalui situs http://www.php.net (Kadir, 2008).


(29)

Salah satu kelebihan dari PHP adalah mampu berkomunikasi dengan berbagai database yang terkenal. Dengan demikian, menampilkan data yang bersifat dinamis, yang diambil dari database, merupakan hal yang mudah untuk diimplementasikan. Itulah sebabnya sering dikatakan bahwa PHP sangat cocok untuk membangun halaman-halaman web yang dinamis. Pada saat ini PHP sudah dapat berkomunikasi dengan berbagai database meskipun dengan kelengkapan yang berbeda-beda. Beberapa di antaranya yaitu DBM, FilePro (Personix, Inc), Informix, Ingres, InterBase, Microsoft Access, MSQL, MySQL, Oracle, PostgreSQL, Sybase (Kadir, 2008).

D.MySQL

MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL (database management system) atau DBMS yang multithread, multi-user, dengan sekitar 6 juta instalasi di seluruh dunia. MySQL AB membuat MySQL tersedia sebagai perangkat lunak gratis di bawah lisensi GNU General Public License (GPL), tetapi mereka juga menjual dibawah lisensi komersial untuk kasus-kasus dimana penggunanya tidak cocok dengan penggunaan GPL. Tidak seperti PHP atau Apache yang merupakan software yang dikembangkan oleh komunitas umum, dan hak cipta untuk kode sumber dimiliki oleh penulisnya masing-masing, MySQL dimiliki dan disponsori oleh sebuah perusahaan komersial Swedia yaitu MySQL AB. MySQL AB memegang penuh hak cipta atas hampir semua kode sumbernya. MySQL dapat diunduh di situs resminya yaitu http://www.mysql.com (Solichin, 2010).


(30)

18

Fitur-fitur MySQL antara lain (Solichin, 2010):

1. Relational Database System. Seperti halnya software database lain yang ada di pasaran, MySQL termasuk RDBMS.

2. Arsitektur Client-Server. MySQL memiliki arsitektur client-server dimana server database MySQL terinstal di server. Client MySQL dapat berada di komputer yang sama dengan server, dan dapat juga di komputer lain yang berkomunikasi dengan server melalui jaringan bahkan internet.

3. Mengenal perintah SQL standar. SQL (Structured Query Language) merupakan suatu bahasa standar yang berlaku di hampir semua software database. MySQL mendukung SQL versi SQL:2003.

4. Mendukung Sub Select. Mulai versi 4.1 MySQL telah mendukung select dalam select (sub select).

5. Mendukung Views. MySQL mendukung views sejak versi 5.0.

6. Mendukung Stored Prosedured (SP). MySQL mendukung SP sejak versi 5.0.

7. Mendukung Triggers. MySQL mendukung trigger pada versi 5.0 namun masih terbatas. Pengembang MySQL berjanji akan meningkatkan kemampuan trigger pada versi 5.1.

8. Mendukung replication. 9. Mendukung transaksi. 10.Mendukung foreign key. 11.Tersedia fungsi GIS. 12.Free (bebas diunduh.) 13.Stabil dan tangguh.


(31)

14.Fleksibel dengan berbagai pemrograman. 15.Security yang baik.

16.Dukungan dari banyak komunitas.

17.Perkembangan software yang cukup cepat.

E.UML (Unified Modelling Language)

Pada aplikasi-aplikasi bisnis, metodologi-metodologi pengembangan aplikasi yang menggunakan bahasa pemrograman terstruktur (structured programming language), DFD dan ERD kurang dapat beradaptasi dengan kebutuhan dan harapan pengguna (user’s needs and expectations). Dengan alasan itu, para pakar di bidang perancangan perangkat lunak pada sekitar tahun 1890-1990 mulai bekerja dengan bahasa pemrograman yang berorientasi objek (OOP [Object Oriented Programming]) seperti C++ dan Java. Dengan demikian, diperlukan metodologi dan perkakas-perkakas (tools) yang lebih sesuai. Dalam hal ini, UML (Unified Modelling Language) yang merupakan metodologi kolaborasi antara metoda-metoda Booch, OMT (Object Modelling Technique), serta OOSE (Object Oriented Software Engineering) dan beberapa metoda lainnya, merupakan metodologi yang paling sering digunakan saat ini untuk mengadaptasi maraknya penggunaan bahasa pemrograman berorientasi objek atau juga dikenal dengan OOP (Nugroho, 2009).


(32)

20

F. Black Box Testing

Black box testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya. Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya “kotak hitam” yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenai proses testing di bagian luar. Jenis testing ini hanya memandang perangkat lunak dari sisi spesifikasi, fungsi dan kebutuhan yang telah didefinisikan pada saat awal perancangan. Sebagai contoh, jika terdapat perangkat lunak yang merupakan sebuah sistem informasi inventory di sbuah perusahaan. Maka pada jenis white box testing, perangkat lunak tersebut akan berusaha dibongkar listing programnya untuk kemudian dites menggunakan teknik-teknik yang telah dijelaskan sebelumnya. Sedangkan pada jenis black box testing, perangkat lunak tersebut akan dieksekusi kemudian berusaha dites apakah telah memenuhi kebutuhan pengguna yang didefinisikan pada saat awal tanpa harus membongkar listing programnya (Rizky, 2011).

Beberapa keuntungan yang diperoleh dari black box testing ini antara lain (Rizky, 2011):

1. Anggota tim tester tidak harus dari seseorang yang memiliki kemampuan teknis di bidang pemrograman.

2. Kesalahan dari perangkat lunak ataupun bug seringkali ditemukan oleh komponen tester yang berasal dari pengguna.

3. Hasil dari black box testing dapat memperjelas kontradiksi ataupun kerancuan yang mungkin timbul dari eksekusi sebuah perangkat lunak. 4. Proses testing dapat dilakukan lebih cepat dibandingkan white box testing.


(33)

Beberapa teknik testing yang tergolong dalam tipe black box antara lain (Rizky, 2011):

1. Equivalence Partitioning

Pada teknik ini tiap input data dikelompokkan ke dalam grup tertentu, yang kemudian dibandingkan dengan output.

2. Boundary Value Analysis

Teknik ini adalah teknik yang sangat umum digunakan pada saat awal suatu perangkat lunak selesai dikerjakan. Pada teknik ini, dilakukan input yang melebihi dari batasan suatu data. Sebagai contoh, untuk suatu input harga barang, maka dapat dilakukan testing dengan menggunakan angka negatif (yang tidak diperbolehkan dalam sebuah harga). Jika perangkat lunak berhasil mengatasi input yang salah tersebut, maka dapat dikatakan teknik ini telah selesai dilakukan.

3. Cause Effect Graph

Dalam teknik ini, dilakukan proses testing yang menghubungkan sebab dari suatu input dan akibatnya pada output yang dihasilkan. Sebagai contoh, pada suatu inputan nilai siswa, jika diinputkan angka 100, maka output nilai huruf seharusnya A. Tetapi bisa dilakukan testing, apakah output nilai huruf yang dikeluarkan jika ternyata input nilai adalah 67,5. 4. Random Data Selection

Seperti namanya, teknik ini berusaha melakukan proses input data dengan menggunakan nilai acak, dari hasil input tersebut kemudian dibuat suatu tabel yang menyatakan validitas dari output yang dihasilkan


(34)

22

5. Feature Test

Pada teknik ini, dilakukan proses testing terhadap spesifikasi dari perangkat lunak yang telah selesai dikerjakan. Misalkan, pada perangkat lunak sistem informasi akademik dapat dicek apakah fitur untuk melakukan entri nilai telah tersedia, begitu juga dengan fitur entri data siswa maupun entri data guru yang akan melakukan entri nilai.


(35)

III. METODE PENELITIAN

A.Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. Waktu penelitian adalah pada semester genap tahun ajaran 2010-2011 sampai dengan semester ganjil tahun ajaran 2011-2012.

B.Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam mengembangkan sistem ini yaitu 1 unit notebook dengan spesifikasi perangkat keras sebagai berikut:

1. Processor Intel® Core™2 Duo @ 2.00 GHz 2. HDD 250 GB

3. RAM 4 GB

Perangkat lunak yang digunakan dalam pengembangan sistem ini yaitu: 1. Sistem Operasi Windows 7 Ultimate

2. Xampp-win32-1.7.4-VC6 3. Macromedia Dreamweaver


(36)

24

Sedangkan bahan-bahan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah kumpulan contoh soal TOEFL® Paper-Based Test, beberapa sample data mahasiswa Jurusan Ilmu Komputer Universitas Lampung, dan berbagai literatur mengenai fuzzy set.

C.Tahapan Penelitian

Penelitian mengenai Penerapan Fuzzy Set untuk Pengkategorian Soal pada Sistem Simulasi English Proficiency Test (EPT) Berbasis Web ini melalui beberapa tahapan. Tahapan-tahapan yang digunakan pada penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 3.1 berikut:

Gambar 3.1 Alur kerja penelitian Menentukan rumusan masalah dan

batasan masalah Study literatur (fuzzy set, EPT, metode waterfall, UML, black-box

testing, PHP dan MySQL)

Mengembangkan sistem dengan menggunakan metode waterfall


(37)

Pada tahap awal yang dilakukan yaitu mencari rumusan masalah dan batasan masalah. Rumusan masalah digunakan untuk memfokuskan permasalahan apa yang akan dibahas dalam penelitian, dan disesuaikan dengan batasan-batasan masalah yang telah ditentukan. Rumusan dan batasan masalah pada penelitian ini telah diuraikan pada bab I.

Tahapan kedua yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu study literatur. Pada tahapan ini dilakukan pengumpulan materi-materi dan informasi pembelajaran baik dari buku-buku, jurnal, maupun internet. Materi yang dikumpulkan berkaitan dengan tentang fuzzy set, English Proficiency Test (EPT), metode waterfall, UML, black-box testing, PHP, MySQL, serta data-data pendukung yang berkaitan dengan sistem. Data-data pendukung tersebut yaitu berupa contoh soal TOEFL(R) Paper-Based Test (PBT) dan data mahasiswa.

Tahapan yang ketiga dari penelitian ini yaitu pengembangan sistem dengan menggunakan metode waterfall. Penarikan kesimpulan baru dapat dilakukan setelah tahap pengembangan sistem dengan metode waterfall selesai dilakukan.

1. Analisis Kebutuhan (Requirements Definition)

Tahapan analisis kebutuhan bisa disebut juga sebagai dasar dari proses pengembangan sistem, yang dilakukan pada tahap ini adalah mencari dan mengumpulkan semua kebutuhan baik user maupun sistem, kemudian mendefinisikan dan menganalisis semua kebutuhan yang akan dipenuhi


(38)

26

oleh sistem yang akan dikembangkan. Pada penelitian ini akan dilakukan pengkategorian soal dengan menerapkan fuzzy set, dimana soal yang akan dikategorikan adalah soal-soal yang telah dikerjakan oleh para peserta simulasi EPT berbasis web. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka yang menjadi kebutuhan dalam proses pengembangan sistem ini adalah:

a. Kebutuhan user

1)Registrasi serta login bagi peserta dan admin agar bisa masuk ke dalam sistem. Sistem akan membaca hak akses dari user yang telah melakukan login dan akan memproses halaman mana yang dapat diakses, halaman peserta atau halaman admin. Login untuk para peserta didapat dengan cara melakukan registrasi terlebih dahulu. Registrasi dilakukan dengan cara mencocokkan input NPM dan nama ibu dari peserta dengan NPM dan nama ibu peserta yang ada di dalam database, setelah dinyatakan cocok maka peserta dapat melengkapi data-data peserta dengan sekaligus membuat username dan password mereka masing-masing.

2)Adanya jadwal simulasi yang dapat dilihat oleh peserta. Pelaksanaan tes simulasi berlangsung sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh administrator, dan pada masing-masing pelaksanaan tes akan mengujikan soal dengan kode yang berbeda-beda, dengan catatan kode soal tersebut hanya dapat dikeluarkan satu kali dalam satu hari. Pembagian waktu dan kode soal dijabarkan pada Tabel 3.1:


(39)

Tabel 3.1 Pembagian jadwal dan kode soal

Waktu Kode Soal

Pagi A

Siang B

Sore C

3)Pelaksanaan tes simulasi EPT untuk mendapatkan data jawaban dari para peserta. Pada tiap pelaksanaan tes simulasi EPT diujikan satu kode soal yang terdiri dari 3 sesi dengan jumlah secara keseluruhan yaitu 140 soal. Total waktu yang tersedia yaitu 120 menit dengan pembagian pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Sesi, jumlah soal, dan waktu

Sesi Soal Waktu

Listening Comprehension 50 40 menit

Structure and Written Expression 40 20 menit

Reading Comprehension 50 60 menit

4)Menampilkan hasil perhitungan skor dilakukan setelah peserta selesai mengerjakan seluruh soal, rumus untuk menghasilkan skor mengikuti perhitungan skor pada TOEFL Paper-Based Test.

5)Penambahan soal diperlukan untuk memperbanyak koleksi soal.

6)Pengkategorian soal merupakan tujuan utama dari pembuatan sistem ini, teori tentang fuzzy set akan diterapkan pada proses ini. Soal yang


(40)

28

dikategorikan yaitu soal-soal yang telah dikerjakan oleh para peserta tes simulasi EPT.

b. Kebutuhan sistem

Kebutuhan sistem lebih mengarah kepada spesifikasi layanan atau kemampuan sistem dan batasan-batasannya. Kebutuhan sistem pada Sistem Simulai EPT ini antara lain pengolahan data peserta, pemrosesan soal, penyimpanan dan pengoreksian jawaban peserta, penghitungan skor, serta pengkategorian soal.

2. Perancangan Desain Sistem (System and Software Design)

Pada tahap ini yang dilakukan yaitu membuat rancangan sistem yang terbagi atas lima bagian penting yaitu:

a. Merancang penerapan fuzzy set ke dalam sistem

Pada tahap ini yang dilakukan yaitu merepresentasikan fuzzy set, variabel linguistik serta fungi keanggotaan ke dalam permasalahan pengkategorian soal. Hasil representasi tersebut dapat mempermudah ketika akan mengimplementasikannya ke dalam bahasa pemrograman.

b. Menentukan arsitektur sistem

Pada tahap ini arsitektur sistem akan ditentukan apakah berbasis web, desktop, atau mobile. Pada penelitian ini akan dibuat sistem berbasis web dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP. Sistem Tes Simulasi EPT merupakan sistem berbasis web yang


(41)

dikembangkan dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP, database MySQL dan web server Apache.

Gambar 3.2 Arsitektur Sistem

c. Membuat desain proses sistem

Proses di dalam sistem ini digambarkan dengan menggunakan usecase diagram dan activity diagram.

1)Usecase diagram


(42)

30

2)Activity diagram registrasi peserta


(43)

3)Activity diagram tes simulasi


(44)

32

4)Activity diagram menu admin tambah jadwal


(45)

5)Activity diagram menu admin tambah soal


(46)

34

6)Activity diagram menu admin pengkategorian soal

Gambar 3.8 Activity diagram menu pengkategorian soal

d. Membuat desain database

Setiap sistem tentunya memiliki data yang akan diproses. Pengelompokkan data sesuai dengan jenisnya sangat dibutuhkan untuk mempermudah dalam melakukan pemrosesan data. Data yang akan


(47)

diproses pada Sistem Simulasi EPT ini berupa data peserta dan admin, data soal, data jadwal, data skor, serta data kategori soal.

Pada umumnya di setiap sistem terdapat data yang akan disimpan ataupun diolah, dan database adalah tempat penyimpanan data-data tersebut. Komponen dari suatu database yaitu berupa tabel-tabel yang saling berhubungan. Sistem Simulasi EPT menggunakan database MySQL sebagai media penyimpanan seluruh data yang berkaitan dengan sistem. Berikut ini merupakan nama-nama tabel yang digunakan pada database Sistem Simulasi EPT beserta field-field yang terdapat di dalamnya.

1) Tabel Mahasiswa

Tabel mahasiswa merupakan tabel yang berfungsi untuk menampung data para mahasiswa yang menjadi calon peserta simulasi EPT. Berikut adalah Tabel 3.3 mengenai fields dan properties pada tabel mahasiswa.

Tabel 3.3 Struktur Tabel Mahasiswa

Field Type Null

npm varchar (12) No

nama varchar (30) No

alamat varchar (50) No

jenis_kelamin enum (‘Pria’, ‘Wanita’) No

nama_ibu varchar (30) No


(48)

36

2)Tabel Peserta

Tabel peserta merupakan tabel yang berfungsi untuk menampung data para mahasiswa yang telah melakukan registrasi. Berikut adalah Tabel 3.4 mengenai fields dan properties pada tabel peserta.

Tabel 3.4 Struktur Tabel Peserta

Field Type Null

npm varchar (12) No

nama varchar (30) No

no_hp varchar (15) No

username varchar (20) No

password varchar (32) No

aktivasi varchar (5) No

kode_soal varchar (2) No

test varchar (5) No

3)Tabel Akses

Tabel akses merupakan tabel yang berfungsi untuk menampung data jenis-jenis hak akses yang ada pada sistem. Berikut adalah Tabel 3.5 mengenai fields dan properties pada tabel akses.

Tabel 3.5 Struktur Tabel Akses

Field Type Null

id int (2) No

level int (2) No


(49)

4)Tabel User

Tabel user merupakan tabel yang berfungsi untuk menampung data para user, yaitu para peserta dan admin. Berikut adalah Tabel 3.6 mengenai fields dan properties pada tabel user.

Tabel 3.6 Struktur Tabel User

Field Type Null

id int (3) No

username varchar (20) No

password varchar (32) No

level int (2) No

5)Tabel Jadwal_tes

Tabel jadwal_tes merupakan tabel yang berfungsi untuk menampung data jadwal tes yang telah ditentukan oleh admin. Berikut adalah Tabel 3.7 mengenai fields dan properties pada tabel jadwal_tes. Tabel 3.7 Struktur Tabel Jadwal_tes

Field Type Null

id int (5) No

tanggal Date No

jam Time No

kode_soal varchar (1) No

6)Tabel Listening_a

Tabel listening_a merupakan tabel yang berfungsi untuk menampung data soal khusus untuk sesi listening bagian A, yaitu soal listening


(50)

38

dengan percakapan singkat. Berikut adalah Tabel 3.8 mengenai fields dan properties pada tabel listening_a.

Tabel 3.8 Struktur Tabel Listening_a

Field Type Null

soalid int (5) No

session tinytext No

part varchar (1) No

pertanyaan Text No

file_gambar varchar (20) No

file_suara varchar (20) No

pilihan_a tinytext No

pilihan_b tinytext No

pilihan_c tinytext No

pilihan_d tinytext No

jawaban varchar (1) No

kode_soal varchar (2) No

7)Tabel Temp_listening

Tabel temp_listening merupakan tabel yang berfungsi untuk menampung data nomor-nomor soal yang akan dikeluarkan pada sesi litening bagian A. Berikut adalah Tabel 3.9 mengenai fields dan properties pada tabel temp_listening.

Tabel 3.9 Struktur Tabel Temp_listening

Field Type Null

username varchar (20) No

id_sound Text No


(51)

8)Tabel Jawaban

Tabel jawaban merupakan tabel yang berfungsi untuk menampung data jawaban dari para peserta lengkap dengan jadwal yang telah melakukan registrasi. Berikut adalah Tabel 3.10 mengenai fields dan properties pada tabel jawaban.

Tabel 3.10 Struktur Tabel Jawaban

Field Type Null

id int (11) No

tanggal Date No

jam Time No

username varchar (20) No

kode_soal varchar (1) No

soal_id varchar (4) No

kunci varchar (1) No

jawaban varchar (1) No

hasil_cek int (1) No

9)Tabel Score

Tabel score merupakan tabel yang berfungsi untuk menampung data score per sesi (listening, structure, reading) dari masing-masing peserta simulasi EPT. Berikut adalah Tabel 3.11 mengenai fields dan properties pada tabel score.


(52)

40

Tabel 3.11 Struktur Tabel Score

Field Type Null

username varchar (20) No

listening int (3) No

structure int (3) No

reading int (3) No

10) Tabel Test

Tabel test merupakan tabel yang berfungsi untuk menampung data jumlah benar dan salah dari masing-masing soal yang telah dikerjakan. Berikut adalah Tabel 3.12 mengenai fields dan properties pada tabel test.

Tabel 3.12 Struktur Tabel Test

Field Type Null

id int (4) No

soal_id int (4) No

jumlah_benar int (4) No

jumlah_salah int (4) No

e. Membuat desain interface sistem

Interface merupakan tampilan antarmuka dari sistem. Pada Sistem Simulasi EPT tampilan interface-nya didesain menggunakan editor web Macromedia Dreamweaver dan editor image Photoshop. Perancangan interface merupakan tahapan perancangan tampilan sistem. Berikut ini adalah beberapa contoh rancangan interface yang dibuat untuk sistem simulasi EPT ini.


(53)

1)Desain halaman utama

Pada halaman utama ini user dapat melakukan registrasi, login ke sistem, dan melihat about sistem.

Gambar 3.9 Desain halaman utama

2)Desain halaman login

Pada halaman ini semua user, baik peserta atau admin melakukan login agar bisa masuk ke halaman sesuai hak akses mereka.


(54)

42

3)Desain halaman peserta

User dengan hak akses peserta akan masuk ke halaman ini setelah melakukan login, di halaman ini peserta dapat melihat jadwal tes simulasi, mulai tes simulasi, serta melihat skor hasil tes simulasi.

Gambar 3.11 Desain halaman peserta

4)Desain halaman schedule

Halaman ini menampilkan jadwal pelaksanaan tes simulasi EPT.


(55)

5)Desain halaman tes simulasi

Halaman tes simulasi akan terbagi dalam 3 sesi, dengan konten yang ditampilkan pada tiap setiap sesi berbeda-beda. Sesi listening akan menampilkan dialog atau percakapan, gambar, serta teks soal daan pilihan jawaban. Sesi structure hanya akan menampilkan teks soal dan pilihan jawaban. Sesi reading akan menampilkan teks bacaan serta teks soal dan pilihan jawaban.

Gambar 3.13 Desain halaman tes simulasi

6)Desain halaman admin

User dengan hak akses admin akan masuk ke halaman ini setelah melakukan login, pada halaman ini admin dapat melakukan penggantian password, menambah admin baru, menambah soal, melihat kategori soal, mengatur jadwal tes simulasi, serta mengakses database.


(56)

44

Gambar 3.14 Desain halaman admin

7)Desain halaman tambah soal

Fungsi dari halaman ini yaitu untuk menambahkan soal-soal tes simulasi yang baru.

Gambar 3.15 Desain halaman tambah soal

8)Desain halaman kategori soal

Admin dapat melihat kategori soal berdasarkan jawaban dari para peserta tes simulasi pada halaman ini.


(57)

Gambar 3.16 Desain halaman kategori soal

9)Desain halaman pengaturan jadwal

Admin dapat membuat jadwal tes simulasi yang baru pada halaman ini.


(58)

46

10) Desain halaman database

Admin dapat mengakses database sistem melalui halaman ini.

Gambar 3.18 Desain halaman database

3. Implementasi Sistem (Implementation and Unit Testing)

Pada tahap ini desain sistem yang telah dirancang kemudian diimplementasikan dengan menerjemahkannya ke dalam kode-kode bahasa pemrograman dan juga database yang dipahami oleh komputer, dan sekaligus dilakukan pengujian terhadap unit-unit yang telah dibuat. Pada tahap ini hal-hal yang dilakukan adalah:

a. Membuat kode-kode program

Kode program dibuat untuk setiap unit-unit dari desain sistem yang telah dibuat sebelumnya, dalam penelitian ini menggunakan bahasa pemrograman PHP dan database MySQL.


(59)

b. Menguji setiap unit program

Setelah kode program dibuat langkah selanjutnya adalah menguji unit-unit program yang telah dibuat. Pada Sistem Simulasi EPT yang merupakan beberapa unit program utama, yaitu unit login user, unit penambahan soal, unit tes simulasi, dan unit pengkategorian soal.

4. Pengujian Sistem (Integration and System Testing)

Setelah dibuatkan kode program dari setiap unit, selanjutnya unit-unit program tersebut diintegrasikan menjadi satu untuk dilakukan pengujian terhadap sistem secara keseluruhan. Hal ini dilakukan untuk menjamin bahwa semua persyaratan sistem telah terpenuhi dan semua fungsi dapat dipergunakan dengan baik tanpa ada kesalahan kode programnya. Pengujian yang akan dilakukan untuk menguji sistem secara keseluruhan pada Sistem Simulasi EPT ini menggunakan black box testing.

5. Pengoperasian dan Pemeliharaan Sistem (Operation and Maintenance)

Setelah sistem melalui tahapan pengujian dan dinyatakan layak digunakan, maka sistem dapat mulai digunakan, dalam proses penggunaannya tidak menutup kemungkinan terjadinya error pada sistem, maka dari itu perlu dilakukan perawatan dan pemeliharaan (maintenance) sistem secara berkala.


(60)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

1)Sistem Simulasi EPT Berbasis Web dapat digunakan sebagai media untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam proses pengkategorian soal. 2)Hasil akhir dari Sistem Simulasi EPT Berbasis Web berupa soal-soal yang

telah dilengkapi dengan kategori soal yang terdiri dari susah, cukup susah, cukup, cukup mudah, dan mudah.

B.Saran

Beberapa saran untuk pengembangan lebih lanjut terhadap pengembangan sistem di masa yang akan datang yaitu:

1)Sistem ini dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi sistem yang memiliki kemampuan untuk menentukan kombinasi paket soal berdasarkan hasil pengkategorian soal yang telah diperoleh.


(61)

2)Sistem ini dikembangkan dengan arsitektur berbasis web, namun untuk pengembangan selanjutnya dapat diubah menjadi suatu sistem berbasis desktop atau berbasis mobile.


(1)

Gambar 3.14 Desain halaman admin

7)Desain halaman tambah soal

Fungsi dari halaman ini yaitu untuk menambahkan soal-soal tes simulasi yang baru.

Gambar 3.15 Desain halaman tambah soal

8)Desain halaman kategori soal

Admin dapat melihat kategori soal berdasarkan jawaban dari para peserta tes simulasi pada halaman ini.


(2)

45

Gambar 3.16 Desain halaman kategori soal

9)Desain halaman pengaturan jadwal

Admin dapat membuat jadwal tes simulasi yang baru pada halaman ini.


(3)

10) Desain halaman database

Admin dapat mengakses database sistem melalui halaman ini.

Gambar 3.18 Desain halaman database

3. Implementasi Sistem (Implementation and Unit Testing)

Pada tahap ini desain sistem yang telah dirancang kemudian diimplementasikan dengan menerjemahkannya ke dalam kode-kode bahasa pemrograman dan juga database yang dipahami oleh komputer, dan sekaligus dilakukan pengujian terhadap unit-unit yang telah dibuat. Pada tahap ini hal-hal yang dilakukan adalah:

a. Membuat kode-kode program

Kode program dibuat untuk setiap unit-unit dari desain sistem yang telah dibuat sebelumnya, dalam penelitian ini menggunakan bahasa pemrograman PHP dan database MySQL.


(4)

47

b. Menguji setiap unit program

Setelah kode program dibuat langkah selanjutnya adalah menguji unit-unit program yang telah dibuat. Pada Sistem Simulasi EPT yang merupakan beberapa unit program utama, yaitu unit login user, unit penambahan soal, unit tes simulasi, dan unit pengkategorian soal.

4. Pengujian Sistem (Integration and System Testing)

Setelah dibuatkan kode program dari setiap unit, selanjutnya unit-unit program tersebut diintegrasikan menjadi satu untuk dilakukan pengujian terhadap sistem secara keseluruhan. Hal ini dilakukan untuk menjamin bahwa semua persyaratan sistem telah terpenuhi dan semua fungsi dapat dipergunakan dengan baik tanpa ada kesalahan kode programnya. Pengujian yang akan dilakukan untuk menguji sistem secara keseluruhan pada Sistem Simulasi EPT ini menggunakan black box testing.

5. Pengoperasian dan Pemeliharaan Sistem (Operation and Maintenance)

Setelah sistem melalui tahapan pengujian dan dinyatakan layak digunakan, maka sistem dapat mulai digunakan, dalam proses penggunaannya tidak menutup kemungkinan terjadinya error pada sistem, maka dari itu perlu dilakukan perawatan dan pemeliharaan (maintenance) sistem secara berkala.


(5)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

1)Sistem Simulasi EPT Berbasis Web dapat digunakan sebagai media untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam proses pengkategorian soal. 2)Hasil akhir dari Sistem Simulasi EPT Berbasis Web berupa soal-soal yang

telah dilengkapi dengan kategori soal yang terdiri dari susah, cukup susah, cukup, cukup mudah, dan mudah.

B.Saran

Beberapa saran untuk pengembangan lebih lanjut terhadap pengembangan sistem di masa yang akan datang yaitu:

1)Sistem ini dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi sistem yang memiliki kemampuan untuk menentukan kombinasi paket soal berdasarkan hasil pengkategorian soal yang telah diperoleh.


(6)

72

2)Sistem ini dikembangkan dengan arsitektur berbasis web, namun untuk pengembangan selanjutnya dapat diubah menjadi suatu sistem berbasis desktop atau berbasis mobile.