Etika KONSEP DASAR ETIKA BISNIS ISLAM
22
2. Etika Normatif
Etika Normatif adalah etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya
dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini. Jadi etika normatif merupakan norma-norma yang dapat menuntun agar manusia
bertindak secara baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat.
B.
Etika Bisnis
Definisi etika bisnis ialah seperangkat nilai tentang baik, buruk, benar, salah dalam dunia bisnis berdasarkan pada prinsip moralitas. Atau dapat disebut juga
prinsip dan norma dimana para pelaku binis harus commit padanya dalam bertransaksi, berperilaku, dan berelasi guna mencapai tujuan-tujuan bisnisnya dengan
selamat.
5
Penerapan Etika pada Organisasi Perusahaan
Apakah bisa pengertian moral seperti tanggung jawab perbuatan yang salah dan kewajiban, diterapkan terhadap kelompok seperti perusahaan? Ada dua pandangan
yang muncul atas masalah ini, pandangan pertama, berpendapat bahwa karena aturan yang mengikat, organisasi memperbolehkan kita untuk mengatakan bahwa
perusahaan bertindak seperti individu dan memiliki tujuan yang disengaja atas apa
5
Faisal Badroen, Etika Bisnis dalam Islam, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005, h. 15
23
yang mereka lakukan, kita dapat mengatakan bahwa tindakan mereka bermoral atau tidak bermoral dalam pengertian sama yang dilakukan manusia. Pandangan kedua
ialah pandangan filsuf yang berpendirian, bahwa tidaklah masuk akal jika organisasi bisnis secara moral bertanggung jawab, karena ia gagal mengikuti standar moral, atau
mengatakan bahwa organisasi memiliki kewajiban moral. Organisasi bisnis seperti mesin yang anggotanya harus secara membabi buta menaati peraturan formal yang
tidak ada kaitannya dengan moralitas. Akibatnya, lebih tidak masuk akal untuk menganggap organisasi bertanggung jawab secara moral karena ia gagal mengikuti
standar moral daripada mengkritik organisasi seperti mesin yang gagal bertindak secara moral. Jika perusahaan bertindak keliru, kekeliruan itu disebabkan oleh pilihan
tindakan yang dilakukan oleh individu dalam perusahaan itu, jika perusahaan bertindak secara moral, maka hal ini disebabkan oleh pilihan individu dalam
perusahaan yang bertindak secara bermoral.
6
Mengapa perusahaan harus menetapkan kode etik dalam keseharian roda perjalanannya?
Pertama, perusahaan yang punya standar etika dapat menciptakan suasana psikologis lingkungan kerja yang sehat, dan perusahaan yang tidak demikian akan
mengalami sebaliknya. Kedua, ialah trust kepercayaan dalam sebuah perusahaan adalah hal yang
sangat fundamental guna mencapai efisiensi transaksi dalam bisnis. Dan upaya
6
Veithzal Rivai, dkk, Islamic Bussiness and Economics Ethics, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012, h. 5.
24
mempertahankan perilaku
etis yang
konsisten sangat
diperlukan guna
mempertahankan trust konsumen tersebut. Ketiga, melakukan tindakan yang benar atau salah di tempat kerja akan berefek
pada produk-produk dan pelayanan yang dihasilkan serta menjamin hubungan baik dengan para stakeholder.
Keempat, etika bisnis semata-mata persoalan menerapkan dasar apa yang baik atau buruk, salah atau benar, wajar atau tidak wajar, layak atau tidak layak, dan
sebagainya sehingga perusahaan dapat menghasilkan produk atau jasa yang baik dan berharga.
Kelima, etika bisnis adalah persoalan menghadapi posisi dilematis yang kerap dihadapi dalam aktivitas rutin bisnis yang tidak jelas dasar hukumnya, apakah itu
benar atau salah.
7
Namun apa yang mendasari para pengambil keputusan yang berperan untuk pengambilan keputusan yang tak pantas dalam bekerja? Para manajer menunjuk pada
tingkah laku dari atasan-atasan mereka dan sifat alami kebijakan organisasi mengenai pelanggaran etika atau moral. Karena dari itu dapat diasumsikan bahwa suatu
organisasi merasa terikat dan dapat menciptakan beberapa struktur yang berwenang untuk mendorong organisasi ke arah etika dan moral bisnis. Lalu selanjutnya timbul
pertanyaan, dapatkah suatu organisasi mendorong tingkah laku etis pada pihak-pihak manajerial-manajerial pembuat keputusan?
7
Faisal Badroen. 2005. Etika Bisnis dalam Islam, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005, h. 17-18.
25
Alasan mengejar keuntungan, atau lebih tepat, keuntungan adalah hal pokok bagi kelangsungan bisnis ialah hal utama bagi setiap perusahaan untuk berperilaku
tidak etis. Pada hakikatnya keuntungan adalah hal yang baik. Karena pertama, keuntungan
memungkinkan perusahaan bertahan survive dalam kegiatan bisnisnya. Kedua, keuntungan adalah salah satu indikator yang dilihat oleh para investor untuk
menanamkan dananya pada perusahaan. Ketiga, keuntungan tidak hanya memungkinkan perusahaan survive melainkan dapat menghidupi karyawannya
kearah tingkat hidup yang lebih baik. Keuntungan dapat dipergunakan sebagai pengembangan atau ekspansi perusahaan sehingga hal ini akan membuka lapangan
kerja baru.
8