Etika Bisnis Islam kaitannya dengan Manajemen Laba

48

BAB III KONSEP MANAJEMEN LABA

A. Laporan Keuangan

Laporan keuangan ialah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dapat dikatakan bahwa laporan keuangan adalah suatu alat informasi yang menghubungkan perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan, yang menunjukkan kondisi kesehatan keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan. Tujuan khusus laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar dan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum mengenai posisi keuangan dan hasil usaha. 1

B. Agency Theory

Konsep teori keagenan menurut Anthony dan Govindarajatan 1995 dalam Pudyastuti 2009 adalah hubungan antara principal dan agent yang dibuat berdasarkan angka akuntansi sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara principal dan agent. Agency Conflict atau konflik keagenan timbul pada berbagai hal seperti berikut: Jensen Meckling, 1976, Jensen, 1986, Alijoyo Zaini, 2004. 1 Hery, Teori Akuntansi, Jakarta: Kencana, 2009, Cet. 1, h. 46 49 1. Manajemen memilih investasi yang paling sesuai dengan kemampuan dirinya dan bukan yang paling menguntungkan bagi perusahaan. Misalnya, investasi yang bisa meningkatkan nilai individu manajer walaupun biaya penugasannya tinggi, sehingga para manajer berada pada posisi untuk mengekstrak tingkat renumerasi yang lebih tinggi dari perusahaan Moral Hazard. 2. Manajemen cenderung mempertahankan tingkat pendapatan perusahaan yang stabil, sedangkan pemegang saham lebih menyukai distribusi kas yang lebih tinggi melalui beberapa peluang investasi internal yang positif internal positive investment oppurtunities. 3. Manajemen cenderung mengambil posisi aman untuk mereka sendiri dalam mengambil keputusan investasi yang sangat aman dan masih dalam jangkauan kemampuan manajer. Mereka akan menghindari keputusan investasi yang dianggap menambah risiko bagi perusahaannya walaupun hal itu bukan pilihan terbaik bagi perusahaan Risk Adversion. 4. Manajemen cenderung hanya memperhatikan cash flow perusahaan sejalan dengan waktu penugasan mereka. Hal ini dapat menimbulkan bias dalam pengambilan keputusan yaitu berpihak pada proyek jangka pendek dengan pengembalian akuntansi yang tinggi short term high accounting return project dan tidak berpihak pada proyek jangka panjang dengan pengembalian positif yang jauh lebh besar Time-Horizon. 5. Asumsi dasar lainnya yang membangun agency theory adalah agency problem yang timbul sebagai akibat adanya kesenjangan antara kepentingan pemegang 50 saham sebagai pemilik dan manajemen sebagai pengelola. Pemilik memiliki kepentingan agar dana yang diinvestasikannya mendapatkan return yang maksimal, sedangkan manajer bekepentingan terhadap perolehan insentif atas pengelolaan dana pemilik Agency Problem. Teori agensi mengasumsikan bahwa principal tidak memiliki informasi yang cukup tentang kinerja agent Azlina, 2010 :3. Agent dalam hal ini adalah manajemen suatu perusahaan dimana mereka yang menjalankan aktivitas operasi perusahaan. Sedangkan principal adalah para pihak khususnya investor yang telah menanamkan dananya dalam perusahaan tersebut. Agent atau manajemen memiliki lebih banyak informasi mengenai kapasitas diri, lingkungan kerja, perusahan secara keseluruhan dan prospek di masa yang akan datang. Sedangkan principal tidak mempunyai informasi yang cukup tentang kinerja agent. Sehingga dapat saja agent membuat praktik yang tidak diketahui oleh principal. Hubungan antara agen dan prinsipal didasarkan pada suatu kepercayaan Luhgiatno, 2010: 18. Sehingga dalam praktiknya dapat terjadi konflik kepentingan ketika tidak semua keadaan diketahui oleh semua pihak. Dan sebagai akibatnya, ketika konsekuensi-konsekuensi tertentu tidak dipertimbangkan oleh pihak-pihak tersebut, hal ini dapat mengakibatkan adanya ketidakseimbangan informasi assimetric information yang dimiliki oleh principal dan agent.