24
masyarakat, antara guru dengan murid, antara pimpinan dengan bawahan, dan antara orang tua dengaan anak-anaknya.
3. Mempengaruhi masyarakat
Kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat juga dapat dijadikan sarana untuk mempengaruhi masyarakat tersebut
perubahan sikap dan perilaku yang diharapkan. Misalnya mempengaruhi masyarakat untuk mendukung pilihannya dalam
pemilu. 4.
Menghibur masyarakat Perilaku masyarakat menerima informasi selain untuk memenuhi
rasa aman juga menjadi sarana hiburan masyarakat. Apalagi pada masa sekarang ini banyak penyajian informasi melalui sarana
seni hiburan.
2.1.6 Konteks Komunikasi Menurut Deddy Mulyana dalam buku Ilmu Komunikasi suatu
pengantar, komunikasi tidak berlangsung dalam suatu ruang hampa sosial, melainkan dalam suatu konteks atau situasi tertentu. Secara
luas, konteks komunikasi disini berarti semua factor-faktor di luar orang-orang yang berkomunikasi yang terdiri dari :
25
1. Aspek bersifat Fisik, seperti : iklim, suhu, cuaca, bentuk ruangan
, warna dinding, tempat duduk, jumlah peserta komunikasi dan alat untuk penyampaian pesan.
2. Aspek Psikologis, seperti : sikap, kecenderungan, prasangka dan
emosi para peserta komunikasi. 3.
Aspek Sosial, seperti : norma kelompok, nilai sosial, dan karakteristik budaya.
4. Aspek Waktu, seperti : yaitu kapan berkomunikasi.
Indikator paling umum untuk mengklasifikasikan komunikasi berdasarkan konteks atau tingkatannya adalah jumlah peserta
yang terlibat dalam komunikasi. Sehingga dikenal adanya komunikasi dengan diri sendriri intrapersonal communication,
komunikasi diadik
dyadic communication,
komunikasi kelompok kecil small group social location, komunikasi public
public communication, komunikasi organisasi organization communication dan komunikasi massa mass communication.
Mulyana, 2002 :69-70
2.1.7 Proses Komunikasi Menurut Onong Uchjana Effendy, proses komunikasi terbagi
menjadi 2 yaitu poses komunikasi secara primer dan sekunder, dimana akan dijelaskan seperti dibawah ini :
26
1. Proses komunikasi primer adalah proses penyampaian pikiran
atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang symbol sebagai media. Lambang sebagai media primer
dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan sebagainya yangs secara langsung mampu
menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan.
2. Proses komunikasi sekunder adalah merupakan proses
penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan emnggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah
memakai lambang sebagai media pertama. Komunikator menggunakan media kedua dalam berkomunikasi karena sasaran
komunikannya banyak jumlahnya dan jauh jaraknya dari tempat komunikator itu. Media tersebut bisa berupa surat, telepon,
teleks, surat kabar, majalah, radio, tv dan film. Effendy , 2002 : 11 -16
Berlo untuk pertama kalinya membahas proses dalam kaitannya dengan komunikasi pada tahun 1960 dalam bukunya yang
berjudul The Process Of Communication sesuai dengan yang tertea
dalam buku karya M Budyatna dan Nina Muthmainnah.
Menurutnya proses
menunjukkan adanya
perubahan secara
27
berkesinambungan di dalam waktu. Budyatna dan Muthmainnah, 2004 : 2.7
2.1.8 Tinjauan Tentang Strategi
Istilah strategi bersal dari kata Yunani Strategia stratus = militer; dan ag = memimpin, yang artinya seni atau ilmu untuk
menjadi seorang jenderal.Strategi adalah rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang menghubungkaan keunggulan strategis
perusahaan dengan tantangan lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui
pelaksanaan yang tepaat oleh organisasi Glueck dan Jauch. Menurut Arifin dalam bukunya yang berjudul “Strategi
Komunikasi”, strategi merupakan keseluruhan kondisional yang akan dijalankan guna mencapai suatu tujuan. Arifin, 1994 : 59 . Jadi
didalam merumuskan suatu strategi selain diperlukan perumusan tujuan yang jelas, juga terutama memperhitungkan kondisi dan situasi
khalayak. Untuk mencapainya maka diperlukan beberapa hal, sebagai berikut :
1. Mengenal khalayak atau sasaran. Mengenal khalayak merupakan
langkah pertama bagi komunikator dalam usaha pencapaian strategi.
28
2. Pengenalan serta komunikator dipilih, sesuai dengan kondisi dan
situasi yang ada. Susanto, 1974 : 59 . Menurut Onong Uchjana Effendi dalam bukunya yang berjudul
Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, bahwasannya : “Strategi pada hakikatnya adalah perencaanaan planning
dana manajemen management untuk mencapai tujuan. Tetap untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan
yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus menunjukkan bagaimana taktik oper
asionalnya “. Effendi, 2008 : 32
2.1.9 Tinjauan Tentang Perpustakaan
Setiap orang pasti mempunyai pemahaman atau definisi mengenai perpustakaan. Hal ini tergantung dari sisi mana mereka
melihatnya dan latar belakang masyarakat yang menilainya. Namun secara umum masyarakat mengidentifikan perpustakaan sebagai
ruangan tempat penyimpanan dan peminjaman buku. Karena pemahaman yang sederhana itu membuat perpustakaan belum
memiliki daya tarik yang besar. Padahal dalam pembentukan perpustakaan yang ideal membutuhkan kerjasama yang baik dengan
pemakai. Karena tanggung jawab dalam membangun perpustakaan bukan hanya milik pemerintah dan pustakawan saja.
29
Istilah “perpustakaan” atau dalam bahasa inggris library bersumber pada perkataan latin libraries, yang secara harfiah berarti
“kumpuln buku”. Tetapi perkembangan masyarakat dan kemajuan teknologi dari dasawarsa-dasawarsa dan dari abad ke abad,
menyebabkan perpustakaan tidak lagi hanya menghimpun dan meminjamkan buku, melainkan juga bahan-bahan telaah lainnya, baik
dalam bentuk media visual maupun media audio dan media audio- visual.
Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa fungsi perpustakaan tidak lagi semata-mata sebagai sarana edukatif dan rekreatif, tetapi
juga sebagai sarana informatif, kreatif, dan inovatif, sejalan secara simbiosis dengan perkembangan masyarakat dan kemajuan teknologi.
Menurut Sutarno NS Tanggung Jawab Perpustakaan, 2005; 1, perpustakaan dalam arti luas merupakan salah satu lembaga ilmiah
yakni yang bidang tugas pokonya berkaitan dengan ilmu pengetahuan, pendidikan, penelitian, dan pengembangan dengan ruang lingkupnya
mengelola informasi yang mencakup berbagai ilmu pengetahuan. Namun, pengertian perpustakaan akan mengalami perubahan seiring
terwujudnya perpustakaan yang ideal yang mengikuti perkembangan zaman.
30
Sejak perpustakaan yang pertama didirikan oleh Raja Ashubanipal di Nineveh pada tahun 625 sebelum masehi dengan
bahan-bahan dari papyrus, hingga perpustakaan megah dan lengkap seperti Library of Congress di Washington, D.C., Amerika Serikat,
dalam abad dan dasawarsa ini, dengan bahan-bahan dari kertas, seluloid, pita magnetic, dan penemuan-penemuan mutakhir, maka jelas
bahwa kemajuan
teknologi menimbulkan
pengaruh pada
perkembangan perpustakaan. Banyak perpustakaan yang berdiri memiliki tujuan anggota
organisasi dan kegiatan yng berbeda-beda. Faktor-faktor munculnya perpustakaan adalah; pertama, munculnya berbagai jenis media
informasi, seperti media cetak buku, majalah, surat kabar, laporan dan media elektronik film, foto, dan video. Kedua, adanya keperluan
yang berbeda dari berbagai kelompok pembaca yang berbeda pula, seperti anak-anak, pelajar, mahasiswa, ibu rumah tangga, dan lain-lain.
Ketiga, adanya perbedaan kebutuhan terhadap spesialis subjek, karena beda intelektualitas pembaca, beda pula jenis koleksi yang dibutuhkan.
Yang terakhir, pesatnya pertumbuhan perpustakaan yang tidak memungkinkan sebuah perpustakaan memiliki semuanya.
Atas sebab itulah perpustakaan berdasarkan visi dan misi dikelompokkan menjadi: Perpustakaan Nasional, Perpustakaan Umum,
31
Perpustakaan Sekolah, Perpustakaan Perguruan Tinggi, Perpustakaan Khusus, Perpustakaan Daerah, dan Perpustakaan Keliling.
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
2.2.1 “Strategi Humas Museum Geologi Bandung melalui Pameran
Keliling dalam Upaya Pemenuhan Informasi Pelajar di Kota Bandung”
Ditulis oleh Gilang Akbar Prambadi , salah satu mahasiswa Unikom angkatan tahun 2007. Metode yang digunakan dalam penelitian ini,
menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian yaitu, dimana bagi para pelajar, museum adalah tempat
yang tidak menarik sehingga Humas Museum Geologi membuat perencanaan melalui pameran keliling untuk memberikan informasi yang lebih menarik
ketimbang yang ditampilkan museum, pelaksanaan dilakukan berdasarkan apa yang telah direncanakan dengan menggunakan minibus ke sekolah-
sekolah yang kemudian ditampilkan koleksi andalan, dari segi evaluasi semua berjalan sesuai dengan rencana meskipun terdapat sedikit kendala
yang ditemui, yaitu penggunaan teknologi yang kurang maksimal.
32
2.2.2 “Strategi Bidang Promosi Taman Mni “Indonesia Indah” melalui
Mobil Keliling sebagai Bentuk Pelayanan dalam Meningkatkan Kepuasan Pengunjungnya”
Ditulis oleh Kiqien Afyatien mahasiswi UNIKOM angkatan 2007. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian yaitu, menunjukan bahwa TMII merancang strategi
dengan merujuk pada tujuan yaitu wisata dan budaya dengan proses pelaksanaan yang meliputi kapan mulai dipergunakannya mobil keliling,
adanya rute dengan jalur dalam dan jalur luar, penyampaian informasi oleh sopir kepada pengunjung sebagai salah satu kegiatan yang dilakukan, yang
terakhir yaitu jam kerja mobil keliling selama 8 jam. Selanjutnya TMII menggemas pesan yang disesuaikan dengan sasaran dan mengemas pesan
tergantung pada waktu penyampaian serta isi pesan yang terkandung untuk menyenangkan pengunjung dan memuaskan pengunjung. Strategi yang sudah
dilakukan oleh bidang promosi TMII sudah terencana, terlihat bahwa tahapan- tahapan strategi sudah tepat. Dimulai dengan menetepkan target sasaran yang
akan dituju sesuai dengan karakter masing-masing ,kemudian merancang pesan sesuai dengan visi-misi TMMI yaitu wisata dan budaya.
33
2.2.3 Stretegi pengajaran Lembaga Creative Bandung dalam
Berinteraksi dengan Siswa Challenging Behavior Berperilaku Menantang
Studi Deskriptif Mengenai Strategi Pengajaran Yang Dilakukan Para Pengajar Creative Bandung Dengan Para Siswanya Yang
Tergolong Challenging Behavior
Ditulis oleh Farah Galarina Khadija mahasiswa UNIKOM angkatan 2007, metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Hasil penelitian, pengajaran yang dipersiapkan oleh pengajar diawali
dengan membuat peraturan dikelas agar anak-anak challenging behavior bisa tertib dan kondusif didalam kelas. Hal ini dilakukan karena anak-anak
challenging behavior membutuhkan kestrukturan. Rencana pengajaran pun harus dimodifikasi dimana aktivitas pembelajaran dibagi menjadi team work
dan dilakukan dalam jangka waktu yang pendek. Hal ini dilakukan karena anak-anak challenging behavior mudah bosan dan tingkat konsentrasi mereka
sangat kecil untuk fokus pada sesuatu dalam jangka waktu yang panjang.
34
2.3 Kerangka Pemikiran
2.3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
Dalam suatu perusahaan atau instansi pemerintahan apapun yang berkaitan dengan pencapain tujuan dan sasaran merupakan strategi yang
selalu dibutuhkan dalam semua kegiatan . secara sederhana, strategi merupakan pencapaian tujuan. Strategi terencana dan dapat tercermin dari
tindakan-tindakan yang dilaksanakan, serta keputusan-keputusan yang dibuat oleh individu organisasi.
Strategi merupakan rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan khusus, dengan menggunakan pesan
media tertentu. Menurut Anwar Arifin dalam bukunya Strategi Komunikasi Sebuah
Pengantar Ringkas, strategi adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan guna mencapai tujuan, jadi dalam
merumuskan strategi komunikasi, selain diperlukan perumusan tujuan yang jelas, juga terutama memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak atau
sasaran. Kemudian berdasarkan pengenalan serta komunikator dipilh, sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada.
Sedangkan menurut Djaslim Saladin yang dikutip dari William F. Glueck dan Lawarence Jauch mengartikan strategi sebagai berikut :
35
“sebuah rencana yang disatukan, luas dan terintegrasi, yang menghubungkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan
lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh
organisasi”. Saladin. 2004 : 1
2.3.2 Kerangka Pemikiran Konseptual
Maka peneliti akan mengaplikasikan sub-fokus dengan uraian sebagai
berikut :
1.
Tindakan
Agar strategi yang dilakukan dapat berhasil diperlukan suatu tindakan nyata, karena suatu strategi tidak akan dapat tercapai jika belum
dapat terlaksana jadi harus ada sikap yang diambil.
2.
Tujuan
Setiap perusahaan atau instansi-instansi tentu mempunyai tujuan yang ingin dicapai, tujuan khususnya dalam instansi pemerintahan yaitu
memberikan layanan yang terbaik bagi masyarakat atau warganya tentunya dengan fasilitas yang telah disediakan.
. 3.
Strategi
36
Bagian Promosi merancang strategi melalui langkah-langkah yang tepat. Agar strategi yang telah tersusun dapat terlaksana dengan baik.
Gambar 2.1 Bagan Alur Pemikiran Peneliti
Adapun bagan alur pemikiran peneliti sebagai berikut :
Sumber : Peneliti 2012
Bagian Promosi Perpustakaan dan Arsip
Daerah Kota Bandung Strategi
1 Tindakan
2 Tujuan
3 Strategi
Sebagai bentuk pelayanan
Mobil Perpustakaan Keliling
Bagi Warga Kota Bandung
37
38
39
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Tinjauan Tentang Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bandung 3.1.1 Sejarah Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bandung
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 474 Tahun 2008 tanggal 17 Juni 2008 tentang pembentukan susunan Organisasi Lembaga Teknis
Daerah, maka nomenklatumnya awalnya Kantor Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah Kota Bandung menjadi Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota
Bandung kata umum dihilangkan. Keputusan tersebut berdasarkan perkembangan zaman saat ini.
Sejarah perjalanan Lembaga Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bandung dari pembentukan sampai dengan sekarang. Lembaga Perpustakaan
awalnya bernama Unit Pelaksana Teknis Dinas UPTD Perpustakaan Umum dibawah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan PK Kotamadya Daerah Tingkat
II Bandung, berdasarkan Peraturan Daerah Kota Madya Daerah Tingkat II Bandung Nomor 10 Tahun 1990 tentang pengesahan Susunan Organisasi UPTD
Perpustakaan Umum pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kotamadya daerah tingkat II Bandung, yang lokasi kantornya di Jalan Jenderal Ahmad Yani nomor
239 disebelah kiri Dinas PK Kota Bandung.
Berdasarkan keputusan Menteri Dalam Negeri nomor 56 Tahun 1994 tentang Pengembangan Organisasi atau Kelembagaan Unit Pelaksana Daerah
UPD Perpustakaan Umum atau Kabupaten atau Kotamadya Daerah Tingkat II, surat persetujuan Menteri Penerbitan Aparatur Negara MENPAN No.
126MK.Waspam31999 tanggal 19 Maret 1999 dan surat izin prinsip dari Menteri Dalam Negeri Nomor 061457SJ tanggal 6 Maret 1999, statusnya
ditingkatkan nama Lembaga Perpustakaan menjadi Unit Pelaksana Daerah UPD Perpustakaan Umum lah yang langsung bertanggung jawab kepada
Walikota dan secara Administratif berada dibawah koordinasi Sekretaris Daerah, yang lokasi kantornya di Jalan Singaperbangsa Bandung. Kemudian keputusan
Walikota Kodya Daerah Tingkat II Bandung No.599 Tahun 1999, Unit Pelaksana Daerah diubah menjadi Kantor Perpustakaan Umum Kota Bandung.
Peraturan Daerah Pemerintah Kota Bandung Nomor 06 Tahun 2001 tentang pembentukan dan susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kota
Bandung, penggabungan 2 kantor yaitu, Kantor Arsip Daerah dan Kantor Perpustakaan Umum Kota Bandung menjadi Kantor Perpustakaan Umum dan
Arsip Derah Kota Bandung. Berdasarkan Peraturan Daerah Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II
Bandung Nomor 10 Tahun 1987, Lembaga Kearsipan bernama Sub Bagian II Arsip dan Ekspedisi, kedudukan dibawah Bagian Umum Sekretariat Kotamadya
Daerah Tingkat II Bandung.
Berdasarkan Peraturan Daerah Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung No.16 Tahun 1994 statusnya ditingkatkan, nama Lembaga Kearsipan
menjadi Kantor Arsip Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung, yang menindaklanjuti Peraturan Menteri Dalam Negeri No.34 Tahun 1994 tentang
Pedoman Pembentukan
Organisasi dan
Tata Kerja
Kantor Arsip
KabupatenKotamadya Daerah Tingkat II. Berdasarkan Peraturan Daerah Pemerintah Kota Bandung Nomor 12 tahun
2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kota Bandung, nama Lembaga Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bandung,
kata Umum pada Kantor Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah Kota Bandung dihilangkan menjadi Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bandung
berlokasi di Jalan Wastukencana No.2 Bandung. Tetapi karena keterbatasan tempat akhirnya Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bandung di bagi
menjadi di 2 lokasi yaitu, Kantor Perpustakaan berpindah tempat ke Jalan Pelajar Pejuang’45 No.8 sedangkan untuk Pelayanan Arsip masih tetap yaitu di Jalan
Wastukencana No.2 Bandung. Dan pada tahun 2012 ini Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bandung berpindah tempat yaitu letaknya menjadi di Jalan
Caringin no 13 karena keterbatasan tempat dan lokasi yang kurang strategis ditempat sebelumnya.
3.1.2 Visi Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bandung
Visi “Menjadikan Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah sebagai
Kegiatan Belajar Masyarakat dan Pusat Arsip Kota Bandung.”
Visi tersebut diatas diusung dalam rangka mendukung Program Pemerintah Kota Bandung yang tertuang pada visi Kota Bandung 2004 yakni,
sebagai Kota Jasa BERMARTABAT.
3.1.3 Misi Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bandung
Adapun yang menjadi Misi dari Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bandung adalah sebagai berikut :
1. Mendorong masyarakat untuk belajar learning society menuju
masyarakat madani yang sadar akan informasi. 2.
Menyelamatkan, memelihara dan mengamankan arsip sebagai sarana informasi utama dalam penyelenggaraan pemerintahan yang akuntabel.
3. Meningkatkan pembinaan, pengembangan serta pendayagunaan berbagai
jenis perpustakaan dan tata kearsipan. 4.
Meningkatkan kualitas jasa perpustakaan dan informasi kearsipan, baik untuk masyarakat maupun institusi.
5. Menarik, memelihara dan melestarikan karya cetak dan karya rekaan hasil
budaya bangsa khususnya karya budaya daerah yang dihasilkan di Kota Bandung.
3.1.4 Struktur dan Tugas Pokok KAPUSARDA Bagan Struktur Organisasi Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota
Bandung
Kepala Seksi Pengelolaan
Perpustakaan : YODI MAULANA,SE
KEPALA KANTOR Dr.H.MUHAMMAD ANWAR,M.Si
Kelompok Jabatan Fungsional Pustakawan :
1. JAINUDIN SIMAMORA, SE
Arsiparis: 1.
IWAN SUYATMAN,A.Md 2.
ADE YANTI,A.Md KA.SUB.BAG.TATA USAHA
Drs.H.TOMI PRAMUJI
Kepala Seksi Pengelolaan Perpustakaan :
YODI MAULANA,SE Kepala Seksi Pengelolaan
Arsip : SRI SOPYANI, S.Pd
Kepala Seksi Bina Perpustakaan Kearsipan
Drs.DADANG BASTAMAN
Tugas Pokok 1.
Kepala Kantor Kepala kantor perpustakaan dan Arsip Daerah mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian urusan Pemerintahan lingkup Perpustakaan dan Arsip Daerah berdaasarkan asas otonomi dan pemerintahan
2 Sub Bagian Tata Usaha
a. Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Kepala Kantor Perpustakaan dan Arsip Derah di lingkup ketatausahaan.
b. Pelaksanaan ketatausahaan Kantor yang meliputi administrasi umum,
keuangan dan kepegawaian. c.
Pengkoordinasi penyusunan perencanaan, evaluasi dan pelaporan kegiatan Kantor;
d. Evaluasi dan Pelaporan Kegiatan ketatausahaan.
3 Seksi Pengelolaan Perpustakaan
1 Seksi Pengelolaan Perpustakaan mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kantor Perpustakaan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kantor Perpustakaan dan Arsip
Daerah di lingkup pengelolaan perpustakaan; 2
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat 1, Seksi Pengelolaan Perpustakaan mempunyai fungsi :
a. Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup pengelolaan
perpustakaan; b.
Penyusunan petunjuk teknis lingkup pengelolaan perpustakaan; c.
Pelaksanaan lingkup pengelolaan perpustaaan yang meliputi menyeleksi, menghimun, mengolah, menyusun , memelihara,
melestarikan, menyajikan, memberdayakan secara optimal, pemberian layanan Mobil Unit Perpustakaan Keliling, pemberian bantuan
penelusuran literature, pengolahan bahan ppustaka, penyimpanan karya cetak dan karya reka khususnya koleksi kedaerahan serta
penerbitan Bibliografi Daerah dan konservasi dan preservasi terhadap bahan pustaka;
d. Laporan pelaksanaan lingkup pengelolaan perpustakaan
4 Seksi Pengelolaan Arsip
1 Seksi pengelolaan Arsip mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah di lingkup pengelolaan Arsip;
2 Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat
1, Seksi Pengelolaan Arsip mempunyai fungsi : a.
Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup pengelolaan Arsip; b.
Menyusun petunjuk teknis lingkup pengelolaan Arsip;
c. Pelaksanaan lingkup pengolaan Arsip yang meliputi penarikan arsip,
penyimpanan dan penataan arsip inaktif, penataan dan pengolahan arsip, konservasi dan preservasi arsip serta entry data arsip kedalam
aplikasi computer; dan d.
Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup pengelolaan Arsip. 5
Seksi Bina Pustaka dan Kearsipan 1
Seksi Bina Pustaka dan Kearsipan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah
di lingkup Bina Pustaka dan Kearsipan; 2
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat 1, Seksi Bina Pustaka dan Kearsipan mempunyai fungsi :
a. Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup Bina Pustaka
dan Kearsipan b.
Penyusunan petunjuk teknis lingkup Bina Pustaka dan Kearsipan
c. Pelaksanaan lingkup Bina Pustaka dan Kearsipan yang
meliputi pembinaan dan pengembangan minat baca kepada masyarakat, promosi perpustakaan dan kearsipan.
d. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup Bina Pustaka dan
Kearsipan.
3.1.5 Sarana dan Prasarana
Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bandug merupakan Lembaga Teknis Daerah yang tugas pokoknya meneyelenggarakan Perpustaaan dan
Kearsipan Daerah. Letak Gedung Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bandung, terdiri dari 3 tiga lokasi :
1. Gedung Kantor Ruangan Perpustakaan Kota Bandung berlokasi di Jl.
Wastukencana No. 2 Bandung - 40117 Telepon 022 421083, Gedung sebelah barat lantai I bersebelahan dengan Bagian Ketahanan Pangan
Sekretariat Kota Bandung dengan luasya = 15 m x 40m = 600 m2 , meliputi Ruang Kepala Kantor, Ruang Kepala Seksi Pengelolaan
Perpustakaan, Ruang Seksi Pembinaan Perpustakaan da Kearsipan, Ruang Audio Visual dan Ruang Layanan Perpustakaan.
2. Ruang Basement ruang bawah tanah sebelah barat terdiri dari ruang
Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Pengolahan Bahan Pustaka, ruang Staf Tata Usaha, ruang Arsiparis dan gudang perlengkapanperalatan.
3. Depo Arsiptempat penyimpanan Arsip di ruang Basement ruang
bawah tanah sebelah timur, luasnya 750 M, meliputi ruang Kepala Seksi Pengelolaan Arsip serta ruang Depo Arsip penyimpanan Arsip
Pemerintah Kota Bandung.
Sarana perlengkapan kearsipan Arsip in Aktif yang diperlukan mengacu pada Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 160 Tahun
1980 tentang Pedoman Standarisasi Alat Perlengkapan, berupa Rak Arsip,Boks , Kertas Sampul, label da sebagainya yang tersebar ditiap
Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kota Bandung.
Tabel 3.1 Sarana dan Prasarana
Sarana dan Prasarana Jumlah
Roll O’Pack Putar 54 buah
Roll O’Pack Dorong 162 buah
Rak arsip Besi 264 buah
Rak Arsip Kayu 11 buah
Filling Cabinet 6 buah
Lemari Arsip Besi 10 Buah
Meja Pemilahan 3 Buah
Papan Informasi Kearsipan Berbasis Komputer
1 Buah
Komputer Kearsipan
12 Unit
Komputer Perpustakaan
14 Unit
Lemari Buku
25 Buah
Printer 4 Buah
Telepon 3 Buah
Ruang Kepala Kantor 1 Buah
Internet Wifi 1 Buah
Sumber : Data Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bandung
3.1.6 Jenis Layanan Perpustakaan
Jenis layanan ada beberapa macam dan biasanya dipengaruhi oleh beberapa jenis perpustakaan dan warga yang dilayaninya. Beberapa jenis
perpustakaan antara lain : a.
Layanan Peminjaman bahan pustaka layanan sirkulasi, yaitu layanan kepada pemakai perpustakaan berupa peminjaman bahan pustaka yang
dimiliki perpustakaan. b.
Layanan Referensi, yaitu layanan yang diberikan oleh perpustakaan untuk koleksi-koleksi khusus seperti kamus, ensiklopedia, almanak,
direktori, buku tahunan yang berisi informasi teknis dan singkat. Koleksi ini tidak boleh dibawa pulang oleh pengunjung dan hanya
untuk dibaca ditempat.
c. Layanan Ruang Baca, yaitu layanan yang diberikan oleh perpustakaan
berupa tempat untuk melakukan kegiatan membaca diperpustakaan. Layanan ini diberikan untuk mengantisipasi pengguna perpustakaan
yang tidak ingin meminjam untuk dibawa pulang akan tetapi mereka cukup membacanya diperpustakaan.
d. Layanan Audio Visual, yaitu layanan perpustakaan khusus untuk
bahan audio visual. Layanan ini meliputi peminjaman dan pemutaran film, video, slide, filmstrip. Bahan yang disediakan berupa film cerita,
film documenter, atau film pengetahuan. e.
Layanan Bercerita, layanan ini untuk perpustakaan anak-anak atau perpustakaan sekolah dasar.
3.1.7 Koleksi Buku
Adapun yang dimaksud koleksi adalah semua informasi dalam bentuk karya tulis, karya cetak, dan atau karya rekam dalam berbagai media yang
mempunyai nilai pendidikan, yang dihimpun, diolah dan dilayankan. Keanekaragaman koleksi pada suatu perpustakaan dapat digolongkan kedalam
beberapa jenis, yaitu :
1. Buku Fiksi
Adalah buku cerita ciptaan seseorang pengarang berdasarkan khayalan. Buku ini merupakan buku yang dapat memberikan hiburan
dan dapat pula mendidik para pembacanya. 2.
Buku Non Fiksi Adalah buku ilmu pengetahuan yang memuat hasil pikiran dan
pengamatan seorang pengarang agar pengetahuan tersebut dapat disebarkan kepada siapa saja yang membaca atau mempelajarinya.
3. Penerbitan Berkala
Adalah terbitan yang diterbitkan secara berkala, seperti harian atau surat kabar, majalah mingguan atau bulanan dan lain-lain.
4. Bahan-bahan vertical file
Adalah informasi yang berupa guntingan dari surat kabar atau majalah kliping.
3.1.8 Tinjauan Tentang Mobil Perpustakaan Keliling
Mobil Perpustakaan Keliling merupakan perpustakaan umum yang melaksanakan layanan kepada masyarakat secara berpindaah-pindah sesuai
ketentuan yang direncanakan dan ditentukan. Secara operasional perpustakaan mobil keliling memberikan layanan kepada kelompok masyarakat karena sesuatu
hal, tidak dapat menjangkau perpustakaan umum. Dewanto, 1987:4.
Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bandung menyediakan Mobil Perpustkaan Keliling sebagai salah satu layanan yang dapat dinikmati oleh
warga Kota Bandung. Mobil Perpustakaan Keliling disediakan untuk menjangkau warga Kota Bandung yang letaknya jauh dari Kantor Perpustakaan
dan Arsip Daerah Kota Bandung. Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bandung yang letaknya di
Jalan Pelajar Pejuang No.45 yang dirasa kurang strategis tempatnya sulit dijangkau oleh kendaraan umum maka, dengan adanya Mobil Perpustakaan
Keliling ini akan memudahkan warga Kota Bandung yang ingin merasakan layanan Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bandung. Baik untuk
sekadar membaca buku maupun meminjam buku tanpa harus datang jauh-jauh ke Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bandung cukup dengan hanya
menunggu kedatangan Mobil Perpustakaaan Keliling saja di lingkungannya masing-masing.
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Desain Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti memakai pendekatan kualitatif sebagai pendekatan penelitian.Pendekatan ini digunakan untuk meneliti suatu kondisi
obyek yang alamiah. Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskripsi yang
berupa kata-kata tertulis atau lisan yang didasari oleh orang atau perilaku yang diamati.
Sedangkan metode yang dipakai adalah metode deskriptif. Menurut Ruslan 2004 yang mengemukakan bahwa “dalam penelitian deskriptif, untuk
menggambarkan karakteristik ciri-ciri, individu, situasi atau kelompok tertentu. Penelitian relative sederhana yang tidak memerlukan landasan teoritis rumit atau
pengajuan hipotesis tertentu. Penelitian deskripstif juga berarti penelitian yang dimaksud untuk
menjelaskan. Pendekatan ini bertujuan memperoleh pemahaman dan menggambarkan realitas yang kompleks Nasution, 1992 :3.
Menurut Jalaludin Rakhmat 2004:25, penelitian deskriptif bertujuan untuk : a.
Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala- gejala yang ada.
b. Mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-
praktek yang berlaku. c.
Membuat perbandingan atau evaluasi d.
Menentukan apa yang dihadapi orang lain dalam mengahdapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan
rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data
Data merupakan salah satu unsur komponen utama dalam penelitian, teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian adalah
sebagai berikut : 1.
Wawancara Esterberg sebagaimana dikutip oleh Prof. Dr. Sugiyono dalam
bukunya memahami Penelitian Kualitatif mendefinisikan wawancara sebagai berikut
“wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna
dalam suatu topic tertentu. a meeting of two persons to exchange information and idea through question and response, resulting in
communication and join construction of meaning about a particular topic”. Sugiyono 2005:72
2. Studi Kepustakaan
Suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dengan menelaah teori-teori, pendapat-pendapat referensi buku serta pokok-
pokok pikiran yang menunjang dan relevan dengan masalah yang akan dibahas dalam penelitian. Adapun data-data yang dijadikan studi
pustaka oleh peneliti diantaranya adalah :
a. Referensi Buku
Sumber data yang penulis anggap dapat dipercaya merupakan dari buku-buku bacaan yang berkaitan dengan semua penelitian yang
penulis teliti. b.
Makalah ataupun Skripsi terdahulu Sebagai bahan literature penulis, dimana penulis dapat
membandingkan dengan masalah yang ada sebelumnya. c.
Oservasi Yaitu
peneliti mengamati
apa yang
dikerjakan orang,
mendengarkan apa yang diucapkan dan berpartisipasi dalam aktivitas yang sedang diteliti Susan Stainback : 1998
d. Internet Searching
Adalah satu fasilitas internet yang dijalankan melalui browser untuk mencari informasi yang kita inginkan. Internet searching
menampung database situs-situs dari seluruh dunia yang jumlahnya milyaran halaman web, cukup dengan memasukan
keyword maka internet searching akan menampilkan bebarapa link yang dicari. Diantaranya melalui alamat-alamat website seperti
www.wikipidia.com , jurnal-jurnal elektronik , berita-berita online dan lain-lain.
e. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi dapat berupa tulisan, gambar, atau karya tulis
monumental dari seseorang. Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data, karena dalam banyak hal
dokumen sebagai sumber data yang dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan. Moleong 2007 :216-217
3.2.3. Teknik Penentuan Informan 3.2.3.1 Informan
Dalam penelitian kualitatif, penelitian tidak menggunakan subyek atau populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada
pada situasi social tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi, maka peneliti membutuhkan sampel atau juga disebut dengan
informan. Penelitian kualitatif, untuk menentukan informan mana yang harus
dipilih, peneliti harus menggunakan suatu teknik penentuian informan. Atas dasar kebutuhan peneliti menggunakan teknik purposive sampling dalam
penelitian. Adapun definisi dari purposive sampling yaitu :
“Pengambilan sampel
sumber data
dengan pertimbangan
tertentu.Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai
penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek atau situasi social yang se
dang diteliti.” Sugiyono,2009:54 Adapun pada penelitian ini, yang menjadi informan yaitu 3 informan
terpilih yang bekerja di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bandung, diantaranya adalah :
Tabel 3.2
Identitas Informan
No Nama
Jabatan Lama Bekerja
1 Drs.H.Tata
Bagian Promosi 3 Tahun
2 Neni Sunarsih
Bagian Promosi 5 Tahun
3 Andi
Petugas Mobil Perpustakaan Keliling
2 Tahun
Sumber : Data Peneliti 2012
Untuk melengkapi penelitian ini, peneliti menambahkan uji keabsahan data dengan pendekatan triangulasi data. Menurut Moleong dalam bukunya
Metodologi Penelitian Kualitatif , “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu ya
ng lain”. Teknik triangulasi data menurut Denzin 1978 membedakan empat macam triangulasi sebagai
teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, penyidik, dan teori.
Informan diatas dipilih atas pertimbangan peneliti yang dirasa sesuai dengan kebutuhan penelitian oleh peneliti, dikarenakan oleh kapabilitas
informasi yang akan didapat secara maksimal.
3.2.4 Teknik Analisa Data
Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam
triangulasi. Teknik analisa data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak
penelitian memasuki lapangan untuk mengumpulkan data. Dalam hal ini Nasution 1988 menyatakan “ Analisis telah mulai sejak merumuskan dan
menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitan. Namun dalam penelitian kualitatif, analisis
data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data.
Setelah memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini maka, selanjutnya akan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Penyeleksian Data
Penyeleksian data yakni memilah data yang didapatkan untuk dijadikan sebagai bahan laporan penelitian. Hal ini dilakukan agar data
yang didapatkan sesuai dengan kebutuhan penelitian dan dianggap relevan untuk dijadikan sebagai hasil laporan penelitian. Data yang
diperoleh kemungkinan tidak sejalan dengan tujuan penelitian sebelumnya, oleh karena itu penyeleksian data yang dianggap layak
sangat dibutuhkan. 2.
Klasifikasi Data Klasifikasi data yakni mengkategorikan data yang diperoleh
berdasarkan bagian-bagian penelitian yang telah ditetapkan.
Data Collection
Data Display
Conclusions : drawingverifying
Data reduction
Kalsifikasi data ini dilakukan untuk menyusun laporannnya secara tersistematis menurut klasifikasinya. Kalsifikasi ini juga membantu
penulis dalam memberikan penjelasan secara lebih setail dan jelas. 3.
Merumuskan hasil penelitian Semua data yang diperoleh kemudian dirumuskan menurut
pengklasifikasian data yang telah ditentukan. Rumusan hasil penelitian ini memaparkan beragam hasil yang didapat di lapangan dan berusaha
untuk menjelaskannya dalam bentuk laporan yang terarah dan sistematis.
4. Menganalisa hasil penelitian
Tahap yang terakhir adalah menganilsa hasil penelitian yang diperoleh dan berusaha membandingkannya dengan berbagai teori atau model
atau dengan penelitian sejenis lainnya dengan data yang diperoleh secara nyata di lapangan. Menganalisa hasil penelitian dilakukan
untuk dapat memperoleh jawaban atas penelitian yang dilakukan dan berusaha untuk membuahkan suatu kerangka pikir atau menguatkan
yang ada.
3.2.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.5.1 Tempat Penelitian
Peneliti melakukan penelitian di Kantor Perpustakaan dan Arip Daerah Kota Bandung di Jalan Caringin No.13.
3.2.5.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian yang dilakukan peneliti adalah selama 6 bulan terhitung pada bulan Febuari 2012 sampai dengan Juli 2012. Mulai dengan proses
persiapan, pelaksanaan hingga ke penyelesaian. Dengan time schedule waktu
penelitian sebagai berikut :
Tabel 3.15 Jadwal Kegiatan Penelitian
Sumber : peneliti 2012
No Kegiatan
Bulan Januari Februari
Maret April
Mei Juni
Juli 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul
2 Penulisan Bab I
Bimbingan 3
Penulisan Bab II Bimbingan
4 Pengumpulan
Data Lapangan
5 Penulisan Bab III
Bimbingan 6
Seminar UP 7
Penulisan Bab IV Bimbingan
8 Penulisan Bab V
Bimbingan 9
Penyusunan Kesuluruhan Draft
10 Sidang Skripsi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini peneliti akan menguraikan dan menganalisis data dari hasil penelitian yang dilakukan tentang “Strategi Komunikasi Bagian Promosi
Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bandung melalui Mobil Perpustakaan Keliling sebagai Bentuk Pelayanan Bagi Warga Kota Bandung”.
Hasil penelitian ini diperoleh dengan teknik wawancara dengan informan sebagai bentuk pencarian data dan dokumentasi langsung dari lapangan yang
kemudian peneliti analisis. Penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan yang didasari
oleh orang atau perilaku yang diamati. Wawancara dilakukan pada hari Selasa 5 Juni 2012 , Kamis 7 Juni 2012, dan
pada hari Rabu 13 Juni 2012. Pada tanggal 5 Juni 2012 bertempat di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bandung pada pukul 10.00-11.00 WIB dan
pada tanggal 7 Juni 2012 bertempat di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bandung pada pukul 13.00-15.00 WIB
Peneliti melakukan wawancara bersama 3 orang informan yaitu Tata , Neni Sunarsih dan Andi . Untuk tahap analisis yang dilakukan oleh peneliti adalah
membuat daftar pertanyaan untuk wawancara, pengumpulan data, dan analisis data yang dilakukan sendiri oleh peneliti. Untuk dapat mengetahui sejauhmana informasi
yang diberikan oleh informan penelitian, maka peneliti menggunakan beberapa tahap :
1. Pertama, menyusun draft pertanyaan wawancara berdasarkan dari
unsure-unsur kredibilitas yang akan ditanyakan kepada narasumber atau informan.
2. Kedua, melakukan dokumentasi langsung dilapangan untuk
melengkapi data-data yang berhubungan dengan penelitian. 3.
Ketiga, memindahkan data yang berbentuk draft dari semua pertanyaan yang diajukan kepada narasumber atau informan.
4. Keempat, menganilisis hasil data wawancara yang telah dilakukan.
Agar pembahasan lebih sistematis dan terarah maka peneliti membagi kedalam 3 pembahasan, yaitu :
1. Identitas Informan
Dalam sesi ini, peneliti akan mendeskripsikan siapa saja para informan penelitian yang menjadi narasumber untuk penelitian yang dilakukan oleh
peneliti. Narasumber ini bertugas memberikan informasi mengenai apa saja yang berkaitan dengan ruang lingkup penelitian yang dilakukan serta
memberikan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. 2.
Analisis Deskripstif Hasil Penelitian
Dalam sesi ini, peneliti akan mendeskripsikan hasil penelitian yang didapatkan peneliti melalui hasil wawancara dengan para informan penelitian
yang dijadikan narasumber oleh peneliti. 3.
Pembahasan
Dalam sesi ini, peneliti menganalisis hasil dari penelitian yang telah dilakukan dengan mencocokannya dengan teori yang telah ada dan tercantum
dalam BAB II sripsi ini. Untuk lebih jelasnya ketiga poin diatas akan dijabarkan sebagai berikut :
4.1 Identitas Informan
Peneliti melakukan wawancara dengan para informan pada penelitian ini terdapat 3 informan yang diwawancarai dari pihak Kantor Perpustakaan dan
Arsip Daerah Kota Bandung kedua informan ini bekerja di Bagian Promosi Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bandung dan satu lagi sebagai Pustakawan.
Adapun daftar informan penelitian dapat dilihat di table berikut :
Tabel 4.1 Identitas Informan Penelitian
No Nama Jabatan
TempatTanggal Lahir
Lama Bekerja
1 Drs.H.Tata
Karyawan Bagian
Promosi Bandung, 17 Februari
1967 3 Tahun
2 Neni Sunarsih
Karyawan Bagian
Promosi Bandung,
8 Juli 1959 5 Tahun
3 Andi
Sopir Mobil
Perpustakaan Keliling
Bandung, 19 Mei 1980 2 Tahun
Sumber : Peneliti Juni 2012
4.1.1 Profil Informan 1.
Drs.H.Tata Gambar 4.1
Drs.H.Tata Karyawan Bagian PromosiInforman Penelitian
Sumber : Dokumentasi Peneliti,2012
Tata adalah seorang karyawan bagian promosi Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bandung. Bapak Tata baru bekerja di Kantor
Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bandung selama 3 tahun. Ketika pertama kali bertemu dengan dengan Bapak Tata, saya bertemu
pada saat Praktek Kerja Lapangan tahun lalu, sekitar satu bulan Praktek Kerja Lapangan di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bandung. Setelah
itu pertemuan dengan bapak Tata sudah sering dilakukan meskipun masa PKL sudah habis tetapi saya masih sering berkunjung ke Kantor Perpustakaan dan
Arsip Daerah Kota Bandung. Pak Tata seorang yang ramah, murah senyum, baik, dan pintar. Beliau sangat suka memberikan sesuatu berupa pengalaman,
cerita dll untuk bisa dijadikan bahan acuan terhadap anak muda. Beliau merupakan alumni dari Fikom UNPAD sehingga beliau sangat faham akan
arti komunikasi, sehingga setiap pembicaraan yang dilakukan pun tidak merasa canggung karena beliau pintar berkomunikasi.
Tata memiliki paras yang cukup wibawa sebagai seorang bapak pada umumnya, berambut hitam, lurus. Beliau termasuk orang yang sibuk
menghadiri rapat atau acara baik di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bandung maupu diluar.
2. Neni Sunarsih
Gambar 4.2 Neni Sunarsih Informan Penelitian
Sumber : Dokumentasi Peneliti 2012
Lahir di Bandung, 8 Juli 1959 dan beralamatkan di Jalan H. Samsudin No. 10 . Ibu 2 orang anak ini adalah karyawan Bagian Promosi juga, ketika
pertama kali bertemu dengan beliau yaitu pada saat saya PKL di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bandung sekilas wajahnya terlihat tidak
bersahabat, teteapi setelah mencoba berkomunikasi dengan beliau ternyata dugaan saya salah. Ibu Neni Sunarsih orangnya sangat baik, ramah dan
perhatian
Ibu Neni Sunarsih ini sengaja peneliti pilih menjadi informan karena peneliti melihat beliau mampu memberikan informasi yang berkenaan dengan
penelitian yang sedang dilakukan ini.
3. Andi
Andi merupakan sopir dari Mobil Perpustakaan Keliling, beliau merasa senang menjadi bagian dari Kantor Perpustakaan Keliling, karena
ujurnya dengan menjadi sopir mobil perpustakaan keliling dia bisa membantu warga kota Bandung dengan buku-buku yang dibawanya. Bapak yang satu ini
tidak tahu mengapa enggan memberikan identitas lengkap. Beliau hanya member tahu nama asli dan asal kota saja.
Saat pertama kali berkomunikasi dengan beliau terlihat sedikit canggung tetpi lama-kelamaan suasana percakapan mulai menjadi biasa.
4.2 Analisis Deskriptif Hasil Penelitian
Analisis deskriptif pada penelitian adalah analisis pada data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan 2 orang karyawan bagian promosi
sebagai informan, 1 orang supir mobil perpustakaan keliling. Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber atau informan, maka
peneliti dapat menganalisis tentang Strategi Komunikasi Bagian Promosi
Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bandung melalui mobil perpustakaan keliling sebagai bentuk pelayanan bagi warga Kota Bandung.
4.2.1 Bagaimana Tujuan Bagian Promosi Perpustakaan dan Asrip Daerah Kota Bandung melalui mobil perpustakaan killing sebagai
bentuk pelayanan bagi warga Kota Bandung.
Tujuan mempunyai beberapa definisi atau rumusan yang berbeda satu dengan yang lainnya. Tujuan merupakan langkah pertama dalam membuat
perencanaan sehingga dalam pelaksanaannya nanti terarah sesuai dengan tujuan dan hasil yang ingin dicapai. namun demikian, banyak individu
organisasi yang salah kaparah dalam menentukan tujuan dengan cara membuat beberapa tujuan dalam sebuah perencanaan. Hal ini tentu akan
membingungkan dan berakibat kurang maksimalnya hasil yang bisa dicapai. H.R. Daeng Naja menyatakan bahwa tujuan merupakan misi sasaran
yang ingin dicapai oleh suatu organisasi di masa yang akan datang dan manajer bertugas mengarahkan jalannya organisasi untuk mencapai tujuan
tersebut sedangkan menurut Ken Mcelroy tujuan merupakan langkah pertama dalam proses mencapai kesuksesan dan tujuan juga merupakan kunci
mencapai kesuksesan.
Dari beberapa pengertian dapat dipahami bahwa tujuan merupakan langkah pertama dalam membuat rencana sehingga nanti dalam
pelaksanaannya prosesnya akan terarah dan jelas. Setiap perusahaan atau dalam instansi pemerintahan tentu selalu
mempunyai tujuan yang ingin dicapai, agar tujuan yang diharapkan bisa tercapai, maka bagian promosi melakukan langkah-langkah untuk
merealisasisikan tujuan tersebut. Dalam tujuan meliputi rencana dan sasaran yang ingin dicapai oleh
Bagian Promosi Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bandung. Siapa sasarannya dan apa tujuan yang sebenarnya ingin dicapai.
Bagian Promosi Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bandung menganggap bahwa Tujuan adalah sasaran yang harus dicapai, bertahap dan
tertata rapi artinya tujuan tidak bersifat mutlak, kaku tetapi ada peluang untuk perbaikan dan sisipan kebijakan baru. Dengan demikian tujuan adalah proses
yang berkelanjutan dalam rangka merealisasikan tujuan untuk kepentingan bersama.
Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bandung mempunyai fasilitas yang dimaksudkan untuk masyarakat. Yaitu dengan menyediakan
buku-buku bacaan
untuk semua
kalangan mulai
dari SD,SMP,SMA,Mahasiswa dan umum. Dengan banyaknya koleksi buk yang
disediakan oleh Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bandung tentu warga akan lebih mudah untuk mencari referensi buku, seperti buku-buku bacaan
biasa maupun buku-buku pengetahuan lainnya. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada hari selasa tanggal
5 Juni 2012 dengan Bapak Tata yang bertempat di Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bandung Beliau mengatakan bahwa :
“sasaran pengguna dari mobil perpustakaan keliling yaitu warga kota bandung khususnya yaitu dari semua kalangan baik SD,SMP,SMA dan
umum ”.
Lebih lanjut dikatakan oleh informan kedua Ibu Neni Sunarsih mengemukakan pendapatanya bahwa : “Ya sudah pasti yang menjadi sasaran
adalah semua kalangan khususnya bagi warga Kota Bandung . Berdasarkan kedua jawaban tersebut dapat disimpulkan bahwa mereka
memiliki pendapat yang sama mengenai siapa yang menjadi sasaran oleh Bagian Promosi Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bandung melalui mobil
perpustakaan keliling, bahwa sasarannya adalah semua kalangan khususnya warga Kota Bandung tentunya yang ingin membaca . dengan begitu warga
kota bandung yang tidak bisa membeli buku bacaan seperti buku-buku cerita maupun buku pengetahuan masih dapat membaca dengan adanya layanan
perpustakaan keliling ini.