Jadi, tidak ada pelatihan khusus untuk para guru dalam mengajarkan shalat lima waktu pada murid, karena para guru di Ar-Raudah telah memiliki
kemampuan yang baik dalam beragama. Hanya terdapat buku panduan yang dapat dijadikan pedoman mengajar dan jika ada metode atau materi-materi
baru dalam mengajarkan shalat lima waktu, para guru melakukan sharing dengan guru yang lain.
3. Mengembangkan tata
aturan khusus
dalam pelaksanaan
pembelajaran shalat lima waktu.
Untuk memperlancar jalannya proses pembelajaran shalat lima waktu, harus disusun aturan-aturan khusus agar kegiatan berjalan dengan tertib. Berikut ini
hasil wawancara dengan informan mengenai aturan yang diterapkan dalam proses pembelajaran shalat lima waktu.
Tabel 10. Aturan Dalam Pembelajaran Shalat Lima Waktu
Informan Hasil Wawancara
Informan 1 Guru dari masing-masing kelas secara bergiliran
memimpin demonstrasi praktik shalat. Informan 2
Menetapkan semacam aturan piket bergilir, guru dari kelas manakah yang menjadi demonstratornya. Setiap guru
kelas pasti akan mendapatkan giliran untuk menjadi demonstrator praktik shalat lima waktu.
Informan 3 Para guru harus mengajar dengan penuh kesabaran dan
setiap guru
akan mendapatkan
giliran menjadi
demonstrator, sesuai dengan urutan kelas yang telah ditetapkan.
Informan 4 Setiap
guru akan
mendapatkan giliran
menjadi demonstrator secara bergantian setiap minggu, sesuai
dengan giliran kelas yang menjadi petugas piket praktik shalat.
Informan 5 Pembelajaran shalt lima waktu diawali dalam kelas,
barulah para murid mengikuti demonstrasi praktik shalat yang dipimpin oleh seorang guru yang mewakili satu
kelas.
Sumber : Penelitian tahun 2011 Aturan khusus pada proses pembelajaran shalat lima waktu ada ketika
pelaksanaan praktik shalat. Pada hari Selasa, para guru di Ar-Raudah secara bergiliran memimpin dan mendemonstrasikan praktik shalat lima waktu.
“...palingan pas ini praktik demonstrasi shalat. Paktik shalat kan barengan tuh shalatnya semua kelas gabung jadi satu, barengan. Nah ada satu guru
yang mimpin praktek shalat itu sekalian demonstrasiin shalatnya, dia yang megang mic. Setiap guru itu ntar gantian tiap mingggunya, pasti dapet
giliran.”
15
Terdapat semacam piket giliran untuk menjadi demonstrator pada
pelaksanaan praktik shalat lima waktu. Setiap guru akan mendapatkan giliran untuk menjadi demonstrator dalam praktik shalat, sesuai urutan yang telah
didiskusikan antara para guru. Dari hasil observasi yang didapat, saat seorang guru menjadi demonstrator, guru yang lain mengawasi para murid dalam
melaksanakan praktik shalat lima waktu. Guru yang lain mengkoreksi gerakan-gerakan shalat murid jika mereka melakukan suatu kesalahan.
Selain itu aturan-aturan yang diterapkan hampir sama dengan aturan-aturan saat mengajarkan pelajaran lain, hanya mengikuti aturan standar untuk guru
TK dalam mengajar, seperti mengajar dengan penuh kesabaran dan menyesuaikan karakteristik murid. Aturan-aturan tersebut diterapkan untuk
memperlancar jalannya proses pembelajaran shalat lima waktu pada murid dan berjalan lebih efektif .
15
Wawancara dengan Informan 1, tanggal 14 Desember 2011
Gambar 4. Guru Mengawasi Murid Sumber: Foto Penelitian 2011
Dari pembahasan diatas, ditarik kesimpulan tentang tata aturan khusus yang diterapkan dalam pembelajaran shalat lima waktu:
1. Para guru
di Ar-Raudah
secara bergiliran
memimpin dan
mendemonstrasikan praktik shalat lima waktu, dan guru yang lain mengawasi para murid dalam melaksanakan praktik shalat lima waktu.
2. Selain itu aturan-aturan yang diterapkan hampir sama dengan aturan- aturan saat mengajarkan pelajaran lain seperti mengajar dengan penuh
kesabaran dan menyesuaikan karakteristik murid.
4. Mengontrol kegiatan pembelajaran shalat lima waktu.