memahami aturan-aturan yang diterapkan dan menjalankannya dengan baik agar tercipta pembelajaran yang seragam one voice.
Dari penjabaran diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Ar-Raudah menerapkan empat dari lima strategi yang ada dalam Teori Perolehan
Pemenuhan Marwell dan Schmitt, yaitu memberikan hukuman, janji-janji, penghargaan, dan seruan moral. Bentuk dari pemberian ganjaran tersebut
adalah: 1. Pemberian hukuman: dengan memberikan hukuman moril yang bersifat
memotivasi murid untuk belajar shalat lima waktu. 2. Pemberian penghargaan: dengan memberikan stiker bintang, pujian
dengan kata-kata “Anak soleh” dan “Anak pintar” kepada murid yang tertib dalam pembelajaran shalat lima waktu.
3. Pemberian janji-janji: menjanjikan kepada murid yang tertib dalam pembelajaran shalat lima waktu untuk pergi berlibur kesuatu tempat.
4. Pemberian seruan moral: menyerukan pesan moral kepada murid untuk melaksanakan shalat lima waktu sebagai kewajiban umat muslim dalam
setiap pelajaran yanga da di Ar-Raudah.
3. Manfaat dari pemberian ganjaran dalam pendidikan.
Pemberian ganjaran-ganjaran dalam pembelajaran shalat lima waktu memberikan manfaat dalam mencapai tujuan komunikasi. Berikut ini hasil
wawancara mengenai manfaat yang didapat oleh para guru dengan memberikan ganjaran-ganjaran dalam pembelajaran shalat lima waktu:
Tabel 17. Manfaat Pemberian Ganjaran
Informan Hasil Wawancara
Informan 1 Membuat anak murid menjadi lebih bersemangat lagi
dalam proses pembelajaran shalat lima waktu, lebih memotivasi murid untuk menjadi murid yang lebih baik
lagi.
Informan 2 Hal-hal tersebut bertujuan untuk merubah sikap anak
kearah yang lebih baik lagi, memotivasi mereka untuk menjadi lebih baik lagi.
Informan 3 Para murid akan termotivasi untuk melaksanakan praktik
shalat dengan baik dan tertib karena mereka tidak ingin tertinggal dengan teman-temannya yang lain.
Informan 4 Membangun pribadi murid yang lebih percaya diri.
Informan 5 Menumbuhkan rasa percaya diri pada murid, murid akan
lebih bersemangat dan termotivasi untuk mempelajari shalat lima waktu.
Sumber : Penelitian tahun 2011 Pemberian hukuman, penghargaan, janji-janji, dan seruan moral tersebut
sangat bermanfaat untuk memotivasi murid agar berlomba-lomba untuk menjadi murid yang paling baik dibandingkan teman-temannya.
“Kita ngasih hukuman, janji-janji, dan penghargaan itu tujuan nya untuk jadi motivasi bagi anak-anak. Jadi murid-murid itu termotivasi buat praktik
shalat dengan baik, tertib karena dia nggak mau ketinggalan sama teman- temannya yang lain.”
28
Murid yang mendapatkan hukuman akan menyadari bahwa ia telah melakukan suatu kesalahan. Dengan hukuman yang diberikan, para murid
akan lebih termotivasi untuk tidak mengulangi kesalahannya karena tidak mau tertinggal dengan teman-teman yang lain.
28
Wawancara dengan Informan 3, tanggal 13 Desember 2011
Pemberian hukuman, penghargaan, janji-janji, dan seruan moral juga membentuk para murid menjadi pribadi yang lebih percaya diri dalam
bertindak. “Selain itu pemberian hukuman, janji-janji serta penghargaan juga
bermanfaat untuk membangun pribadi murid yang lebih percaya diri. Masih banyak nih murid TK yang masih malu buat mengekspresikan dirinya. Nah,
dengan ngasih penghargaan, para murid jadinya mau berlomba-lomba untuk menjadi lebih baik biar dapat stiker bintang dari gurunya.”
29
Para murid yang masih malu akan lebih percaya diri dalam mengekspresikan dirinya. Dengan penghargaan yang diberikan oleh guru, para murid akan
termotivasi untuk mendapatkan penghargaan tersebut, dan memacu para murid untuk menjadi yang terbaik dibandingkan teman-temannya.
Penerapan teori perolehan pemenuhan menjadi suatu strategi pendukung selain menerapkan strategi komunikasi yang terdiri dari strategi
implementasi, strategi dukungan, dan strategi integrasi. Pemberian hukuman, janji-janji, penghargaan, dan seruan moral tersebut sangat bermanfaat,
diantaranya: 1. Mendorong para murid agar lebih bersemangat dalam melaksanaan
pembelajaran shalat lima waktu. 2. Motivasi untuk menjadi yang terbaik dan mereka akan lebih patuh
terhadap perintah yang diberikan oleh guru karena mereka akan mendapatkan ganjaran yang sepadan dengan apa yang telah mereka
lakukan, sehingga proses pembelajaran shalat lima waktu berjalan lebih maksimal.
29
Wawancara dengan Informan 4, tanggal 14 Desember 2012
Dari hasil penelitian yang telah dijabarkan, dapat ditarik kesimpulan tentang penerapan Teori Perolehan Pemenuhan dalam mengajarkan shalat lima waktu
pada murid, yaitu: 1. Para guru di Ar-Raudah yang bertindak sebagai pemegang kekuasaan
dikelas dapat menerapkan teori perolehan pemenuhan dalam mengajarkan shalat lima waktu kepada murid.
2. Bentuk dari pemberian ganjaran yang diberikan adalah: •
Pemberian hukuman: dengan memberikan hukuman moril yang bersifat memotivasi murid untuk belajar shalat lima waktu.
• Pemberian penghargaan: dengan memberikan stiker bintang, pujian
dengan kata-kata “Anak soleh” dan “Anak pintar” kepada murid yang tertib dalam pembelajaran shalat lima waktu.
• Pemberian janji-janji: menjanjikan kepada murid yang tertib dalam
pembelajaran shalat lima waktu untuk pergi berlibur kesuatu tempat. •
Pemberian seruan moral: menyerukan pesan moral kepada murid untuk melaksanakan shalat lima waktu sebagai kewajiban umat
muslim dalam setiap pelajaran yanga da di Ar-Raudah. 3. Pemberian hukuman, janji-janji, penghargaan, dan seruan moral tersebut
sangat bermanfaat, diantaranya: •
Mendorong para murid agar lebih bersemangat dalam melaksanaan pembelajaran shalat lima waktu.
•
Motivasi untuk menjadi yang terbaik dan mereka akan lebih patuh terhadap perintah yang diberikan oleh guru.
C. Pembahasan Tentang Strategi Komunikasi Yang Efektif