COMMUNICATION STRATEGIES OF KINDERGARTEN TEACHERS IN TEACHING FIVE DAILY PRAYERS TO THE STUDENTS (Studies in Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten)

(1)

COMMUNICATION STRATEGIES OF KINDERGARTEN TEACHERS IN TEACHING FIVE DAILY PRAYERS TO THE STUDENTS

(Studies in Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten)

By:

JESYKA MUTIARA YUDA

Five daily prayers as the main worship for Muslims should be taught to children early, in order to create a religious person. Five daily prayers lesson have been generally given to children since they were sitting in kindergarten. Students who are children in the range of 4-6 years age, have the particular characteristics that are different from adults. Remembering the special characteristics that the students had, kindergarten teachers have to develop and choose a strategy in teaching the five daily prayers carefully, in order to make communications run properly and effectively.

The problem formulation in this research is: How does the kindergarten’s communication strategy that implemented by teachers in teaching five daily prayers to the students? The purpose of this research is to determine, describe, and explain the communication strategies of kindergarten teachers in teaching five daily prayers to the students.

The theory that support this research is acquisition fulfillment theory. This research uses a descriptive qualitative method and focused on the implementation strategy, supporting strategy, integration strategy, and the application of acquisition fulfillment theory in teaching five daily prayers to the students. Informants in this research is the Principal and Teacher in Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten who are chosen by the purposive sampling technique (intentional). To find out the success of communication strategies, the author adds 3 informal informant who are the student at Ar-Raudah. Data analysis techniques in this research is using the technique of data reduction, display, and verification.

Based on the results, this research shows that the implementation strategy is implemented as the early planning to determine the activities and identify the


(2)

to the students, Ar-Raudah integrate the five daily prayers learning into all aspects that exist in the school. In addition, the acquisition fulfillment theory is applied as the specific strategic to support the success of the five daily prayers learning after implementing a communication strategy.


(3)

STRATEGI KOMUNIKASI GURU TAMAN KANAK-KANAK DALAM MENGAJARKAN SHALAT LIMA WAKTU PADA MURID

(Studi padaAr-Raudah Playgroup and Kindergarten)

Oleh

JESYKA MUTIARA YUDA

Shalat lima waktu sebagai ibadah utama bagi umat muslim harus diajarkan pada anak sejak dini agar tercipta manusia yang taat beragama. Pelajaran shalat lima waktu umumnya telah diberikan kepada anak sejak mereka duduk di bangku Taman Kanak-Kanak. Murid yang merupakan anak-anak dalam rentang usia 4-6 tahun memiliki karakteristik khusus yang berbeda dengan dengan orang dewasa. Mengingat karakteristik khusus yang dimiliki para murid tersebut, tenaga pengajar di TK harus menyusun dan memilih suatu strategi dalam mengajarkan shalat lima waktu secara cermat, agar komunikasi yang dilakukan dapat berjalan dengan tepat dan efektif.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah strategi komunikasi taman kanak-kanak yang diterapkan oleh guru dalam mengajarkan shalat lima waktu pada murid? Tujuan penelitian ini adalah mengetahui, memaparkan, dan menjelaskan strategi komunikasi guru taman kanak-kanak dalam mengajarkan shalat lima waktu pada murid.

Adapun teori yang mendukung penelitian ini adalah teori perolehan pemenuhan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini difokuskan pada strategi implementasi, strategi dukungan, strategi integrasi, dan penerapan teori perolehan pemenuhan dalam mengajarkan shalat lima waktu pada murid. Informan dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah dan Guru Pengajar di Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten yang dipilih dengan teknik purposive sampling (disengaja). Untuk mengetahui keberhasilan strategi komunikasi tersebut, penulis menambahkan 3 informan informal yang


(4)

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi implementasi diterapkan sebagai perencanaan awal penentuan kegiatan dan mengidentifikasi pelaksanaan program pembelajaran shalat lima waktu yang akan dilakukan. Strategi dukungan dalam mengajarkan shalat lima waktu di Ar-Raudah berasal dari pihak eksternal dan internal sekolah. Pada strategi integrasi dalam proses pembelajaran shalat lima waktu pada murid, Ar-Raudah mengintegrasikan pembelajaran shalat lima waktu kedalam semua aspek yang ada disekolah. Selain itu, teori perolehan pemenuhan diterapkan sebagai strategi khusus untuk mendorong keberhasilan pembelajaran shalat lima waktu setelah menerapkan strategi komunikasi.


(5)

Oleh

JESYKA MUTIARA YUDA Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA ILMU KOMUNIKASI

Pada

Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(6)

(Skripsi)

Oleh

JESYKA MUTIARA YUDA 0816031039

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(7)

Alhamdulillahhirabbil’alamin...

Teriring rasa cinta dan syukurku pada Sang Pencipta yang Maha Cinta, Allah SWT

Kupersembahkan karyaku ini kepada...

Papah ku tercinta Damami dan Mamah ku tersayang Yusniar, S.Pd. Dengan curahan kasih sayangnya yang tak terhingga, kesabaran, perhatian,

pengorbanan dan iringan doa tulus disetiap langkah anakmu ini...

Ayuk ku Erlyn Septiara Yuda, S.Sos. beserta Kakak Ipar ku Tedi Santoso, SE. terimakasih atas doa dan pengalaman hidup yang kalian berikan. Adik ku M.

Alfindo, yang memberikan warna keceriaan dan membuatku selalu bersemangat untuk menjadi yang terbaik untuk kalian.

Keponakanku yang lucu dan menggemaskan...

Seseorang yang telah memberikan tulang rusuknya kepadaku, imamku didunia dan akhirat kelak...

Semua sahabat dan orang-orang yang menyayangiku... Almamater tercinta...

”Terimakasih untuk semuanya, kalian anugerah terindah, terbaik dan terhebat yang pernah kumiliki...


(8)

SHALAT LIMA WAKTU PADA MURID (Studi pada Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten)

Nama Mahasiswa : Jesyka Mutiara Yuda

Nomor Pokok Mahasiswa : 0816031039

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Politik

MENYETUJUI,

1. Komisi Pembimbing

Drs. Sarwoko, M.Si NIP. 19571019 198603 1001

2. Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi

Drs. Sarwoko, M.Si NIP. 19571019 198603 1001


(9)

1. Tim Penguji

Ketua :Drs. Sarwoko, M.Si. ...

Penguji Utama :Wulan Suciska, S.I.Kom, M.Si. ...

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Drs. Agus Hadiawan, M.Si. NIP. 19580109 198603 1 002


(10)

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 9 Januari 1991. Penulis merupakan putri kedua dari tiga bersaudara, buah hati dari pasangan Damami dengan Yusniar, S.Pd. Penulis menyelesaikan pendidikan SD Negeri 6 Gedung Air pada tahun 2002, SMP Negeri 1 Bandar Lampung pada tahun 2005, dan SMA Negeri 9 Bandar Lampung pada tahun 2008. Pada tahun 2008 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN.

Semasa menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam kepengurusan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Komunikasi periode 2009-2010 sebagai anggota bidang penyiaran, diteruskan pada periode kepengurusan 2010-2011 sebagai Ketua Bidang Penyiaran. Selain itu, penulis juga terdaftar sebagai anggota Sanggar Tari Bunga Mayang dan aktif dalam pementasan-pementasan yang ada.

Beberapa prestasi sempat diraih oleh penulis, diantaranya Juara 3 Festival Film Indie Darmajaya 2011 atas film “Dewasa?”, Juara 3 se-Indonesia “Festival Kebudayaan Kemilau Nusantara” yang diadakan di Bandung pada tahun 2010, berkesempatan menari dihadapan Wakil Presiden RI Bapak Boediyono pada acara pembukaan “INACRAFT 2011 (International Handicraft Trade Fair)” di Balai Sidang Jakarta Convention Center pada tahun 2011, dan terpilih menjadi salah satu LO (Liaison Officer) pada acara OVJ Roadshow Lampung yang diadakan oleh TRANS7 pada Desember 2011.


(11)

Agustus 2011. Dengan tema KKN “Meningkatkan Kesadaran Hukum Masyarakat’, Penulis mencoba mensosialisasikan pentingnya sadar hukum bagi kehidupan masyarakat.

Kampus merupakan tempat yang menyenangkan bagi Penulis, karena menjadi Mahasiswa merupakan salah satu jalan untuk bisa menemukan dan mengembangkan bakat, minat mencoba hal-hal baru, berinteraksi dengan banyak orang, mendapatkan pengalaman berharga dan semua itu merupakan anugerah yang selalu disyukuri, karena disinilah Penulis mendapatkan ilmu, pengetahuan, kesempatan, pengalaman, pertemanan dan persahabatan.


(12)

Alhamdulillahirobbil‘alamin. Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat, nikmat dan kehendak-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu dengan judul“Strategi Komunikasi Guru Taman Kanak-Kanak Dalam Mengajarkan Shalat Lima Waktu Pada Murid (Studi pada Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten)“ sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan maupun penyususnan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritiknya yang membangun demi perbaikan yang lebih baik lagi. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dikemudian hari.

Berbekal kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, tanpa adanya bantuan, motivasi, dukungan dan semangat dari berbagai pihak skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar–besarnya kepada :

1. Allah SWT, yang selalu mengiringi langkah dan menguatkan dalam menghadapi semua cobaan hidup.

2. Papah Damami dan Mamah Yusniar, S.Pd. Terima kasih atas semua limpahan kasih sayang, dukungan nasehat, doa dan perhatian kalian.


(13)

ini dapat membalas setiap keringat kerja keras dan air mata pada setiap doa yang kalian panjatkan untukku.

3. Untuk Ayukku Erlyn Septiara Yuda S.Sos. dan Kakak Iparku Tedy Santoso, SE. Terimakasih atas doa, semangat, dan dukungan moral dan materiil yang kalian berikan. Adikku Alfindo, terimakasih untuk canda tawa yang kalian. Semoga kita semua bisa menjadi anak yang dapat membahagiakan dan membanggakan mamah dan papah. Amiiiiin.

4. Untuk seluruh keluarga besarku, dan sepupu-sepupuku yang selalu memberikan kecerian dalam setiap kebersamaan. Semoga kita tetap selalu bisa menjaga nama baik keluarga, sukses untuk kita semua. Untuk Alm. M. DioDharma U., wait us there, one day we’ll meet again.. :’)

5. Bapak Drs. Agus Hadiawan, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

6. Bapak Drs. Sarwoko, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi, sekaligus Dosen Pembimbing skripsi yang telah meluangkan banyak waktu membimbing dan memberikan penulis banyak ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat dalam perkuliahan maupun dalam kehidupan. Untuk keikhlasannya membantu mahasiswa dan keramahtamahan Bapak selama ini yang membuat mahasiswa dekat dengan Bapak.

7. Ibu Wulan Suciska, S.I.Kom., M.Si., selaku Dosen Pembahas skripsi yang telah memberikan banyak masukan, saran dan perbaikan dalam penulisan


(14)

8. Ibu Dra. Ida Nurhaida, M.Si. selaku dosen pembimbing akademik penulis. 9. Dosen di Jurusan Ilmu Komunikasi : Ibu Hestin, Ibu Nina, Ibu Dhanik, Ibu

Anna, Ibu Windah, Pak Agung, Pak Tony, Pak Andy, Pak Riza, Pak Teguh, Pak Firman, Pak Cahyono, Pak Rudy dan semuanya. Semoga Allah selalu memberikan rahmatNya atas semua ilmu yang kalian berikan. 10. Seluruh staf administrasi dan karyawan FISIP Universitas Lampung,

khususnya Jurusan Ilmu Komunikasi, Mas Tur, Mas Jul dan Pak Pitoyo yang telah membantu kelancaran seminar dan ujian skripsi penulis.

11. Guru-gura beserta staf dan murid-murid Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten yang telah memudahkan jalannya penelitian.

12. Sahabatku Yenni Aprilia, Indriyani, Queen Prinasya, dan Chyntia Giska, yang selalu memberikan motivasi, doa, dan semangat sejak dahulu hingga sekarang. Semoga persahabatan dan persaudaraan kita langgeng sampai kita tua nanti. Tetap berusaha yang terbaik dan sukses untuk kita!!!

13. Ade Nur Istiani dan Dwi Elok Fitricia, untuk perannya yang multifungsi sebagai teman berantem dan adu argumen, sahabat berpetualang berbagi suka dan duka, saudara yang tak pernah pernah bosan memotivasi dan membantu dalam hal apapun, sahabat yang selalu perhatian dan memberikan nasehat disaat gundah serta kesetiaan dan kesabarannya untuk menemani perjalanan hidup ini semakin indah. Walaupun sering ga konsisten, sering bikin emosi, tapi gw tetep cinta kalian! :**

14. Teruntuk sahabat, saudara, teman se-perkongekan tercinta: Ulek (yang otaknya mulai kurang waras setelah main sama kita. Maaf ya lek atas


(15)

tante! Semoga segera kembali ke jalan yg lurus), Puspa (semoga bisa jadi presenter jejak petualang ya mbak), Tiya (jangan ngaret2 lg ya dek!), Nadya (ternyata pacar lo banyak ya nad -_-), Uci (maap ya ci, pernah ngerusakin motornya T.T), Ayam (si pahlawan kompre, hiks. Semoga atin sama lo jadi beneran ya yam, amiin :D), Faruk (temen gegalauan, tetapkan hati ruk, makasih saran2nya), Ari (Mr. Sarukh khan, semoga segera ketemu sama jodohnya), Indra (Ayang2an ala-ala di kampus, jgn ada kata2 galau lagi, fokus kerjain skripsi. Inget DREAM, EFFORT and PRAY!). Terimakasih untuk semangat, senyum, canda, tawa, air mata yang kita bagi bersama. Semoga persahabatan kita selalu ada sampai tua nanti. Sukses untuk kita semua!

15. Teman-teman komunikasi 2008 : Teteh Anyun (nikah undang2 ya teh), Ledia dan Felin (sukses karirnya), Achi (inget, gw moderator lo 2x chi hha), Memey (jangan marah2 terus ya mey), Jemeita (sang pahlawan pulsa), Intong, Herda, Embun, Helda Wati, HeldaNur, Pinta, Arimay, Puji, Dwi, Ibu Polwan Grace, Zilfin (ditunggu undangan nya sama mamix), Cyoong Ajeng (ga galau2 lagi ya cyoong), Pakde Bocil (makan yg banyak pakde :p), Vera(temen seperjuangan dari SMP :’)), Diah, Nova, Anggel, Rani (ayook pakai rok!), Uni Ayu (semoga bisnisnya sukses), Fitri, Dora. Papi Jo (ketua angkatan yang menjalankan tugas dengan baik, diet jo, diet!!), Sandy (fokus dung, fokus!), Fitra (kerjain tum skripsinya, jangan ngilang2), Eduy (sukses duy), Babang Rangga Petot (semangat bang ngerjain skripsinya!), Bagus (makasih gus buat bantuannya) Jafar, Mamix


(16)

Duwi, Bastian RM, Aulia, Satria (benerin kuliah lo sat), Reza Bean (ni hobinya bikin orang bego), Okky, Amri, Arya (makan yg banyak pliiss), Eka, Buya Aji, Patrik, Evan (yang ini punya kenangan sama sahabat gw huehee), Ali, Barni, Amal. Terimakasih banyak teman-teman semua yang telah memberikan warna dalam hidup ini. Sukses untuk kita semua Komunikasi 2008 !!

16. Kakak-kakak Komunikasi: Kak Nandra, Kak Ricky, Kak Heru, Mbak Sya, Mbak Nina, Mbak Dedek, Kak Kiting, Kak Feri, Kak Krisna, Kak Hafis, Mbak Dhia, Mbak Aul, Mbak Arin, Mbak Meylin, Mbak Ade, Kak Cemen, Boengky, Ngkong Fatir, Kak Aghi, Bang Doy, Kak Bongkeng (terimakasih semua nasehatnya) dan kakak-kakak yang lain, maaf tidak dapat disebutkan semuanya. Terimakasih untuk pengalaman dan pengetahuan yang diberikan kepada penulis.

17. Teman-teman Komunikasi 2009-2011 : Mei dan Radhit (makasih sering jadi tempat curhat), Filly, Yoan, Farah, Rezita, Yulia, Cia, Jesrian, Ibe, Ije (punya kenangan jg sama sahabat gw), ndruuHC, Cacing Fadli sayang, Olan, Panji, Stella, Rica, Ami, Dewi, Rina, Shinta, Fie, Tia, Deka, Ardika, Adit, Ahong, Togar, Ajul, Metal, Arta, Agung. Maaf tidak bisa menyebutkan semuanya. Semangat dan segera menyusul ya..!!

18. Keluarga besar HMJ Ilmu Komunikasi UNILA yang membuat penulis semakin dewasa dalam bertindak maupun berfikir.

19. Keluarga besar Sanggar Bunga Mayang: Kak Jon, Bunda, Mbak Rambut, Mbak Dwi, Mbak Pramis, Mbak Yani, Kak Erik, Ryan Jombang, Ijal,


(17)

20. Teman-teman KKN di Tanjung Rusia: Nindy, Elize, Riki, Richard, Roni,

Mu’in, Syahridi, dan untuk Kak Ana, Firman, Emak, Bang Ijal,

terimakasih untuk kebersamaannya selama 40 hari yang memberikan banyak ilmu yang bermanfaat.

21.Beat ‘Si Hitam’ yang selalu nemenin kemanapun dan Laptop 4540 yang sangat berjasa dalam pembuatan skripsi ini.

22. Kantin Emak, kantin Mba Ens, kantin tekwan FKIP, Batagor aa’, yang telah mempermudah penulis mencari makan ditengah kelaparan yang melanda.

23. Teman-teman SD, SMP, SMA penulis, especially Ryani Ningtyas, terimakasih untuk kebersamaan kita

24. Serta kepada anda yang membaca skripsi ini, semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi anda khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.

Penulis,


(18)

Yang bertanda tangan di bawah ini saya :

Nama : Jesyka Mutiara Yuda

NPM : 0816031039

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Almat Rumah : Jalan Bakti II No. 301 Susunan Baru, B. Lampung No HP/Tlp Rumah : 085768588891

Dengan ini menyatakan, bahwa skripsi saya yang berjudul Strategi Komunikasi Guru Taman Kanak-Kanak Dalam Mengajarkan Shalat Lima Waktu Pada Murid (Studi padaAr-Raudah Playgroup and Kindergarten) adalah benar – benar hasil karya sendiri, bukan Plagiat (milik orang lain) ataupun dibuatkan oleh orang lain.

Apabila dikemudian hari hasil penelitian/skripsi saya, ada pihak–pihak yang merasa keberatan maka saya akan bertanggung jawab sesuai dengan peraturan yang berlaku dan siap untuk dicabut gelar akademik saya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dalam tekanan pihak–pihak manapun.

Bandar Lampung, 8 Februari 2012 Saya yang menyatakan,

Jesyka Mutiara Yuda NPM. 0816031039


(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan hal yang paling utama dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagai mahluk sosial, manusia akan senantiasa berhubungan dengan manusia lainnya untuk berinteraksi dan saling bertukar informasi demi memenuhi kebutuhan hidup. Hal ini dapat terpenuhi dengan adanya komunikasi. Menurut Kleinjan dalam Cangara (2007: 1), komunikasi sudah merupakan bagian kekal dari kehidupan manusia seperti halnya bernafas. Sepanjang manusia ingin hidup maka ia perlu berkomunikasi. Orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan orang lain niscaya akan terisolasi dari masyarakatnya. Pengaruh keterisolasian ini akan menimbulkan depresi mental yang pada akhirnya membawa orang kehilangan keseimbangan jiwa.

Selain interaksi sosial, manusia juga memiliki kebutuhan lain yang tidak kalah penting, yaitu berkomunikasi dengan Tuhannya. Dalam ilmu komunikasi, segala bentuk komunikasi yang dilakukan antara manusia dengan Tuhannya disebut dengan komunikasi transedental. Komunikasi transendental memang


(20)

tidak pernah dibahas secara luas, cukup dikatakan bahwa komunikasi transendental adalah komunikasi antara manusia dengan Tuhan, dan karenanya masuk dalam bidang agama, padahal menurut Mulyana (2001: 49) meskipun komunikasi transendental paling sedikit dibicarakan dalam disiplin ilmu komunikasi, karena sifatnya yang tidak dapat diamati secara empiris, justru bentuk komunikasi inilah yang terpenting bagi manusia, karena keberhasilan manusia melakukannya tidak saja menentukan nasibnya di dunia tapi juga di akhirat.

Bagi umat muslim, aplikasi yang sesungguhnya dari komunikasi transendental adalah pada saat mendirikan shalat, berdzikir, berdoa, berpuasa, dll. Shalat merupakan ibadah utama diatas ibadah yang lain. Shalat pada dasarnya adalah saat manusia berkomunikasi langsung dengan Allah SWT, dan akan melahirkan kesucian jasmani dan rohaniyah yang berarti sumber pendidikan akhlak mulia yang sangat diperlukan dalam kehidupan bersama.

Shalat ialah ibadah paling utama yang diwajibkan tiap-tiap umat Islam yang sudah baligh (dewasa), baik laki-laki maupun perempuan, yang terdiri dari perbuatan, perkataan berdasar atas syarat dan rukun tertentu yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam (Ridho, 1997: 7). Melakukan shalat artinya mengadakan komunikasi rohaniah dengan Allah SWT, dan shalat menjadi inti dari ibadah yang dilakukan oleh umat muslim. Tujuan dari pelaksanaan shalat adalah untuk mensucikan jiwa manusia agar dapat berkomunikasi dengan Allah SWT dan untuk pembentukan akhlak yang mulia, agar manusia dapat mencapai kesejahteraan hidup lahir dan batin.


(21)

Maka sebab itu shalat menjadi tiang agama dalam agama islam (Ridho, 1997:7).

Bagi umat muslim, ajaran yang paling penting untuk dilaksanakan setiap hari adalah shalat, terutama shalat lima waktu. Shalat lima waktu adalah shalat fardhu (salat wajib) yang dilaksanakan lima kali sehari. Kelima waktu tersebut adalah subuh, dzuhur, ashar, maghrib, dan isya’. Hukum shalat ini

adalah Fardhu 'Ain, yakni wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang telah menginjak usia dewasa (pubertas), kecuali yang sedang berhalangan karena sebab tertentu (Ridho, 1997: 8). Seseorang yang mengerjakan shalat lima waktu dengan taat dianggap telah menegakkan tiang agama. Oleh karena itu membiasakan shalat lima waktu menjadi hal penting untuk ditanamkan pada setiap generasi terutama pada masa kanak-kanak.

Saat anak mulai memasuki usia pra sekolah (4-6 tahun), kebanyakan orangtua akan mulai mengenalkan mereka kepada suatu lembaga pendidikan yang akan menjadi langkah awal menimba ilmu, yaitu Taman Kanak-Kanak. Taman Kanak-Kanak sebagai lembaga pendidikan pertama bagi anak memiliki peran yang sangat penting karena disanalah anak mulai mengenal dasar-dasar pengetahuan dan pendidikan, serta mengembangkan keterampilan, perilaku dan kemampuan dasar (Santoso, 2007: 2.17).

Pengetahuan dan ketrampilan yang diajarkan mencakup bahasa, membaca-menulis, pengembangan karakter, moral, pengembangan motorik kasar dan halus, komputer dan sains, serta pendidikan agama. Pendidikan agama pada TK merupakan hal yang sangat penting karena akan menjadi dasar


(22)

pengetahuan anak tentang agama, dan akan membentuk manusia yang sadar akan kewajiban nya dalam beragama (Santoso, 2007: 2.17).

Murid TK merupakan anak-anak dalam rentang usia 4-6 tahun, dan memiliki karakteristik khusus seperti suka meniru, ingin mencoba, spontan, jujur, riang, egosentris, suka bermain, ingin tahu (suka bertanya), banyak gerak, dan unik (Masitoh, 2007: 1.14). Mengingat karakteristik khusus yang dimiliki para murid tersebut, tenaga pengajar di TK harus menyusun dan memilih suatu strategi dalam melakukan setiap kegiatan secara cermat, agar komunikasi yang dilakukan dapat berjalan dengan tepat dan efektif.

Strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung dari situasi dan kondisi (Effendy, 2003: 301). Semua aktivitas yang berhubungan dengan pembelajaran di TK tentu saja tidak asal dilakukan. Komunikasi dengan murid yang masih memiliki karakteristik khusus harus direncanakan, diorganisasikan, dan ditumbuhkembangkan, agar menjadi komunikasi yang berkualitas dan efektif. Dan salah satu langkah terpenting adalah dengan menetapkan strategi komunikasi. Strategi komunikasi yang baik adalah strategi yang dapat menetapkan atau menempatkan posisi seseorang secara tepat dalam


(23)

komunikasi dengan lawan komunikasinya, sehingga dapat mencapai tujuan komunikasi yang telah ditetapkan (Liliweri, 2011: 238).

Dalam penelitian ini, strategi komunikasi yang baik adalah strategi yang dapat menempatkan posisi seorang guru secara tepat ketika berkomunikasi dengan muridnya, sehingga dapat mencapai tujuan dari pembelajaran shalat lima waktu pada jenjang pendidikan TK. Guru TK harus memiliki strategi komunikasi yang tepat dalam mengemas materi pelajaran tentang shalat lima waktu sesuai dengan kondisi psikologis murid. Dengan demikian, guru sebagai komunikator dapat memberikan pengajaran yang efektif dan dapat dengan mudah dimengerti oleh murid dalam mempelajari shalat lima waktu.

Kota Bandar Lampung memiliki banyak sekali lembaga pendidikan taman kanak-kanak. Hampir diseluruh TK, pendidikan agama menjadi satu pelajaran utama yang diajarkan kepada murid. Dari sekian banyak TK yang ada di Kota Bandar Lampung, penulis tertarik untuk meneliti Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten karena sekolah tersebut merupakan sekolah yang bernuansa Islami yang berkualitas. Pada taman kanak-kanak yang bernuansa Islami tentunya pendidikan agama Islam sangat diperhatikan dan diutamakan, sehingga proses pembelajaran nilai-nilai agama Islam lebih tersusun dan terfokus dengan baik, termasuk pada pembelajaran shalat lima waktu. Selain itu Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten juga memiliki kualitas yang baik dalam pemenuhan sarana dan prasarana, program kegiatan, dan tenaga profesional yang sangat mendukung proses pembelajaran. Dan juga karena lokasi penelitian yang berada di pusat Kota Bandar Lampung, akan


(24)

memberikan kemudahan pada penulis untuk meneliti. Penelitian yang dilakukan penulis ditujukan untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi yang digunakan guru Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten dalam proses mengajarkan shalat lima waktu pada murid.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang akan diteliti yaitu :

Bagaimanakah strategi komunikasi taman kanak-kanak yang diterapkan oleh guru dalam mengajarkan shalat lima waktu pada murid ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, memaparkan, dan menjelaskan strategi komunikasi guru taman kanak-kanak dalam mengajarkan shalat lima waktu pada murid.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini yaitu :

a. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu komunikasi dan juga diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya, khususnya yang berkaitan dengan strategi komunikasi pada pendidikan Taman Kanak-Kanak.


(25)

b. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran dan memberikan kontribusi informasi serta pengetahuan dalam kajian ilmu komunikasi, dan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para guru, agar dapat mengetahui dan mengembangkan strategi komunikasi yang baik dalam mengajarkan shalat lima waktu pada murid TK.


(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Penelitian Terdahulu

Iksan (1996) menyatakan bahwa tinjauan pustaka harus mengemukakan hasil penelitian lain yang relevan dalam pendekatan permasalahan penelitian : teori, konsep-konsep, analisa, kesimpulan, kelemahan dan keunggulan pendekatan yang dilakukan orang lain. Peneliti harus belajar dari peneliti lain, untuk menghindari duplikasi dan pengulangan penelitian atau kesalahan yang sama seperti yang dibuat oleh peneliti sebelumnya. (Masyhuri dan Zainuddin, 2008:100).

Penelitian sebelumnya dipakai sebagai acuan dan referensi penulis dan memudahkan penulis dalam membuat penelitian ini. Penulis telah menganalisis tiga penelitian terdahulu yang berkaitan dengan bahasan di dalam penelitian ini, mencakup tentang strategi pembelajaran pada taman kanak-kanak dan Pendidikan Agama Islam (PAI).

Penelitian tentang strategi komunikasi guru TK pernah dilakukan oleh Dewi Martayani, mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Lampung, tahun 2011. Ia menganalisis tentang strategi komunikasi guru TK Kartika II-31 Bandar Lampung dalam mengatasi kemanjaan anak. Masalah yang menjadi pokok


(27)

bahasan dalam penelitian ini menyangkut bagaimanakah strategi komunikasi yang diterapkan oleh guru TK sebagai tenaga pengajar disekolah dalam mengatasi sifat manja yang umumnya dimiliki oleh anak-anak. Dalam hasil penelitian, ia menjelaskan bahwa strategi komunikasi guru TK Kartika II-31 dalam mengatasi kemanjaan anak adalah dengan pendekatan tatap muka pada saat proses pembelajaran dan pendekatan serta kerjasama dengan orang tua siswa. Bentuk komunikasi yang dilakukan adalah komunikasi antar pribadi dan komunikasi kelompok. Strategi komunikasi yang dilakukan dalam mengatasi kemanjaan anak membentuk perilaku positif kepada siswa, yaitu perilaku siswa yang tadinya manja menjadi tidak manja lagi. Bersumber dari penelitian inilah penulis mengetahui bahwa diperlukan strategi komunikasi khusus dalam proses pembelajaran di TK, karena karakter murid TK berbeda dengan murid pada jenjang pendidikan lainnya. Dan dari penelitian ini penulis ingin melengkapi penelitian tentang strategi komunikasi yang diterapkan di taman kanak-kanak, khususnya pada pembelajaran shalat lima waktu.

Penelitian tentang pembelajaran pada anak usia dini pernah dibuat oleh Aryani, mahasiswi jurusan Sosiologi Universitas Lampung, tahun 2011. Dalam penelitiannya, Aryani menganalisis apa saja yang menjadi hambatan dalam partisipasi belajar anak pada PAUD Ra Fadilah dan PAUD Ra Al-Fajar. Hasil dari penelian tersebut adalah terdapat tiga faktor yang menghambat partisipasi anak dalam belajar, yaitu: faktor kondisi keluarga, kinerja guru, dan kondisi lingkungan sekolah. Pada faktor kondisi keluarga, terdapat beberapa hal yang menghambat partisipasi belajar anak, anta lain: penghasilan keluarga yang rendah, banyaknya jumlah anak dalam keluarga,


(28)

serta suasana keluarga. Sedangkan pada faktor kinerja guru, terdapat dua hal yang dapat menghambat partisipasi belajar anak, yaitu: strategi mengajar guru yang kurang baik dan materi pelajaran yang tidak bervariasi sehingga membuat anak cepat jenuh. Faktor terakhir mengenai kondisi lingkungan sekolah, mencakup kurangnya sarana dan prasarana disekolah yang mendukung proses belajar mengajar serta sempitnya ruang kelas yang disediakan. Dari penelitian ini, penulis kembali melihat bahwa diperlukan strategi yang tepat dan efektif dalam proses pembelajaran pada anak usia dini agar faktor kinerja guru tidak lagi menjadi suatu hambatan dalam pertisipasi belajar anak.

Selain itu, penelitian tentang Pendidikan Agama Islam (PAI) di taman kanak-kanak pernah dilakukan oleh Sarno, mahasiswa Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, tahun 2009. Dalam penelitiannya, Sarno menganalisis manajemen pembelajaran Pendidikan Agama Islam di TK Islam Tunas Melati, yang mencakup proses pelaksanaan dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan manajemen pembelajaran di TK Islam Tunas Melati. Dari penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa manajemen pembelajaran Pendidikan Agama Islam di TK Islam Tunas Melati dilaksanakan dengan cara penyusunan rencana pembelajaran dan keberhasilan manajemen pembelajaran PAI di TK Islam Tunas Melati karena didukung oleh guru dan karyawan yang kompeten dan bertanggung jawab atas tugas dan kewajibannya, serta komite sekolah yang memiliki kepedulian yang besar terhadap TK Islam Tunas Melati. Dari penelitian tersebut, penulis ingin melengkapi penelitian tentang Pendidikan Agama Islam (PAI) di TK dengan


(29)

penelitian yang lebih rinci, yaitu dengan meneliti bagian dari Pendidikan Agama Islam (PAI) tentang pembelajaran shalat lima waktu pada murid TK. Tidak hanya membahas tantang manajemen pendidikan shalat lima waktu pada murid TK, tetapi penulis melakukan penelitian tentang strategi komunikasi yang mencakup keseluruhan manajemen maupun pelaksanaan pembelajaran di TK.


(30)

B. Tinjauan Tentang Strategi Komunikasi 1. Pengertian Strategi

Alo Liliweri dalam bukunya (Liliweri, 2011:240), menyebutkan bahwa kata “strategi” berasal dari akar kata bahasa Yunani strategos yang secara harfiah berarti “seni umum”, kelak term ini berubah menjadi kata sifat strategiayang berarti “keahlian militer” yang belakangan diadaptasikan lagi kedalam lingkungan bisnis modern.

Kata strategos bermakna sebagai:

1. Keputusan untuk melakukan suatu tindakan dalam jangka panjang dengan skala akibatnya.

2. Penentuan tingkat kerentanan posisi kita dengan posisi para pesaing (ilmu perang dan bisnis).

3. Pemanfaatan sumber daya dan penyebaran informasi yang relatif terbatas terhadap kemungkinan penyadapan informasi oleh para pesaing.

4. Penggunaan fasilitas komunikasi untuk penyebaran informasi yang menguntungkan berdasarkan analisis geografis dan topografis.

5. Penemuan titik-titik kesamaan dan perbedaan penggunaan sumber daya dalam pasar informasi.

Strategi (strategy) adalah rencana komperhensif untuk mencapai tujuan organisasi (Griffin, 2004:226). Effendy menjelaskan bahwa strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi untuk mencapai tujuan tersebut,


(31)

strategi berfungsi tidak hanya sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan mampu menunjukan bagaimana taktik operasionalnya (Effendy, 2003:300).

2. Pengertian Strategi Komunikasi

Menurut Effendy, Strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dengan manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi ini harus mampu menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung pada situasi dan kondisi (Effendy, 2003: 301).

Liliweri dalam bukunya menyebutkan bahwa strategi komunikasi berbeda dengan taktik. Strategi komunikasi menjelaskan tahapan konkret dalam rangkaian aktivitas komunikasi yang berbasis pada satuan teknik bagi pengimplementasian tujuan komunikasi, sedangkan taktik adalah satu pilihan tindakan komunikasi tertentu berdasarkan strategi yang telah ditentukan sebelumnya. Strategi komunikasi berperan memfasilitasi perubahan perilaku untuk mencapai tujuan komunikasi manajemen (2011: 240).

Dalam penelitian ini, strategi komunikasi yang baik adalah strategi yang dapat menempatkan posisi seorang guru secara tepat ketika berkomunikasi dengan muridnya, sehingga dapat mencapai tujuan dari pembelajaran shalat lima waktu pada jenjang pendidikan TK. Guru TK harus memiliki strategi


(32)

komunikasi yang tepat dalam mengemas materi pelajaran tentang shalat lima waktu sesuai dengan kondisi psikologis murid. Dengan demikian, guru sebagai komunikator dapat memberikan pengajaran yang efektif dan dapat dengan mudah dimengerti oleh murid dalam mempelajari shalat lima waktu.

3. Tujuan Strategi Komunikasi

Liliweri menyebutkan tujuan dari strategi komunikasi meliputi: announcing, motivating, educating, informing, and supporting decision making(2011:248). 1. Memberitahu (announcing), yaitu pemberitahuan tentang kapasitas dan kualitas informasi (one of the first goals of your communications strategy is to announce the availability of information on quality). 2. Memotivasi (motivating), yaitu informasi yang disebarkan harus dapat

memberikan motivasi bagi masyarakat.

3. Mendidik (educating) , yaitu informasi yang disampaikan harus dikemas dalam bentukeducatingatau bersifat mendidik.

4. Menyebarkan informasi (informing), yaitu menyebarluaskan informasi kepada masyarakat atau audiens yang menjadi sasaran.

5. Mendukung pembuatan keputusan (supporting decision making). Dalam rangka pembuatan keputusan, maka informasi yang dikumpulkan, dikategorisasi, dianalisis sedemikian rupa, sehingga dapat dijadikan informasi utama bagi pembuat keputusan.


(33)

4. Esensi Strategi Komunikasi

Liliweri dalam bukunya menyebutkan terdapat tiga esensi utama dari praktik strategi komunikasi (2011: 249), yaitu:

1. Strategi implementasi. 2. Strategi dukungan. 3. Strategi integrasi.

Ketiga esensi tersebut membingkai praktik strategi komunikasi dengan beberapa kriteria atau standar kualitas.

4.1 Tahapan dalam Strategi Implementasi:

1. Mengidentifikasi visi dan misi. Visi merupakan cita-cita ideal jangka panjang yang dapat dicapai oleh komunikasi. Rumusan visi biasanya

terdiri dari “beberapa kata” yang mengandung tujuan, harapan, cita-cita ideal komunikasi. Dari rumusan visi itulah akan dirumuskan misi yang menjabarkan cita-cita ideal ini.

2. Menentukan program dan kegiatan. Program dan kegiatan adalah serangkaian aktivitaas yang harus dikerjakan, program dan kegiatan merupakan penjabaran dari misi.

3. Menentukan tujuan. Setiap program dan kegiatan biasanya mempunyai tujuan yang akan diperoleh. Biasanya para perumus kebijakan membuat definisi tentang tujuan yang akan dicapai.

4. Seleksi audiens yang menjadi sasaran. Perencanaan komunikasi menentukan kategori audiens yang menjadi sasaran komunikasi. 5. Identifikasi pembawa pesan (tampilan komunikator). Kriteria


(34)

pengetahuan, keahlian, profesional, dan keterampilan yang berkaitan dengan isu tertentu.

6. Mekanisme komunikasi/media. Kriterianya adalah memilh media yang dapat memperlancar mekanisme pengiriman dan pengiriman balik, atau pertukaran informasi. Kriteria media adalah media yang mudah diakses atau yang paling disukai audiens.

7. Scan konteks dan persaingan. Kriterianya adalah menghitung resiko dan konteks yang akan mempengaruhi strategi komunikasi.

4.2 Tahapan dalam Strategi Dukungan: 1. Mengembangkan mitra yang bernilai. 2. Melatih para pembawa atau penyebar pesan.

3. Mengembangkan semacam tata aturan bagi kegiatan penyebarluasan informasi kepada audiens.

4. Mengontrol setiap tahapan/jenis kegiatan.

4.3 Tahapan dalam Strategi Integrasi:

1. Mengintegrasikan komunikasi terutama pada level kepemimpinan. 2. Melengkapi sumber daya.

3. Mengintegrasikan komunikasi melalui organisasi.

4. Melibatkan staf pada semua level untuk memberikan dukungan dan integrasi.


(35)

5. Strategi Komunikasi Yang Efektif

Strategi komunikasi digunakan dalam rangka pencapaian komunikasi yang efektif sehingga tujuan tercapai. Komunikasi yang efektif terjadi bila pesan-pesan komunikasi dapat terkirim dan diterima dengan baik. Liliweri menjelaskan lebih dalam tentang strategi untuk mencapai komunikasi yang efektif (2011: 256) sebagai berikut:

1. Inovasi yang adaptif (adaptive inovasion). Inovasi adalah satu bentuk perubahan untuk meningkatkan kualitas komunikasi.

2. One voice. Strategi komunikasi mengandalkan seluruh kerabat kerja

bekerja dengan “satu suara”.

3. Sesuaikan waktu (showtime). Istilah yang digunakan oleh para pelaku bisnis untuk menggambarkan semua komunikasi berada tepat diatason stage.

4. Strategi mempercepat (strategic speed). Istilah yang berkaitan dengan bekerja cepat dan cerdas (working fast and smart).

5. Disiplin berdialog. Istilah ini berkaitan dengan pengawasan terhadap kata-kata yang diucapkan maupun yang direpresentasikan dalam pertemuan bisnis.


(36)

C. Tinjauan Tentang Taman Kanak-Kanak

1. Pengertian Taman Kanak-Kanak

Menurut Depdikbud yang dikutip oleh Masitoh dalam bukunya (2007: 1.6), taman kanak-kanak adalah suatu lembaga pendidikan formal yang pertama setelah pendidikan keluarga (rumah) dan merupakan jembatan antara rumah dengan masyarakat yang lebih luas yaitu Sekolah Dasar beserta lingkungannya. Pendidikan TK merupakan salah satu bentuk pendidikan anak usia dini, yaitu anak yang berusia empat sampai enam tahun. Pendidikan TK memiliki peran penting untuk mengembangkan kepribadian anak serta mempersiapkan mereka untuk memasuki jenjang pendidikan selanjutnya.

Jadi, taman kanak-kanak merupakan suatu bentuk pendidikan pra sekolah untuk anak usia 4-6 tahun yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan mempersiapkan anak dalam menempuh pendidikan dasar.

2. Hakikat Pembelajaran Pada Taman Kanak-Kanak

Pembelajaran yang terjadi pada taman kanak-kanak memiliki kekhasan tersendiri. Masitoh dalam bukunya menyebutkan bahwa kegiatan pembelajaran di TK mengutamakan bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain (2007: 1.19). Bermain pada dasarnya mementingkan proses daripada hasil. Menurut Bredecamp yang dikutip oleh Masitoh (2007: 1.20), bermain merupakan wahana yang penting untuk perkebangan sosial, emosi, dan kognitif anak yang direfleksikan pada kegiatan. Sementara menurut Piaget,


(37)

bermain merupakan wahana paling penting yang dibutuhkan untuk perkembangan berpikir anak (Masitoh, 2007: 1.20).

Jadi, hakikat pembelajaran di TK mengutamakan belajar sambil bermain dan berorientasi pada perkembangan sehingga memberi kesempatan pada anak untuk aktif melakukan berbagai kegiatan belajar dan mengembangkan seluruh aspek perkembangan.

3. Strategi Pembelajaran Khusus di Taman Kanak-Kanak

Dalam menerapkan pembelajaran pada TK tentu saja harus memperhatikan beberapa hal, seperti tujuan dan karakteristik anak. Hal ini karena pembelajaran yang dilakukan pada TK jelas berbeda dengan pembelajaran yang dilakukan pada lembaga pendidikan lain. Kostelnik yang dikutip oleh Masitoh (2007: 7.17), mengemukakan tujuh jenis strategi pembelajaran khusus di TK yang relevan digunakan pada anak-anak yang berusia 3-8 tahun:

1. Kegiatan eksplanatori. Kegiatan eksplanatori memungkinkan anak untuk mengembangkan penyelidikan langsung melalui langkah-langkah spontan, belajar membuat keputusan apa yang dilakukan, bagaimana cara melakukannya, dan kapan melakukannya. Anak-anak dapat menemukan sesuatu yang berhubungan dengan dirinya sendiri dan memilih kegiatan yang sesuai dengan minatnya.

2. Penemuan terbimbing. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar anak-anak dapat membuat hubungan dan membangun konsep melalui interaksi dengan benda dan manusia. Penemuan terbimbing harus memusatkan perhatian pada proses belajar anak, bukan pada hasil yang dicapainya.


(38)

3. Pemecahan masalah. Melalui pemecahan masalah anak-anak merencanakan, meramalkan, mengamati hasil-hasil tindakannya dan merumuskan kesimpulan dari hasil-hasil tindakannya. Dalam metode ini peranan guru adalah sebagai fasilitator.

4. Diskusi. Metode diskusi adalah salah satu strategi pembelajaran yang menunjukkan interaksi timbal balik antara guru dengan anak maupun anak dengan anak lainnya. Proses diskusi yang dilakukan di TK jelas berbeda dengan proses diskusi yang dilaksanakan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

5. Belajar kooperatif. Strategi belajar kooperatif sebagai suatu strategi pembelajaran yang melibatkan anak-anak untuk bekerjasama dalam kelompok yang cukup kecil, dan setiap anak dapat berpartisipasi dalam tugas-tugas bersama yang telah ditentukan dengan jelas, tetapi tidak terus menerus, dan diarahkan langsung oleh guru.

6. Demonstrasi. Demonstrasi adalah strategi pembelajaran yang dilaksanakan dengan cara memperlihatkan bagaimana proses terjadinya atau cara bekerjanya sesuatu, dan bagaimana tugas-tugas itu dilaksanakan. Demonstrasi digunakan untuk menggambarkan pengajaran, dan pemberian petunjuk kepada anak tentang apa yang harus ia lakukan di awal, saat kegiatan inti dan di akhir kegiatan demonstrasi.

7. Pengajaran langsung. Pengajaran langsung adalah strategi pembelajaran yang digunakan untuk membantu anak-anak mengenal istilah, strategi, informasi faktual, dan kebiasaan-kebiasaan. Pengajaran langsung lebih


(39)

dari sekedar menceritakan atau menunjukkan sesuatu yang sederhana kepada anak, tetapi merupakan gabungan darimodelling, analisis tugas, penghargaan yang efektif, emnginformasikan, do-it-signal, dan tantangan. Dalam strategi ini guru memiliki peran yang sangat penting.

D. Tinjauan Tentang Guru Taman Kanak-Kanak

Yufiarti dalam bukunya (2008: 1.14) menyebutkan, guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru-guru seperti ini harus mempunyai semacam kualifikasi formal. Guru merupakan pekerjaan profesi dan berkedudukan sebagai tenaga profesional. Pada taman kanak-kanak, guru merupakan motor dalam pelaksanaan pembelajaran (Masitoh, 2007: 5.19). Kepiawaian guru memilih dan menggunakan strategi pembelajaran akan sangat menentukan keberhasilan belajar anak. Guru TK harus mampu memilih dan menggunakan strategi yang memungkinkan anak belajar dan berkembang, menyenangkan bagi anak, anak dapat melibatkan seluruh inderanya, sehingga belajar anak menjadi bermakna. Guru merupakan faktor penentu dalam memfasilitasi belajar anak.

E. Tinjauan Tentang Murid TK 1. Pengertian Murid TK

Murid taman kanak-kanak adalah peserta didik dengan usia 4-6 tahun yang mengikuti pembelajaran pada lembaga pendidikan formal taman


(40)

kanak-kanak. Murid TK benar-benar masih mendapatkan bimbingan penuh dari seorang guru. Dengan kata lain, seorang murid TK masih disuapi oleh gurunya dalam hal menuntut ilmu. Guru masih menjadi primadona siswa karena perannya yang sangat dibutuhkan (Gunarti, 2004: 4).

2. Karakteristik Anak Usia TK

Murid TK yang merupakan anak dengan rentang usia 4-6 tahun memiliki karakteristik tersendiri. Bredecamp dan Copple, yang dikutip oleh Masitoh (2007: 1.14), menyebutkan beberapa karakteristik anak usia TK, diantaranya:

1. Anak bersifat unik. Masing-masing anak berbeda satu sama lain. Menurut Bradecamp, anak memiliki keunikan tersendiri seperti dalam gaya belajar, minat, dan latar belakang keluarga.

2. Anak mengekspresikan perilakunya secara relatif spontan. Perilaku yang ditampilkan anak umumnya relatif asli, tidak ditutup-tutupi.

3. Anak bersifat aktif dan energik. Anak lazimnya senang melakukan berbagai aktivitas. Bagi anak, gerak dan aktivitas merupakan suatu kesenangan.

4. Egosentris. Anak lebih cenderung melihat dan memahami sesuatu dari sudut pandang dan kepentingannya sendiri.

5. Anak memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal. Anak banyak memperhatikan, membicarakan, dan mempertanyakan berbagai hal yang dilihat dan didengarnya, terutama terhadap hal-hal yang baru.


(41)

6. Anak bersifat eksploratif dan berjiwa petualang. Terdorong oleh rasa ingin tahu yang kuat terhadap suatu hal, anak lazimnya senang menjelajah, mencoba, dan mempelajari hal-hal baru.

7. Anak umumnya kaya dengan fantasi. Anak senang dengan hal-hal yang bersifat imajinatif.

8. Anak masih mudah frustasi. Umumnya anak masih mudah menangis atau mudah marah apabila keinginannya tidak terpenuhi.

9. Anak masih kurang pertimbangan dalam bertindak, termasuk dengan yang berkenaan dengan hal-hal yang membahayakan.

10. Anak memiliki daya perhatian yang pendek, kecuali pada hal-hal yang secara intrinsik menyenangkan.

11. Masa anak merupakan masa belajar yang paling potensial. Masa anak usia dini sering disebutgolden age(usia emas) ataumagic years.

12. Anak semakin menunjukkan minat terhadap teman. Anak mulai menunjukkan kemampuan untuk bekerja sama dan berhubungan dengan teman-temannya.

Menyimak karakteristik anak tersebut, sangat jelas bahwa anak merupakan sosok individu yang unik dan memiliki karakteristik yang khusus baik dari segi kognitif, sosial, emosi, bahasa, fisik, maupun motorik, dan sedang mengalami proses perkembangan yang sangat pesat.

F. Tinjauan Tentang Shalat Lima Waktu

Menurut bahasa, shalat berarti do’a dan mohon ampun (istighfar). Menurut definisi, shalat ialah ibadah paling utama yang diwajibkan tiap-tiap umat


(42)

Islam yang sudah baligh (dewasa), baik laki-laki maupun perempuan, yang terdiri dari perbuatan, perkataan berdasar atas syarat dan rukun tertentu yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam (Ridho, 1997: 7)

Salat lima waktu adalah salat fardhu (salat wajib) yang dilaksanakan lima kali sehari. Hukum salat ini adalah Fardhu 'Ain, yakni wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang telah menginjak usia dewasa (pubertas), kecuali berhalangan karena sebab tertentu (Ridho, 1997: 8).

Kelima shalat lima waktu tersebut adalah:

1. Shubuh, terdiri dari 2 raka'at. Waktu Shubuh diawali dari munculnyafajar shaddiq, yakni cahaya putih yang melintang di ufuk timur. Waktu shubuh berakhir ketika terbitnya matahari.

2. Zhuhur, terdiri dari 4 raka'at. Waktu Zhuhur diawali jika matahari telah tergelincir (condong) ke arah barat, dan berakhir ketika masuk waktu Ashar.

3. Ashar, terdiri dari 4 raka'at. Waktu Ashar diawali jika panjang bayang-bayang benda melebihi panjang benda itu sendiri. Waktu Ashar berakhir dengan terbenamnya matahari.

4. Maghrib, terdiri dari 3 raka'at. Waktu Maghrib diawali dengan terbenamnya matahari, dan berakhir dengan masuknya waktu Isya.

5. Isya, terdiri dari 4 raka'at. Waktu Isya' diawali dengan hilangnya cahaya merah (syafaq) di langit barat, dan berakhir hingga terbitnyafajar shaddiqkeesokan harinya.


(43)

Shalat lima waktu memiliki keutamaan-keutamaan berupa pahala, ampunan dan berbagai keuntungan yang Allah sediakan bagi umat Islam yang menegakkan sholat dan rukun-rukunnnya (Ridho, 1997: 10), diantara keutamaan-keutamaan tersebut adalah:

1. Mendapat cinta dan ridho dari Allah SWT.

2. Selamat dari api neraka dan masuk kedalam pintu surga. 3. Pewaris surga firdaus dan kekal didalamnya.

4. Pelaku shalat disifati sebagai seorang muslim yang beriman dan bertaqwa 5. Akan mendapat ampunan dan pahala yang besar dari Allah.

6. Shalat tempat meminta pertolongan kepada Allah sekaligus ciri orang yang khusyuk.

7. Shalat mencegah hamba dari Perbuatan Keji dan Mungkar.

G. Teori Yang Mendukung Penelitian

Teori yang melandasi penelitian tentang strategi komunikasi guru TK dalam mengajarkan shalat lima waktu pada murid adalah teori perolehan pemenuhan dari Model Pemenuhan Strategi. Teori perolehan pemenuhan dicetuskan oleh Gerald Marwell dan David Schmitt (Littlejohn, 2009: 177). Marwell dan Schmitt menggunakan sebuat metode penukaran teori sebagai dasar untuk model perolehan pemenuhan. Inti dari teori ini adalah seseorang akan patuh dalam penukaran sesuatu yang disediakan oleh orang lain: jika Anda melakukan apa yang saya mau, maka saya akan memberikan Anda sesuatu


(44)

sebagai gantinya. Metode penukaran yang sering digunakan dalam teori sosial menyisakan kesimpulan bahwa manusia bertindak untuk meraih sesuatu dari orang lain sebagai penukaran untuk suatu hal. Model ini berorientasi pada kekuasaan. Dengan kata lain, kita bisa mendapatkan pemenuhan dari orang lain jika kita mempunyai kekuatan yang cukup dalam konteks sumber dan dapat memberikan atau menahan sesuatu yang mereka inginkan.

Terdapat enam belas strategi yang biasa digunakan untuk perolehan pemenuhan. Namun, untuk membentuk sebuah susunan strategi atau dimensi umum yang lebih mudah diatur, Marwell dan Schmitt melakukan penelitian dengan menerapkan ke enam belas strategi tersebut, dan muncul lima strategi umum yang dihasilkan:

1. Penghargaan/rewarding, contoh : sebuah janji. 2. Hukuman/punishing, contoh : ancaman.

3. Pengetahuan/ expertise, contoh: seperti yang diperlihatkan oleh pengetahuan tentang hadiah.

4. Komitmen umum/impersonal commitment,contoh: seruan moral. 5. Komitmen personal/personal commitment,contoh: seperti hutang.

Pada pembelajaran TK, guru masih menjadi panutan utama didalam kelas dan memiliki suatu kekuasaan untuk mengatur dan memerintah muridnya. Guru memiliki strategi khusus dalam mengajarkan shalat lima waktu agar tercipta suatu komunikasi yang efektif. Hal ini didukung pula oleh penggunaan hak kekuasaan guru dalam kelas yang berkaitan dengan teori perolehan pemenuhan. Untuk mencapai tujuan keberhasilan pembelajaran, seorang guru


(45)

dapat menggunakan kekuasaannya. Seorang murid TK akan lebih patuh terhadap perintah guru jika mereka mendapatkan suatu ganjaran yang dapat membuat mereka terdorong untuk melakukan apa yang diperintahkan oleh gurunya.

Dalam hal ini, hak kekuasaan guru yang termasuk dalam konteks perolehan pemenuhan seperti: janji pemberian nilai yang bagus untuk murid yang melaksanakan shalat lima waktu, pemberian hukuman kepada murid yang tidak melaksanakannya, memberikan pengetahuan bahwa umat muslim yang melaksanakan shalat lima waktu akan ditempatkan disurga dan yang tidak melaksanakan ditempatkan dineraka, dan lain-lain. Dalam pemenuhan tujuan mengajarkan shalat lima waktu pada murid TK, selain memerlukan strategi khusus untuk diterapkan, perolehan pemenuhan juga dapat didukung oleh hal-hal tersebut. Hal tersebut akan lebih mendorong murid untuk mematuhi perintah gurunya, karena mereka akan mendapatkan ganjaran sesuai dengan apa yang mereka lakukan.

H. Kerangka Pikir

Taman Kanak-Kanak sebagai lembaga pendidikan pertama bagi anak memiliki peran yang sangat penting karena disanalah anak mulai mengenal dasar-dasar pengetahuan dan pendidikan, serta mengembangkan keterampilan, perilaku dan kemampuan dasar, termasuk pula pembelajaran tentang agama. Semua aktivitas yang berhubungan dengan pembelajaran di TK tentu saja tidak asal dilakukan. Komunikasi dengan murid yang masih


(46)

memiliki karakteristik khusus harus direncanakan, diorganisasikan, dan ditumbuhkembangkan, agar menjadi komunikasi yang berkualitas dan efektif. Salah satu langkah terpenting adalah dengan menetapkan strategi komunikasi. Strategi komunikasi yang baik adalah strategi yang dapat menetapkan atau menempatkan posisi seseorang secara tepat dalam komunikasi dengan lawan komunikasinya, sehingga dapat mencapai tujuan komunikasi yang telah ditetapkan. Untuk itu guru harus memilih strategi yang tepat untuk mengajarkan shalat lima waktu, agar proses pembelajaran berjalan efektif. Begitu pula dengan Ar-Raudah Playgroup and Kidergartenyang menetapkan strategi komunikasinyanya dalam pencapaian tujuan kegiatan pembelajaran shalat lima waktu. Penelitian ini mengkaji mengenai bagaimana strategi komunikasi yang diterapkan guru Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten dalam mengajarkan shalat lima waktu kepada muridnya yang terdiri dari tiga esensi utama, yaitu:

1. Strategi implementasi 2. Strategi dukungan 3. Strategi integrasi

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori perolehan pemenuhan dari Model Pemenuhan Strategi. Teori perolehan pemenuhan dicetuskan oleh Gerald Marwell dan David Schmitt (Littlejohn, 2009: 177). Marwell dan Schmitt menggunakan sebuat metode penukaran teori sebagai dasar untuk model perolehan pemenuhan. Inti dari teori ini adalah seseorang akan patuh dalam penukaran sesuatu yang disediakan oleh orang lain: jika Anda


(47)

melakukan apa yang saya mau, maka saya akan memberikan Anda sesuatu sebagai gantinya.

Dalam penelitian ini, untuk mencapai tujuan keberhasilan pembelajaran, seorang guru dapat menggunakan kekuasaannya. Seorang murid TK akan lebih patuh terhadap perintah guru jika mereka mendapatkan suatu ganjaran yang dapat membuat mereka terdorong untuk melakukan apa yang diperintahkan oleh gurunya, seperti: janji nilai yang besar, hukuman, penghargaan, dan lain-lain.

Bagan 1. Kerangka Pikir

GuruAr-Raudah Playgroup & Kindergarten

Murid Strategi Komunikasi:

1. Strategi implementasi 2. Strategi dukungan 3. Strategi integrasi Teori Perolehan Pemenuhan


(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, memaparkan, dan menjelaskan strategi komunikasi guru Taman Kanak-Kanak dalam mengajarkan shalat lima waktu pada murid. Oleh karena itu, tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif melalui pendekatan metode penelitian kualitatif. Menurut Isaac dan Michael, metode penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat (Rakhmat, 2005: 22).

Metode kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik (utuh), dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang almiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2000: 6).


(49)

Menurut Bogdan dan Taylor metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2000: 4).

Dengan menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif, maka membantu penulis untuk dapat melaksanakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan strategi komunikasi guru TK dalam emngajarkan shalat lima waktu pada murid.

B. Fokus Penelitian

Dalam penelitian ada dua maksud yang ingin dicapai dalam menentukan fokus. Pertama, penetapan fokus dapat membatasi studi. Kedua, penetapan fokus berfungsi untuk memenuhi kriteria inklusi-eksklusi atau memasukkan-mengeluarkan suatu informasi yang baru diperoleh. Dengan bimbingan dan arahan suatu fokus, seorang peneliti tahu persis data mana yang perlu dikumpulkan dan data mana pula yang walaupun mungkin menarik, karena tidak relevan, tidak perlu dimasukkan ke dalam sejumlah data yang sedang dikumpulkan (Moleong, 2000:62-63).

Adapun fokus dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi komunikasi yang dilakukan oleh guru Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten dalam mengajarkan shalat lima waktu pada murid, yang terdiri dari tiga esensi utama, yaitu:

1. Bagaimana strategi implementasi guru Ar-Raudah Playgroup and Kindergartendalam mengajarkan shalat lima waktu pada murid.


(50)

2. Bagaimana strategi dukungan guru Ar-Raudah Playgroup and Kindergartendalam mengajarkan shalat lima waktu pada murid.

3. Bagaimana strategi integrasi guru Ar-Raudah Playgroup and Kindergartendalam mengajarkan shalat lima waktu pada murid.

4. Bagaimana penerapan teori perolehan pemenuhan yang dilakukan guru Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten dalam mengajarkan shalat lima waktu pada murid.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten yang berlokasi di Jalan Tamin No. 68 Tanjung Karang Pusat, Bandar Lampung. Ar-Raudah Playgroup and Kindergartenmerupakan taman kanak-kanak yang bernuansa islami, sehingga Pendidikan Agama Islam (PAI) sangat diperhatikan dan diutamakan. Ar-Raudah memiliki program khusus dalam mengajarkan shalat lima waktu pada murid. Selain itu Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten juga memiliki kualitas yang baik dalam pemenuhan sarana dan prasarana, program kegiatan, dan tenaga profesional yang sangat mendukung proses pembelajaran.

D. Informan

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian (Moleong, 2000: 90). Teknik pemilihan informan dalam penelitian ini adalah teknik purposive(disengaja).


(51)

Teknik purposive bersifat tidak acak, di mana subjek penelitian dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu.

Menurut Spradley dalam Moleong (2004: 165), informan harus memiliki beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan, yaitu:

1. Subjek yang telah lama dan intensif menyatu dengan suatu kegiatan atau medan aktivitas yang menjadi sasaran atau perhatian penelitian dan ini biasanya ditandai oleh kemampuan memberikan informasi diluar kepala tentang sesuatu yang ditanyakan.

2. Subjek masih terikat secara penuh serta aktif pada lingkungan dan kegiatan yang menjadi sasaran penelitian.

3. Subjek mempunyai cukup banyak waktu dan kesempatan untuk dimintai informasi.

4. Subjek yang dalam memberikan informasi tidak cenderung diolah atau dikemas terlebih dahulu dan mereka relatif masih lugu dalam memberikan informasi.

Informan dalam penelitian ini terdiri dari dua macam informan yaitu, informan formal dan informan informal.

1. Penentuan InformanInforman Formal

Informan formal dipilih berdasarkan pada pemahaman dan pengetahuan mengenai strategi komunikasi guru Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten dalam mengajarkan shalat lima waktu pada murid.


(52)

Adapun kriteria yang dijadikan ketentuan oleh peneliti dalam pemilihan informan formal antara lain:

1. Informan formal adalah orang yang turut serta menentukan kebijakan dalam penyusunan strategi komunikasi di Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten.

2. Turut serta dalam pelaksanaan kegiatan yaitu berkaitan dengan proses pembelajaran shalat lima waktu di sekolah, sehingga memahami seluk beluk pelaksanaan kegiatan strategi komunikasi di Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten.

3. Informan mempunyai cukup informasi, banyak waktu dan kesempatan untuk dimintai keterangan dan data yang dibutuhkan terkait masalah penelitian.

Adapun informan formal atau orang-orang tersebut antara lain kepala sekolah Ar-Raudah Playgroup and Kindergartendan empat orang guru pengajar yang mewakili masing-masing kelas. Dari informan formal akan diketahui bagaimanakah strategi komunikasi yang digunakan dalam mengajarkan shalat lima waktu pada murid-muridnya.

Informan Informal

Informan informal dalam penelitian ini adalah murid Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten. Kriteria informan informal yang ditentukan oleh peneliti antara lain:


(53)

2. Murid yang telah duduk dikelas Lebah. Hal ini karena murid-murid yang duduk di kelas Lebah telah berusia lima tahun keatas, sehingga mereka dirasa lebih paham dalam mencerna apa yang dipelajari disekolah.

Adapun informan informal dalam penelitian ini adalah tiga orang murid Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten yang telah duduk di kelas Lebah. Peneliti menambahkan informan informal dengan tujuan untuk mengetahui respon murid terhadap pembelajaran shalat lima waktu yang telah mereka dapatkan dari gurunya dan sejauh manakah mereka memahami pembelajaran shalat lima waktu yang telah diterapkan disekolah.

2. Pendekatan Terhadap Informan

Pendekatan Terhadap Informan Formal

Pendekatan terhadap informan formal dilakukan secara bertahap. Pertama dengan cara berkenalan langsung dengan membawa surat izin penelitian dan meminta izin untuk melakukan penelitian, kemudian membuka obrolan-obrolan ringan seputar pembelajaran di taman kanak-kanak. Sebisa mungkin memahami karakter dari guru-guru Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten agar peneliti dapat diterima baik disana, dan akan memudahkan peneliti dalam mendapatkan data-data yang dibutuhkan.

Pendekatan Terhadap Informan Formal

Pendekatan dengan informan pendukung dilakukan dengan pendekatan khusus karena informan merupakan anak-anak. Peneliti melakukan


(54)

pendekatan dengan cara mengajak berkenalan, kemudian membahas tentang hal-hal ringan yang umumnya disukai oleh anak-anak. Peneliti ikut serta bergabung dalam obrolan dan permainan anak-anak agar informan merasa bahwa peneliti adalah bagian dari mereka. Selain itu peneliti juga dapat memberikan hadiah ringan, seperti makanan khas anak-anak kesukaan informan (chiki, coklat, permen, dll). Hal ini dapat membuat mereka merasa senang dan membuat mereka lebih dekat dengan peneliti dan akhirnya dapat melakukan komunikasi yang baik dengan peneliti.

E. Sumber Data

Dalam penelitian ini ada dua jenis data yang digunakan, yaitu:

1. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan baik melalui pengamatan sendiri, maupun melalui daftar pertanyaan yang telah disiapkan oleh peneliti. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara dengan informan yang dianggap mengetahui segala permasalahan yang akan diteliti.

2. Data Sekunder yaitu data yang mendukung data primer, mencakup data lokasi penelitian dan data lain yang mendukung masalah penelitian. Data sekunder diperoleh dari observasi dan literatur yang relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan.


(55)

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui : 1. Wawancara Mendalam (Indepth Interview)

Wawancara mendalam (Indepth Interview) yaitu teknik mengumpulkan data yang dilakukan dengan mengadakan tanya jawab langsung kepada informan penelitian. Peneliti mempersiapkan daftar pertanyaan yang relevan dengan tujuan penelitian. Wawancara dilakukan kepada beberapa informan yang telah ditentukan dengan menggunakan daftar pertanyaan. Dalam proses wawancara, peneliti merekam atau dan mencatat hasil jawaban yang diberikan oleh informan. Data yang ingin dicari peneliti dalam wawancara mendalam ini sesuai dengan informan penelitian, yaitu:

a. Dari informan formal, peneliti ingin mendapatkan data-data tentang strategi komunikasi yang diterapkan dalam mengajarkan shalat lima waktu pada murid. Mulai dari strategi implementasinya, strategi dukungan, maupun strategi integrasi.

b. Dari informan pendukung, peneliti ingin mengetahui bagaimana respon murid terhadap pembelajaran shalat lima waktu yang telah mereka dapatkan dari gurunya, sejauh manakah mereka memahami pembelajaran shalat lima waktu yang diterapkan disekolah.

2. Observasi

Teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung ke lokasi penelitian, yaitu Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten. Dengan melakukan observasi, peneliti dapat menemukan data-data tambahan lain


(56)

yang lebih nyata. Dalam hal ini peneliti melakukan pengamatan langsung dengan cara:

a. Ikut serta dalam proses pembelajaran dikelas, mulai dari masuk sampai pulang.

b. Ikut serta dalam kegiatan praktek shalat lima waktu yang diadakan setiap hari Selasa.

Observasi tersebut dapat membantu peneliti dalam mengamati strategi yang diterapkan oleh guru dalam pembelajaran shalat lima waktu kepada muridnya. Serta dapat membantu peneliti dalam melihat respon murid terhadap strategi pembelajaran yang mereka terima.

3. Studi kepustakaan (studi literatur)

Pengumpulan data dari berbagai literatur yang mendukung penelitian ini. Literatur yang digunakan penulis tidak hanya berupa buku – buku tetapi juga melalui internet berupa jurnal–jurnal, skripsi sebelumnya, dan data–

data lain yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

4. Dokumentasi

Bahan dokumen foto yang diperoleh dari objek penelitian yang menggambarkan strategi komunikasi guru Ar-Raudah Playgroup and Kindergartendalam mengajarkan shalat lima waktu pada murid.


(57)

G. Teknik Pengolahan Data

Dalam proses pengolahan data, ada sejumlah langkah-langkah ilmiah yang perlu dilakukan untuk memudahkan proses pengolahan data. Dari beberapa referensi tentang metode penelitian ilmiah, langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam proses pengolahan data penelitian ini yaitu (Bungin, 2009: 253):

1. Editing(Pengeditan)

Sebelum data dianalisis, data terlebih dahulu diedit. Dengan kata lain, data atau keterangan yang telah dikumpulkan dalam buku catatan (record book), daftar pertanyaan ataupun pada interview guide (pedoman wawancara) perlu dibaca sekali lagi dan diperbaiki apabila masih terdapat hal-hal yang salah atau yang masih meragukan karena peneliti harus memiliki catatan yang sempurna dalam penelitiannya. Catatan yang harus sempurna dalam pengertian bahwa semua pertanyaan harus dijawab. Jangan ada satupun jawaban yang tidak dijawab oleh informan.

2. Interpretasi

Data penelitian yang telah didapat peneliti kemudian diinterpretasikan dan diklasifikasikan secara detail untuk kemudian dilakukan penarikan kesimpulan sebagai hasil dari penelitian.


(58)

H. Teknik Analisa Data

Analisis data menurut Patton dalam Moleong (2000: 103) adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan stuan uraian dasar. Proses analisis data kualitatif dilakukan dengan tahap sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, mengabstrakkan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Dimana setelah peneliti memperoleh data, harus lebih dulu dikaji kelayakannya dengan memilih data mana yang benar-benar dibutuhkan dalam penelitian ini.

2. Display(Penyajian Data)

Penyajian data dibatasi sebagai sekumpulan informasi tersusun yang disesuaikan dan diklarifikasi untuk mempermudah peneliti dalam menguasai data dan tidak terbenam dalam setumpuk data.

3. Verifikasi(Menarik Kesimpulan)

Kesimpulan selama penelitian berlangsung makna-makna yang muncul dari data yang di uji kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya sehingga diperoleh kesimpulan yang jelas kebenaran dan kegunaannya.


(59)

I. Keabsahan Data

Pemeriksaan terhadap keabsahan data pada dasarnya digunakan untuk menyanggah pernyataan bahwa penelitian kualitatif tidaklah ilmiah. Dengan adanya teknik pemeriksaan keabsahan data, maka jelas bahwa hasil penelitian benar-benar dapat dipertanggungjawabkan dari segala segi (Moleong, 2000: 171). Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

1. Ketekunan Pengamatan

Untuk memperoleh derajat keabsahan yang tinggi, maka jalan penting lainnya adalah dengan meningkatkan ketekunan dalam pengamatan di lapangan. Pengamatan bukanlah suatu teknik pengumpulan data yang hanya mengandalkan beberapa kemampuan pancaindra namun juga menggunakan semua pancaindra termasuk pendengaran, penglihatan dan insting peneliti. Dengan meningkatkan ketekunan pengamatan di lapangan, maka derajat keabsahan data telah ditingkatkan pula.

2. Pengecekan Melalui Diskusi

Diskusi dengan berbagai kalangan yang memahami masalah penelitian akan memberi informasi yang berarti kepada peneliti, sekaligus sebagai upaya untuk menguji keabsahan hasil penelitian. Cara ini dilakukan dengan mengekspos hasil sementara dan atau hasil akhir untuk didiskusikan secara analitis. Diskusi bertujuan untuk mencari titik-titik kekeliruan interpretasi dengan klarifikasi penafsiran dari pihak lain. Moleong mengatakan bahwa diskusi dengan kalangan sejawat akan


(60)

menghasilkan pandangan kritis terhadap hasil penelitian, membantu mengembangkan langkah berikutnya dan menghasilkan pandangan lain sebagai pembanding.

3. Triangulasi dengan metode

Triangulasi ini dilakukan untuk melakukan pengecekan terhadap penggunaan metode pengumpulan data, apakah informasi yang didapat dengan metode interview sama dengan metode observasi, atau apakah hasil observasi sesuai dengan informasi yang diberikan ketika di interview. Tujuannya adalah untuk mencari kesamaan data dengan metode yang berbeda.


(61)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini didapat penulis setelah melakukan penelitian dengan cara observasi langsung dan wawancara mendalam dengan informan sesuai dengan fokus penelitian yang dituangkan penulis dalam pedoman wawancara. Karakteristik informan yang dipilih penulis menggunakan sample purposif (purposive sampling) yang didasari oleh kemampuan informan untuk menjelaskan strategi komunikasi guru TK dalam mengajarkan shalat lima waktu pada murid. Dengan menggunakan sample purposif, penulis mendapatkan lima informan yang benar-benar mengerti seluk beluk strategi komunikasi tersebut, yaitu satu (1) orang kepala sekolah Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten dan empat (4) orang guru pengajar Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten.


(62)

A. Identitas Informan

Berikut adalah identitas informan yang dipilih penulis dalam penelitian ini:

1. Informan Formal

Tabel 1. Identitas Informan Formal

No. Nama Jabatan Masa

Kerja Pendidikan

1. Dahliah, A.Ma Kepala

Sekolah 10 Tahun D2 PGTK Unila

2. Aprilia, A.Ma Guru

Kelas 4 Tahun D2 PGTK Unila

3. Setiawati Utami, A.Ma

Guru

Kelas 5 Tahun D2 PGTK Unila

4. Damarini, A.Md Guru

Kelas 9 Tahun D3 Bahasa Inggris Yunisla 5. Dwi Apriastuti,

S.Pd.

Guru

Kelas 7 Tahun

S1 Pendidikan B.Inggris STKIP

(Sumber : Penelitian tahun 2011)

Informan yang dipilih adalah satu orang kepala sekolah dan empat orang guru yang mewakili masing-masing kelas. Informan dipilih berdasarkan pertimbangan kriteria yang telah ditetapkan. Informan adalah orang yang turut serta menentukan kebijakan-kebijakan yang ada di Ar-Raudah, dalam hal ini informan yang dipilih adalah kepala sekolah. Informan yang dipilih juga turut serta dalam pelaksanaan kegiatan yaitu berkaitan dengan proses pembelajaran shalat lima waktu di sekolah, sehingga memahami seluk beluk pelaksanaan kegiatan strategi komunikasi di Ar-Raudah, dalam hal ini informan yang dipilih adalah guru dari setiap kelas yang melaksanakan kegiatan mengajar secara langsung. Informan yang dipilih telah memiliki masa kerja yang cukup lama di Ar-Raudah sehingga informan memahami segala kegiatan yang berlangsung di Ar-Raudah.


(63)

2. Informan Informal

Tabel 2. Identitas Informan Pendukung

No. Nama Usia Kelas Kode

Informan

1. Abiyan Khairudin 5,5 Tahun Lebah 2 Informan A

2. Rafi Akbar Hakim 6 Tahun Lebah 2 Informan B

3. Oktania Zahra Zain 6 Tahun Lebah 1 Informan C

(Sumber : Penelitian tahun 2011)

Murid-murid pada penelitian ini terbagi dalam 2 kelompok usia dan dibedakan dengan nama kelas, yaitu:

A. Kelompok usia 4-5 tahun dikelas Semut. B. Kelompok usia 5 tahun keatas dikelas Lebah.

Informan informal dipilih secara acak berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Ketiga Informan merupakan murid yang telah duduk dikelas Lebah. Hal ini karena murid-murid yang duduk di kelas Lebah telah berusia lima tahun keatas, sehingga mereka dirasa lebih paham dalam mencerna apa yang dipelajari disekolah.


(64)

B. Hasil dan Pembahasan Strategi Komunikasi Guru Taman Kanak-Kanak dalam Mengajarkan Shalat Lima Waktu Pada Murid

1. Strategi Implementasi Guru Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten

Dalam Mengajarkan Shalat lima Waktu Pada Murid

Strategi implementasi merupakan bingkai awal dari praktik strategi komunikasi yang terdiri dari beberapa tahapan. Berikut akan dibahas menganai strategi implementasi yang dilakukan dalam mengajarkan shalat lima waktu diAr-Raudah Playgroup and Kindergarten.

1. Menentukan tujuan dari pembelajaran shalat lima waktu di TK. Setiap pembelajaran yang dilakukan di TK harus memiliki tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan adalah salah satu komponen pendidikan yang berupa rumusan tentang kemampuan yang harus dicapai peserta didik dan berfungsi sebagai pemberi arah bagi semua kegiatan pendidikan (Masitoh, 2007: 1.5).

Dalam mengajarkan shalat lima waktu, para guru harus menentukan tujuan pembelajaran shalat lima waktu untuk memberikan arah bagi kegiatan yang akan dilakukan. Berikut ini hasil wawancara yang telah dilakukan mengenai tujuan pembelajaran shalat lima waktu:

Tabel 3. Tujuan Pembelajaran Shalat Lima Waktu

Informan Hasil Wawancara

Informan 1 Untuk memperkenalkan shalat lima waktu sejak usia dini. Informan 2 Mengenalkan anak pada dunia akhirat, mengenalkan anak


(65)

untuk anak mengenal tentang keagamaan yang mereka peluk yaitu agama Islam.

Informan 3 Masih sebatas memperkenalkan shalat lima waktu, murid-murid tahu dengan gerakan-gerakan shalat saja sudah dirasa cukup baik.

Informan 4 Menanamkan cinta agama Islam sejak sedini mungkin, mengajarkan anak-anak untuk mengerti shalat lima waktu sejak sedini mungkin.

Informan 5 Untuk mengenalkan anak pada shalat sedini mungkin. (Sumber : Penelitian tahun 2011)

Dari hasil wawancara kepada informan diatas, diketahui bahwa tujuan diadakannya pembelajaran shalat lima waktu pada murid adalah untuk mengenalkan shalat lima waktu pada anak sejak usia dini. Para guru di Ar-Raudah mulai menanamkan kecintaan murid kepada Agama Islam dengan mengenalkan kepada mereka tentang kewajibannya sebagai umat muslim. Pembelajaran shalat lima waktu kepada murid masih bersifat hanya mengenalkan pada murid tentang shalat lima waktu, para murid belum dituntut untuk memahami secara utuh tentang pelaksanaan shalat lima waktu.

“Tujuannya untuk mengenalkan kepada mereka cara beribadah, khususnya agamanya kan Islam kalau disini. Jadi biar mereka tahu bagaimana cara-cara beribadah agama Islam itu dari sejak usia dini. Itupun tidak serius, kalau shalat harus tegak dan lain-lain seperti anak- SMP atau SMA. Masih sebatas memperkenalkan. Mereka tahu gerakan-gerakan shalat sudah alhamdulillah.”2

Seperti yang diungkapkan oleh Hidayat, target dari mengembangkan nilai-nilai keagamaan di TK adalah diharapkan mampu mewarnai pertumbuhan dan perkembangan dari diri murid dengan pengetahuan tentang kewajiban beragama sejak kecil (Hidayat, 2006: 7.21). Jadi hasil dari wawancara yang

2


(1)

Karena kita panutan mereka.

Informan 5 Alhamdulillah begitu, ketika mereka baru awal masuk, spontanitas mereka langsung mengidolakan uminya, jadi mereka nggak takut sama uminya. Karena mungkin itulah saat mereka keluar dari rumah, dan bertemu teman dikelas. Disitukan uminya banyak yang memberikan pujian, segala macam yang berhubungan dengan anak. Anak kan merasa bangga kalau dipuji, diberikan penghargaan. Karena itu mereka mengidolakan uminya seperti itu.

14. Apakah seorang guru menggunakan strategi khusus untuk memenuhi tujuan pembelajaran kepada murid? Bagaimana bentuknya? (seperti pemberian hukuman, penghargaan, dan janji-janji)

Informan 1 Kalo misalnya gini ya, kalo lagi shalat kan misalnya gini, anak-anak yok nanti yang shalatnya pinter boleh cuci tangan duluan. Ada juga misalnya ini ya, kita nyiapin stiker bintang gitu. Jadi kalo misalnya dia tadi shalatnya bagus ya kita kasih stiker bintang. Nanti dia laporan sama mamahnya. Ni mah aku dapet stiker bintang krn solatnya bagus. Dan nggak ada hukuman fisik disini, kalau ada yang nakal hanya itu tadi, atau yang paling besar hukumannya dipisahkan dari teman-temannya sama baca doa ngulang sendirian.

Informan 2 Hukuman yang diberikan bukan hukuman fisik. Hukuman yang diberikan hanya untuk memotivasi murid agar menjadi lebih baik lagi. Misalkan contoh: anak-anak disuruh nulis Iqra, waktunya mau melaksanakan shalat lima waktu diatas, siapa yang pekerjaannya selesai duluan boleh wudhu duluan. Sedangkan yang lama selesainya, wudhunya terakhir juga, antri dibelakang.

Informan 3 Kalau di TK ada hukuman, ada janji-janji, ada penghargaan, ada semua. Tapi batasan hukuman dan janji-janji itu berbeda. Mungkin kalau di SD sudah dijewer atau di pukul, tapi kalau disini misalnya dia shalatnya main-main, maka hukumannya cuci tangannya ditunda. Contohnya, kalau ada murid yang main-main dalam pelaksanaan praktik shalat, maka ia akan diberi hukuman berupa penundaan cuci tangan sebelum makan.


(2)

Sebaliknya, jika murid melaksanakan praktik shalat dengan baik dan tertib, ia diperbolehkan untuk mencuci tangan dan makan terlebih dahulu dibandingkan teman-teman yang lain. Selain itu, guru juga memberikan penghargaan dengan memberikan pujian kepada murid, seperti memberikan pujian dengan kata-kata “Anak Soleh”, “Anak Pintar”.

Informan 4 Tentu ada. Kalau mereka melakukan kesalahan ga mungkin kita diemin aja. Hukumannya ringan, misalnya dia main-main saat doa berarti nanti cuci tangannya terakhir, begitu. Atau hukuman yang paling berat kayak dia berantem sama temennya itu duduk dipojokan, 10 menit nggak boleh kemana-mana, kan ‘bete’ kalau anak kecil disuruh diem. Kalau janji ya kayak tadi, mau jalan-jalan lagi nggak, itupun janjinya yang mendidik. Penghargaan disini siapa yang pinter dapat bintang.

Informan 5 Bukan hukuman sih ya sebenarnya, kita hanya memberikan supaya mereka tidak melakukan hal buruk. Jadi gimana caranya umi memberikan yang terbaik supaya anak bisa melakukan hal baik juga. Seperti pembiasaan begitu.

15. Apakah manfaat dari pemberian ganjaran-ganjaran tersebut?

Informan 1 Manfaatnya ya anak, jadi gini untuk yang bisa membuat anak lebih bersemangat lagi. Dan untuk yang masih dapet hukuman akhirnya mereka termotivasi lagi untuk lebih baik, oh berarti nanti saya harus lebih bagus shalatnya karena liat teman nya dan bisa makan duluan, dapet stiker bintang juga. Begitu.

Informan 2 Pasti ada manfaatnya. Bisa merubah si anak, “Berarti aku salah nih. Berarti Umi menghukum aku karena aku salah.” Mereka menyadari. Tapi untuk kedepannya lebih bagus. Dan sudah terbukti biasanya anak yang mendapat sedikit hukuman akan lebih baik. Walaupun nggak harus hukuman yang fisik. Hukuman sesuai dengan anak TK. Informan 3 Kita ngasih hukuman, janji-janji, dan penghargaan itu

tujuan nya untuk jadi motivasi bagi anak-anak. Jadi murid-murid itu termotivasi buat praktik shalat dengan baik, tertib karena dia nggak mau ketinggalan sama teman-temannya yang lain.

Informan 4 Dengan memberikan hukuman para murid dapat mengetahui kesalahan mereka dan mau meminta maaf


(3)

untuk tidak mengulangi kesalahannya lagi. Dengan hukuman pula, para murid akan merasa takut untuk berbuat kesalahan dan berusaha untuk selalu tertib. Selain itu pemberian hukuman, janji-janji serta penghargaan juga bermanfaat untuk membangun pribadi murid yang lebih percaya diri. Masih banyak nih murid TK yang masih malu buat mengekspresikan dirinya. Nah, dengan ngasih penghargaan, para murid jadinya mau berlomba-lomba untuk menjadi lebih baik biar dapat stiker bintang dari gurunya

Informan 5 Manfaat untuk anak ada rasa percaya diri pada anak, semangat, termotivasi, jadi dia ingin gimana caranya dia bisa. Apalagi anak-anak disini kalau ada perlombaan semangat sekali ingin ikutan.


(4)

Hasil Wawancara Dengan Informan Informal

Pertanyaan Nama Informan

Abiyan Khairudin Rafi Akbar Hakim Oktania Zahra Zain Jumlah shalat wajib 5 waktu 5 waktu 5 waktu

Jumlah rekaat pada

masing-masing shalat Hafal Hafal Belum hafal Kemampuan shalat lima waktu Belum mampu sepenuhnya Belum mampu sepenuhnya Belum mampu sepenuhnya Kerutinan melaksanakan shalat lima waktu

Belum rutin Belum rutin Belum rutin

Hafalan urutan

gerakan shalat Hafal Hafal Hafal Hafalan bacaan dalam

shalat Hafal sebagian Hafal sebagian Belum hafal Tanggapan terhadap

cara guru mengajarkan shalat lima waktu

Senang, karena guru tidak galak Senang Senang Mendapatkan hukuman, janji-janji, dan penghargaan dari

guru. Tidak pernah mendapatkan hukuman, pernah mendapatkan bintang. Pernah mendapatkan hukuman dan pernah mendapat bintang. Tidak pernah mendapat hukuman, tetapi pernah mendapat bintang. (Sumber : Penelitian tahun 2011)


(5)

AGENDA OBSERVASI DAN WAWANCARA PENELITIAN

No Hari/ Tanggal Kegiatan

1. Selasa, 1

November 2011

Pra riset, berkenalan dengan kepala sekolah serta meminta izin sebelum melakukan penelitian dan menjelaskan maksud dan tujuan penelitian. 2. Senin, 7

November 2011

Peneliti datang ke Ar-Raudah memberikan surat izin penelitian serta berkenalan dengan para guru.

3. Rabu, 16

November 2011

Peneliti datang ke Ar-Raudah untuk mencari data dalam gambaran umum Ar-Raudah dan berbincang-bincang seputar kegiatan belajar mengajar di Ar-Raudah.

4. Selasa, 29 November 2011

Observasi penelitian, peneliti mengamati dan mengikuti proses demonstrasi praktek shalat di Ar-Raudah.

5. Selasa, 6 Desember 2011

Observasi penelitian, peneliti mengamati dan

mengikuti serta mengambil dokumentasi pada proses demonstrasi praktek shalat di Ar-Raudah.

6. Selasa, 13 Desember 2011

-Wawancara informan 1, 2, dan 3 terkait strategi kemunikasi yang digunakan dalam mengajarkan shalat lima waktu pada murid di Ar-Raudah.

- Observasi penelitian, peneliti mengamati dan mengikuti serta mengambil dokumentasi pada proses belajar mengajar di kelas.

7. Rabu, 14 Desember 2011

- Kembali mewawancarai Informan 1 terkait penambahan data.

- Melanjutkan wawancara dengan informan 4 dan 5 terkait strategi kemunikasi yang digunakan dalam mengajarkan shalat lima waktu pada murid di Ar-Raudah.

- Observasi penelitian, peneliti mengamati dan mengikuti serta mengambil dokumentasi pada proses belajar mengajar di kelas.

8. Kamis, 15 Desember 2011

- Observasi penelitian, peneliti ikut serta dalam kegiatan belajar mengajar didalam kelas serta mengambil dokumentasi penelitian.

- Wawancara kembali dengan informan utama untuk menambah data.

9. Kamis, 5 Januari 2012

Wawancara dengan informan pendukung A, B, dan C 10. Jumat, 6 Januari

2012

- Observasi penelitian, peneliti ikut serta dalam kegiatan belajar mengajar dalam kelas serta mengambil dokumentasi penelitian.

- Wawancara kembali dengan informan terkait penambahan data.


(6)