Sistematisasi Data sistematizing Metode Pengolahaan Data

V. KESIMPULAN Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sebelum diundangkannya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan UU OJK, sistem pengawasan perbankan di Indonesia secara struktur mengadopsi sistem traditional model atau multi supervisory model yang mana pengawasan perbankan dilakukan oleh Bank Indonesia selaku bank sentral. Untuk itu terdapat penyatuan fungsi macroprudential supervision pengawasan makro dan micro-prudential supervision pengawasan mikro pada satu lembaga, yakni Bank Indonesia. Konsekuensinya Bank Indonesia memposisikan diri sebagai otoritas moneter sekaligus otoritas perbankan. Setelah diundangkannya UU OJK, sistem pengawasan perbankan secara struktur berubah menjadi integrated system atau sistem pengawasan terpadu yang berada diluar Bank Indonesia. Selanjutnya memisahkan fungsi pengawasan makro tetap pada Bank Indonesia dan pengawasan mikro berada pada OJK. Konsekuensinya, Bank Indonesia sebagai otoritas moneter, dan otoritas perbankan beralih kepada OJK. 2. Hubungan antara OJK, Bank Indonesia, Lembaga Penjamin Simpanan LPS, dan Kementerian Keuangan sebagaimana diatur dalam UU OJK. Hubungan antara OJK dan Bank Indonesia adalah koordinasi dalam pembuatan peraturan pengawasan di bidang perbankan. Sebagian besar koordinasi tersebut berkaitan dengan kepentingan Bank Indonesia sebagai pengawas makro dan lender of last resort LOLR. Hubungan antara OJK dan LPS berkaitan dengan pengawasan perbankan sebatas kepentingan LPS dalam menjalankan fungsinya sebagai penjamin simpanan nasabah perbankan. Hubungan antara OJK, Bank Indonesia dan LPS adalah membangun dan memelihara sarana pertukaran informasi data sharing and interfacing secara terintegrasi. Sedangkan hubungan antara OJK, Bank Indonesia, LPS dan Kementerian Keuangan diatur dalam protokol koordinasi yang dibentuk berdasarkan UU OJK, dan tidak lagi melalui Surat Keputusan bersama antar lembaga sebagaimana pembentukan Komite Stabilitas Sistem Keuangan KSSK pada tahun 2005. FSSK kini diatur secara tegas dan menjadi forum permanen serta mempunyai tugas tetap dalam pertukaran informasi dan pengawasan perbankan.

Dokumen yang terkait

Pengawasan Terhadap Lembaga Dana Pensiun Setelah Berlakunya Undang-Undang No.21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

7 172 125

Tinjauan Hukum Tentang Peralihan Pengawasan Perbankan Dari Bank Indonesia Kepada Otoritas Jasa Keuangan Dihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

0 4 71

DESKRIPSI KEDUDUKAN DAN WEWENANG OTORITAS JASA KEUANGAN MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN

0 14 44

WEWENANG OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) DALAM PENGATURAN DAN PENGAWASAN TERHADAP BANK SYARIAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN

8 98 57

KEWENANGAN BANK INDONESIA SETELAH DISAHKAN UNDANG- UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN.

0 0 16

INDEPENDENSI OTORITAS JASA KEUANGAN DALAM MELAKUKAN PENGAWASAN PERBANKAN DI INDONESIA (BERDASARKAN BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN).

0 0 13

FUNGSI PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN DI INDONESIA SETELAH DISAHKANNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN.

0 0 14

SISTEM KOORDINASI ANTARA BANK INDONESIA DAN OTORITAS JASA KEUANGAN DALAM PENGAWASAN BANK SETELAH LAHIRNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN

0 0 8

BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NO. 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN (“UNDANG-UNDANG OJK”)

0 0 68

SISTEM PENGAWASAN OTORITAS JASA KEUANGAN PADA JASA KEUANGAN SYARI’AH PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Analisis Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan) - Raden Intan Repository

0 0 95