KOMPETENSI GURU TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

a. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik memiliki indikator esensial: berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik. b. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan. c. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tuawali peserta didik dan masyarakat sekitar. 4 Kompetensi Profesional Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap stuktur dan metodologi keilmuannya. Setiap subkompetensi tersebut memiliki indikator esensial sebagai berikut: a. Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi memiliki indikator esensial: memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar; memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari. b. Menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki indikator esensial menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam pengetahuanmateri bidang studi Keempat kompetensi tersebut di atas bersifat holistik dan integratif dalam kinerja guru. Oleh karena itu, secara utuh sosok kompetensi guru meliputi a pengenalan peserta didik secara mendalam; b penguasaan bidang studi baik disiplin ilmu disciplinary content maupun bahan ajar dalam kurikulum sekolah c penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik yang meliputi perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi proses dan hasil belajar, serta tindak lanjut untuk perbaikan dan pengayaan; dan d pengembangan kepribadian dan profesionalitas secara berkelanjutan. Guru yang memiliki kompetensi akan dapat melaksanakan tugasnya secara profesional Ngainun Naim 2009:60. Jadi, pengertian dasar kompetensi adalah kemampuan dan kecakapan. Seseorang yang dinyatakan kompeten di bidang tertentu adalah seseorang yang menguasai kecakapan kerja yang bersangkutan. Darai pendapat tersebut dpaat dipahami bahwa kompetensi adalah merujuk pada kinerja seseorang dalam suatu pekerjaan yang bisa dilihat dari pikiran, sikap, dan perilakunya. Nana Sudjana dalam Uno Hamzah B. 2007: 67 telah membagi kompetensi guru dalam tiga bagian, yaitu sebagai berikut : 1. Kompetensi bidang kognitif, artinya kemampuan bidang intelektual, seperti penguasaan mata pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku individu, pengetahuan tentang bimbingan penyuluhan, pengetahuan tentang administrasi kelas, pengetahuan tentang tata cara menilai hasil belajar siswa, pengetahuan tentang kemasyarakatan, serta pengetahuan umum lainnya. 2. Kompetensi bidang sikap, artinya kesiapan dan ketersediaan guru terhadap berbagai hal berkenaan dengan tugas dan profesinya. Misalnya, sikap menghargai pekerjaannya, mencintai dan memiliki perasaan senang terhadap mata pelajaran yang dibinanya, sikap toleransi terhadap sesama teman profesinya, memiliki kemauan yang keras untuk meningkatkan hasil pekerjaannya. 3. Kompetensi perilaku, artinya kemampuan guru dalam berbagai keterampilanperilaku, seperti keterampilan mengajar, membimbing, menilai, mengguanakan alat bantu pengajaran, bergaul atau berkomunikasi dengan siswa, keterampilan menumbuhkan semangat belajar para siswa, keterampilan menyusun persiapanperencanaan mengajar, keterampilan melaksanakan administrasi kelas, dan lain-lain. Ketiga bidang kompetensi di atas tidak berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Sehingga, kompetensi guru adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran dan pendidikan di sekolah, kerena kompetensi guru tidak berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh faktor latar belakang pendidikan, pengalaman mengajar, dan lamanya mengajar. Kompetensi guru dapat dinilai penting sebagai alat seleksi dalam penerimaan calon guru, juga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam rangka pembinaan dan pengembangan tenaga guru. Selain itu ,juga penting dalam hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar siswa. Direktorat Tenaga Kependidikan Depdiknas, dalam Dina Yusrina 2013: 65 membagi standar kompetensi guru menjadi empat komponen, yaitu: 1 pengelolaan pembelajaran, 2 pengembangan potensi, 3 penguasaan akademik, 4 sikap kepribadian. Secara keseluruhan standar kompetensi guru terdiri dari tujuh kompetensi, yaitu: 1 penyusunan rencana belajar, 2 pelaksanaan interaksi, 3 penilaian prestasi belajar peserta didik, 4 pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian peserta didik, 5 pengembangan profesi, 6 pemahaman wawasan pendidikan, 7 penguasaan bahan kajian akademik. Dengan demikian, kompetensi guru merupakan seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya seacara tepat dan efektif. Sehingga, apabila seluruh komponen-komponen seperti standar kompetensi yang harus dimiliki seorang guru itu dapat terwujud maka kompetensi seorang guru tersebut akan menunjukkan kualitasnya dalam mengajar, hal tersebut akan memudahkan para guru untuk terus meningkatkan kualitas mengajarnya. Dengan demikian, berarti bahwa setiap guru itu memungkinkan untuk dapat memiliki kompoetensi dalam mengajar secara lebih baik dan menjadi seorang guru yang bermutu dalam menjadikan peserta didik menjadi siswa yang berkualitas. Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa guru profesional harus memiliki kualifikasi akademik minimal S1 atau D-IV dan memiliki standar empat kompetensi yakni kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional pasal 10. Keempat kompetensi tesebut kemudian dijabarkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

C. PEDAGOGIK

Istilah Pedagogia berarti pergaulan dengan anak. Pedagogig merupakan praktek pendidikan anak, maka kemudian munculah istilah “pedagogik” yang berarti ilmu mendidik anak. Pedagogik secara jelas memiliki keguanaan diantaranya bagi pendidik untuk memahami fenomena pendidikan secara sistematis, memberikan petunjuk tentang yang seharusnya dilaksanakan dalam mendidik, menghindari kesalahan-kesalahan dalam praktek mendidik anak juga untuk ajang mengenal diri sendiri dan melakukan koreksi demi perbaikan bagi diri sendiri Liza Az-zahra, 2013: http:769lan.wordpress.com20130615pengertian-dan- perlunya-pedagogik. Pedagogik juga merupakan suatu ilmu, sehingga orang menyebutnya ilmu pedagogik. Ilmu pedagogik adalah ilmu yang membicarakan masalah atau persoalan-persoalan dalam pendidkan dan kegiatan-kegiatan mendidik, antara lain seperti tujuan pendidikan, alat pendidkan, cara melaksanakan pendidikan, anak didik, pendidik dan sebagainya. Pedagogik termasuk ilmu yang sifatnya teoritis dan praktis. Oleh karena itu, pedagogik banyak berhubungan dengan ilmu-ilmu lain seperti: ilmu sosial, ilmu psikologi, psikologi belajar, metodologi pengajaran, sosiologi, filsafat dan lainnya Liza Az-zahra, 2013: http:769lan.wordpress.com20130615pengertian-dan-perlunya-pedagogik. Hal ini sangat berkaitan dengan dengan kompetensi pedagogik karena dengan pedagogik yang membicarakan masalah-masalah dalam pendidikan khususnya tentang kompetensi guru dalam kegiatan-kegiatan mendidik seperti yujuan pendidikan, cara melaksanakan pendidikan sangat erat sekali hubungannya dalam kompetensi guru yang merupakan seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya seacra tepat dan efektktif sehingga kegiatan-kegiatan pendidikan seperti tujuan pendidikan tersebut dapat berjalan melalui kompetensi pedagogik yang saling melengkapi satu sama lain.

D. KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU

Salah satu kompetensi utama yang harus dimiliki guru agar pembelajaran yang dilakukan efektif dan dinamis adalah kompetensi pedagogik. Guru harus belajar secara maksimal untuk menguasai kompetensi pedagogik ini secara teori dan praktik. Kompetensi pedagogik dalam standar nasional pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat 3 butir a adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan, dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi pedagogik menurut UU No. 142005 tentang guru dan dosen, diartikan sebagai kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Menurut undang-undang ini, kompetensi pedagogik identik dengan kompetensi pengelolaan pembelajaran Depdiknas, 2004: 9. Sedangkan menurut Permendiknas nomor 27 tahun 2007, kompetensi pedagogik guru mata pelajaran terdiri atas 37 buah kompetensi yang dirangkum dalam 10 kompetensi inti seperti yang disajikan berikut ini:  Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual  Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik  Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu  Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik  Memanfaatkan teknolgi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran  Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki  Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik  Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar  Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran  Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan dalam buku Jamal Ma’mur 2009: 30, yang diamksud dengan kompetensi pedagogik adalah Kemampuan dalam pengolahan peserta didik yang meliputi: a pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, b pemahaman tentang peserta didik, c pengembangan kurikulum atau silabus, d perancangan pembelajaran, e pemanfaatan teknologi dan media pembelajaran, f pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, g evaluasi hasil belajar, dan h pengembangan potensi siswa. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan pendidik menciptakan suasana dan pengalaman belajar bervariasi dalam pengelolaan peserta didik yang memenuhi kurikulum yang disuapkan Nurfuadi, 2012: 76. Dimensi Kompetensi Pedagogik menurut Rasto 2009: 3 antara lain: 1. Kompetensi Menyusun Rencana Pembelajaran Kompetensi Menyusun Rencana Pembelajaran menurut Joni 1984: 12 dalam Rasto 2009: 3 antara lain: a. Merencanakan pengorganisasian bahan-bahan pengajaran b. Merencanakan pengelolaan kegiatan belajar mengajar c. Merencanakan Pengelolaan Kelas d. Merencanakan penggunaan media dan sumber pengajaran e. Merencanakan penilaian prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran Berdasarkan uraian di atas, merencanakan program pembelajaran merupakan proyeksi guru mengenai kegiatan yang harus dilakukan siswa selama pembelajaran berlangsung, yang mencakup: merumuskan tujuan, menguraikan deskripsi suatu bahasan, merancang kegiatan belajar mengajar, memilih berbagai media dan sumber belajar, dan merencanakan penilaian penguasaan tujuan. 2. Kompetensi Melaksanakan Proses Pembelajaran Melaksanakan proses pembelajaran merupakan tahap pelaksanaan program yang telah disusun. Dalam Kegiatan ini kemampuan yang dituntut adalah keaktifan guru menciptakan dan menumbuhkan kegiatan siswa belajar sesuai dengan rencana yang telah disusun. Guru harus dapat mengambil keputusan atas dasar penilaian yang tepat, apakah kegiatan pembelajaran dicukupkan, apakah metodenya diubah, apakah kegiatan yang lalu perlu diulang, manakala siswa belum dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Pada tahap ini disamping mengetahui teori belajar mengajar, pengetahuan tentang siswa, diperlukan pula kemahiran dan keterampilan teknik belajar, misalnya: prinsip-prinsip mengajar, penggunaan alat bantu pengajaran, penggunaan metode mengajar, dan keterampilan menilai hasil belajar siswa. Sebagaimana pendapat Yutmini 1992: 13 mengemukakan bahwa:

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN CARA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA PERINTIS I BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

1 17 66

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 17 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 5 68

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 KOTABUMI SEMESTER GANJIL TP 2009/2010

0 7 14

HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 2 LABUHAN RATU KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 15 52

HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 2 LABUHAN RATU KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 15 53

HUBUNGAN KINERJA GURU DENGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 4 METRO DI KOTA METRO TAHUN AJARAN 2013/2014

0 8 68

HUBUNGAN KINERJA GURU DENGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 4 METRO DI KOTA METRO TAHUN AJARAN 2013/2014

0 13 107

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA GAJAH MADA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

2 11 79

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU GEOGRAFI DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA DI SMA NEGERI 1 BELALAU KABUPATEN LAMPUNG BARAT TAHUN PELAJARAN 2013-2014

0 18 56

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU GEOGRAFI DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA DI SMA NEGERI 1 BELALAU KABUPATEN LAMPUNG BARAT TAHUN PELAJARAN 2013-2014

0 18 85