d. Cocok diterapkan untuk e-learning skala kecil, misalnya dalam bentuk unit, modul, atau lesson.
Kelebihan dari Dick and Carey Model sebagai berikut. a. Setiap langkah jelas, sehingga dapat diikuti.
b. Teratur, Efektif dan Efisien dalam pelaksanaan. c. Merupakan model atau perencanaan pembelajaran yang terperinci,
sehingga mudah diikuti. d. Adanya revisi pada analisis instruksional, dimana hal tersebut
merupakan hal yang sangat baik, karena apabila terjadi kesalahan maka segera dapat dilakukan perubahan pada analisis instruksional
tersebut, sebelum kesalahan didalamnya ikut mempengaruhi kesalahan pada komponen setelahnya.
e. Model Dick and Carey sangat lengkap komponennya, hampir mencakup semua yang dibutuhkan dalam suatu perencanaan
pembelajaran Sedangkan kekurangan dari Dick and Carey Model sebagai berikut.
a. Kaku, karena setiap langkah telah di tentukan. b. Tidak semua prosedur pelaksanaan KBM dapat di kembangkan sesuai
dengan langkah-langkah tersebut. c. Tidak cocok diterapkan dalam elearning skala besar.
d. Uji coba tidak diuraikan secara jelas kapan harus dilakukan dan kegiatan revisi baru dilaksanakan setelah diadakan tes formatif.
e. Pada tahap-tahap pengembangan tes hasil belajar, strategi pembelajaran maupun pada pengembangan dan penilaian bahan
pembelajaran tidak nampak secara jelas ada tidaknya penilaian pakar validasi.
2. Model Assure Model Assure adalah salah satu petunjuk dan perencanaan yang bisa
membantu untuk bagaimana cara merencanakan, mengidentifikasi, menentukan tujuan, memilih metode dan bahan, serta evaluasi. Model
assure ini merupakan rujukan bagi pendidik dalam membelajarkan peserta didik dalam pembelajaran yang direncanakan dan disusun secara
sistematis dengan mengintegrasikan teknologi dan media sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan bermakna bagi peserta didik.
wordpress.com:2011 Dalam mengembangkan model desian sistem pembelajaran ASSURE,
penulis Smaldino, Russel, Heinich, dan Molenda mendasari pemikirannya pada pandangan-pandangan Robert M. Gagne 1985
tentang peristwa pembelajaran atau ”Event of Instruction”. Menurut Gagne, desain pembelajaran yang efektif harus dimulai dari upaya yang
dapat memicu atau memotivasi seseorang untuk belajar. Langkah ini perlu diikuti dengan proses pembelajaran yang sistematik, penilaian hasil
belajar, dan pemberian umpan balik tentang pencapaian hasil belajar secara kontinyu. Benny, 2011: 109.
Penilaian hasil belajar perlu didesain agar dapat mengukur pemahaman siswa terhadap pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah
dipelajari. Setelah menempuh proses penilaian hasil belajar, siswa perlu memperoleh umpan balik atau feedback. Umpan balik, berupa
pengetahuan tentang hasil belajar akan memotivasi siswa untuk melakukan proses belajar secara lebih efektif dan efisien
Untuk menciptakan sebuah aktivitas pembelajaran yang efektif, diperlukan adanya sebuah proses perencanaan atau desain yang baik.
Demikian pula dengan aktifitas belajar yang menggunakan media dan teknologi. Sharon E. Smaldino, James D. Russel, Robert Heinich, dan
Michael Molenda 2005 mengemukakan sebuah model desain sistem pembelajaran yang diberi nama ASSURE. Sama seperti model desain
sistem pembelajaran yang lain, model ini dikembangkan untuk menciptakan aktifitas pembelajaran yang efektif dan efisien, khususnya
pada kegiatan pembelajaran yang menggunakan media dan teknologi.
Model ASSURE lebih difokuskan pada perencanaan pembelajaran untuk digunakan dalam situasi pembelajaran di dalam kelas secara actual.
Model desain sistem pembelajaran ini terlihat lebih sederhana jika dibandingkan dengan model desain sistem pembelajaran yang lain,
seperti model Dick dan Carey. Model yang dikemukakan oleh Dick dan Carey pada umumnya diimplementasikan pada sistem pembelajaran
dengan skala yang yang lebih besar. Dalam mengembangkan model desain sistem pembelajaran ASSURE,
penulis-Smaldino, Russel, Heinich, dan Molenda – mendasari pemikirannya pada pandangan-pandangan Robert M. Gagne 1985
tentang peristiwa pembelajaran atau “ Events of Instruction”. Menurut Gagne, desain pembelajaran yang efektif harus dimulai dari upaya yang
dapat memicu atau memotivasi seseorang untuk belajar. Langkah ini perlu diikuti dengan proses pembelajaran yang sistematik, pemberian
umpan balik tentang pencapaian hasil belajar secara kontinyu. Penilaian hasil belajar perlu didesain agar dapat mengukur pemahaman
siswa terhadap pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah dipelajari. Setelah menempuh proses penilaian hasil belajar, siswa perlu
memperoleh umpan balik atau feedback. Umpan balik, berupa pengetahuan tentang hasil belajar akan memotivasi siswa untuk
melakukan proses belajar secara lebih efektif dan efisien. Langkah-langkah penting yang perlu dilakukan dalam model desain
sistem pembelajaran ASSURE meliputi beberapa aktifitas, yaitu: a. Melakukan analisi karakteristik siswa analyze learners,
b. Menetapkan tujuan pembelajaran state objective, c. Memilih media, metode pembelajaran require learners participation
d. Mengevaluasi dan merevisi program pembelajaran evaluate and revise.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalm mendesain sistem pembelajaran dengan model ASSURE dapat digambarkan dalam diagram
sebagai berikut.
A S
S U
R E
= analisis karakteristik siswa = menetapkan tujuan pembelajaran
= seleksi media, metode, dan bahan = memanfatkan bahan ajar
= Melibatkan siswa dalam kegiatan belajar = evaluasi dan revisi
Untuk lebih memahami model ASSURE, berikut ini dikemukakan deskripsi dari setiap komonen yang terdapat dalam model tersebut.
1. Analyze Learners Langkah awal yang perlu dilakukan dalam menerapkan model ini
adalah mengidentifikasi karakteristik siswa yang akan melakukan aktifitas pembelajaran. Siapakah siswa yang akan melakukan proses
belajar? Pemahaman yang baik tentang karakteristik siswa akan sangat membantu siswa dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran.
Analisis terhadap karakteristik siswa meliputi beberapa aspek penting, yaitu karakteristik umum, kompetensi spesifik yang telah
dimiliki sebelumnya, dan gaya belajar atau learning style siswa. 2. State objectives
Langkah selanjutnya dari model desain sistem pembelajaran ASSURE adalah menetapkan tujuan pembelajaran yang bersifat
spesifik. Tujuan pembelajaran dapat diperoleh dari silabus atau kurikulum, informasi yang tercacat dalam buku teks, atau dirumuskan
sendiri oleh perancang atau instruktur. Tujuan pembelajaran merupakan rumusan atau pernyataan yang mendeskripsikan tentang
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperoleh siswa setelah menempuh proses pembelajaran.
Setelah menggambarkan kompetensi yang perlu dikuasai oleh siswa, rumusan tujuan pembelajaran juga mendeskripsikan kondisi yang
diperlukan oleh siswa untuk menunjukkan hasil belajar yang telah dicapai dan tingkat penguasaan siswa atau degree terhadap
pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari.
3. Select Methods, Media, and Materials
Langkah berikutnya adalah memilih metode, media, dan bahan ajar yang akan digunakan. Ketiga komponen ini berperan penting dalam
membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah digariskan.
Pemilihan metode, media, dan bahan ajar yang tepat akan mampu mengoptimalkan hasil belajar siswa dan membantu siswa mencapai
kompetensi atau tujuan pembelajaran. Dalam memilih metode, media, dan bahan ajar yang akan digunakan, ada beberapa pilihan
yang dapat dilakukan, yaitu memilih media dan bahan ajar yang telah tersedia, dan memproduksi bahan ajar baru.
4. Utilize Materials Setelah memillih metode, media, dan bahan ajar, langkah selanjutnya
adalah menggunakan ketiganya dalam kegiatan pembelajaran. Sebelum menggunakan metode, media, dan bahan ajar, instruktur
atau perancang terlebih dahulu perlu melakukan uji coba untuk memastikan bahwa ketiga komponen tersebut dapat berfungsi efektif
untuk digunakan dalam situasi atau setting yang sebenarnya. Langkah berikutnya adalah menyiapkan kelas dan sarana pendukung
yang diperlukan untuk dapat menggunakan metode, media, dan bahan ajar yang dipilih. Setelah semuanya siap, ketiga komponen tersebut
dapat digunakan. 5. Requires Learner Participation
Proses pembelajaran memerlukan keterlibatan mental siswa secara aktif dengan materi atau substansi yang sedang dipelajari. Pemberian
latihan merupakan contoh cara melibatkan aktifitas mental siswa dengan materi yang sedang dipelajari.
Siswa yang terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran akan dengan mudah memelajari materi pembelajaran. Setelah aktif melakukan
proses pembelajaran, pemberian umpan balik berupa pengetahuan tentang hasil belajar akan memotivasi siswa untuk mencapai prestasi
belajar yang lebih tinggi.
6. Evaluate and Revise Setelah mendesain aktifitas pembelajaran maka langkah selanjutnya
yang perlu dilakukan adalah evaluasi. Tahap evaluasi dalam model ini dilakukan untuk menilai efektivitas pembelajaran dan juga hasil
belajar siswa. Proses evaluasi terhadap semua komponen pembelajaran perlu dilakukan agar dapat memperoleh gambaran yang
lengkap tentang kualitas sebuah program pembelajaran. Contoh pernyatan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menilai
efektivitas proses pembelajaran adalah sebagai berikut. a. Apakah siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan? b. Apakah metode, media, dan strategi pembelajaran yang digunakan
dapat membantu berlangsunngnya proses belajar siswa? c. Apakah siswa terlibat aktif dengan materi pembelajaran yang
dipelajari? Revisi perlu dilakukan apabila hasil evaluasi terhadap program pembelajaran menunjukkan hasil yang kurang memuaskan.
Model ASSURE merupakan model desain sistem pembelajaran yang bersifat praktis dan mudah diimplementasikan untuk mendesain aktivitas
pembelajaran, baik yang bersifat individual maupun klasikal. Langkah analisis karakteristik siswa akan memudahkan memilih metode, media,
dan strategi pembelajaran yang tepat untuk digunakan dalam menciptakan aktivitas pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik.
Demikian pula halnya dengan langkah evaluasi dan revisi yang dapat dimanfaatkan untuk menjamin kualitas prosses pembelajaran yang
diciptakan. Model ASSURE memilik beberapa kelebihan walaupun masih memiliki
beberapa kekurangan, secara umum keunggulan modek ASSURE sebagai berikut: Wardani, 2011
1. Lebih banyak komponennya dibandingkan dengan model materi ajar. Komponen tersebut di anataranya analisis pebelajar, rumusan tujuan
pembelajar, strategi pembelajar, sistem penyampaian, penilaian proses belajar dan penilaian belajar.
2. Sering di adakan pengulangan kegiatan dengan tujuan Evaluate and Review. selain itu model ini mengedepankan pembelajar, ditinjau dari
proses belajar, tipe belajar, kemampuan prasyarat. 3. Turut mengutamakan partisipasi pembelajar dalam Poin Require
Learner Participation, sehingga di adakan pengelompokan- pengelompokan kecil seperti pengelompokan pebelajar menjadi
belajar mandiri dan belajar tim dll. Serta penugasan yang bertujuan untuk memicu keaktifitasan peserta didik.
4. Menyiratkan untuk para guru untuk menyampaikan materi dan mengelola kegiatan kelas
5. Pada poin Select methods Media and Materials serta Utilize Media and Materials membuat guru atau pendidik aktif untuk menemukan
dan memanfaatkan, bahan dan media yang tepat dan memanfaatkan secara optimal media yang telah ada model ini dapat diterapkan
sendiri oleh guru Randa, 2011. Adapun kekurangan Model ASSURE sebagai berikut.
1. Tidak mencakup suatu mata pelajaran tertentu. 2. Walau komponen relatif banyak, namun tidak semua komponen desain
pembelajaran termasuk di dalamnya Randa, 2011.
3. Model Jerold E. Kemp, dkk