Proposal Skripsi ANALISIS PENGARUH PEMBE

Proposal Skripsi
ANALISIS PENGARUH PEMBERDAYAAN, SELF EFICACY DAN
BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI
PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL
KABUPATEN KEBUMEN

Di susun dalam rangka menyelesaikan Program Pendidikan Strata Satu (S1)

Disusun oleh :
Nama

: ARIS EKOWATI

NIM

: 0900

Program Studi

: Manajemen (S1)


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI “ PUTRA BANGSA “
Jalan Ronggowarsito Nomor : 18 Pejagoan , Kebumen
Tahun 2012

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Pegawai negeri sipil (PNS) mempunyai peranan penting dalam
penyelenggaran pemerintahan dan pembangunan. Hal ini disebabkan karena
pegawai negeri sipil (PNS) merupakan unsur aparatur negara yang
melaksanakan pemerintahan dan pembangunan dalam usaha mencapai tujuan
nasional. Tangkilisan (2002) menyatakan bahwa unsur manusia merupakan
unsur penting, karena manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam
setiap organisasi. Manusia adalah perencana, pelaku sekaligus penentu
terwujudnya tujuan organisasi. Dengan demikian pegawai negeri sipil
dituntut untuk memiliki kemampuan dalam menjalankan tugas dan
tanggungjawabnya untuk berpartisipasi dalam kegiatan pemerintahan,
pembangunan dan kemasyarakatan secara efektif dan efisien.

Menyadari pentingnya

peranan pegawai negeri sipil tersebut

pemerintah telah banyak melakukan kegiatan untuk memberdayakan
pegawai negeri sehingga memiliki kemampuan dan kinerja yang optimal
dalam upaya pencapaian tujuan nasional. Hal ini juga jelaskan dalam
Undang-Undang Nomor 43 tahun 1999 tentang pokok-pokok kepegawaian
yang dalam penjelasannya menyatakan bahwa kelancaran penyelenggaraan
tugas pemerintahan dan pembangunan nasional sangat tergantung pada
kesempurnaan aparatur negara khususnya pegawai negeri.
Untuk itu pemerintah telah banyak menyelenggarakan kegiatan seperti
pendidikan dan pelatihan kepada pegawai negeri sipil, menaikkan gaji dan

2

tunjangannya, memberikan penghargaan, hukuman dan lain sebagainya
dengan harapan peningkatan kinerja pegawai negeri. Namun peningkatan
kinerja para pegawai negeri belum juga menampakkan hasil yang
memuaskan. Meski pun di beberapa daerah kinerja pegawai negeri telah

dilakukan dengan baik, tetapi masih banyak juga daerah yang pegawai
negerinya belum mampu bekerja secara profesional. Hal ini dapat dilihat
masih banyak pegawai negeri sipil yang melanggar peraturan dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pelayan masyarakat.
Bukti yang terlihat di lapangan seperti, pada hari biasa hanya beberapa
pegawai yang datang tepat waktu, saat jam kerja sering pegawai tidak
ditemukan di tempat kerja. Kemudian banyak masyarakat yang mengeluhkan
sulitnya memperoleh pelayanan. Anehnya lagi, setelah masyarakat
memperoleh pelayanan, masih ditarik pungutan tidak resmi dengan alasan
sumbangan.
Untuk melakukan pembenahan terhadap kinerja pegawai, khususnya
PNS, di Indonesia memang sangat sulit karena masalah ini bukan hanya
menyangkut tentang kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan akan tetapi
juga menyangkut mental, etos dan budaya kerja dari aparatur pemerintah. Di
Indonesia, jumlah pedawai negeri sipil mencapai tak kurang dari lima juta
orang. Namun, dari jumlah itu, sekitar 60%-nya tidak cukup profesional dan
produktif. Pegawai mangkir saat jam kantor atau usai hari libur nasional
hingga kini memang masih menjadi persoalan di berbagai instansi
pemerintah lain. Hal ini mengindikasikan bahwa sikap dan budaya kerja


3

dikalangan PNS belum tumbuh dan menjadi kesadaran kolektif.
Menurut Holosko et al. ( 2001) untuk meningkatkan kontribusi para
karyawan kepada organisasinya, maka organisasi perlu menerapkan program
pemberdayaan. Beberapa pakar manajemen, sepakat menyatakan bahwa
pemberdayaan akan memberikan manfaat dan keuntungan bagi organisasi.
Pemberdayaan

dianggap

mampu

menumbuhkan dan meningkatkan

kreativitas para karyawan. Sedangkan kreativitas sendiri merupakan
landasan bagi tumbuh berkembangnya inovasi. Karyawan yang memiliki
kreativitas akan selalu mencari cara atau metode baru yang murah dan tepat
dalam upaya untuk menghasilkan suatu produk yang berkualitas atau dalam
memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pelanggannya. Karyawan

yang kreatif juga memberikan andil yang besar bagi terciptanya inovasi
produk suatu organisasi. Oleh karena itu, pemberdayaan dipandang menjadi
bagian yang penting dalam rangka menjamin kelangsungan hidup organisasi
dalam lingkungan yang kompetitif.
Menurut Bandura dalam Gardner dan Pierce (2006) untuk peningkatan
kinerja karyawan, penting juga diperhatikan self efficacy dari para karyawan.
Self efficacy adalah sebuah keyakinan tentang probabilitas bahwa seseorang
dapat melaksanakan dengan sukses beberapa tindakan atau masa depan dan
mencapai beberapa hasil. Efikasi diri mencerminkan suatu keyakinan
individu disaat mereka melaksanakan suatu tugas spesifik pada suatu
tingkatan kinerja yang spesifik.
Kemudian menurut Sutanto (2002) budaya organisasi yang kuat akan

4

memicu karyawan untuk berpikir, berperilaku dan bersikap sesuai dengan
nilai-nilai organisasi. Kesesuaian antara budaya organisasi dengan anggota
organisasi yang mendukungnya akan menimbulkan kepuasan kerja dan
kinerja karyawan meningkat, sehingga akan meningkatkan kinerja organisasi
secara keseluruhan

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kebumen
sebagai pelaksana urusan pemerintahan daerah di bidang kependudukan,
pencatatan sipil serta pengelolaan dan penyajian data kependudukan
tentunya harus didukung dengan kemampuan pegawai negeri sipil yang
berkualitas. Sama seperti instansi pemerintah lainnya yang memiliki kendala
dalam peningkatan kinerja pegawai negeri sipil, Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Kebumen juga demikian. Sebagai pelayan
masyarakat dibidang administrasi kependudukan, Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Kebumen tidak jarang mendapatkan kritik atau
keluhan masyarakat tentang lamanya proses penerbitan akte kelahiran, kartu
keluarga dan KTP maupun kepastian biaya pembuatannya.
Secara kuantitas (jumlah) dan secara kualitas (tingkat pendidikan)
sumberdaya manusia yang ada di Dinas kependudukan dan Pencatatan Sipil
belum seperti yang diharapkan masyarakat; profesional dan mampu
mengikuti tuntuan jaman (ilmu pengetahun dan teknologi). Berikut ini
jumlah pegawai Dinas kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Kebumen berdasarkan tingkat pendidikan.

5


Tabel II-1
Distribusi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat
Jabatan
Pendidikan
Struktural
1
S2
2 orang
2
S1
10 orang
3
D3
2 orang
4
SLTA
5
SLTP
6

SD
Jumlah
14 orang
Sumber: LAKIP Disdukcapil, 2012
No

Pelaksana

Jumlah

3 orang
1 orang
25 orang
2 orang
31 orang

2 orang
13 orang
3 orang
25 orang

2 orang
45 orang

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai di Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kebumen belum sarjana.
Berdasarkan Laporan Akuntabilitas dan Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kebumen
tahun 2010 dan 2011 diketahui bahwa pencapaian indikator semua program
dan kegiatan sebesar 100%. Sebagai contoh tahun 2011 target KTP adalah
201.650 keping dan KK 59.500 lembar, realisasi melebihi 201.650 keping
KTP dan 59.500 lembar KK sehingga terjadi kekurangan blangko. Secara
kelembagaan, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Kebumen mempunyai kinerja yang baik. Akan tetapi bukan berarti Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kebumen tidak mempunyai masalah
berkaitan dengan kinerja pegawai. Adapun masalah kinerja yang dihadapi
adalah:
1. Secara administrasi pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Kebumen mempunyai tingkat kedisplinan yang baik. Akan
tetapi bukan berarti tidak ada pegawai yang telat atau pun selalu ada di


6

ruangan pada waktu jam kerja. Berdasarkan hasil rekap pelaksanaan apel
pagi dan apel siang bulan Januari dan Pebruari 2013 tingkat kehadiran
pegawai rata-rata diatas 90%. Pegawai yang tidak hadir adalah pegawai
yang sakit atau sedang melaksanakan tugas luar.
2. Distribusi pekerjaan atau beban kerja yang tidak merata. Sudah menjadi
rahasia umum dalam pemerintahan bahwa pegawai yang pintar, pegawai
yang cakap dan yang bekerja dengan sungguh untuk pencapaian tujuan
organisasi selalu mendapatkan porsi pekerjaan yang lebih dibandingkan
dengan yang lain. Secara mudah pimpinan melakukan disposisi pekerjaan
tanpa melihat beban yang sudah ditanggung pegawai yang diserahi tugas.
3. Kepastian pelayanan dokumen kependudukan dan pencatatan. Sebuah
dokumen kependudukan dan pencatatan diterbitkan menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku, baik syarat maupun lamanya proses.
Tidak adanya kepastian lamanya proses ini sering menjadi kritik
masyarakat. Hal ini disebabkan adanya ketidaktertiban yang dilakukan
oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil terhadap dokumen yang
masuk. Bahwa setiap dokumen yan masuk tidak diperlakukan sama dan
pemrosesan dokumen tidak berdasarkan nomor urut pendaftaran

dokumen.
Berdasarkan lalar belakang tersebut diatas penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tentang “Analisis Pengaruh Pemberdayaan, Self
Eficacy dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kebumen.”

7

1.2 RUMUSAN MASALAH
Dari permasalahan di atas dapat dirumuskan pertanyaan penelitian
yaitu:
1.

Bagaimana pengaruh pemberdayaan terhadap kinerja pegawai pada
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kebumen.

2.

Bagaimana pengaruh self eficacy terhadap kinerja pegawai pada Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kebumen.

3.

Bagaimana pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai pada
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kebumen.

1.3 BATASAN MASALAH
Agar pembahasan masalah tidak menyimpang dari tujuan penelitian,
maka penulis menetapkan batasan masalah sebagai berikut:
1. Penelitian dilakukan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Kebumen bulan Desember 2012 sampai dengan Maret 2013.
2. Penelitian ini hanya akan meneliti 3 variabel yang mempengaruhi kinerja
pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kebumen,
yang meliputi:
a. Pemberdayaan adalah proses pemberian atau pengalihan kekuasaan
kepada individu dan proses menstimulasi dan memotivasi agar
individu mempunyai kemampuan. Variabel ini dibatasi pada akses
informasi, akses sumberdaya, akses dukungan dan akses peluang.
(Sedarmayanti, 2007)

8

b. Self Eficacy adalah keyakinan seseorang bahwa ia dapat menguasai
situasi dan menghasilkan outcomes yang positif. Variabel ini
dibatasi pada keyakinan mengatasi masalah dengan derajat kesulitan
yang

berbeda-beda,

keyakinan

terhadap

tingkat

pencapaian

keberhasilan dalam mengatasi tugas-tugas dalam kondisi tertentu dan
kuat atau lemahnya keyakinan individu mengenai kompetensi diri yang
dipersepsinya. (Bandura, 2006)
c. Budaya Organisasi adalah sistem atau pola-pola nilai dan praktekpraktek yang terus berlanjut dalam mengarahkan pegawai untuk
berperilaku dan dalam upaya memecahkan masalah. Variabel ini
dibatasi pada inisiatif individu, toleransi terhadap tindakan beresiko,
integrasi, dukungan manajemen, kontrol pegawai, identitas, sistem
imbalan, toleransi terhadap konflik dan pola komunikasi. (Robbin,
2008)
d. Kinerja pegawai hasil kerja pegawai secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Variabel ini
dibatasi pada kualitas dan kuantitas kerja, pengetahuan tentang
pekerjaan, kreatifitas, kerjasama, inisiatif dan kualitas pribadi.
(Gomez, 2008)

9

1.4 Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum:
Untuk menganalisa pengaruh Pemberdayaan, Self Eficacy dan Budaya
Organisasi Terhadap Kinerja pegawai pada Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Kebumen.
2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengaruh pemberdayaan terhadap kinerja pegawai
pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kebumen.
2. Untuk mengetahui pengaruh self eficacy terhadap kinerja pegawai
pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kebumen.
3. Untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja
pegawai pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Kebumen
1.5 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam menentukan kebijakan dibidang Sumber Daya
Manusia (SDM) khususnya yang berkaitan dengan pegawai Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kebumen.

10

2. Manfaat Teoritis
a.

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah
wawasan dan pengetahuan guna meningkatkan kinerja pegawai.

b.

Informasi yang diperoleh dapat dijadikan acuan untuk
penelitian selanjutnya dengan hasil yang lebih akurat dan bermanfaat.