diharapkan dapat membantu seorang perancang program, guru, dan instruktur dalam menciptakan program pembelajaran yang efektif, efisien, dan
menyenangkan.
BAB II PEMBAHASAN
Istilah desain rekayasa sebenarnya diambil dari lingkungan teknologi. Maka tidak heran bila dalam proses mendesain segala sesuatu, sedikit atau banyak akan
terkait dengan nuansa teknologi. Desain secara bahasa adalah kerangka bentuk, rancangan. Secara istilah desain pembelajaran adalah kisi-kisi dari penerapan teori
belajar dan pembelajaran untuk mempasilitasi proses belajar seseorang. Para ahli membedakan antara desain pembelajaran dengan pengembangan. yang
menyatakan bahwa pengembangan adalah penerapan kisi-kisi desain dilapanan kemudian setelah uji coba selesai, desain tersebut diperbaiki atau diperbarui sesuai
dengan masukan yang telah diperoleh. Kajian ini berdasarkan tinjuan teori belajar dan pembelajaran.
Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah
apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir
yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan
teknik pembelajaran. Komponen utama dari desain pembelajaran adalah:
1. Pembelajar pihak yang menjadi fokus yang perlu diketahui meliputi, karakteristik mereka, kemampuan awal dan pra syarat.
2. Tujuan Pembelajaran umum dan khusus Adalah penjabaran kompetensi yang akan dikuasai oleh pembelajar.
3. Analisis Pembelajaran, merupakan proses menganalisis topik atau materi yang akan dipelajari.
4. Strategi Pembelajaran, dapat dilakukan secara makro dalam kurun satu tahun atau mikro dalam kurun satu kegiatan belajar mengajar.
5. Bahan Ajar, adalah format materi yang akan diberikan kepada pembelajar. 6. Penilaian Belajar, tentang pengukuran kemampuan atau kompetensi yang
sudah dikuasai atau belum.
Model-model Desain Pembelajaran 1. Model Dick dan Carey
Perancangan pengajaran menurut system pendekatan model Dick dan Carey, yang dikembangkan oleh Walter Dick dan Lou Carey 1990.
Trianto, 2010: 89. Dick, Carey, dan Carey 2001 memandang desain pembelajaran sebagai
sebuah system dan menganggap pembelajaran adalah proses yang sistematis. Pada kenyataannya cara kerja yang sistematis inilah dinyatakan
sebagai model pendekatan system. Dipertegas oleh Dick, Carey, dan Crey 2001 bahwa pendekatan system selalu mengacu kepada tahapan umum
system pengembangan pembelajaran Instructional System DevelopmentISD. Jika berbicara masalah desain maka masuk ke dalam
proses, dan jika mengunakan istilah Instructional Design ID mengacu pada Instructional System Development ISD yaitu tahapan analisis,
desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Instructional desain inilah yang menjadi payung bidang Dick, Carey, dan Crey 2001.
Model pembelajaran Dick, Carey, dan Carey baik dalam keadaan formal maupun non formal adalah sama. Komponen model Dick, Carey, dan
Carey dalam keadaan formal meliputi, pembelajar, pebelajar, materi, dan lingkungan. Demikian pula di lingkungan non formal meliputi, warga
belajar pebelajar tutor pembelajar, materi, dan lingkungan pembelajaran. Semua komponen saling berinteraksi dalam proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui kinerja dari interaksi komponen-komponen tersebut,
maka perlu mengembangkan format evaluasi. Jika hasil evaluasi pebelajar kurang baik, maka komponen tersebut direvisi untuk mencapai kriteria
efektif dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Model ini menekankan pada aspek revisi atau perbaikan pembelajaran yang menyeluruh dari
PBM. Dalam hal ini, revisi dilakukan dalam batas tugas seorang pengajar. Dewi Salma, 2009:35
Komponen model Dick, Carey, dan Carey dipengaruhi oleh Condition of Learning hasil penelitian Robert Gagne yang dipublikasikan pertama kali
pada tahun 1965. Condition of learning ini berdasarkan asumsi psikologi behavioral, psikologi cognitive, dan konstruktivisme yang diterapkan
secara eklektic Dick, Carey, dan Carey, 2001. Tiga proyek utama yang dihasilkan oleh Gagne Bostock, 1996 yaitu 1 instructional events, 2
types of learning outcomes, 3 internal conditions and external conditions. Ketiganya merupakan masukan yang penting dalam memulai kegiatan
desain pembelajaran. Perbedaan model pembelajaran Dick, Carey, dan Carey dengan ahli lain
ialah para ahli menyebutkan desain pembelajaran sebagai metode yang
sistematis perencanaan, pengembangan, evaluasi, dan management proses tetapi bukan pendekatan sistematis. Sedangkan komponen dasar
system meliputi learners, objectives, methods, dan evaluation yang selanjutnya dikembangkan menjadi 9 Sembilan rencana desain
pembelajaran. Seperti yang diuraikan sebelumnya, tahapan model pengembangan system pembelajaran Instructional System
DevelopmentISD Dick, Carey, dan Carey 2001 terdiri dari 10 tahapan. Tahapan tersebut dapat dicermati sebagaimana dalam gambar di bawah ini.
Khusus tahapan ke 10 tidak dimasukkan dalam gambar, karena itu landasan teori penelitian ini dikembangkan berdasarkan 9 tahapan. Berikut
dijelaskan tahapan pengembangan system pembelajaran Dick, Cary, dan Carey: Trianto, 2010: 90
1. Analisis kebutuhan untuk menentukan tujuan Tujuan pembelajaran dapat diperoleh dari serangkaian tujuan
pembelajaran yang ditemukan dari analisis kebutuhan, yaitu kesulitan- kesulitan pebelajar dalam praktek pembelajaran yang dilakukan oleh
para ahli di bidang atau beberapa keperluan untuk pembelajaran yang aktual.
2. Melakukan analisis pembelajaran Menentukan langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan
pembelajaran tersebut. Langkah terakhir dalam proses analisis tujuan pembelajaran adalah menentukan keterampilan, pengetahuan, dan
sikap yang disebut sebagai entry behavior perilaku awalmasukan yang diperlukan oleh warga belajar untuk memulai pembelajaran.
3. Analisis pebelajar dan lingkungannya Analisis terhadap pebelajar dan konteks di mana mereka belajar. Sikap
dan keterampilan yang lebih disukai pebelajar saat ini, ditentukan berdasarkan karakteristik atau setting pembelajaran dan setting
lingkungan tempat keterampilan diterapkan. 4. Merumuskan tujuan khusus
Mencatat pernytaan khusus tentang apa yang pebelajar lakukan setelah menerima pembelajaran, yang didapat dari hasil analisis tujuan
pembelajaran dan pernyataan perilaku awal pebelajar. Analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasi keterampilan yang dipelajari, kondisi
pencapaian unjuk kerja, dan kriteria pencapaian unjuk kerja. 5. Mengembangkan instrumen penilaian
Berdasarkan tujuan pembelajaran yang tertulis, mengembangkan produk evaluasi untuk mengukur kemampuan pebelajar melakukan
tujuan pembelajaran. Penekanan utama berada pada hubungan perilaku yang tergambar dalam tujuan pembelajaran untuk apa melakukan
penilaian. 6. Mengembangkan strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran meliputi; kegiatan prapembelajaran pre- activity, penyajian informasi, praktek dan umpan balik practice and
feedback, pengetesan testing, dan mengikuti kegiatan selanjutnya. Strategi pembelajaran berdasarkan teori dan hasil penelitian,
karakteristik media pembelajaran yang digunakan, bahan pembelajaran, dan karakteristik warga belajar yang menerima
pembelajaran. Prinsip-prinsip inilah yang digunakan untuk memilih materi strategi pembelajaran yang interaktif.
7. Mengembangkan materi pembelajaran Materi pembelajaran meliputi : petunjuk untuk tutor, modul untuk
warga belajar, transparansi OHP, videotapes, format multimedia, dan web untuk pembelajaran jarak jauh. Pengembangan materi
pembelajaran tergantung kepada tipe pembelajaran, materi yang relevan, dan sumber belajar yang ada disekitar perancang.
8. Merancang dan mengembangkan evaluasi formatif Dalam merancang dan mengembangkan evaluasi formative yang
dihasilkan adalah instrumen atau angket penilaian yang digunakan untuk mengumpulkan data uji perorangan one-to-one, uji kelompok
kecil small group dan uji lapangan field evaluation sebagai pertimbangan dalam merevisi pengembangan pembelajaran ataupun
produk bahan ajar. 9. Merevisi pembelajaran
Data yang diperoleh dari evaluasi formative dikumpulkan dan diinterpretasikan untuk memecahkan kesulitan yang dihadapi warga
belajar dalam mencapai tujuan. Evaluasi formatif tidak hanya dilakukan pada draf program pembelajaran saja, tetapi juga terhadap
aspek-aspek desain system pembelajaran yang digunakan dalam program, seperti analisis instruksional, entry behavior dan karakteristik
siswa. Benny, 2011: 109. Bukan hanya untuk ini, singkatnya hasil evaluasi ini digunakan untuk merevisi pembelajaran agar lebih efektif.
10. Mengembangkan evaluasi sumatif Evaluasi sumatif merupakan jenis evaluasi yang berbeda dengan
evaluasi formatif. Jenis evaluasi ini dianggap sebagai puncak dalam aktivitas model desain pembelajaran yang dikemukakan oleh Dick dan
Carey. Evaluasi sumatif dilakukan dilakukan setelah program selesai dievaluasi secara formatif dan direvisi sesuai dengan standar yang
digunakan oleh perancang. Evaluasi sumatif tidak melibatkan perancang program, tetapi melibatkan penilai independen. Hal ini
merupakan satu alasan untuk menyatakan bahwa evaluasi sumatif tidak tergolong ke dalam proses desain sistem pembelajaran.
Kesepuluh langkah desain yang dikemukakan di atas merupakan sebuah prosedur yang menggunakan pendekatan sistem dalam mendesain sebuah
program pembelajaran. Setiap langkah dalam desain sistem pembelajaran ini memiliki keterkaitan satu sama lain. Output yang dihasilkan dari suatu
langkah akan digunakan sebagai input bagi langkah-langkah selanjutnya. Karakteristik model Dick and Carey mempunyai karakteristik sebagai
berikut: Wardani, Muhammad. 2013 a. Dalam penerapan model ini, setiap komponen bersifat penting dan
tidak boleh ada yang dilewati. b. Penggunaan model ini mungkin akan menghalangi kreatifitas
instructional designer profesional. c. DC Model menyediakan pendekatan sistematis terhadap kurikulum
dan program design. Ketegasan model ini susah untuk diadaptasikan ke tim dengan banyak anggota dan beberapa sumber yang berbeda.
d. Cocok diterapkan untuk e-learning skala kecil, misalnya dalam bentuk unit, modul, atau lesson.
Kelebihan dari Dick and Carey Model sebagai berikut. a. Setiap langkah jelas, sehingga dapat diikuti.
b. Teratur, Efektif dan Efisien dalam pelaksanaan. c. Merupakan model atau perencanaan pembelajaran yang terperinci,
sehingga mudah diikuti. d. Adanya revisi pada analisis instruksional, dimana hal tersebut
merupakan hal yang sangat baik, karena apabila terjadi kesalahan maka segera dapat dilakukan perubahan pada analisis instruksional
tersebut, sebelum kesalahan didalamnya ikut mempengaruhi kesalahan pada komponen setelahnya.
e. Model Dick and Carey sangat lengkap komponennya, hampir mencakup semua yang dibutuhkan dalam suatu perencanaan
pembelajaran Sedangkan kekurangan dari Dick and Carey Model sebagai berikut.
a. Kaku, karena setiap langkah telah di tentukan. b. Tidak semua prosedur pelaksanaan KBM dapat di kembangkan sesuai
dengan langkah-langkah tersebut. c. Tidak cocok diterapkan dalam elearning skala besar.
d. Uji coba tidak diuraikan secara jelas kapan harus dilakukan dan kegiatan revisi baru dilaksanakan setelah diadakan tes formatif.
e. Pada tahap-tahap pengembangan tes hasil belajar, strategi pembelajaran maupun pada pengembangan dan penilaian bahan
pembelajaran tidak nampak secara jelas ada tidaknya penilaian pakar validasi.
2. Model Assure Model Assure adalah salah satu petunjuk dan perencanaan yang bisa
membantu untuk bagaimana cara merencanakan, mengidentifikasi, menentukan tujuan, memilih metode dan bahan, serta evaluasi. Model