Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester II-III Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2009

KADAR HAEMOGLOBIN IBU HAMIL TRIMESTER II-III DAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2009

TESIS

OLEH:
ULFAH WIJAYA KUSUMAH

PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN- 2009

Ulfah Wijaya Kusumah : Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester II-III Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Di RSUP
H. Adam Malik Medan Tahun 2009, 2009

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih
Lagi Maha Penyayang, Tuhan Yang Maha Kuasa, berkat Ridha dan Karunia-Nya
penulisan tesis ini dapat diselesaikan.


Tesis ini disusun untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi salah satu syarat
untuk menyelesaikan pendidikan Magister Kedokteran Klinis Obstetri dan Ginekologi.
Sebagai manusia biasa, saya menyadari bahwa tesis ini banyak kekurangannya dan
masih jauh dari sempurna, namun demikian besar harapan saya kiranya tulisan
sederhana ini dapat bermanfaat dalam menambah perbendaharaan bacaan
khususnya tentang :

”KADAR HAEMOGLOBIN IBU HAMIL TRIMESTER II-III DAN FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHINYA DI RSUP.H.ADAM MALIK
MEDAN TAHUN 2009”

Dengan selesainya laporan penelitian ini, perkenankanlah saya menyampaikan rasa
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat :

Ulfah Wijaya Kusumah : Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester II-III Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Di RSUP
H. Adam Malik Medan Tahun 2009, 2009

1. Rektor Universitas Sumatera Utara dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara, yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk

mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis di Fakultas Kedokteran dan
Magister Kedokteran Klinis Obstetri dan Ginekologi USU Medan.
2. Pimpinan DPRA, Sekretariat DPRA dan Gubernur Aceh atas keikhlasannya
memberikan tugas belajar dan beasiswa kepada saya sehingga saya dapat
mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis di Fakultas Kedokteran dan
Magister Kedokteran Klinis Obstetri dan Ginekologi USU Medan.

3. Prof. Dr. Delfi Lutan, MSc, SpOG (K), Kepala Departemen Obstetri dan
Ginekologi FK-USU Medan; Dr. M.Rusda, SpOG (K), Sekretaris Departemen
Obstetri dan Ginekologi FK-USU Medan; Prof. Dr. M. Fauzie Sahil, SpOG (K),
Ketua Program Studi Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi FK-USU Medan,
Dr. Deri Edianto, SpOG (K), Sekretaris Program Studi Dokter Spesialis Obstetri
dan Ginekologi FK-USU Medan; dan juga Prof. Dr. Yusuf Hanafiah, SpOG (K),
Prof. Dr. T.M. Hanafiah, SpOG (K), Prof. Dr. Hamonangan Hutapea, SpOG(K),
Prof. DR. dr. M. Thamrin Tanjung, SpOG (K), Prof. Dr. R. Haryono Roeshadi,
SpOG (K), Prof. Dr. Budi R. Hadibroto, SpOG (K), dan Prof. Dr. Daulat H.
Sibuea, SpOG (K), yang telah bersama-sama berkenan menerima saya untuk
mengikuti pendidikan spesialis di Departemen Obstetri dan Ginekologi.

Ulfah Wijaya Kusumah : Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester II-III Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Di RSUP

H. Adam Malik Medan Tahun 2009, 2009

4. Prof. Dr. R. Haryono Roeshadi, SpOG (K) selaku Kepala Sub Divisi
Fetomaternal atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk melakukan
penelitian tentang :

” KADAR HAEMOGLOBIN IBU HAMIL TRIMESTER II-III DAN FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHINYA DI RSUP.H.ADAM MALIK
MEDAN TAHUN 2009 ”

5. Dr. Zaimah Z Talla, SpGK. MS dan Dr. Rusli P Barus, SpOG.(K) dengan penuh
kesabaran telah meluangkan waktu yang sangat berharga untuk membimbing ,
memeriksa dan melengkapi penulisan tesis ini hingga selesai.

6. Dr. Yusuf R. Surbakti, SpOG(K), Dr. Muhammad Rusda Harahap, SpOG(K) dan
Dr. Risman F Kaban, SpOG selaku tim penyanggah dan nara sumber dalam
penulisan tesis ini, yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan
dalam perbaikan tesis ini.

7. Prof. Dr. M. Fauzie Sahil,SpOG (K), selaku Bapak Angkat saya selama

menjalani masa pendidikan ini, yang telah banyak mengayomi, membimbing
dan memberikan nasehat-nasehat bermanfaat kepada saya dalam menghadapi
masa-masa sulit selama pendidikan.

8. Dr.Yusuf Surbakti, SpOG(K), selaku pembimbing mini referat Magister saya
yang berjudul ”Sindroma Reperfusi Pada Perdarahan Massiv Obstetri”.
Ulfah Wijaya Kusumah : Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester II-III Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Di RSUP
H. Adam Malik Medan Tahun 2009, 2009

9. Bapak Setiawan,SKM.Mn dan Drs. Abdul Jalil, M.kes yang telah meluangkan
waktu dan pikiran untuk membimbing saya dalam penyelesaian uji statistik tesis
ini.

10. Seluruh Staf Pengajar di Departemen Obstetri dan Ginekologi FK-USU/ RSUP
H. Adam Malik- RSUD Dr. Pirngadi Medan, yang secara langsung telah banyak
membimbing dan mendidik saya sejak awal hingga akhir pendidikan.

11. Direktur RSUP H. Adam Malik Medan yang telah memberikan kesempatan dan
sarana untuk bekerja sama selama mengikuti pendidikan Magister Kedokteran
Klinis Obstetri dan Ginekologi di departemen Obstetri dan Ginekologi.


12. Teman Sejawat, Asisten Ahli, Dokter Muda, Bidan, Paramedis,
karyawan/karyawati, dan pasien-pasien yang telah ikut membantu dan
bekerjasama dengan saya dalam menjalani pendidikan Magister Kedokteran
Klinis Obstetri dan Ginekologi di Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUSU/RSUP H. Adam Malik

Sembah sujud, hormat dan terima kasih yang tidak terhingga saya sampaikan
kepada kedua orang tua saya yang terkasih, H. A. Sanusi Hanafi dan Alm.
Syarifah Amnah, yang telah membesarkan, membimbing, mendoakan, serta
mendidik saya dengan penuh kasih sayang dari masa kanak-kanak hingga kini,

Ulfah Wijaya Kusumah : Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester II-III Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Di RSUP
H. Adam Malik Medan Tahun 2009, 2009

memberi contoh yang baik dalam menjalani hidup serta motivasi selama
mengikuti pendidikan ini.

Khususnya kepada suami dan kedua putri saya yang sangat saya kasihi dan
cintai ; Soraya Rizki dan Diva Savira, terima kasih yang tidak terhingga saya
sampaikan dan diiringi permohonan maaf saya yang sebesar-besarnya karena

kesibukan menyelesaikan tugas-tugas di pendidikan ini, tugas saya sebagai istri
dan ibu sedikit terabaikan. Tanpa pengorbanan, doa dan dukunga dari suami
dan anak-anak saya tercinta , tidak mungkin tugas-tugas ini dapat saya
selesaikan.
Akhirnya kepada seluruh keluarga handai tolan yang tidak dapat saya sebutkan
namanya satu persatu, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang telah
banyak memberikan bantuan, baik moril maupun materil, saya ucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan berkah-Nya
kepada kita semua.

Medan,

Oktober 2009

Dr. Ulfah Wijaya Kusumah

Ulfah Wijaya Kusumah : Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester II-III Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Di RSUP
H. Adam Malik Medan Tahun 2009, 2009

KADAR HAEMOGLOBIN IBU HAMIL TRIMESTER II-III DI RSUP.

H. ADAM MALIK MEDAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHINYA
Wijaya Kusumah U, Barus R, Talla Z.

ABSTRAK
Tujuan : Untuk mengetahui faktor apa saja

yang mempengaruhi anemia

pada ibu hamil trimester II-III di RSUP. H. Adam Malik Medan
RANCANGAN PENELITIAN : Penelitian ini bersifat Analitik crossecsional,
yaitu penelitian yang bertujuan menganalisa suatu kejadian pada beberapa
variabel dan mencari hubungannya. Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan di
mulai bulan Juli – Agustus 2009 di RSUP. H. Adam Malik Medan. Data yang
diperoleh diolah dengan menggunakan perangkat SPSS (Statistic Pack for
Social Science) versi 15.
HASIL PENELITIAN : Dalam masa penelitian 2 bulan di dapatkan 72 orang
subjek penelitian, dimana 10 subjek penelitian dikeluarkan dari penelitian
karena tidak diperoleh data yang akurat.
Berdasarkan data yang diperoleh dari sampel, ditemukan sebanyak 61,3%

ibu hamil dengan anemia, baik anemia ringan sebanyak 56,5% maupun
4,8% ibu hamil dengan anemia sedang dan hanya 38,7% ibu hamil yang tidak
anemia.
Hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa umumnya konsumsi makanan ibu
hamil sudah mengikuti pedoman empat sehat lima sempurna. Hal ini berarti
konsumsi makanan ibu hamil sudah seimbang dan memenuhi pedoman gizi.
Meskipun demikian, jumlah konsumsi energi ibu hamil rata-rata sejumlah
2465 kkal atau 97,2% dari Angka Kecukupan Gizi (AKG). Dengan demikian,
ibu hamil masih memerlukan tambahan energi selama masa kehamilannya.

Ulfah Wijaya Kusumah : Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester II-III Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Di RSUP
H. Adam Malik Medan Tahun 2009, 2009

Kebutuhan energi selama masa kehamilan mengalami peningkatan yang
dipergunakan untuk pertumbuhan janin, pembentukan plasenta, pembuluh
darah dan jaringan baru.

Selain itu, tambahan energi dibutuhkan sebagai

tenaga untuk proses metabolisme jaringan baru.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata konsumsi protein ibu hamil per
harinya adalah 52,89 gram/hari atau 88,1% dari AKG.
Konsumsi asam folat ibu hamil pada penelitian adalah sebesar 257,16 mg per
hari atau 87,2% dari AKG.
Kebanyakan wanita hamil yang menderita anemia disebabkan karena
kebutuhan zat gizinya meningkat tetapi tidak diimbangi dengan pemenuhan
makanan yang bergizi tinggi. Oleh karena itu, ibu hamil harus mengkonsumsi
makanan yang baik secara kualitas maupun kuantitasnya harus diperhatikan
agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Dalam pencegahan anemia gizi
khususnya, anjuran diet ibu hamil harus memenuhi konsumsi jumlah zat besi
dan memperhatikan makanan sumber yang dapat meningkatkan absorpsi zat
besi.

KESIMPULAN : Terdapat hubungan yang bermakna antara kadar Hb ibu
hamil trimester II-III dengan jumlah asupan protein, besi dan asam folat. Tidak
terdapat hubungan antara kadar Hb ibu hamil trimester II-III dengan jumlah
asupan kalori.
KATA KUNCI : Anemia, asupan, kalori, protein, zat besi, asam folat.

Ulfah Wijaya Kusumah : Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester II-III Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Di RSUP

H. Adam Malik Medan Tahun 2009, 2009

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

i-v

DAFTAR ISI

vi-vii

DAFTAR TABEL

viii

DAFTAR SINGKATAN

ix

ABSTRAK


x

BAB I. PENDAHULUAN

1

I.1. LATAR BELAKANG

1

I.2. RUMUSAN MASALAH

3

I.2.1. TUJUAN PENELITIAN

3

I.2.2. TUJUAN UMUM

3

I.2.3. TUJUAN KHUSUS

3

I.4. MANFAAT PENELITIAN

3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

5

II. 1. ANEMIA DALAM KEHAMILAN

5

II.2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
ANEMIA PADA IBU HAMIL

6

II. 3. DAMPAK KURANG GIZI

14

II. .4. KADAR Hb IBU HAMIL

15

BAB III. METODE PENELITIAN

18

III. 1. KERANGKA KONSEP

18

III. 1.1. HIPOTESIS

18

Ulfah Wijaya Kusumah : Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester II-III Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Di RSUP
H. Adam Malik Medan Tahun 2009, 2009

III. 2. JENIS DAN RENCANA PENELITIAN

18

III. 3. POPULASI DAN SAMPEL

19

III. 3.1. POPULASI

19

III. 3.2. SAMPEL

18

III.3.3. KRITERIA INKLUSI

19

III. 4. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

20

III.5. DEFINISI OPERASIONAL DAN SKALA PENGUKURAN

20

III.6. INSTRUMEN PENELITIAN DAN CARA
PENGUMPULAN DATA

24

III.7. TEKNIK PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

25

III.7.1. PENGOLAHAN DATA

23

III. 7.2. ANALISA DATA

25

III.7.3. ETIKA PENELITIAN

26

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

28

IV.1. HASIL PENELITIAN

28

IV. 2. PEMBAHASAN

37

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

42

V.1. KESIMPULAN

42

V.2. SARAN

43

DAFTAR PUSTAKA

44

LAMPIRAN

Ulfah Wijaya Kusumah : Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester II-III Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Di RSUP
H. Adam Malik Medan Tahun 2009, 2009

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Angka Kecukupan Protein pada Wanita Hamil dan Menyusui

8

Tabel 2. Daftar Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan Widya Karya
Nasional Pangan dan Gizi

12

Tabel 3. Sebaran Umur, Penghasilan dan Jumlah Anak

26

Tabel 4. Tingkat Pendidikan

27

Tabel 5. Tingkat Pengetahuan

28

Tabel 6. Kadar Hb Ibu Hamil Trimester II-III di RSH. Adam Malik Medan

28

Tabel 7 Asupan Makanan Ibu Hamil Trimester II-III di RSH. Adam
Malik Medan

29

Tabel 8 Asupan Kalori Ibu Hamil Trimester II-III di RSH. Adam Malik Medan 31
Tabel 9 Asupan Protein Ibu Hamil Trimester II-III di RSH. Adam
Malik Medan

32

Tabel 10 Asupan Zat Besi Ibu Hamil Trimester II-III di RSH. Adam
Malik Medan

32

Tabel 11 Asupan Asam Folat Ibu Hamil Trimester II-III di RSH. Adam
Malik Medan
Tabel 12 Hubungan Kadar Hb Ibu Hamil Trimester II-III dan Asupan Kalori

33
33

Tabel 13 Hubungan Kadar Hb Ibu Hamil Trimester II-III dan Asupan Protein 34
Tabel 14 Hubungan Kadar Hb Ibu Hamil Trimester II-III dan Asupan
Zat Besi

35

Tabel 15 Hubungan Kadar Hb Ibu Hamil Trimester II-III dan Asupan
Asam Folat

36

Ulfah Wijaya Kusumah : Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester II-III Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Di RSUP
H. Adam Malik Medan Tahun 2009, 2009

DAFTAR SINGKATAN

BBLR

: Berat Badan Lahir Rendah

ASI

: Air Susu Ibu

SKRT

: Survey Kesejahteraan Rumah Tangga

KEK

: Kekurangan Energi Kronis

ANC

: Ante Natal Care

BMI

: Body Mass Index

AKP

: Angka Kecukupan Protein

Hb

: Haemoglobin

AKG

: Angka Kecukupan Gizi

Ulfah Wijaya Kusumah : Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester II-III Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Di RSUP
H. Adam Malik Medan Tahun 2009, 2009

BAB. I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang
Sampai saat ini tingginya angka kematian ibu di Indonesia masih merupakan
masalah

prioritas di bidang kesehatan.

Selain menunjukkan derajat

kesehatan masyarakat, angka kematian ibu juga dapat menggambarkan
tingkat

kesejahteraan masyarakat

dan

kualitas

pelayanan kesehatan.

Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan, infeksi, dan keracunan
kehamilan. Penyebab kematian langsung tersebut tidak dapat sepenuhnya
dimengerti

tanpa memperhatikan latar belakang (underlying factor), yang

bersifat medik maupun non medik. Di antara faktor non medik adalah
keadaan kesejahteraan ekonomi keluarga, pendidikan ibu, lingkungan hidup,
perilaku, dan lain sebagainya.

Mc Carthy dan Maine menyatakan bahwa

angka kematian ibu dapat diturunkan secara tidak langsung dengan cara
memperbaiki status sosial ekonomi yang mempunyai efek terhadap salah satu
dari seluruh faktor langsung yaitu perilaku kesehatan dan perilaku reproduksi,
status kesehatan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan.
kesehatan ibu, menurut

Mc Carthy dan Maine

dalam terjadinya kematian ibu. Penyakit

Status

merupakan faktor penting

atau gizi yang buruk merupakan

faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan ibu.

1,2

Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi komplikasi kehamilan dan
persalinan. Risiko kematian maternal, angka prematuritas, Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu,
perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada wanita
yang anemis dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis tidak
dapat mentolerir kehilangan darah.

Dampak anemia pada kehamilan

Ulfah Wijaya Kusumah : Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester II-III Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Di RSUP
H. Adam Malik Medan Tahun 2009, 2009

bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga terjadinya gangguan
kelangsungan kehamilan, partus imatur/prematur, gangguan proses persalinan
(inertia, atonia, partus lama, perdarahan atonis), gangguan pada masa nifas
(subinvolusi rahim, produksi ASI rendah), dan gangguan pada janin seperti
abortus, dismaturitas, mikrosomia, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR),
kematian perinatal dan lain sebagainya.3
Prevalensi anemia pada wanita hamil di Indonesia berkisar 20 - 80%,, tetapi
banyak penelitian yang menunjukkan prevalensi anemia pada wanita hamil
yang lebih besar dari 50%. Prevalensi anemia pada trimester III berkisar 5079%.

Affandi

(1990) menyebutkan bahwa

anemia pada

kehamilan di

Indonesia berdasarkan data Departemen Kesehatan (1990) adalah 60%.
Hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1986 menyebutkan
prevalensi anemia ringan dan berat akan makin tinggi dengan bertambahnya
paritas. WHO melaporkan bahwa prevalensi anemia pada kehamilan secara
umum adalah

55%, secara bermakna tinggi pada trimester ketiga

dibandingkan dengan trimester pertama dan kedua kehamilan. Anemia karena
defisiensi zat besi merupakan penyebab utama anemia pada ibu hamil
dibandingkan dengan defisiensi zat gizi lain. Sehingga anemia gizi pada masa
kehamilan sering diidentikkan dengan anemia

besi. Simanjuntak (1992)

menyatakan bahwa sekitar 70 % ibu hamil di Indonesia menderita anemia gizi.
SKRT (1992) menyebutkan , angka anemia ibu hamil sebesar 63,5%
sedangkan data tahun 1995 turun menjadi 50,9%, tahun 1999 didapatkan
anemia gizi pada ibu hamil sebesar 39,5%.4
Data Dinas Kesehatan Republik Indonesia (Dinkes RI) tahun 2005
menunjukkan bahwa terdapat ibu hamil sebanyak 4 juta per tahun, 2 juta
diantaranya mengalami anemi gizi dan 1 juta mengalami KEK (Kekurangan
Energi Kronis). Permasalahan pokok terdapat pada 6 faktor berikut :5
1. Pengetahuan ibu tentang gizi yang rendah,
2. Pendapatan keluarga yang rendah,

Ulfah Wijaya Kusumah : Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester II-III Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Di RSUP
H. Adam Malik Medan Tahun 2009, 2009

3. Persediaan pangan tingkat rumah tangga yang rendah,
4. Perilaku pengasuhan yang belum sehat,
5. Konsumsi makanan yang tidak mengikuti kaidah gizi dan kesehatan,
6. Kondisi kesehatan ibu atau pun anak.

Di khawatirkan masalah gizi dan rawan pangan dapat menyebabkan hilangnya
sebuah periode generasi. Menurut Dr. Dini Latief MSc, Sekjen Persatuan Ahli
Gizi dan Pangan (Pergizi Pangan), kebutuhan gizi sangat terkait dengan
tumbuh kembang anak, karena gizi dibutuhkan sejak di dalam janin.
Kebutuhan gizi dimulai dari janin dan dapat dibuktikan bahwa gizi yang baik
akan menjadi modal besar bagi tumbuh kembang anak tersebut hingga masa
dewasa.5,6r 1. PREVALENSI GIZI KURANG DAN BURUK DI INDON

I.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas, peneliti ingin
mengetahui kadar Hb ibu hamil trimester II-III dan faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi anemia pada kehamilan di RS Haji Adam Malik-Medan tahun
2009.
I.2.1. Tujuan Penelitian
I.2.2. Tujuan Umum
Mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi anemia dalam kehamilan.
I.2.3.Tujuan Khusus
1. Mengetahui prevalensi anemia pada ibu hamil trimester II - III di RSUP Haji
Adam Malik Medan tahun 2009.
2. Mengetahui tingkat pendidikan ibu hamil trimester II – III di RSUP Haji Adam
Malik Medan tahun 2009.
Ulfah Wijaya Kusumah : Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester II-III Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Di RSUP
H. Adam Malik Medan Tahun 2009, 2009

3. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil trimester II – III di RSUP Haji
Adam Malik Medan tahun 2009.
4. Mengetahui jumlah asupan makanan ibu hamil trimester II – III di RSUP Haji
Adam Malik Medan tahun 2009.
5. Mengetahui hubungan kadar Hb ibu hamil trimester II-III dan jumlah asupan
makanan ibu hamil di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2009.

I.3. Manfaaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :
1. Ibu hamil
Memberikan informasi tentang anemia pada kehamilan dan faktor-faktor
yang mempengaruhinya.
2. Tenaga kesehatan
Memberikan informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan
anemia pada ibu hamil.

3. Institusi kesehatan
Memberikan informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan
anemia pada kehamilan sehingga dapat dilakukan penyuluhan di
puskesmas, posyandu, dan tempat pelayanan kesehatan lainnya.
Makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi lembaga
terkait dalam merumuskan program penanggulangan masalah anemia
pada ibu hamil yang berkaitan dengan nutrisi ibu hamil.
4. Institusi pendidikan
Sebagai masukan sehingga penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk
penelitian lainnya yang berkaitan dengan anemia pada

ibu hamil dan

Ulfah Wijaya Kusumah : Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester II-III Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Di RSUP
H. Adam Malik Medan Tahun 2009, 2009

menambah khasanah ilmu pengetahuan serta menjadi salah satu bacaan
yang bermanfaat untuk memperluas wawasan dan pengetahuan tentang
kesehatan masyarakat khususnya masalah nutrisi pada ibu hamil.
 
 
 
 
 
 
 

BAB. II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Anemia dalam Kehamilan
Anemia adalah suatu keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah
hemoglobin (protein pengangkut oksigen) kurang dari normal. Selama hamil,
volume darah bertambah sehingga penurunan konsentrasi sel darah merah
dan hemoglobin yang sifatnya menengah adalah normal. Selama kehamilan,
diperlukan lebih banyak zat besi (yang diperlukan untuk menghasilkan sel
darah merah) karena ibu harus memenuhi kebutuhan janin dan dirinya sendiri.
Jenis anemia yang paling sering terjadi pada kehamilan adalah anemia karena
kekurangan zat besi, yang biasanya disebabkan oleh tidak adekuatnya jumlah
zat besi di dalam makanan. Anemia juga bisa terjadi akibat kekurangan asam
folat. Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan darah yang
menentukan jumlah sel darah merah, kadar hemoglobin dan kadar zat besi

Ulfah Wijaya Kusumah : Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester II-III Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Di RSUP
H. Adam Malik Medan Tahun 2009, 2009

dalam darah. Anemia karena kekurangan zat besi diobati dengan tablet besi.
7,8

Anemia adalah salah satu dari empat masalah gizi utama di Indonesia yang
dialami oleh sekitar 51% ibu hamil. Masalah anemia merupakan masalah gizi
mikro terbesar dan tersulit diatasi di seluruh dunia. Sebagian besar anemia
pada ibu hamil adalah anemia karena kekurangan zat besi. Anemia gizi besi
pada ibu hamil pada umumnya disebabkan oleh perubahan fisiologis karena
kehamilan yang diperberat dengan keadaan kurang zat gizi, vitamin B12,
asam folat dan vitamin C. Selain kebutuhan yang meningkat, faktor resiko lain
yang menyebabkan anemia pada ibu hamil adalah sering mengkonsumsi
pangan yang mengandung zat yang dapat menghambat penyerapan zat besi.
Paritas tinggi, jarak kelahiran pendek, ANC/perawatan kehamilan tidak
memadai dan tingkat sosial ekonomi yang rendah juga menjadi faktor resiko
terjadinya anemia pada ibu hamil.9
Status gizi janin ditentukan antara lain oleh status gizi ibu pada waktu
konsepsi. Status gizi ibu sewaktu konsepsi dipengaruhi oleh :
1.Keadaan sosial dan ekonomi ibu sebelum hamil
2.Keadaan kesehatan dan gizi ibu
3.Jarak kelahiran jika yang dikandung bukan anak pertama
4.Paritas
5.Usia kehamilan pertama

Status gizi ibu pada waktu melahirkan ditentukan berdasarkan keadaan dan
status gizi pada waktu konsepsi, juga berdasarkan 10,11:
a.Keadaan sosial dan ekonomi waktu hamil
b.Pekerjaan fisik
c.Asupan pangan
d.Penyakit infeksi

Ulfah Wijaya Kusumah : Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester II-III Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Di RSUP
H. Adam Malik Medan Tahun 2009, 2009

Penelitian Ika Mayasari, tahun 2007 di RS Karyadi yang meneliti Hubungan
Tingkat

Pengetahuan

Ibu

Hamil

tentang

Anemia

dengan

Perilaku

Pemenunuhan Zat Besi di wilayah Kerja Puskesmas Kedawung dengan
jumlah sampel sebanyak 72 orang mendapatkan nilai p value ( 0,001 ) lebih
kecil dari nilai

yaitu 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara

tingkat pengetahuan ibu hamil tentang anemia dengan perilaku pemenuhan
zat besi selama kehamilan.12
II.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anemia pada Ibu Hamil
Banyak perubahan yang terjadi dan dialami, baik secara fisik dan emosional
ketika seorang ibu mulai mengandung. Ibu
jadwal dan jenis makanan yang di

harus selalu memperhatikan

konsumsi, karena pertumbuhan dan

perkembangan janin tergantung dari nutrisi makanan ibu. 13
Tujuan penataan gizi selama hamil adalah untuk menyiapkan :
1.Cukup kalori, protein yang bernilai biologi tinggi, vitamin, mineral dan cairan
untuk memenuhi kebutuhan zat gizi ibu, janin serta plasenta,
2.Makanan padat gizi dapat membentuk lebih banyak jaringan tubuh bukan
lemak,
3.Cukup kalori dan zat gizi untuk memenuhi pertambahan berat baku saat
hamil,
4.Perencanaan perawatan gizi yang memungkinkan ibu hamil untuk
memperoleh dan memepertahankan status gizi

optimal sehingga dapat

menjalani kehamilan dengan aman dan berhasil, melahirkan bayi dengan
potensi fisik dan mental yang baik, dan memperoleh cukup energi untuk
menyusui serta merawat bayi kelak,
5.Perawatan gizi yang dapat mengurangi atau menghilangkan reaksi yang
tidak diinginkan, seperti mual dan muntah,
6.Perawatan gizi yang dapat membantu pengobatan penyulit yang terjadi
selama kehamilan (diabetes melitus),

Ulfah Wijaya Kusumah : Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester II-III Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Di RSUP
H. Adam Malik Medan Tahun 2009, 2009

7. Mendorong ibu hamil sepanjang waktu untuk mengembangkan kebiasaan
makan yang baik yang dapat diajarkan kepada anaknya selama hidup.13,14

Energi
Terdapat

perbedaan kebutuhan energi selama hamil, WHO menganjurkan

jumlah tambahan sebesar 150 kkal perhari pada trimester I, dan 350 kkal
selama trimester II dan III. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi V (1993)
menganjurkan kebutuhan kalori ibu hamil adalah sebesar 285 kkal perhari
dan dianjurkan pemberian penambahan kalori lebih dari 430 kalori per hari
kepada ibu dengan status gizi buruk ( BMI < 19, sebelum kehamilan) yang
dapat meningkatkan penambahan berat badan lebih dari 225 gram.15

Protein
Protein diperlukan untuk membangun, memperbaiki, dan mengganti jaringan
tubuh. Ibu hamil memerlukan tambahan nutrisi protein
janin optimal.

Protein

agar pertumbuhan

membentuk sel-sel dan jaringan baru tubuh dan

memelihara pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh yang rusak. Protein
juga

menjadi bahan-bahan untuk energi bila keperluan tubuh akan hidrat

arang dan lemak tidak terpenuhi. 1/5 bagian tubuh adalah protein, ½ nya ada
dalam otot, 1/5 di dalam tulang dan tulang rawan, 1/10 ada dalam kulit, dan
selebihnya di dalam jaringan
hormon,

dan cairan tubuh.

pengangkut zat-zat gizi

Semua enzim, berbagai

dan sebagainya membutuhkan protein.

Disamping itu asam amino yang membentuk protein bertindak sebagai
precursor sebagian berasal koenzim, hormon, asam nukleat dan molekulmolekul yang essensial untuk kehidupan. Tubuh akan menyerap protein dalam
bentuk asam amino. Asam amino ini terbagi dalam asam amino nonesensial
dan asam amino esensial. Asam amino esensial inilah yang harus diperoleh
Ulfah Wijaya Kusumah : Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester II-III Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Di RSUP
H. Adam Malik Medan Tahun 2009, 2009

dari makanan, karena tubuh tidak dapat membuatnya sendiri. Asam amino
esensial terdiri atas : isoleusin, leusin, lisin, methiyonin, femialanin, threonin,
triptofan, dan valin. Jumlah konsumsi protein bagi setiap orang berbeda,
tergantung pada umur, berat badan, jenis kelamin, dan mutu protein. 16,17
Kebutuhan protein menurut

WHO adalah konsumsi yang diperlukan untuk

mencegah kehilangan protein tubuh dan memungkinkan produksi protein yang
diperlukan dalam masa pertumbuhan. Angka kecukupan protein (AKP) orang
dewasa menurut hasil penelitian keseimbangan nitrogen adalah 0,75 gram/kg
BB, berupa protein patokan tinggi yaitu protein telur (mutu cerna/digestibility
dan caya manfaat/utility telur adalah 100). Angka ini dinamakan safe of intake
atau taraf asupan terjamin. Angka kecukupan protein yang dianjurkan pada ibu
hamil dan menyusui dapat dilihat pada tabel 1.17
Tabel 1. Angka kecukupan protein pada wanita hamil dan wanita menyusui.
Ibu hamil

+ 12 gram/hari

Ibu menyusui enam bulan pertama

+ 16 gram/hari

Ibu menyusui enam bulan kedua

+ 12 gram/hari

Ibu menyusui tahun kedua

+ 11 gram/hari

Kebutuhan ibu hamil akan protein meningkat sampai 68%. Jumlah protein
yang harus tersedia sampai akhir kehamilan sekitar 925 g yang tertimbun
dalam jaringan ibu, janin dan plasenta. National Academy of Sciences
mematok angka 30 gram. Sementara Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi V
1993 mennganjurkan penambahan 12 gr/hari. Bahan pangan yang dijadikan
sumber sebaiknya 2/3-nya merupakan bahan pangan yang bernilai biologi
tinggi, seperti daging tak berlemak, ikan, telur, susu dan hasil olahannya.
Protein yang berasal dari tumbuhan (nilai biologinya rendah) cukup 1/3
bagian.16,17,18

Ulfah Wijaya Kusumah : Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester II-III Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Di RSUP
H. Adam Malik Medan Tahun 2009, 2009

Zat Besi
Zat besi adalah mineral yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah
(hemoglobin). Mineral ini juga berperan sebagai komponen untuk membentuk
mioglobin (protein yang membawa oksigen ke otot), kolagen (protein yang
terdapat di tulang, tulang rawan, dan jaringan penyambung), serta enzim. Zat
besi juga berfungsi dalam sistim pertahanan tubuh.19
Saat hamil, kebutuhan zat besi sangat meningkat. Beberapa literatur
mengatakan kebutuhan tersebut mencapai dua kali lipat dari kebutuhan
sebelum hamil. Hal ini terjadi karena selama hamil, volume darah meningkat
sampai 50%, sehingga perlu lebih banyak zat besi untuk membentuk
hemoglobin. Selain itu, pertumbuhan janin dan plasenta yang sangat pesat
juga memerlukan banyak zat besi. Dalam keadaan tidak hamil, kebutuhan zat
besi biasanya dapat dipenuhi dari menu makanan sehat dan seimbang. Tetapi
dalam keadaan hamil, suplai zat besi dari makanan masih belum mencukupi
sehingga dibutuhkan suplemen berupa tablet besi.20.21
Sumber makanan yang banyak mengandung zat besi adalah daging, ayam,
ikan, kerang, telur, sereal, bayam, dll. Penyerapan zat besi di usus di bantu
oleh vitamin C, terutama zat besi yang berasal dari tumbuhan. Sebaliknya, teh,
kopi, dan kalsium dianggap dapat mengurangi penyerapan zat besi jika
dikonsumsi dalam dua jam setelah makan makanan kaya zat besi.
Kekurangan zat besi (anemia defisiensi besi) selama hamil dapat berdampak
buruk pada ibu maupun janin. Perdarahan yang banyak sewaktu melahirkan
berefek lebih buruk pada ibu hamil yang anemia. Kekurangan zat besi juga
mempengaruhi pertumbuhan janin sehingga saat lahir, berat badannya di
bawah normal (BBLR). Akibat lain dari anemia defisiensi besi selama hamil
adalah bayi lahir prematur. Selain itu kekurangan zat besi dapat meningkatkan
resiko cacat pada janin. Karena kebutuhan zat besi sulit dipenuhi dari diet

Ulfah Wijaya Kusumah : Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester II-III Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Di RSUP
H. Adam Malik Medan Tahun 2009, 2009

pola makan, sehingga pemakaian suplemen disarankan. Kebutuhan ibu hamil
akan Fe meningkat yang digunakan untuk pembentukan plasenta dan sel
darah merah sebesar 200-300%.22
Penyerapan besi dipengaruhi oleh banyak faktor. Protein hewani dan vitamin
C meningkatkan penyerapan. Kopi, teh, garam kalsium, dan magnesium
dapat mengikat Fe sehingga mengurangi jumlah serapan. Karena itu
sebaiknya tablet Fe ditelan bersamaan dengan makanan yang dapat
memperbanyak jumlah serapan, sementara makanan yang mengikat Fe
sebaiknya dihindarkan, atau tidak dimakan dalam waktu bersamaan.23

Asam Folat
Asam folat yang dikonsumsi sejak masa pembuahan dan awal kehamilan
mampu mencegah cacat lahir pada otak dan tulang belakang. Penelitian
menunjukkan resiko kelainan tulang belakang (spina bifida) dan kelainan
ronggga otak (anensefali) menurun hingga 50%. Sangat disarankan untuk
mendapatkan 400 mg asam folat per hari. Kekurangan yang ringan dari asam
folat mengakibatkan peningkatan kepekaan, lelah berat, dan gangguan tidur.
Jika kekurangan asam folat bertambah parah, akan terjadi anemia yang
ditandai dengan penampakan kelelahan dan depresi. Kekurangan asam folat
berkaitan dengan bayi lahir rendah, ablasio plasenta dan, neural tube defect.
Preparat suplementasi asam folat sebaiknya diberikan sekitar 28 hari setelah
ovulasi atau pada 28 hari pertama kehamilan, karena otak dan sumsum tulang
belakang dibentuk pada hari pertama kehamilan. Dengan demikian,
pemberian suplementasi harus dilaksanakan sebelum konsepsi terjadi. 24,25,26
Kalsium
Penelitian menunjukkan bahwa janin memerlukan 13 mg kalsium dari darah
ibu. Janin memerlukan kalsium untuk pertumbuhan tulang dan giginya. Jika
jumlah kalsium yang ia dapatkan kurang, maka ia akan mengambilnya dari

Ulfah Wijaya Kusumah : Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester II-III Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Di RSUP
H. Adam Malik Medan Tahun 2009, 2009

tulang sehingga dapat terjadi pelunakan tulang (osteomalasia). Kalsium bisa
didapatkan dengan mengkonsumsi produk susu, tahu, brokoli, kacangkacangan.24,25
Metabolisme kalsium selama hamil berubah mencolok, meskipun mekanisme
terjadinya belum sepenuhnya dipahami. Kadar kalsium dalam darah wanita
hamil menurun drastis sampai 5% dibandingkan dengan
Asupan kalsium yang

wanita tidak hamil.

dianjurkan kira-kira 1200 mg/hari bagi wanita hamil

dengan usia di atas 25

tahun dan cukup 800 mg untuk

ibu hamil yang

berusia lebih muda. Sumber utama kalsium adalah susu dan hasil olahannya
seperti whole milk, skimmed milk, toghurt, keju, udang, sarang burung, sarden
dalam kaleng, serta beberapa bahan makanan nabati seperti sayuran warna
yang

berwarna

hijau

tua

dan

lain

sebagainya.

27,28

Kobalamin
Anemia pernisiosa dengan gejala rasa letih yang parah merupakan akibat dari
defisiensi B12. Vitamin ini sangat penting dalam pembentukan Red Blood Cell
atau sel darah merah. Anemia pernisiosa biasanya tidak disebabkan oleh
kekurangan vitamin B12 dalam makanan, melainkan oleh karena ketiadaan
faktor intrinsik yaitu sekresi gaster, yang diperlukan oleh penyerapan B12.
gejala anemia ini meliputi rasa letih dan lemah yang hebat, diare, depresi,
mengantuk, mudah tersinggung serta pucat. Di antara golongan vitamin B
kompleks, vitamin B12 memang unik karena sangat jarang didapat dari
tanaman, tetapi banyak di dalam daging atau produk olahan dari binatang.
Bersama asam folat, vitamin ini menyintesis DNA dan memudahkan
pertumbuhan sel. 29
Vitamin B12 penting sekali bagi pertumbuhkembangan normal Red Blood Cell
(RBC/sel darah merah), dan fungsi sel-sel sumsum tulang, sistem persarafan,
dan saluran cerna. Tubuh dapat menyimpan vitamin B12 di hati dalam jumlah
yang adekuat untuk persediaan selama 5 tahun. Itulah sebabnya mengapa
defisiensi berat jarang terjadi. Makanan sumber vitamin B12 seperti hati,
Ulfah Wijaya Kusumah : Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester II-III Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Di RSUP
H. Adam Malik Medan Tahun 2009, 2009

telur, ikan (terutama tuna), kerang, daging, unggas, susu, keju. Asupan yang
dianjurkan sekitar 3 mikrogram sehari. Sebutir telur mengandung 1 mikrogram
asam folat, secangkir susu (200 ml) mengandung 1 mikrogram asam folat dan
85 gram daging babi mengandung 2 mikrogram asam folat.30

Vitamin D
Kekurangan vitamin D selama hamil berkaitan dengan gangguan metabolisme
kalsium pada ibu dan janin. Gangguan ini berupa hipokalsemia dan tetani
pada bayi baru lahir, hipoplasia enamel gigi bayi, osteomalasia pada ibu.
Insidensi dapat ditekan dalam pemberian 10 mikrogram (400 IU) per hari.
Kekurangan vitamin D menjangkiti wanita hamil yang bermukim di daerah
yang hanya sedikit bersentuhan dengan sinar matahari sehingga sintesis
vitamin D di kulit tidak terjadi. 31,32

Yodium
Kekurangan yodium selama kehamilan mengakibatkan janin menderita
hipotiroidisme, yang selanjutnya berkembang menjadi kreatinisme karena
peran hormone tiroid dalam perkembangan dan pematangan otak menempati
posisi strategis. Kerusakan saraf akibat hipotiroidisme yang berlangsung pada
akhir kehamilan tidak separah jika hal ini terjadi di awal kehamilan. Karena itu,
koreksi terhadap kekurangan yodium sebaiknya dilakukan sebelum atau
selama 3 bulan pertama kehamilan. Anjuran asuhan per hari untuk wanita
hamil dan menyusui sebesar 200 µg (Food and Nutrition Board of the National
Academy of Scienties in the United State), dalam bentuk garam beryodium,
pemberian suplementasi pada hewan ternak, pemberian minyak beryodium
per oral atau injeksi. Di antara cara-cara tersebut, pemberian garam
beryodium memang lebih mudah, namun masih ada masalah dalam hal
pendistribusian dan pertahanan mutu yodium yang terkandung. Setelah dari
pabrik, terutama selama penyimpanan di gudang, yodium dapat rusak karena
terpajan matahari.33,34

Ulfah Wijaya Kusumah : Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester II-III Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Di RSUP
H. Adam Malik Medan Tahun 2009, 2009

Gol. Umur

BB

TB

Energi

Protein (mg)

As.Folat

Besi

(ug)

(mg)

0-6

Bln

5.5

60

560

12

22

3

7-12

Bln

8.5

71

800

15

32

5

1-3

Thn

12

90

1250

23

40

8

4-6

Thn

18

110

1750

32

60

9

7-9

Thn

24

120

1900

37

81

10

10-12

Thn

30

135

2000

45

90

14

13-15

Thn

45

150

2400

69

125

17

16-19

Thn

56

160

2500

66

165

23

Pria

Ringan
20-59

Thn

62

165

2800

170
55

13

Sedang
3000

55

170

13

55

170

13

55

170

13

Berat
3600
60

Thn

62

165

2200

Ulfah Wijaya Kusumah : Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester II-III Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Di RSUP
H. Adam Malik Medan Tahun 2009, 2009

Wanita
10-12

Thn

35

140

1900

54

100

14

13-15

Thn

46

153

2100

62

130

19

16-19

Thn

50

153

2000

51

150

25

156

Ringan
48

150

26

20-59

Thn

2050

54

Sedang
2250

150
48

26

Berat
2600
>60

Thn

54

(+) Hamil

154

1850

48
48

150

26

150

14

285

12

150

20

(+) Menyusui
0-6

Bln

700

16

50

2

7-12

Bln

500

12

40

2

13-24

Bln

400

11

25

2

Tabel.2. Berikut di bawah ini tabel Daftar Angka Kecukupan Gizi yang
dianjurkan Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi.

II.3. Dampak Kurang Gizi

Ulfah Wijaya Kusumah : Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester II-III Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Di RSUP
H. Adam Malik Medan Tahun 2009, 2009

Kekurangan asupan gizi pada trimester I dikaitkan dengan tingginya kejadian
bayi lahir prematur, kematian janin, dan kelainan pada sistem saraf pusat bayi.
Sedangkan kekurangan energi terjadi pada trimester II dan III dapat
menghambat pertumbuhan janin atau janin tidak berkembang sesuai usia
kehamilannya. Contoh konkretnya adalah kekurangan zat besi yang terbilang
paling sering dialami saat hamil. Gangguan ini membuat ibu mengalami
anemia atau kekurangan sel darah merah. Kekurangan asam folat juga dapat
menyebabkan anemia, selain kelainan bawaan pada bayi, dan keguguran.
Padahal, tidak sulit memperoleh tambahan zat besi dan asam folat ini. Selain
dari suplemen, juga dari bahan makanan yang dikonsumsi. Namun ibu hamil
tidak dianjurkan mengkonsumsi suplemen multivitamin karena kelebihan
vitamin A dan D dosis tinggi dalam tubuh justru dapat menimbulkan
penumpukan yang berefek negatif. Suplemen dalam bentuk jamu juga tidak
dianjurkan jika kebersihan dan keamanan bahannya tidak terjamin. Gizi
kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu
antara lain: anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara
normal, dan terkena penyakit infeksi. Pengaruh gizi kurang terhadap proses
persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan
sebelum

waktunya

(prematur),

pendarahan

setelah

persalinan,

serta

persalinan dengan operasi cenderung meningkat. Kekurangan gizi pada ibu
hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan
keguguran , abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia
pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR).34,35

II.4. Kadar Hb Ibu Hamil
Hemoglobin adalah protein globular yang mengandung besi. Terbentuk dari 4
rantai polipeptida (rantai asam amino), terdiri dari 2 rantai alfa dan 2 rantai
beta. Masing-masing rantai polipeptida tersebut terbuat dari 141-146 asam

Ulfah Wijaya Kusumah : Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester II-III Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Di RSUP
H. Adam Malik Medan Tahun 2009, 2009

amino. Struktur setiap rantai polipeptida yang tiga dimensi dibentuk dari
delapan heliks bergantian dengan tujuh segmen non heliks. Setiap rantai
mengandung grup prostetik yang dikenal sebagai heme, yang bertanggung
jawab pada warna merah pada darah. Molekul heme mengandung cincin
porphirin. Pada tengahnya, atom besi bivalen dikoordinasikan. Molekul heme
ini dapat secara reversible dikombinasikan dengan satu molekul oksigen atau
karbon dioksida.36
Setiap dari empat group heme pada molekul hemoglobin dapat secara
reversible mengikat satu molekul oksigen, yang menghasilkan oksigenasi
hemoglobin. Oksigen menjadi berkaitan dengan Fe (II) (terkoordinasi pada 4 N
atom pada cincin perfirin) dengan cara pertukaran. Ketika oksigen terikat pada
salah satu dari keempat grup heme di dalam hemoglobin, molekulnya berubah
dari bentuk yang tegang (afinitas yang rendah untuk oksigen) menjadi bentuk
yang rileks (yang mempunyai afinitas yang tinggi terhadap oksigen).
Perubahan allosterik ini pada struktur tiga dimensi pada molekul hemoglobin
memfasilitasi muatan dari tiga group heme yang tersisa dengan oksigen.
Jumlah oksigen yang diambil dan dilepaskan oleh sel darah merah tergantung
pada tekanan parsial oksigen. Pengambilan oksigen terbesar terjadi di paruparu dimana saturasi oksigen adalah yang tertinggi. Pada jaringan, pertukaran
antara oksigen dengan karbondioksida dilakukan, karena konsentrasi O2
rendah dan konsentrasi CO2 tinggi. 37
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya
kurang dari 12 gr/dL . Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu
dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr/dL. Anemia dalam kehamilan yang
disebabkan karena kekurangan zat besi, jenis pengobatannya relatif mudah,
bahkan murah. Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim
disebut Hidremia atau Hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah
kurang

dibandingkan

dengan

bertambahnya

plasma

sehingga

terjadi

pengenceran darah. Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut: plasma
30%, sel darah 18% dan haemoglobin 19%. Bertambahnya darah dalam
Ulfah Wijaya Kusumah : Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester II-III Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Di RSUP
H. Adam Malik Medan Tahun 2009, 2009

kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai
puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu. Secara fisiologis,
pengenceran darah ini untuk membantu meringankan kerja jantung yang
semakin berat dengan adanya kehamilan.38

Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan
perdarahan akut bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi. Penyebab
anemia pada umumnya adalah sebagai berikut:
1.Kurang gizi (malnutrisi)
2.Kurang zat besi dalam diit
3.Malabsorpsi
4. Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-lain
5. Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan lainlain
Pada pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan
menggunakan alat yang sederhana seperti Hb sachli, yang dilakukan minimal
2 kali selama kehamilan yaitu trimester I dan III. Hasil pemeriksaan Hb dapat
digolongkan sebagai berikut:
1.Hb 11 gr/dL

: Tidak anemia

2.Hb 9-10 ,9 gr/dL

: Anemia ringan

3.Hb 7 – 8 ,9 gr/dL

: Anemia sedang

4. Hb < 7 gr/dL

: Anemia berat 37,38

 
 
 
 

Ulfah Wijaya Kusumah : Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester II-III Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Di RSUP
H. Adam Malik Medan Tahun 2009, 2009

BAB III
METODE PENELITIAN
III.1. Kerangka Konsep
Tingkat pendidikan

Tingkat pengetahuan

Pola makan 

Asupan  

Kadar Hb ibu hamil 

Penyakit kronis 
Penyakit darah 

III.1.1. Hipotesis
Berdasarkan dari konsep penelitian maka dirumuskan hipotesis penelitian ini
adalah : Terdapat hubungan antara jumlah asupan terhadap kadar Hb ibu
hamil trimester II - III.

Ulfah Wijaya Kusumah : Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester II-III Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Di RSUP
H. Adam Malik Medan Tahun 2009, 2009

III.2. Jenis dan rencana penelitian
Jenis Penelitian yang akan digunakan adalah Analitik crossecsional, yaitu
penelitian yang bertujuan menganalisa suatu kejadian pada beberapa variabel
dan mencari hubungannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross
sectional yaitu meneliti beberapa variable yang dilakukan sekali dalam satu
kejadian.
III.3. Populasi dan Sampel
III.3.1.Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester II - III yang datang
ke Poli Ibu Hamil RSUP.HAM Medan.
III.3.2.Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Besar sampel di
hitung berdasarkan jumlah rata-rata pasien yang dihitung berdasarkan sampel
tunggal untuk uji hipotesis yaitu :39

2

n = (Z
(Pa – P0)2
Di mana :
Z
yang

= nilai baku normal dar table Z, yang besarnya tergantung pada nilai
ditentukan. Untuk

= 0,05 å Z = 1,96

Ulfah Wijaya Kusumah : Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester II-III Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Di RSUP
H. Adam Malik Medan Tahun 2009, 2009



= nilai baku normal dar table Z, yang besarnya tergantung pada nilai

β yang
P0

ditentukan. Untuk β = 0,15 å Zβ = 1,036
= proporsi ibu hamil trimester II-III yang anemi pada tahun 1995 yaitu

sebesar 58,2 % å Qa = 0,418
Pa

= proporsi ibu hamil trimester II-III yang anemi pada tahun 2002 yaitu

sebesar 51 % å Qa = 1 – P0 = 1 – 0,51 = 0,49
P0 – Pa = perbedaan proporsi yang bermakna yang dtentukan oleh peneliti =
0,07 (7%)
Sehingga diperoleh jumlah sampel adalah :
2

n = (1,96
(0,07)2
n = 55,7 å 56

Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan di mana didapatkan sampel sebanyak
62 orang dan peneliti memasukkan semuanya ke dalam sampel penelitian.

III.3.3.Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili
sampel penelitian, yang memenuhi kriteria sebagai sampel kriteria inklusi pada
penelitian ini adalah :
1. Ibu hamil trimester II - III yang melakukan kontrol kehamilan di Poli Ibu
Hamil RSHAM.
2. Ibu hamil tidak dengan kelainan darah.
3. Ibu hamil tidak menderita penyakit kronis.
Ulfah Wijaya Kusumah : Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester II-III Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Di RSUP
H. Adam Malik Medan Tahun 2009, 2009

4. Bersedia menjadi responden

III.4. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Poli Ibu Hamil RSHAM selama 2 bulan, di mulai
bulan Juli sampai Agustus 2009.
III.5. Definisi Operasional dan Skala Pengukuran
Tingkat Pengetahuan
Tingkat pengetahuan adalah hasil tahu seseorang melakukan penginderaan
terhadap perihal pemenuhan kebutuhan nutrisi ibu hamil yang berhubungan
dengan kadar Hb. Alat ukur yang digunakan adalah dengan menggunakan
kuesioner.

Skala

pengukuran

untuk

mengukur

tingkat

pengetahuan

menggunakan skala ordinal, dengan jumlah pertanyaan 10 item dan
menggunakan jenis pertanyaan dengan pilihan jawaban. Untuk setiap jawaban
yang benar diberi nilai 1, sedangkan setiap jawaban yang salah diberi nilai
0.Tingkat pengetahuan pada penelitian ini akan dikelompokan dalam tiga
kelompok berdasarkan nilai scoring dari kuesioner dan telah dilakukan uji
content validitas yaitu :
Kurang : jika jumlah nilai < 60 % jumlah nilai keseluruhan yaitu 0 – 6.
Cukup : jika jumlah nilai 60 – 80 % jumlah nilai keseluruhan yaitu 6 – 8.
Baik : jika jumlah nilai > 80 % jumlah nilai keseluruhan yaitu 8- 10.

Ulfah Wijaya Kusumah : Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester II-III Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Di RSUP
H. Adam Malik Medan Tahun 2009, 2009

Tingkat Pendidikan
Yang dimaksud tingkat pendidikan dalam penelitian ini adalah tingkat
pendidikan tertinggi yang di dapat responden. Misalkan responden sekolah
terakhirnya SMA kelas 1, maka tingkat pendidikannya di golongkan tamatan
SMP.
Kemudian tingkat pendidikan di kelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu :
1. Tamatan SD di kelompok 1
2. Tamatan SLTP di kelompok 2
3. Tamatan SLTA di kelompok 3
4. Tamatan Sarjana di kelompok 4
Pola Makan
Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran macam
dan model bahan makanan yang dikonsumsi setiap hari.
Pola makan atau hidangan yang dianjurkan adalah makanan seimbang yang
terdiri atas :
1. Sumber zat tenaga, misalnya : roti, mie bihun, jagung, ubi, singkong, tepungtepungan, gula dan minyak.
2. Sumber zat pembangun, misalnya : ikan, telur, ayam, daging, susu, kacangkacangan, tahu, tempe dan oncom.
3. Sumber zat pengatur, misalnya : sayur-sayuran, buah-buahan terutama
sayuran berwarna hijau dan kuning.
Pola makan diukur dengan teknik wawancara dengan mengajukan beberapa
pertanyaan yaitu:
1. Berapa kali sehari ibu makan ? penilaian : baik = 3 x, kurang = 1-2 x sehari

Ulfah Wijaya Kusumah : Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester II-III Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Di RSUP
H. Adam Malik Medan Tahun 2009, 2009

2. Apakah pada menu makanan ibu setiap hari? Penilaian di nilai baik bila
menu makanan terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.
Tidak baik bila menu makanan tidak mengandung unzur gizi yang lengkap.
Asupan adalah jumlah makanan yang di konsumsi. Data asupan dari
responden

diperoleh

dengan

cara

teknik

wawancara

dan

dengan

memperlihatkan model, kemudian dihitung jumlah asupan menggunakan
program Gizicom dan manual. Wawancara mengenai asupan responden
dilakukan satu kali dengan cara recall 24 jam.
Untuk kebutuhan kalori, berdasarkan Widya Karya Pangan Nasional, pada
wanita dengan usia 20 -59 tahun kebutuhan kalori dengan aktivitas sedang
adalah 2250 Kkal/hari. Pada wanita hamil, kebutuhan kalori ditambah 285
Kkal/ hari, sehingga kebutuhan kalori pada ibu hamil dengan aktivitas sedang
menurut Widya Karya Pangan Nasional adalah 2535 Kkal/hari.
Asupan kalori kemudian dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu :
Gizi kalori kurang, dimana jumlah asupan ≤ 80% kebutuhan ( ≤ 80% dari 2535
Kkal/hari) yaitu ≤ 2027 Kkal/hari
Gizi kalori cukup, dimana jumlah asupan 80 – 120% kebutuhan ( 80 – 120%
dari 2535 Kkal/ hari) yaitu 2028 -3041 Kkal/hari.
Gizi kalori lebih, dimana jumlah asupan ≥ 120% kebutuhan (120% dari 2535
Kkal/hari) yaitu ≥ 3042 Kkal/hari.
Untuk kebutuhan protein, berdasarkan Widya Karya Pangan Nasional, pada
wanita dengan usia 20 -59 tahun kebutuhan protein dengan aktivitas sedang
adalah 48 mg/hari. Pada wanita hamil, kebutuhan protein ditambah 12 mg/
hari, sehingga kebutuhan protein pada ibu hamil dengan aktivitas sedang
menurut Widya Karya Pangan Nasional adalah 60 mg/hari.
Asupan protein kemudian dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu :
Ulfah Wijaya Kusumah : Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester II-III Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruh