BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan survei
deskriptif untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik mengenai standard precautions pada
pasien dengan risiko tinggi di klinik RSGMP FKG USU.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial, Departemen Konservasi Gigi, Departemen Periodonsia dan Departemen Pedodonsia
Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Fakultas Kedokteraan Gigi Universitas Sumatera Utara yang bertempat di Jl. Alumni No. 2 USU Medan.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada 20 Februari sampai dengan 20 Maret 2015.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa kepaniteraan klinik Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial, Departemen Konservasi Gigi,
Departemen Periodonsia dan Departemen Pedodonsia Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Universitas Sumatera Utara tahun 2015 sebanyak 50 orang di Departemen
Bedah Mulut dan Maksilofasial, sebanyak 50 orang di departemen Konservasi gigi, sebanyak 50 orang di Departemen Periodonsia dan sebanyak 50 orang di Departemen
Pedodonsia. Seluruh populasi dijadikan sampel total sampling, sehingga jumlah sampel keseluruhan sebanyak 200 orang.
Universitas Sumatera Utara
3.4 Variabel dan Definisi Operasional
Pengetahuan adalah pengetahuan mahasiswa kepaniteraan terhadap standard precautions pada pasien risiko tinggi di klinik RSGMP FKG USU meliputi:
Tabel 2. Variabel dan Definisi Operasional No
Variabel Operasional Definisi
1. Jenis penyakit yang
menular di praktek dokter gigi
HIV, hepatitis B, hepatitis C dan TBC.
2. Penularan HIV
Ditularkan melalui perpindahan darah atau cairan tubuh seperti cairan sebelum mani, cairan rektal,
cairan vagina, cairan mani dan juga air susu ibu.
3. Penularan hepatitis B
Melalui darah ataupun cairan tubuh seperti cairan sebelum mani, cairan rektal, cairan vagina, cairan
mani dan juga air susu ibu.
4. Penularan hepatitis C
Menular melalui darah ataupun cairan tubuh seperti cairan sebelum mani, cairan rektal, cairan vagina dan
cairan mani. 5.
Penularan TBC Menyebar melalui droplet udara seperti batuk, bersin
dan berbicara. 6.
Gejala dan tanda klinis HIV
Demam, sakit tenggorokan, mudah lelah, sakit dan ngilu pada otot dan sakit kepala.
7. Gejala dan tanda
klinis hepatitis B Demam, kelelahan, nyeri dan sakit pada sendi,
kehilangan nafsu makan, mual dan muntah.
8. Gejala dan tanda
klinis hepatitis C Demam, flu, sakit di daerah organ hati, penurunan
berat badan, depresi, mual dan mata atau kulit yang menguning
Universitas Sumatera Utara
No Variabel Operasional
Definisi
9. Gejala dan tanda
klinis tuberkulosis Batuk parah yang disertai dahak dan darah, sakit di
dada, sakit atau kelelahan, kehilangan berat badan, kurang nafsu makan, menggigil, demam dan
berkeringat dingin di malam hari.
10. Manifestasi oral
penderita HIV Jamur, histoplasmosis, crytococcus neoformans,
herpes simplex, herpes zoster, human papillomavirus lesions, cytomegalovirus, hairy leukoplakia, penyakit
periodontal, ulser dan xerostomia. 11.
Manifestasi oral pada penderita hepatitis B
Lichen planus, sindrom sjörgen, sialadenitis dan juga kanker.
12. Manifestasi oral pada
penderita hepatitis C Lichen planus, sindrom sjörgen, sialadenitis dan juga
kanker.
13. Pengertian standard
precautions Langkah-langkah yang perlu diikuti ketika
melakukan tindakan yang melibatkan kontak dengan darah, semua cairan tubuh, sekresi, eksresi kecuali
keringat, kulit dengan luka terbuka dan mukosa.
14. Tindakan standard
precautions Anamnesis pasien, mencuci tangan, pemakaian baju
pelindung, penggunaan sarung tangan, masker, kain alas dada pasien, kaca mata pelindung, rubber dam,
sterilisator, alat sekali pakai dan pembuangan sampah medis dan non medis.
Universitas Sumatera Utara
No Variabel Operasional
Definisi
15. Tindakan pencegahan
pada pasien penderita HIV
Cuci tangan dengan sabun ditambah dengan bahan antiseptik alkohol yang dikombinasi betadine.
Menggunakan alat instrumen seperti sarung tangan, masker, penutup kepala, baju pelindung, jarum suntik
dan skalpel sekali pakai. Kaca mata pelindung, masker N95, penutup kepala dan baju pelindung
dipakai untuk melindungi kulit dari cipratan ludah dan darah. Menggunakan rubber dam yang akan
mengurangi jumlah bakteri bila digunakan semprotan air. Melindungi permukaan kerja. Meminimalisir
penggunaan benda-benda tajam dalam melakukan perawatan. Berhati-hati dalam menggunakan benda
tajam seperti skalpel, sonde dan jarum suntik.
16. Tindakan pencegahan
pada pasien penderita hepatitis B
Cuci tangan dengan sabun dan ditambahkan dengan bahan antiseptik alkohol yang dikombinasikan
dengan betadine. Menggunakan alat instrumen seperti sarung tangan, masker, penutup kepala, baju
pelindung, jarum suntik dan skalpel sekali pakai. Kaca mata pelindung, masker N95, penutup kepala
dan baju pelindung dipakai untuk melindungi kulit dari cipratan ludah dan darah. Menggunakan isolator
karet rubber dam yang akan mengurangi jumlah bakteri bila digunakan semprotan air. Melindungi
permukaan kerja. Meminimalisir penggunaan benda- benda tajam dalam melakukan perawatan. Berhati-
hati dalam menggunakan benda tajam seperti skalpel, sonde dan jarum suntik dan melakukan imunisasi
hepatitis B.
Universitas Sumatera Utara
No Variabel Operasional
Definisi
17. Tindakan pencegahan
hepatitis C Cuci tangan dengan sabun dan ditambahkan bahan
antiseptik alkohol yang dikombinasikan dengan betadine. Menggunakan alat instrumen seperti sarung
tangan, masker, penutup kepala, baju pelindung, jarum suntik dan skalpel sekali pakai. Kaca mata
pelindung, masker N95, penutup kepala dan baju pelindung dipakai untuk melindungi kulit dari
cipratan ludah dan darah. Menggunakan isolator karet rubber dam yang akan mengurangi jumlah bakteri
bila digunakan semprotan air. Melindungi permukaan kerja. Meminimalisir penggunaan benda-benda tajam
dalam melakukan perawatan. Berhati-hati dalam menggunakan benda tajam seperti skalpel, sonde dan
jarum suntik.
18. Tindakan pencegahan
tuberkulosis Memakai masker N95, menggunakan rubber dam,
melakukan tindakan isolasi, melakukan tindakan desinfektan ruangan dengan menggunakan lampu
sinar ultraviolet dan menggunakan ruangan yang memiliki ventilasi dan pertukaran udara yang baik
19. Jenis desinfektan
yang efektif membunuh HIV,
hepatitis B dan hepatitis C
Desinfektan yang melepaskan klorin seperti natrium hipoklorit pemutih dan desinfektan yang
melepaskan iodine seperti povidon iodine betadine.
20. Jenis desinfektan
yang efektif membunuh bakteri
tuberkulosis Sinar lampu ultraviolet.
Universitas Sumatera Utara
No Variabel Operasional
Definisi
21. Jenis antiseptik yang
efektif membunuh virus HIV, hepatitis
B, hepatitis C dan bakteri tuberkulosis
Jenis alkohol seperti etil atau isopropil alkohol 60- 70 dan yodium dan idofor betadine.
22. Jenis penggunaan alat
sekali pakai Alat-alat sekali pakai yang digunakan dokter gigi
sesuai dengan standard precautions seperti jarum suntik, benang, jarum jahit, skalpel, sarung tangan,
masker, kain alas dada pasien dan ujung saliva ejektor.
23. Jenis imunisasi
Imunisasi yang penting untuk dokter gigi sesuai dengan standard precautions adalah hepatitis B,
BCG dan TBC.
3.5 Metode Pengumpulan Data