International Financial Reporting Standard IFRS

Maria 2011 mengungkapkan beberapa kelebihan dan kekurangan nilai wajar. Beberapa kelebihan nilai wajar antar lain : 1. Relevance Beberapa masyarakat setuju bahwa kejadian yang mengubah waktu kapan arus kas diterima di masa yang akan datang, harus tercermin atau diungkapkan dalam laporan keuangan. Seringkali model historical cost hanya mengukur transaksi yang sudah selesai dan gagal dalam mengakui adanya perubahanperubahan nilai riil lainnya yang terjadi. 2. Reliability Masalah yang sering timbul dalam model historical cost adalah tidak mengakui adanya perubahan nilai yang bersifat ekonomis, dan cenderung untuk membiarkan suatu perusahaan memilih sendiri apakah dan kapan harus mengakui perubahan tersebut. Hal ini mendorong terjadinya bias dalam pemilihan item yang dilaporkan, dan memperburuk kompromi kenetralan dan dipercayainya informasi keuangan. Sedangkan kelemahan nilai wajar fair value sebagai berikut : 1. Fair value berusaha menyediakan informasi yang transparan dengan menilai aset pada tingkat harga yang dihasilkan jika segera dilikuidasi, sehingga hal tersebut menjadi sangat sensitif terhadap pasar, 2. Fair value bekerja melalui akuntansi mark to market MTM, yaitu aset dicantumkan pada harga pasar mereka jika diperdagangkan secara terbuka. Penggunaan mark to market akan menyebabkan adanya perubahan secara terus-menerus pada laporan keuangan perusahaan ketika nilai aset mengalami kenaikan dan penurunan, serta labarugi yang dicatat. Hal ini akan membuat semakin sulit untuk memastikan apakah labarugi diakibatkan oleh keputusan bisnis yang dibuat oleh manajemen atau karena perubahan yang terjadi di pasar. 3. Volatility Beberapa perusahaan takut untuk menerapkan akuntansi berdasarkan pasar karena akan menyebabkan volatility kinerja suatu perusahaan. hal ini disebabkan oleh semakin mudahnya nilai item-item aktiva dan pasiva untuk berfluktuasi.

2.1.4 International Accounting Standard IAS 41 Agriculture

IAS 41 diterbitkan oleh International Accounting Standard Committee pada bulan Februari, 2001. Standar ini mengatur perlakuan akuntansi, penyajian laporan keuangan, dan pengungkapan yang berhubungan dengan kegiatan agrikultur yang tidak tercakup dalam standar lain. Kegiatan agrikultur adalah pengelolaan transformasi hewan atau tanaman hidup aset biologis suatu entitas untuk dijual, menjadi produk pertanian, atau menjadi aset biologis tambahan. IAS 41 Agriculture mengatur perlakuan akuntansi untuk aset biologis selama periode pertumbuhan, degenerasi, prokreasi, dan pengukuran awal hasil pertanian pada titik panen. IAS 41 tidak mengatur pengelolaan hasil agrikultur setelah mas panen, seperti pengelolaan buah anggur menjadi anggur, pengelolaan wol menjadi benang IAS 41:IN2. Definisi aset biologis menurut IAS 41 : “Biological asset is a living animal or plant”

Dokumen yang terkait

Analisis Biaya Produksi Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

40 339 56

Analisis Dampak Konversi Tanaman Teh ke Tanaman Kelapa Sawit Pada PT Perkebunan Nusantara IV Marjandi Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat

7 70 130

Aspek Hukum Perjanjian Pemborongan Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit Antara UD. Rap Maruli Dengan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Gunung Bayu (Persero) (Studi: UD. Rap Maruli Dan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Bayu Persero)

1 62 92

ANALISIS EFEKTIFITAS PROGRAM KEMITRAAN TERHADAP PENINGKATAN KINERJA USAHA MITRA BINAAN PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII UNIT USAHA WAY LIMA KABUPATEN PESAWARAN

8 26 59

PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEKERJA PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) UNIT USAHA WAY LIMA

1 10 66

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis ) PADA FIELD 2004 AFDELING I PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT USAHA KEDATON DESA WAY GALIH LAMPUNG SELATAN

1 34 54

Kajian Potensi Penerapan Produksi Bersih pada Industri (Studi Kasus : Pabrik SIR 3L/SIR 3WF PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Usaha Way Berulu Bandar Lampung)

8 36 122

AKUNTANSI ASET BIOLOGIS TANAMAN KELAPA BERBASIS INTERNATIONAL ACCOUNTING STANDARDS (IAS) 41

1 1 6

DAMPAK EKSTERNALITAS INDUSTRI PENGOLAHAN KARET TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi Kasus Industri Pengolahan Karet PT Perkebunan Nusantara VII Unit Way Berulu Desa Kebagusan Dusun Way Berulu Kecamatan Gedong Ta

0 0 157

ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI SUATU USAHA UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) UNIT MUSI LANDAS -

0 0 104