Sejarah Penggunaan Lahan Survey dan Pemetaan Gulma

areal serta sebagai rujukan untuk pemilihan metode pengendalian yang tepat, agar pengendalian gulma efektif dan efisien.

2.6 Rancangan Tersarang

Rancangan tersarang merupakan rancangan yang mirip rancangan faktorial. Dalam percobaan yang perlakuanya merupakan kombinasi dua faktor atau lebih, misalnya faktor A dan B, adakalanya taraf atau tingkat dari faktor B mirip tetapi tidak identik sama. Susunan perlakuan ini mirip faktorial, namun bukan faktorial. Susunan perlakuan yang seperti ini dinamakan taraf faktor B tersarang pada taraf faktor A Sastrosupadi, 1995. Model rancangan tersarang pada penelitian ini adalah model rancangan tersarang 3 tahap. Y ijkl = µ + α i + ij + ijk + ε ijkl i = faktor A Divisi dengan i = 1,2 j = faktor B Wilayah dengan j = 1,2 k = faktor C Lokasi dengan k = 1,2,3 l = Seksi dan Petak dengan l = 1,2 Y ijkl = respon yang di amati µ = nilai tengah umum α i = pengaruh faktor Divisi ke-i ij = pengaruh faktor Wilayah ke-j yang tersarang pada faktor Divisi ke-i ijk = pengaruh faktor Lokasi ke-k yang tersarang pada faktor Wilayah ke-j yang tersarang pada faktor Divisi ke-i ε ijkl = galat percobaan

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian survei ini dilaksanakan di perkebunan nenas PT.GGP Platation Group 3 dan Laboratorium Gulma Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Februari – April 2013.

3.2 Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan adalah alat tulis, kertas label, penggaris, spidol, plastik kresek, tali rapia, patok, meteran, kuadrat, golok, pisau cutter, gunting, peta PT.GGP Plantation Group 3, peta perlokasi kebun. 3.3 Metode Penelitian 3.3.1 Penentuan Petak Penelitian dilakukan menggunakan metode survei dengan Rancangan Tersarang. Penentuan petak adalah sebagai berikut: dari dua divisi di Plantation Group Tiga PT.GGP Plantation Group 3 yakni divisi 5 dan divisi 6, masing masing ditentukan secara acak dua wilayah. Kemudian dari dua wilayah akan ditentukan secara acak tiga lokasi dan dari tiga lokasi akan diambil secara acak dua petak. Petak adalah hamparan pada seksi berukuran 10 m x 10 m. Pengacakan menggunakan angka acak yang dibangkitkan dari program Excel 2007. Hasil pengacakan penentuan petak digambarkan pada Tabel 1, Gambar 1, dan Gambar 2. Tabel 1. Petak dan Posisinya pada Setiap Seksi No Petak Posisi Petak No Petak Posisi Petak 1 501 B 13 551 A 2 501 B 14 551 A 3 510 A 15 553 A 4 510 A 16 553 A 5 511 B 17 554 A 6 511 B 18 554 A 7 528 A 19 571 E 8 528 A 20 571 E 9 536 I 21 572 C 10 536 I 22 572 C 11 537 A 23 574 B 12 537 A 24 574 B Gambar 1. Bagan Penentuan Petak dari Divisi – Lokasi S 1 – S 24 adalah Petak dengan Menggunakan Rancangan Tersarang