V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Undang-Undang  Perkawinan  khususnya  Pasal  2  Ayat  1,  Pasal  2  Ayat  2,
Pasal  7  Ayat  1,  dan  Pasal  2  belum  diimplementasikan  sepenuhnya. Terdapat  kasus  perkawinan  usia  muda  yang  tidak  dicatat  yaitu    sekitar  17
dari  seluruh  jumlah  pernikahan  usia  muda.  Prosedur  pencatatan  perkawinan yang  dilaksanakan  meskipun  sudah  sesuai  dengan  undang-undang,  namun
masih  memungkinkan  terjadi  pelanggaran  administrasi  karena  PPN  tidak memeriksa  berkas  calon  pengantin.  Pihak  KUA  ternyata  hanya  memeriksa
surat Model N1,N2,N3,N4,N5 yang dikeluarkan dari kelurahan. Syarat  administrasi  nikah  pada  pelaku  pernikahan  usia  muda  yang
melaksanakan  nikah  resmi  tidak  memiliki  surat  dispensasi  nikah.    Akta kelahiran  yang  menjadi  syarat  nikah  sering  diabaikan  oleh  kelurahan,  dan
kemudian proses dipermudah hanya dengan menunjukkan KK dan keterangan domisili sebagai pengganti KTP.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang sudah dikemukakan di atas, dapat disampaikan
saran-saran  yang  perlu  menjadi  bahan  masukan  bagi  semua  pihak  yang
memiliki kewenangan dalam rangka mengimplementasikan UU Perkawinan di Desa  Pringombo  Kelurahan  Pringsewu  Timur  Kecamatan  Pringsewu
Kabupaten Pringsewu, pada umumnya sebagai berikut. 1.
Orangtua  memanfaatkan  pembuatan  akte  kelahiran  gratis  dengan membiasakan  mendaftarkan  surat  keterangan  lahir  dari  bidan  atau  dokter
setempat. 2.
Kelurahan  harus  jujur  dalam  melaksanakan  tugasnya,  pemalsuan  data merupakan tindak kriminal dan dapat dipidanakan.
3. Pelayanan  KUA  tingkat  kecamatan  harus  disesuaikan,  termasuk  PPN
dalam memeriksa syarat administrasi nikah pelaku. 4.
Perlu  diadakan  sosialisasi  oleh  aparat  desa,  pihak  sekolah,  atau  PKK mengenai  bahaya  pernikahan  usia  muda.  Sosialisasi  ini  dapat  dilakukan
dalam pengajian yang belangsung di desa Pringombo tersebut. 5.
Bukti kelengkapan syarat  nikah dalam bentuk  N1, N2, N3, N4, dan N5, perlu  dikaji  ulang  mengenai  siapa  yang  mengeluarkan  surat  tersebut.
Selama  ini  surat  tersebut  di  keluarkan  oleh  kelurahan  sehingga memungkinkan terjadi penyimpangan pemalsuan data.
6. Kasus  pernikahan  usia  muda  ini  menjadi  tanggung  jawab  semua  pihak,
terutama  keluarga  dan  lembaga  pendidikan.  Dalam  hal  ini  pemerintah perlu  melakukan  gerakan  pencegahan  sedini  mungkin.  Pemerintah  atau
lembaga  terkait    melakukan  bimbingan  dan  sosialisasi  mengani  bahaya pernikahan usia muda dan pendidikan kesehatan reproduksi.
7. Orangtua  seharusnya  melakukan  pengawasan,  memberikan  pemahaman
tentang  bahaya  pergaulan  bebas,  dan  menanamkan  nilai-nilai  agama kepada putra-putri mereka.
8. Pada kasus pernikahan usia muda, untuk dapat melaksanakan nikah resmi
atau  pencatatan  perkawinan  adalah  dengan  membuat  dispensasi  nikah. Mengingat  bahwa  banyaknya  kasus  pernikahan  usia  muda  yang  terjadi
disebabkan  karena  hamil  diluar  nikah.  Pasal  7  Ayat  2  mengenaii Dispensasi  Nikah  tersebut  perlu  dikaji  ulang,  karena  bagaiamanapun
pernikahan  usia  muda  tidak  dapat  dilaksanakan  apapun  alasannya  dan dispensasi nikah ini hanya akan menjadi bom waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2009. Metodelogi Penelitian. Jakarta : Sinar Grafika. Ali, Zainudin. 2009. Sosiologi Hukum. Jakarta: Sinar Grafika.
Dariyo, Agoes. 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Jakarta: Ghalia
Indonesia. Darnita.2013. Faktor-Faktor Penyebab Pernikahan Usia Muda. Aceh: Kebidanan
STIKes U’Budiyah Banda Aceh. Equality Vol.11. hlm. 36. Djubaedah, Neng. 2012. Pencatatan Perkawinan dan Perkawinan Tidak Dicatat.
Jakarta: Sinar Grafika Herdiyansyah, Haris. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu.
Sosial. Jakarta:Salemba Humanika Husin, M. 2006. Pemberdayaan Masyarakat Sebagai Upaya Hukum. Jurnal
Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulloh. Mardi. 2010. Hukum Acara Perdata Peradilan Agama dan Mahkamah Syariah.
Jakarta: Sinar Grafika Mariyah. 2009. Kesadaran Hukum Masyarakat Terhadap Hukum Waris.
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulloh. Nurhayati. 2008. Pernikahan Dini Dalam Perspektif Hukum. Jurnal Humaniora
Vol.8. hlm.25. Nurihsan. 2011. Dinamika Perkembangan Anak dan Remaja Tinjauan Psikologi.
Pendidikan, dan Budaya. Jakarta:Refika Aditama. Rahman, Yusnidar. 2006. Pembatalan Perkawinan Serta Akibat Hukumnya di
Pengadilan  Agama Slawi. Semarang: Universitas Diponegoro Ramulyo, Idris. 2004. Hukum Perkawinan, Kewarisan, Hukum Acara Pidana,
Peradilan, Zakat Menurut Hukum Islam. Jakarta:Sinar Grafika.
Rasyid, Roihan. 2006. Hukum Acara Peradilan Agama. Jakarta: PT Grafindo. Sarwono, Wirawan. 2006. Psikologi Remaja. Jakarta:Rajawali Pers.
Sari, Nurmilah. 2011. Dispensasi Nikah Di Bawah Umur Skripsi. Jakarta: Sinar
Grafika Persada . Soekamto, Soerjono. 2009. Sosiologi Hukum dan Masyarakat. Jakarta: Rajawali.
Soekamto, Soerjono dan Purnadi Purbacaraka. 2005. Filsafat Sebgaai Landasan
Filsafat Hukum. Jakarta:Rajawali. Sudarsono. 2010. Hukum Perkawinan Nasional. Jakarta:Rineka Cipta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R  D. Bandung:Alfabeta. Mertokusumo, Sudikno.2005. Hukum Acara Perdata Indonesia Edisi Keenam.
Jakarta: Rajawali.
Triwulan, Titik. 2008.Hukum Perdata Dalam Sistem Hukum Nasional. Jakarta: Kencana.