2.3.2 Edible coating menggunakan Gel Aloe Vera
Nama latin dari aloe vera adalah Aloe barbadensis miller. Tanaman tersebut masuk dalam family Asphodelaceae Liliaceae Surjushe, dkk., 2008.
Berdasarkan hasil penelitian, aloe vera dapat berfungsi sebagai anti-inflamasi, anti jamur, anti bakteri, dan regenerasi sel. Taksonomi Aloe barbadensis miller
sebagai berikut : Dunia :Plantae
Divisi :Spermatophyta Kelas :Monocotyledoneae
Bangsa : Liliflorae Suku :Liliaceae
Marga :Aloe Spesies : Aloe barbadensis Miller Furnawanthi, 2003.
Untuk mengetahui adanya penundaan pematangan buah, salah satu caranya adalah melalui pengukuran terhadap susut bobot buah. Susut bobot buah adalah
kehilangan air dari dalam buah diakibatkan oleh proses respirasi dan transpirasi pada buah tersebut.pelapisan buah tomat baik dengan gel aloe vera cenderung
menghambat susut bobot buah tomat.
2.3.3 Edible coating menggunakan Ekstrak Jahe
Jahe Zingiber officinale Rosc. merupakan rempah-rempah Indonesia yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam bidang kesehatan.
Jahe merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu dan
termasuk dalam suku temu-temuan Zingiberaceae. Jahe berasal dari Asia Pasifik yang tersebar dari India sampai Cina Rukmana, 1997.
Tanaman jahe termasuk keluarga Zingiberaceae yaitu suatu tanaman
rumput - rumputan tegak dengan ketinggian 30 -75 cm, berdaun sempit memanjang menyerupai pita, dengan panjang 15
– 23 cm, lebar lebih kurang dua koma lima sentimeter, tersusun teratur dua baris berseling, berwarna hijau
bunganya kuning kehijauan dengan bibir bunga ungu gelap berbintik-bintik putih kekuningan dan kepala sarinya berwarna ungu. Akarnya yang bercabang-
cabang dan berbau harum, berwarna kuning atau jingga dan berserat Rukmana, 1997.
Kandungan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada tanaman jahe erutama
golongan flavonoida, fenolik, terpenoida, dan minyak atsiri. Senyawa fenol jahe merupakan bagian dari komponen oleoresin, yang berpengaruh dalam sifat
pedas jahe sedangkan senyawa terpenoida adalah merupakan komponen- komponen tumbuhan yang mempunyai bau, dapat diisolasi dari bahan nabati
dengan penyulingan minyak atsiri. Monoterpenoid merupakan biosintesa senyawa terpenoida, disebut juga senyawa “essence” dan memiliki bau
spesifik. Senyawa monoterpenoid banyak dimanfaatkan sebagai antiseptik, ekspektoran, spasmolitik, sedative, dan bahan pemberi aroma makanan dan
parfum Kesumaningati, 2009. Karina 2008 menjelaskan bahwa tanaman jahe merupakan salah satu tanaman
rempah-rempah yang tumbuh baik dan tersebar luas di wilayah Indonesia. Jahe Zingiber officinale Rosc. termasuk komoditas yang diperdagangkan secara luas
di dunia. Masyarakat Indonesia umumnya telah mengenal dan memanfaatkan jahe untuk berbagai kepentingan, misalnya sebagai campuran bahan makanan dan
minuman mulai dari tingkat tradisional sampai tingkat modern. Jahe merupakan rempah-rempah beraroma, menghasilkan rasa pedas dan hangat.
Jahe termasuk tanaman jenis rimpangan-rimpangan yang tumbuh di daerah dataran rendah sampai wilayah pegunungan dengan ketinggian 0 sampai 1.500
meter dari permukaan laut Rahminiwati, 2010. Jahe dicari dan diusahakan orang karena kegunaannya. Secara tradisional jahe
digunakan untuk menyembuhkan beberapa penyakit seperti kurang nafsu makan, kepala pusing, encok, batuk kering, masuk angin, terkilir, muntah-muntah, kolera,
difteri dan lain-lain Lienni, 1991. Jahe seperti halnya jenis rempah-rempah yang lain juga memiliki
kemampuan mempertahankan kualitas pangan yaitu sebagai anti mikrobia dan antioksidan. Gingerone dan gingerol berperan dalam menghambat
pertumbuhan bakteri E. coli dan B. subtilis, sedangkan kemampuan antioksidannya berasal dari kandungan gingerol dan shogaol Rahminiwati, 2010.
Menurut Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI, dapat dilihat komposisi
jahe segar tiap 100 gr bahan pada Tabel 3.
Tabel 3. Komposisi jahe segar tiap 100 gram
Spesifikasi Satuan
Jumlah
Protein Gram
1,5 Lemak
Gram 1,0
Hidrat arang Gram
10,1 Kalsium
Miligram 21
Fosfor Miligram
39 Besi
Miligram 1,6
Vitamin a I u
30 Vitamin b1
Miligram 0,02
Vitamin c Miligram
4 Bahan dapat dimakan
Persen 97
Kalori Kalori
51 Air
Gram 86,2
Sumber : Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI, 2012
Karina 2008 menyebutkan bahwa aktivitas antimikroba jahe yang sangat peka menghambat pertumbuhan Salmonella thypii bakteri Gram negatif
penyebab tipus, Bacillus cereus, dan Staphilococcus aureus bakteri Gram positif penyebab gangguan pencernaan.
Menurut Nursal et al., 2006 rimpang jahe-jahean mengandung senyawa
antimikroba golongan fenol, flavonoid, terpenoid dan minyak atsiri yang terdapat pada ekstrak jahe merupakan golongan senyawa bioaktif yang dapat
menghambat pertumbuhan mikroba. Terhambatnya pertumbuhan mikroba oleh ekstrak segar rimpang jahe-jahean Z. officinale dapat dilihat dari daerah
bebas mikroba yang terbentuk di sekitar kertas cakram yang mengandung ekstrak segar rimpang jahe-jahean disebabkan karena adanya senyawa
bioaktif yang terkandung didalam ekstrak.