pengendalian dan pertumbuhan pembangunan. Pemindahan ibukota kabupaten tidak hanya memindahkan bangunan pemerintahan maupun
legislatif, tetapi dalam rangka memenuhi tujuan pemindahan ibukota kabupaten yaitu pemerataan pelayanan, maka dibutuhkan juga
pengalokasian lahan untuk kepentingan tersebut. Pengalokasian lahan yang luas untuk kepentingan ekonomi dan sosial, seperti penyediaan gedung-
gedung perkantoran, pusat-pusat perdagangan, dan pusat-pusat rekreasi.
2. Faktor Endowment daerah adalah ketersediaan SDM yang memadai dan
SDA yang potensial serta tingkat pengetahuan masyarakat yang cukup sebagai calon warga ibukota kabupaten, sedangkan yang dimaksudkan
dengan SDA yang potensial adalah ketersediaan sumber air, tanah dan lain sebagainya. Ketersediaan SDM dikategorikan menjadi salah satu penentu
lokasi ibukota kabupaten karena sebagai masyarakat dari central place harus memiliki kesiapan, seperti akan meningkatnya persainga ekonomi,
peningkatan pembangunan, migrasi, dll. Masyrakat harus memiliki pengetahuan terkait dampak tersebut guna dimanfaatkan dengan bijak dalam
kehidupan ekonomi dan sosialnya, Sementara potensi SDA mejadi indikator karena, jika pemindahan lokasi ibukota kabupaten berada di tempat yang
kurang memadai dalam SDA, pendanaan akan tersedot habis hanya untuk menghidupi kelayakan ibukota kabupaten tersebut.
3. Faktor Budaya yaitu meliputi sifat dan perilaku masyarakat, adat istiadat
yang memberikan dukungan terhadap penetapan ibukota kabupaten. Dukungan terhadap pemindahan lokasi ibukota kabupaten diperlukan karena
masyarakat lah yang menjadi target untama merasakan pelayanan yang diberikan. Masyarakat harus merasakan dampak yang lebih baik dengan
pemindahan tersebut. Sehingga indikator budaya menjadi penentu pemidahan lokasi ibukota kabupaten.
Disamping faktor-faktor tersebut ikut menentukan kelayakan lokasi ibukota kabupaten yaitu akses kemudahan pelayanan serta ketersediaan infrastruktur dasar seperti jalan raya yang
ada sehingga dapat meringankan beban pembiayaan infrastruktur. Terdapat faktor-faktor laing yang ikut menentukan lokasi pemerintahan, yaitu :
1. Faktor Aksesibilitas
Menurut Robinson 2003 aksesibilitas adalah kemudahan mencapai suatu wilayah dari wilayah lain yang berdekatan. Aksesibilitas menjadi faktor yang
diperhitungkan karena pusat pelayanan ibukota kabupaten ini pada akhirnya akan diakses oleh seluruh masyarakat, sehingga tersedianya akses dari
semua daerah menuju lokasi tersebut. Diakses tidak hanya untuk pusat-pusat pelayanan, tetapi juga seperti perkantoran, perdagangan, dan tempat-tempat
sosial harus dihubungkan dengan jaringan jalan yang memadai.
2. Faktor Kesesuaian Lahan