2.4.4. Pengaruh Propolis terhadap Agregasi Trombosit
Agregasi trombosit merupakan penyumbang utama pada proses aterosklerosis. Komponen propolis telah menunjukkan efek yang penting pada agregasi trombosit.
CAPE 15 dan 25 µM ternyata menghambat agregasi trombosit yang dirangsang oleh kolagen. CAPE yang terlibat dalam beberapa jalur penghambatan agregasi
trombosit menjadi kontributor penting untuk aktivitas antiplatelet dalam propolis Chen et al., 2007. Penelitian yang telah dilakukan oleh Ivashchenko et al. pada
tahun 2014 juga telah membuktikan bahwa propolis efektif dalam mengurangi fungsi agregasi trombosit.
2.5. Madu 2.5.1. Definisi
Madu adalah bahan manis alami yang dihasilkan oleh lebah madu, Apis melifera yang berasal dari nektar bunga atau sekresi dari tanaman. Lebah madu
mengumpulkan nektar atau sekresi, mengubahnya dengan kombinasi dari zat-zat lebah sendiri, dan menyimpannya dalam sarang lebah untuk menjadi matang Codex
Stan 12-1981.
2.5.2. Jenis-jenis Madu
Madu dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori berdasarkan asal nektar. Pertama, blossom honey madu flora yang diperoleh dari nektar bunga. Kedua,
honeydew honey madu embun yang dihasilkan oleh lebah setelah mengumpulkan “honeydew”cairan hasil sekresi serangga dari genus Rhynchota. Ketiga, madu
monofloral yang berasal dari satu jenis nektar atau didominasi oleh satu nektar. Keempat, madu multifloral yang berasal dari beberapa jenis tanaman Alvarez-Suarez
et al., 2014.
Universitas Sumatera Utara
2.5.3. Karakteristik Madu
Madu merupakan cairan yang kental. Viskositas madu tergantung pada jenis dan komposisi zat terutamanya kadar air yang terkandung dalam madu.
Higroskopisitas adalah salah satu sifat madu yang menggambarkan kemampuan madu untuk menyerap dan menahan kelembaban dari lingkungan. Madu dengan
kadar air sebanyak 18,8 atau kurang akan menyerap kelembaban dari udara pada kelembaban relatif di atas 60. Warna madu bervariasi dari yang tidak berwarna ke
kuning gelap atau hitam tergantung pada jumlah partikel seperti serbuk sari Olaitan et al., 2007. Madu memiliki tegangan permukaan rendah sehingga menjadi pelembab
yang sangat baik dalam produk kosmetik. Tegangan permukaan bervariasi dengan asal madu dan mungkin karena zat koloidnya. Viskositas yang tinggi dan tegangan
permukaan yang rendah bertanggung jawab untuk karakteristik berbusa pada madu. Madu memiliki kapasitas menyerap panas yang bervariasi dari 0,56-0,73 kalg
C sesuai dengan komposisi dan keadaan kristalisasi Krell, 1996.
2.5.4. Kandungan Madu
Madu alami mengandung lebih kurang 200 zat termasuk asam amino, vitamin, mineral, dan enzim saccharase, amylase, catalase, glucose oxidase, tetapi gula dan
air adalah kandungan utamanya Eteraf-Oskouei dan Najafi, 2013. Madu terdiri dari 95-99 gula, termasuk fruktosa dan glukosa yang mewakili sebanyak 85-95 dari
totalnya. Madu juga mengandung disakarida sukrosa dan maltosa dan beberapa trisakarida serta oligosakarida dalam jumlah yang kecil. Komponen kedua yang
paling penting dalam madu adalah air Krell, 1996. Madu mengandung beberapa enzim, termasuk amylase,
α-Glucosidase, glucose oxidase, dan catalase. Kandungan minor pada madu adalah asam amino, mineral, vitamin, dan polyphenols Apigenin,
Quercetin, CAPE Bogdanov et al., 2008.
Universitas Sumatera Utara
2.5.5. Pengaruh Madu terhadap Agregasi Trombosit Madu ternyata mempunyai efek kardioprotektif, termasuk antitrombotik,
vasodilator, mempertahankan peran homeostasis pembuluh darah, menghambat oksidasi LDL dan sebagainya. Oleh karena itu, madu berperan penting dalam
mengobati penyakit jantung Farooqui et al., 2014. Madu mengandung flavonoid, termasuk hesperetin yang berfungsi sebagai
antiagregasi platelet. Hesperetin bekerja dengan menghambat fosforilasi fosfolipase γ2 dan mengganggu aktivitas COX-1 Jin, 2007. Dalam studi lain, peneliti telah
menganalisis aktivitas antiagregasi terhadap 30 jenis flavonoid. Flavonoid yang paling berpotensi dalam aktivitas antiagregasi adalah 3,6-dihydroxyflavone
0.119µM dan syringetin O-methylated flavonol Bojic et al., 2011. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmed et al. pada tahun 2011 terbukti madu mempunyai efek
antiagregasi platelet.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian