masyarakat dan perubahan social ekonominya. Di sisi lain adanya faktor perbaikan gizi, kesehatan yang memadai juga mempengaruhi tingkat kematian.
Dalam kependudukan dikenal istilah transisi penduduk. Istilah ini mengacu pada suatu proses pergeseran dari suatu keadaan dimana tingkat
kelahiran dan kematian tinggi ke keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian rendah. Penurunan pada tingkat kelahiran ini disebabkan oleh banyak factor,
antara lain perubahan pola berfikir masyarakat akibat pendidikan yang diperolehnya, dan juga disebabkan oleh perubahan pada aspek sosial ekonomi.
Penurunan tingkat kematian disebabkan oleh membaiknya gizi masyarakat akibat dari pertumbuhan pendapatan masyarakat. Pada tahap ini pertumbuhan penduduk
mulai menurun. Pada akhir proses transisi ini, baik tingkat kelahiran maupun kematian sudah tidak banyak berubah lagi, akibatnya jumlah penduduk juga
cenderung untuk tidak banyak berubah, kecuali disebabkan faktor migrasi atau urbanisasi.
Komponen kependudukan lainnya umumnya menggambarkan berbagai dinamika social yang terjadi di masyarakat, baik secara sosial maupun kultural.
Menurunnya tingkat kelahiran fertilitas dan tingkat kematian mortalitas, meningkatnya arus perpindahan antar daerah migrasi dan proses urbanisasi,
termasuk arus ulang alik commuters, mempengaruhi kebijakan kependudukan yang diterapkan.Pada akhir proses transisi ini, baik tingkat kelahiran maupun
kematian sudah tidak banyak berubah lagi, akibatnya jumlah penduduk juga cenderung untuk tidak banyak berubah, kecuali disebabkan faktor migrasi atau
urbanisasi.
F. Kawasan-kawasan Tanpa Rokok di Kota Medan
Kawasan tanpa rokok mencakup semua fasilitas pelayanan kesehatan, sekolah dan universitas, transportasi, kantor-kantor pelayanan pabrik, tempat
hiburan, restoran, bar, dan hotel. Kampanye kawasan tanpa rokok harus menjadi bagian penting dari kampanye anti-tembakau Crofton dan Simpson, 2002.
Dalam Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri RI No.
188MENKESPBI2011 tentang pedoman pelaksanaan kawasan tanpa rokok pada Pasal 4 dinyatakan bahwa fasilitas pelayanan kesehatan, tempat proses
belajar mengajar, tempat anak bermain, tempat ibadah dan angkutan umum dilarang menyediakan tempat khusus merokok dan merupakan Kawasan Tanpa
Rokok KTR yang bebas dari asap rokok hingga batas terluar. Sedangkan pasal 5 menyatakan bahwa tempat kerja dan tempat umum dapat menyediakan tempat
khusus merokok dengan syarat merupakan ruang terbuka dan berhubungan langsung dengan udara luar, terpisah dari gedungtempatruang utama dan ruang
lain yang digunakan untuk beraktivitas, jauh dari pintu masuk dan keluar, serta jauh dari tempat orang berlalu-lalang
G. Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014
Tentang Kawasan Tanpa Rokok
Implementasi kebijakan public merupakan salah satu tahapan dariproses kebijakan publik sekaligus studi yang sangat crucial. Sifat crucial karena
bagaimanapun baiknya suatu kebijakan, kalau tidak dipersiapkandandirencanakan secara baik dalam implementasinya maka tujuan kebijakan tidak akan bisa
diwujudkan. Kebijakanpublik yang telah diformulasikan secaramatang akan menjadi tidak berguna jikatidak diimplementasikan karena tidakada tindakan
nyata untuk mewujudkan tujuan dan sasaran dari kebijakan public tersebut. Implementasi adalah bahwa implementasi merupakanpelaksanaan
keputusan kebijakan dasar yang biasanya dilakukan dalam bentuk undang- undang atau perintah maupun keputusan-keputusan eksekutif maupun badan
peradilan.
24
24
Widodo, Joko. 2006. Analisis Kebijakan Publik: Konsep dan Aplikasi Analisis Proses Kebijakan Publik.Malang: Bayumedia Publishing, hal 28
Biasanya keputusan tersebut mengidentifikasikan masalah yang dihadapi, tujuan yang ingindicapai, dan struktur dari prosesimplementasi. Proses
ini normalnyamelewati berbagai tahapan yaitumengeluarkan peraturan dasarnya selanjutnya diikuti keputusan kebijakandari agen pelaksana, dampak aktual,dan
terakhir revisi terhadap aturan dasarnya. Pelaksanaan kebijakan adalah sesuatu yang penting bahkan mungkin jauh lebihpenting daripada pembuatan
kebijakan.Kebijakan-kebijakan hanya akansekedar berupa impian atau rencana bagus yang tersimpan rapi dalam arsipkalau tidak diimplementasikan.
25
Implementasi kebijakan publik merupakan proseskegiatan administratif yang dilakukan setelah kebijakan ditetapkandisetujui. Kegiatan ini terletak
diantara perumusan kebijakan dan evaluasi kebijakan dan mengandung logika yang top-down, merupakan penurunanpenafsiran alternatif-alternatif yang
masih abstrak a t a u makro menjadi alternatif yangbersifat konkrit atau mikro. Implementasi kebijakanmerupakan tahapan yang sangatpenting dalam proses
kebijakan. Artinyaimplementasi kebijakan menentukankeberhasilan suatu proses kebijakandimana tujuan serta dampak kebijakandapat dihasilkan.
26
Implementasi kebijakan publik Public Policy Implementation merupakan salah satu tahapan dari proses kebijakan publik. Implementasi kebijakan publik
menurut Webster to provide the means for carrying out menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu; to give practical effect to” menimbulkan dampak
atau akibat terhadap sesuatu. Dari pengertian implementasi kebijakan menurut Webster ini dapat disimpulkan bahwa implementasi berarti menyediakan sarana
untuk melaksanakan suatu kebijakan dan dapat menimbulkan dampak akibat terhadap sesuatu tertentu. Implementasi kebijakan merupakan tahap yang krusial
dalam proses kebijakan publik. Suatu program kebijakan harus dapat diimplementasikan agar mempunyai dampak atau tujuan yang diinginkan
27
Implementasi kebijakan pada prinsipnya adalah cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya tidak lebih dan tidak kurang.
Winarno, 2002 :101 tahap implementasi kebijakan tidak mudah untuk dijalankan, dimana dalam tahap ini sering timbul penyimpangan-penyimpangan
dari hal yang telah ditetapkan.
28
25
Agustino, Leo. Dasar-dasar Kebijakan Publik. Bandung:Alfabeta, 2008, hal 140
26
Tachjan. Implementasi Kebijakan Publik . Bandung: AIPI, 2006, hal 25
27
Winarno, Budi. Teori dan Proses Kebijakan Publik, Yogyakarta: Media Pressindo, 2002, hal 101
28
Nugroho., Op.cit, hal 158
Perencanaan atau sebuah kebijakan yang baik akan berperan menentukan hasil yang baik.
Konsep yang didukung data dan informasi masa depan kontribusinya mencapai
proporsi sekitar 60 terhadap keberhasilan kebijakan tersebut dan proporsi sekitar 40 terhadap implementasi yang harus konsisten dengan konsep.
29
Kebijakan KTR merupakan cara yang efektif untuk mengendalikan tembakau atau lebih khusus lagi untuk mengurangi kebiasaan merokok. Tobacco
Control Kebijakan KTR merupakan cara yang efektif untuk mengendalikan tembakau atau lebih khusus lagi untuk mengurangi kebiasaan merokok. Tobacco
Control Support Center Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia TCSC- IAKMI bekerjasama dengan Southeast Asia Tobacco Control Alliance
Suatu kebijakan dapat terbentuk dengan adanya dorongan atau dukungan dari pihak yang membutuhkan suatu kebijakan tersebut guna untuk mengatasi
masalah yang terjadi di lingkungan sosialnya. Kebijakan merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengatasi suatu masalah yang sedang terjadi. Dengan
adanya dukungan yang kuat, berarti pihak tersebut sangat membutuhkan suatu kebijakan itu untuk mengatasi masalah dalam lingkungan sosialnya.
Untuk mengimplemtasikan kebijakan publik, maka ada dua pilihan langkah yang ada, yaitu langsung mengimplementasikan dalam bentuk program-
program atau melalui formulasi kebijakan devirat atau turunan dari kebijakan publik tertesebut.
Kebijakan publik dalam bentuk Undang-Undang UU atau Peraturan Daerah Perda adalah jenis kebijakan yang memerlukan kebijakan publik
penjelas atau yang sering diistilahkan sebagai peraturan pelaksana.Kebijakan publik yang bisa langsung oprasional antara lain Keppres, Inpres, Kepmen,
Keputusan Kepala Daerah, Keputusan Kepala Dinas, dan lain-lain. Kebijakan publik sejak formulasi hingga implementasi perlu mengikuti mekanisme yang
lazim dalam manajemen seperti berawal dari visi, misi, rencana, strategi, program, proyek, kegiatan, dan umpan balik agar adanya kesinambungan dan sistematis.
Langkah-langkah tersebut dilakukan secara berurutan dan bersifat “Given” atau tidak dapat ditolak
29
Ibid, hal 158
SEATCA dan World Health Organization WHO Indonesia melaporkan empat alternatif kebijakan yang terbaik untuk pengendalian tembakau, yaitu menaikkan
pajak 65 dari harga eceran, melarang bentuk semua iklan rokok, mengimplementasikan 100 kawasan tanpa rokok di tempat umum, tempat kerja,
tempat pendidikan, serta memperbesar peringatan merokok dan menambahkan gambar akibat kebiasaan merokok pada bungkus rokok
Implementasi Perda KTR Nomor 3 Tahun 2014 ini menjadi pro dan kontra di tengah masyarakat. Ada yang mengatakan sosialisasi sangat minim, kemudian
tidak dibarengi oleh penetapan daerah khusus untuk merokok. Di berbagai SKPD Satuan Kerja Perangkat Daerah saat ini seharusnya dibuat kawasan khusus
merokok bagi pegawai. Ternyata sampai saat ini hampir di semua dinas SKPD belum ada ruangan khusus untuk merokok. Artinya infrastruktur mendukung
Perda KTR ini belum ada, sehingga bisa jadi bumerang.
30
Sebanyak tujuh kawasan siap mengimplementasikan dan menjalankan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 tentang Kawasan Tanpa
Rokok KTR. Implementasi ini sesuai dengan kesepakatan FokusGgroup Diskusi FGD penyusunan petunjuk pelaksana dan petunjuk teknis Perda KTR
Apapun argumentasi yang akan dibangun tentang ketidaksiapan Pemko Medan menyusul belum adanya perwal pendukung sebagai petunjuk teknis, kita
patut mendukung kebijakan kawasan tanpa rokok ini karena menyangkut kepentingan warga dan kenyamanan bersama. Kalau bisa dikatakan bahwa
kawasan tanpa rokok sudah terlambat dilakukan di Kota Medan. Dengan adanya Perda KTR ini diharapkan akan mampu melindungi warga dari asap rokok yang
sangat merugikan warga. Bahaya yang ditimbulkan oleh rokok sangat besar. Mulai dari penyakit
pernafasan yang sangat akut, sampai dengan kerugian ekonomi yang sangat besar, belum lagi dampak sosial dari merokok. Dengan adanya Perda KTR ini tentu
menjadi payung hukum yang sangat kuat untuk menindak siapa saja yang
merokok di sembarangan tempat.
30
http:hariansib.coviewTajuk-Rencana18511Efektivitas-Perda-KTR-Kota-Medan- .html.VUS5gfBq-KE
diakses tanggal 25 April 2015
oleh Dinas Kesehatan Kota Medan. Ketujuh kawasan tersebut adalah fasilitas pelayanan kesehatan, tempat proses belajar mengajar, tempat bermain anak,
tempat ibadah, angkutan umum, tempat kerja dan tempat umum. Ketujuh kawasan tersebut masih sebatas pada sosialisasi dan tindakan
persuasif dalam satu tahun. Namun, kegiatan pengawasan dan monitoring yang dilakukan tetap perlu dilakukan evaluasi terhadap tindak peneguran yang
dilakukan petugas KTR. Tindakan yang akan diambil lebih ditekankan pada upaya sosialisasi dan persuasif belum sampai pada upaya penegakan hukum atau
pembayaran denda. Implementasi Perda KTR Kota Medan tersebut diharapkan untuk tikdan
terburu-buru dilaksanakan. Sebab, hal terpenting yang harus dilakukan yakni adanya kesamaan persepsi dan langkah dalam pelaksanaan, pemantauan dan
pengawasan kawasan tanpa rokok agar lebih efektif dan efesien untuk mengukur efektifitas Perda dan Perwal. yang lebih penting dari itu smeua adalah bagaimana
mencari format terbaik dalam jangka pendek dan panjang. Sebagai ketua di amanahkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan,
wakil ketua Kasatpol PP Kota Medan dan anggota terdiri dari berbagai instansi, organisasi agama dan angkutan. Struktur Tim Pemantau KTR ini dilengkapi
dengan Surat Instruksi Walikota agar setiap institusi mengimplementasikan KTR di wilayah kerjanya dan menunjuk petugas pengawas internal KTR di wilayah
kerja masing-masing. Pelaksanaan Kebijakan KTR tidak terlepas dari komitmen Kepala Daerah,
bentuk komitmen itu terlihat dari kegiatan pemantauan secara rutin, dan memberikan teguran kepada warga yang tidak mengindahkan peraturan tersebut,
seperti di Kota Medan penerapan KTR ini sudah dapat melarang adanya iklan rokok di sepanjang kota, bahkan juga sudah menunjuk institusi kesehatan dan
pendidikan sebagai pelopor dari KTR, walaupun warga masih ada yang merokok, tapi penerapan KTR ini sudah dapat menurunkan perokok aktif. Kota Medan
masih terbatas pada institusi kesehatan dan rumah sakit dengan melakukan inspeksi mendadak oleh tim yang telah ditunjuk Kepala Daerah, hal ini pun juga
dapat memberikan dorongan kepada masyarakat untuk tidak merokok di tempat
umum. Lain halnya di Kota Medan, sejak telah keluarnya Peraturan Walikota Medan Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan
Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa Rokok namun belum Nampak penerapannya terutama pelarangan pemasangan iklan belum
terlaksana begitu juga lokasi KTR baru terlaksana pada kantor BUMN, seperti bank dan plaza. Iklan-iklan rokok masih tetap mendominasi iklan di sepanjang
jalan, dan di perkantoran maupun institusi pendidikan masih ada yang merokok, padahal itu merupakan tempat umum dengan mengedarkan surat edaran yang
dikeluarkan oleh walikota. Penerapan KTR ini dilakukan melalui sosialisasi kepada masyarakat
dengan menggunakan media presentasi, baliho, spanduk stiker, leaflet, publikasi di media massa, dan melalui kelompok-kelompok masyarakat.
Implementasi kebijakan kawasan tanpa rokok di kota Medan sampai akhir tahun 2014 masih belum sesuai dengan harapan. Dalam menciptakan ruang publik
yang bebas asap rokok, misalnya, masalahnya masih berkutat pada lemahnya penegakan hukum. Meski sanksi merokok di tempat umum sudah jelas diatur
melalui Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2014 tentang Kawasan Tanpa Rokok tetap saja bebas mengasapi ruang-ruang publik, seperti angkutan umum, sekolah,
ataupun rumah sakit. Memang dari dulu, penegakan hukumnya masih tambal sulam. Tidak dilakukan secara terus-menerus sehingga belum sampai kepada
pembiasaan masyarakat untuk disiplin.
31
Penegakan hukum yang baik merupakan faktor yang lebih menentukan dibandingkan dengan rendahnya kesadaran perokok aktif. Soalnya, rendahnya
kesadaran perokok bisa ditekan jika penegakan hukumnya benar.Salah satu contoh, ketika berkunjung ke negara-negara yang ketat mengatur soal rokok,
seperti Singapura, orang-orang Indonesia bisa tertib. Mereka tak berani Dalam hal razia, yang merupakan salah satu upaya baik oleh pemerintah
sering terdengar lantang pada waktu tertentu, tetapi melempem di kemudian hari. Padahal, itulah yang diperlukan agar masyarakat kita terbiasa disiplin. Intinya
adalah pengawasan dan punishment.
31
Hasil wawancara dengan Tokoh Masyarakat Kota Medan 28 April 2015
mengambil risiko merokok di ruang-ruang publik. Apalagi, sanksi yang dijatuhkan terhadap para pelanggar bisa dikatakan berat.
32
H. Sanksi Administratif terhadap Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3