BAB IV KENDALA DALAM PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA
MEDAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK
C. Kendala dalam Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3
Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa Rokok
Kendala-kendala akan muncul dalam setiap peraturan yang diberlakukan apapun bentuknya dan setiap usaha yang dilakukan oleh manusia yang
mempunyai akal pikiran tidak lepas dari kendala-kendala yang di lakukan dalam mengatasi manusia sebagai pengerak utama dalam suatu kegiatan organisasi itu
agar tetap berjalan sebagaimana mestinya dengan kemampuan yang dimilikinya dengan segala upaya yang dilakukan dalam menyelesaikan permasalahan yang
terjadi sebagai penghambat dalam pencapian tujuan yang telah direncanakan. Kendala dalam Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3
Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa Rokok, tidak mudah memang untuk menerapkan atau mensahkan Rancangan Peraturan Daerah dalam hal kawasan
tanpa rokok khususnya di Kota Medan, dimana masyarakat Kota Medan yang majemuk. Sarana dan prasarana untuk mendukung pelaksanaan program terkait
kebijakan Kawasan Tanpa Rokok sudah memadai, namun masih ada kota yang belum dapat mengganti iklan dan promosi rokok dengan iklan lainnya, sedangkan
di Kota Medan dapat melarang iklan dan promosi rokok. Sarana berupa media promosi seperti spanduk, banner, stiker, baju, dan lainnya selalu ada
didistribusikanoleh Dinas Kesehatan kepada seluruh Puskesmas. Sarana merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam implementasi kebijakan.
Sarana dan prasarana harus dimiliki oleh pelaksana kebijakan agar kegiatan- kegiatan yang dilaksanakan dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Sarana dan
prasarana yang memadai sangat berpengaruh terhadap keberhasilan implementasi suatu kebijakan. Sarana dan prasarana yang memadai merupakan salah satu
penunjang jalannya pelaksanaan program Kawasan Tanpa Rokok. Para pelaku kebijakan tentu memerlukan sarana tertentu demi kelangsungan pelaksanaan
kegiatan, baik itu berupa pelatihan, penyuluhan, maupun sosialisasi. Kelengkapan fasilitas yang sudah dimiliki selayaknya diikuti olehkinerja yang lebih signifikan.
Pemanfaatan seluruh sumber daya fasilitas yang ada Kendala yang dhadapi dalam pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan
Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa Rokok Antara lain:
36
1. Pimpina kurang memberikan pemahaman mendasar terhadap ukuran dasar
dan realisasi akan tujuan kebijakan dalam pencapaian tujuan terhadap para Pegawai, sehingga para pegawai kurang bersungguh-sungguh dalam
melaksanakan pekerjaan yang menjadi tangung jawabnya sehingga pekerjaan yang diberikan kepada para pegawai sering terjadi
keterhambatan 2.
Pemahaman para pemangku kepentingan tentang pentingnya Kawasan Tanpa Rokok yang masih berbeda-beda dan Kurangnya Pemahaman Para
Pelaksana Implementors di dalam melaksanakan mekanisme pekerjanya yang selalu mempengaruhi hasil dari proses pelaksanaan pekerjaanya
sehingga proses pencapaian akan tujuan sering mengalami keterhambatan. 3.
Terbatasnya sumber-sumber yang belum memadai untuk menunjang keberhasilan suatu kebijakan dimana sumber-sumber ini mencangkup
dana, sarana dan prasarana yang merupakan faktor yang sangat penting dalam pelaksanaan suatu kegiatan, misalkan jumlah Kendaraan
Oprasional, Keadaan ruang- rungan kantor yang sempit hingga sarana dan Prasarana Kantor lainya yang belum memadai untuk memperlancar suatu
proses pekerjaan 4.
Kurangnya sosialisasi yang dilakukan Pemerintah Kota Medan tentang Kawasan Tanpa Rokok Sosialisasi pada ketiga kota sudah dilaksanakan
namun belum semua kota yang dapat menerapkan KTR, perokok masih cukup tinggi.
5. Masih banyak masyarakat yang belum faham dengan lokasi mana saja
yang ditetapkan sebagai KTR
36
Hasil wawancara dengan Tokoh Masyarakat Kota Medan 28 April 2015
6. Rokok itu ibarat dua sisi mata uang atau dua belah pisau yang sama tajam.
Di satu sisi, rokok dapat menjadi barang yang berbahaya bagi kesehatan banyak orang tidak hanya perokok tapi juga orang yang menghirup
asapnya, di sisi lain, rokok merupakan industri besar di Indonesia yang memberikan banyak pemasukan devisa bagi negara.
7. Berbicara masalah industri yang besar rokok, juga melihat kenyataan
bahwa perokok ada di mana-mana, maka penjual rokok pun ada di mana- mana. Mulai dari market modern hingga pedangan kios dan asongan. Jika
perda rokok di sahkan makan setidaknya pedagang asongan yang biasa berjualan di tempat umum seperti di jalan raya dengan pangsa pasar sopir
dan penumpang bus dan angkot akan lumpuh. Sebab tidak diperbolehkan ada orang yang merokok di angkutan umum.
8. Penerapan sanksi hukum bagi masyarakat yang melanggar perda juga
belum bisa dilaksanakan dengan mudah.
D. Upaya dalam mengatasi Kendala dalam Pelaksanaan Peraturan Daerah