27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Identifikasi Hewan
Hasil identifikasi teripang yang di lakukan di Pusat Penelitian Oseanografi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI yaitu teripang jenis
Pearsonothuria graeffei
Semper, 1868, marga
Pearsonothuria
Levin, Kalin Stonink, 1984, suku Holothuriidae Ludwig, 1894, bangsa Aspidochirotida Grube,
1840, kelas Holothuroidea dan filum Echinodermata.
4.2. Pemeriksaan Makroskopis
Secara makroskopis, tubuh teripang segar berbentuk lonjong dengan panjang sekitar 65 cm dan lebar 10 cm, dengan mulut pada salah satu ujungnya
dan anus pada ujung lainnya. Tubuhnya lunak dan berlendir, permukaan tubuhnya berwarna coklat dengan bercak berwarna hitam. Diameter tubuh bagian tengah
lebih besar dari bagian ujungnya, yaitu bagian mulut dan anus. Pemeriksaan makroskopis terhadap simplisia yaitu simplisia berwarna
lebih pucat dan mengkerut. Pemeriksaan organoleptis terhadap teripang segar yaitu berbau spesifik, sedangkan serbuk simplisia berwarna
cream
, rasa asin, dan berbau spesifik.
4.3. Pemeriksaan Mikroskopis
Hasil pemeriksaan serbuk simplisia secara mikroskopis terlihat adanya spikula berbentuk kancing
button
, bentuk meja semu
pseudo-table
dan spikula bentuk batang
rods
. Menurut Purcell, dkk. 2012
Pearsonothuria graeffei
Universitas Sumatera Utara
28 Semper, 1868 memiliki spikula bentuk
rosset
,
pseudo- tables
, spikula bentuk batang
rods
.
4.4. Hasil Karakteristik
Menurut Tobing 2015, hasil pemeriksaan kadar air, kadar sari larut air, kadar sari larut etanol, kadar abu total, kadar abu tidak larut asam yang diperoleh
dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut :
Tabel 4.1. Hasil karakteristik serbuk simplisia teripang
Pearsonothuria graeffei
Semper, 1868 No
Karakteristik Hasil
SPI-KAN 02291987
1 2
3 4
5 Penetapan kadar air
Penetapan kadar sari larut air Penetapan kadar sari larut etanol
Penetapan kadar abu total Penetapan kadar abu tidak larut asam
9,47 36,56
24,01 28,75
3,66 20
7
Penetapan kadar air dilakukan dengan menggunakan metode azeotropi destilasi toluen, penetapan kadar sari larut etanol dan air dilakukan dengan
menggunakan metode gravimetri, penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam juga menggunakan metode gravimetri.
Kadar air yang diperoleh dari penelitian adalah 9,47. Berdasarkan standar mutu teripang kering yaitu SPI-KAN 02291987 sesuai Keputusan
Menteri Pertanian RI No. 701KptsTP.830101987 kadar air untuk teripang adalah 20, sehingga hasil yang diperoleh masih memenuhi persyaratan kadar
mutu. Hasil penetapan kadar air ini berkaitan dengan penyimpanan simplisia dalam jangka panjang, kadar air yang tidak melebihi syarat yang telah ditentukan
akan dapat disimpan lebih lama dan terhindar dari pertumbuhan jamur. Penetapan
Universitas Sumatera Utara
29 kadar air bertujuan untuk memberikan batasan minimal atau rentang tentang
besarnya kandungan air di dalam bahan karena kadar air yang tinggi dapat menyebabkan pertumbuhan jamur dan reaksi enzimatis Depkes RI, 2000.
Penetapan kadar sari bertujuan untuk mengetahui banyaknya senyawa yang terlarut dalam air dan etanol. Senyawa pada simplisia yang larut dalam
etanol diperoleh 24,01 dan senyawa yang larut dalam air kloroform 36,56. Senyawa yang larut air yaitu saponin, protein, vitamin B1 thiamin, vitamin B2
riboflavin, dan vitamin B3 niasin, sedangkan senyawa yang larut etanol adalah saponin, steroidtriterpenoid, lemak, kolagen.
Hasil penetapan kadar abu total yang diperoleh yaitu 28,75 . Kadar abu total yang tinggi dapat disebabkan karena teripang mengandung mineral yang
cukup lengkap berupa kalsium, natrium, fosfor, kromium, mangan, zat besi, kobal, seng, dan vanadium Martoyo, dkk., 2006. Kadar abu tidak larut asam
yang diperoleh adalah 3,66, dan yang termasuk dalam abu tidak larut asam adalah silikat. Kadar abu tidak larut asam juga memenuhi persyaratan mutu
teripang kering yaitu SPI-KAN 02291987 sesuai Keputusan Menteri Pertanian RI No. 701KptsTP.830101987, sehingga masih aman untuk dimanfaatkan.
Kadar abu bertujuan untuk memberikan gambaran kandungan mineral internal dan eksternal yang berasal dari proses awal sampai terbentuknya ekstrak Depkes RI,
2000.
4.5. Hasil Pemeriksaan Golongan Senyawa