20
3.5. Pemeriksaan Karakteristik Hewan
Pemeriksaan karakteristik hewan dilakukan pada hewan teripang yang di ambil pada waktu dan tempat yang sama, jenis yang sama, serta waktu pengerjaan
karakterisasi dilakukan secara bersamaan dengan Tobing.
Pemeriksaan karakteristik hewan meliputi pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik, penetapan kadar air, penetapan kadar sari larut air, penetapan kadar
sari larut etanol, penetapan kadar abu total, dan penetapan kadar abu tidak larut
asam. 3.5.1. Pemeriksaan makroskopik
Pemeriksaan makroskopik dilakukan terhadap teripang dengan cara mengamati bentuk, ketebalan, diameter, permukaan tubuh. Pemeriksaan
organoleptis meliputi warna, bau dan rasa dari teripang.
3.5.2. Pemeriksaan mikroskopik Pemeriksaan mikroskopik dilakukan terhadap serbuk simplisia hewan
dengan cara menaburkan serbuk simplisia di atas kaca objek yang telah ditetesi dengan kloralhidrat dan ditutupi dengan kaca penutup kemudian dilihat dibawah
mikroskop. Hasil mikroskopik dapat dilihat pada Lampiran 3, halaman 44.
3.5.3. Penetapan kadar air
Penetapan kadar air dilakukan dengan metode Azeotropi destilasi toluen WHO, 1998.
Cara kerja : 1.
Penjenuhan toluen Sebanyak 200 ml toluen dan 2 ml air suling dimasukkan ke dalam labu
alas bulat, didestilasi selama 2 jam, kemudian toluen didinginkan selama 30 menit dan volume air pada tabung penerima dibaca dengan 0,05 ml.
Universitas Sumatera Utara
21 2.
Penetapan kadar air simplisia Sebanyak 5 g serbuk simplisia yang telah ditimbang seksama dimasukkan
kedalam labu yang berisi toluen tersebut. Labu dipanaskan hati-hati selama 15 menit hingga toluen mendidih. Kecepatan tetesan diatur lebih kurang 2 tetesan
perdetik, sampai sebagian air terdestilasi, kemudian kecepatan destilasi dinaikkan hingga 4 tetes perdetik. Bagian dalam pendingin dibilas dengan toluen setelah
semua air terdestilasi. Destilasi dilanjutkan selama 5 menit, kemudian tabung penerima dibiarkan dingin sampai suhu kamar. Volume air dibaca dengan
ketelitian 0,05 ml setelah air dan toluen memisah sempurna. Selisih kedua volume air dibaca sesuai dengan kandungan air yang terdapat dalam bahan yang diperiksa.
Perhitungan penetapan kadar air dapat dilihat pada Lampiran 4, halaman 45.
3.5.4. Penetapan kadar sari larut air Sebanyak 5 g serbuk yang telah dikeringkan diudara di maserasi selama 24
jam dengan 100 ml air-kloroform dalam labu bersumbat sambil berkali-kali dikocok selama 6 jam pertama kemudian dibiarkan selama 18 jam lalu disaring.
Sejumlah 20 ml filtrat diuapkan hingga kering dalam cawan penguap berdasar rata yang telah ditara. Sisa dipanaskan pada suhu 105
o
C sampai bobot tetap. Kadar sari larut dalam air dihitung dengan persen terhadap bahan yang telah kering
Depkes RI, 1995. Perhitungan penetapan kadar sari larut air dapat dilihat pada Lampiran 5, halaman 46.
3.5.5. Penetapan kadar sari larut etanol Sebanyak 5 g serbuk yang telah dikeringkan di udara dimaserasi selama 24
jam dengan 100 ml etanol 96 dalam labu bersumbat sambil dikocok selama 18 jam, disaring cepat untuk menghindari penguapan etanol 96 , sejumlah 20 ml
filtrat diuapkan sampai kering dalam cawan penguap berdasar rata yang telah
Universitas Sumatera Utara
22 ditara dan sisanya dipanaskan pada suhu 105
o
C sampai bobot tetap. Kadar sari larut dalam etanol dihitung dalam persen terhadap bahan yang telah kering
Depkes RI, 1995. Perhitungan penetapan kadar sari larut etanol dapat dilihat pada Lampiran 6, halaman 47.
3.5.6. Penetapan kadar abu total Sebanyak 2 g serbuk yang telah digerus dan ditimbang seksama
dimasukkan kedalam cawan porselin yang telah dipijar dan ditara, kemudian diratakan. Krus dipijar perlahan-lahan sampai arang habis, pemijaran dilakukan
pada suhu 500-600
o
C selama 3 jam kemudian didinginkan dan ditimbang sampai diperoleh bobot tetap. Kadar abu dihitung terhadap bahan yang telah kering
WHO, 1998. Perhitungan penetapan kadar abu total dapat dilihat pada Lampiran 7, halaman 48.
3.5.7. Penetapan kadar abu tidak larut asam Abu yang telah diperoleh dalam penetapan kadar abu dididihkan dalam 25
ml asam klorida encer selama 5 menit, bagian yang tidak larut dalam asam dikumpulkan, disaring melalui kertas saring dipijarkan sampai bobot tetap,
kemudian didinginkan dan ditimbang. Kadar abu yang tidak larut dalam asam dihitung terhadap bahan yang kering Depkes RI, 1995. Perhitungan penetapan
kadar abu tidak larut asam dapat dilihat pada Lampiran 8, halaman 49.
3.6. Pemeriksaan Golongan Senyawa Kimia 3.6.1. Pemeriksaan saponin