Faktor teman Faktor kepribadian Faktor iklan

tua yang perokok sehingga jumlah perokok di kalangan remaja lebih meningkat Aditama, 1996. Faktor-faktor lingkungan seperti orang tua, saudara kandung yang merokok sangat memegang peranan penting hingga mencapai 75 dari salah satu orang tua yang merokok. Selanjutnya, Subanada juga mengatakan disebuah studi kohort pada anak-anak SMU mempunyai prediktor yang bermakna dalam peralihan dari kadang-kadang merokok menjadi merokok secara teratur adalah karena orang tua merokok dan konflik keluarga Subanada, 2004. Upaya untuk mengatasi kejadian merokok pada keluarga ini cara yang paling efektif yaitu menggunakan konseling, pendidikan kesehatan, komunikasi asertif, terapi perubahan perilaku yang dapat menurunkan konsumsi rokok, menolak ajaran merokok atau narkoba dan meningkatkan kualitas komunikasi orang tua dan remaja terutama dalam melakukan komunikasi asertif Saprudin 2007, dalam Depkes RI 2010.

2. Faktor teman

Berbagai fakta mengungkapkan bahwa bila semakin banyak remaja yang merokok, maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, yang pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman-teman remaja tersebut dipengaruhi oleh remaja tersebut, hingga akhirnya mereka semua menjadi perokok, diantaranya remaja perokok 87 memiliki minimal satu atau lebih sahabat yang perokok begitu juga dengan remaja bukan perokok Al Bachri, 1991 dalam Depkes RI, 2010. Sekitar 75 pengalaman mengisap rokok pertama para remaja biasanya dilakukan bersama teman-temannya. Jika seorang remaja tidak ikut- ikutan merokok maka ia takut ditolak oleh kelompoknya, diisolasi atau dikesampingkan Aditama, 1996. Universitas Sumatera Utara

3. Faktor kepribadian

Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa dan membebaskan diri dari kebosanan Depkes RI, 2010. Jika mereka remaja berhenti merokok, mereka akan susah berkonsentrasi, gelisah bahkan bias gemuk, sedangkan jika merokok akan merasa lebih dewasa dan bisa timbul ide atau inspirasi sehingga faktor ini banyak memengaruhi kebiasaan merokok di masyarakat Soewondo 2003 dari Fakultas Psikologi UI dalam Depkes RI 2010.Sejalan dengan penelitian diatas alasan seseorang mulai merokok karena merasa kesepian, sebagai gaya atau pelarian sehingga mereka menganggap rokok ditampilkan sebagai sesuatu yang baik, tergambar dalam identifikasi rokok sebagai suatu yang nikmat, tampan, berani, macho, santai, optimistis, kreatif, penuh petualangan dan penuh kebanggan Bustan, 2007.

4. Faktor iklan

Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour sehingga membuat remaja sering kali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut Juniarti, 1991 dalam Depkes RI, 2010. Dalam Jaya 2009, disebutkan bahwa ada penelitian yang dilakukan US Surgeon General iklan rokok menjadi faktor terbesar yang mempengaruhi remaja untuk merokok. Dari hasil penelitiannya iklan, promosi dan sponsor rokok telah menciptakan dan menanamkan norma kepada anak bahwa kejadian merokok adalah baik dan biasa. Dalam Jaya 2009 juga mengatakan bahwa keprihatinan terhadap iklan rokok ini juga sempat diungkapkan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari yang menurutnya rokok masih dianggap sebagai penghasilan utama pemerintah sehingga menjadi polemik dalam pengendalian masalah tembakau seperti industri rokok juga berkepentingan mengembalikan citra positif di masyarakat dengan Universitas Sumatera Utara menjadi sponsor di berbagai kegiatan sosial dan pendidikan.Badan POM mencatat 14.249 iklan rokok tersebar di media elektronik sebanyak 9.230, media luar ruangan sebanyak 3.239 dan media cetak sebanyak 1.780, hingga kini tanpa kendala iklan rokok terus mempromosikan bahan yang syarat pelanggaran hak anak baik hak hidup, hak tumbuh dan berkembang maupun hak untuk memperoleh perlindungan Bustan, 2007. Sejalan dengan situasi diatas, salah satu faktor lingkungan penting yang mempengaruhi seseorang untuk mulai merokok adalah iklan. Kini di berbagai Negara Eropa dan Amerika telah banyak dilakukan usaha untuk membatasi iklan rokok faktor lingkungan lain yang berperan adalah kemudahan mendapat rokok baik dari sudut harganya yang relatif murah maupun ketersediaannya dimana-mana. Data jelas menunjukkan bahwa rokok hanya bisa dinikmati oleh kelompok yang lebih kuat ekonominya. Penjualan rokok secara terang-terangan yang ada di Arab, India dan juga negara kita jelas merupakan salah satu faktor yang mempermudah orang untuk membeli rokok. Pelarangan penjualan rokok di vending machine Singapura merupakan salah satu contoh upaya membuat rokok tidak mudah didapat Aditama, 1996. Pemerintah perlu secara aktif menghilangkan kebiasaan merokok pada rakyatnya tidak sekedar dengan peringatan ala kadarnya yang ditulis dibungkus- bungkus rokok atau di bawah papan iklan rokok, hanya karena menimbang bahwa pemasukan dari cukai rokok sangat besar. Dari data Indonesia tahun 2002 lalu cukai yang diperoleh dari industri rokok mencapai 22,3 rupiah triliun Jaya, 2009. Slogan-slogan yang gencar diberbagai iklan media elektronik, cetak dan luar ruang sangat berpengaruh besar sebagai pemberi sponsor setiap event anak muda seperti konser musik dan olahraga. Hampir setiap konser musik dan event olahraga di Indonesia disponsori oleh industri rokok bahkan mereka membagikan rokok gratis Universitas Sumatera Utara atau mudah mendapatkannya dengan menukarkan potongan tiket masuk acara tersebut Jaya, 2009. Dalam iklan-iklan kebiasaan meokok digambarkan sebagai lambang kematangan, kedewasaan, dan popularitas Aditama, 1996. Universitas Sumatera Utara

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah hubungan atau kaitan antara konsep-konsep atau variabel-variabel yang diamati diukur melalui penelitian yang dimaksud Notoatmodjo, 2005. Kerangka konsep merupakan justifikasi ilmiah terhadap penelitian yang dilakukan dan memberi landasan kuat terhadap topik yang dipilih sesuai dengan identifikasi masalahnya serta ditunjang oleh informasi yang bersumber pada berbagai laporan ilmiah Hidayat, 2007. Dari landasan teoritis yang telah diuraikan dalam tinjauan pustaka, maka dapat di gambarkan kerangka konsep penelitian sebagai berikut : Variabel Independen variabel bebas Variabel dependen variabel terikat Skema 3.1. Kerangka konsep penelitian Kejadian merokok siswa laki-laki Faktor yang mempengaruhi kejadian merokok : 1. Orang tua 2. Teman 3. Kepribadian 4. Iklan Universitas Sumatera Utara