Hal tersebut menunjukkan lingkungan keluarga yang baik sebanyak 35 orang 36,5 dan lingkungan keluarga yang kurang baik sebanyak 61 orang 63,5. Lingkungan
keluarga siswa yang kurang baik dapat dilihat dari kebiasaan orangtua yang merokok dirumah. Kebiasaan orangtua tersebut tanpa disadari telah memberikan pembenaran
kepada siswa bahwa merokok boleh dilakukan. Hal ini sesuai dengan penelitian Alamsyah 2007, menunjukkan bahwa
prevalensi pengaruh orangtua sebesar 1,38 secara statistik memiliki hubungan yang signifikan dengan kebiasaan merokok.
Secara konseptual pengaruh keluarga berperan penting dalam membentuk perilaku remaja, karena keluarga merupakan orang terdekat yang bisa mempengaruhi
perilaku remaja baik ke arah yang baik atau tidak baik. seorang anak akan menjadi baik atau jahat tergantung dari pengalamannya bila dia melihat atau mendapat
pengalaman yang baik maka dia akan menjadi baik, kalau pengalamannya tentang kejahatanyang tidak baik dia akan menjadi tidak baik. Hal ini sesuai dengan teori
psikologi dari Otto Rank bahwa pada remaja akan terjadi perubahan drastis dari will yaitu keadaan tergantung kepada orang lain dependence pada masa kanak-kanak
menuju kepada keadaan mandiri independence pada masa dewasa dimana pembebasan kehendak dari kekuatan-kekuatan dalam diri sendiri maupun
lingkungannya seperti dari orangtuanya yang selama ini mendominasinya Sarwono, 2010.
b. Teman
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan pengaruh teman terhadap siswa perokok diperoleh dari 74 responden sebesar 37 orang 50 dan
dengan hasil yang sama siswa yang tidak merokok berpengaruh oleh teman sebesar 37 orang 50 dan didapatkan nilai P=0,000 bahwa ada hubungan yang signifikan
Universitas Sumatera Utara
antara faktor teman dengan kejadian merokok. analisis keeratan hubungan dua variabel didapatkan OR=0,05 95 CI:0,017-0,151 artinya teman berpengaruh
memiliki peluang 0,05 kali pada siswa yang merokok. Penelitian ini sejalan dengan Rustanto 2011 di SMK Yapenda 2 Wiradesa
Kabupaten Pekalongan menunjukkan lingkungan pergaulan dengan P Value=0,0000,05 yaitu ada hubungan lingkungan keluarga dengan kejadian
merokok. Dari hasil penelitian Hasanah dan Sulastri 2011 yang dilakukan pada siswa laki-laki kelas XI dan XII di Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali menurut tingkat
dukungan teman sebaya dengan perilaku merokok menunjukkan proporsi terbanyak adalah tidak mendukung dan cukup mendukung dimana masing-masing sebanyak 15
responden 32. Penelitian dari Health and Welfare Canada menyimpulkan bahwa remaja yang
memiliki teman perokok berisiko tujuh kali lebih besar untuk ikut merokok dibanding remaja yang memilki teman tidak merokok Van Roosemalen Mc Daniel. 1992.
Hal ini sesuai dengan penelitian Alamsyah 2007 menunjukkan antara lain bahwa prevalensi teman yang merokok sebesar 1,49 secara statistik memiliki hubungan
yang signifikan dengan kebiasaan merokok.
c. Kepribadian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 26 responden pengaruh kepribadian terhadap siswa perokok diperoleh sebesar 21 orang 80,8 dan siswa
yang tidak merokok berpengaruh oleh kepribadian sebesar 5 orang 19,2 dan didapatkan nilai P=0,000 bahwa ada hubungan yang signifikan antara kepribadian
dengan kejadian merokok. Analisis keeratan hubungan dua variabel didapatkan OR=0,04 95 CI:0,014-0,126 artinya faktor kepribadian berpengaruh mempunyai
peluang 0,04 kali pada siswa yang merokok.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian oleh Fikriyah Febrijanto 2012 menunjukkan bahwa faktor kepribadian psikologis berisiko rendah dan perilaku merokok yang ringan yaitu 11
responden 33,3 didapatkan nilai P=0,007 0,05 maka ada pengaruh faktor psikologis terhadap perilaku merokok. Dari hasil penelitian Rustanto 2011,
menunjukkan lingkungan pencarian identitas P Value =0,001 0,05 bahwa ada hubungan antara pencarian identitas dengan kejadian merokok.
Hal ini sejalan dengan penelitian Saprudin 2007 yang menunjukkan bahwa menghilangkan stress dengan merokok sebesar 3,92 dan penelitian Soewondo
2003 dari Fakultas Psikologis UI yang mengatakan bahwa orang yang tidak berhenti merokok menyatakan jika berhenti mereka akan kesusahan berkonsentrasi, gelisah
bahkan bisa gemuk sedangkan bila berhenti merokok akan merasa lebih dewasa dan timbul suatu inspirasi Tandra, 2003.
d. Iklan