Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Siswa Laki Laki Terhadap Kejadian Merokok Di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat Tahun 2014

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISWA LAKI-LAKI TERHADAP KEJADIAN MEROKOKDI MADRASAH

ALIYAH NEGERI 2TANJUNG PURA LANGKAT

SITI PATIMAH 135102132

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

(4)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Siswa Laki-Laki Terhadap Kejadian Merokok di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat

Tahun 2014 ABSTRAK Siti Patimah

Latar Belakang :Perilaku merokok merupakan perilaku yang berbahaya bagi kesehatan, tetapi masih banyak orang yang melakukannya khususnya dikalangan remaja. Sejumlah studi menegaskan bahwa kebanyakan perokok mulai merokok antara umur 11 tahun dan 13 tahun, 85% sampai 95% sebelum umur 18 tahun. Faktor resiko merokok merupakan faktor penyebab pertama kali seseorang merokokantara lain pengaruh orangtua/keluarga, teman, kepribadian dan iklan.

Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi siswa laki-laki terhadap kejadian merokok di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat tahun 2014.

Metode :Desain penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif analitikkorelasi dengan pendekatan cross sectional.Jumlah sampel 158 orangmenggunakan teknik total sampling. Analisis data yang digunakan adalah uji fisher exact, continuity correction danregresi logistik.

Hasil : Hasil penelitian ini diperoleh faktor orangtua dengan kejadian merokok nilai (P=0,002) dengan peluang 1,76 kali (95% CI=0,296-10,553), teman (P=0,000) dengan peluang 23,04 kali (95% CI:5,99-88,691), kepribadian (P=0,000) dengan peluang 0,03 kali (95% CI:0,009-0,150), iklan (P=0,285) dengan peluang 0,96 kali (95% CI:0,344-2,696).

Kesimpulan :Penelitian ini menyimpulkan bahwa orangtua, teman, dan kepribadian secara signifikan memiliki hubungan terhadap kejadian merokok. Faktor yang paling mempengaruhi kejadian merokok adalah teman. Disarankan kepada petugas kesehatan untuk lebih meningkatkan promosi kesehatan atau penyuluhan dalam upaya preventif dan motivasi kepada masyarakat luas khususnya para pelajar sekolah untuk menghentikan perilaku merokok.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kepada ALLAH SWT karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul faktor-faktor yang mempengaruhi siswa laki laki terhadap kejadian merokok di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat tahun 2014 .

Peneliti menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna baik dari isi maupun susunan bahasa. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan adanya masukan dan saran untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini yaitu :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara.

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep. Ns. M.Kep selaku Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara

3. dr. Hemma Yulfi, DAP&E M. Med.EDselaku dosen pembimbing dalam penulisan karya tulis ilmiah yang telah meluangkan waktu, memberikan arahan dan bimbingan dalam menyelesaikan karya tulis Ilmiah ini

4. Nur Asnah Sitohang, S.Kep. Ns. M.Kep selaku penguji yang telah memberikan masukan dan saran demi perbaikankarya tulis ilmiah

5. Dr.M.Fahdhy, SpOG, M.Sc selaku penguji yang telah memberikan masukan dan saran demi perbaikankarya tulis ilmiah


(6)

6. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

7. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah memberikan dukungan, semangat kepada peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah.

8. Seluruh teman – teman D-IV Bidan pendidik USU yang telah memberikan dukungan kepada peneliti sehingga karya tulis ilmiah ini selesai.

9. Semua pihak yang mendukung peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah.

Akhir kata peneliti ucapkan terimahkasih atas semua bantuan yang diberikan, semoga mendapat anugerah dari ALLAH SWT. Amin Ya Robbal’Alamin.


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR SKEMA ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

1. Tujuan Umum ... 3

2. Tujuan Khusus ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

1. Bagi Responden ... 4

2. Bagi Tempat Penelitian ... 4

3. Bagi Peneliti ... 4

4. Bagi Institusi Pendidikan ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

A. Merokok... 5

1. Definisi merokok ... 5

2. Klasifikasi perokok ... 5

3. Bahaya merokok... 7

4. Dampak merokok ... 8

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian merokok ... 10

1. Faktor orang tua ... 10

2. Faktor teman ... 11

3. Faktor kepribadian... 12

4. Faktor iklan ... 12

BAB III KERANGKA KONSEP ... 15

A. Kerangka konsep ... 15

B. Hipotesis... 16

C. Definisi Operasional ... 17

BAB IV METODE PENELITIAN ... 19

A. Desain penelitian ... 19

B. Populasi dan Sampel ... 19

C. Tempat penelitian dan Waktu penelitian ... 20

D. Etika penelitian ... 21

E. Alat Pengumpulan Data... 22

F. Uji validitas dan reliabilitas ... 23

G. Prosedur Pengumpulan data ... 24


(8)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 27

A. Hasil Penelitian ... 27

1. Distribusi frekuensi karakteristik responden ... 27

2. Distribusi frekuensi kategori merokok ... 29

3. Distribusi frekuensi siswa perokok dengan anggota keluarga perokok/bukan perokok ... 29

4. Distribusi frekuensi siswa bukan perokok dengan anggota keluarga perokok/bukan perokok ... 30

5. Distribusi frekuensi usia awal merokok ... 31

6. Distribusi frekuensi faktor awal merokok ... 32

7. Distribusi frekuensi faktor orangtua/keluarga... 33

8. Distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan faktor orangtua/keluarga ... 33

9. Distribusi frekuensi faktor teman ... 34

10. Distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan faktor teman ... 35

11. Distribusi frekuensi faktor kepribadian ... 35

12. Distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan faktor kepribadian ... 36

13. Distribusi frekuensi faktor iklan ... 37

14. Distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan faktor iklan ... 37

15. Hubungan orangtua/keluarga dengan kejadian merokok ... 38

16. Hubungan teman dengan kejadian merokok ... 39

17. Hubungan kepribadian dengan kejadian merokok ... 40

18. Hubungan iklan dengan kejadian merokok ... 41

19. Analisis bivariat variabel orangtua, teman, kepribadian dan iklan dengan kejadian merokok ... 42

20. Analisis multivariat regresi logistik variabel orangtua, teman, kepribadian, iklan dengan kejadian merokok ... 43

21. Analisis multivariat regresi logistik variabel orangtua, teman, kepribadian dengan kejadian merokok ... 43

22. Analisis multivariat regresi logistik variabel teman dan kepribadian dengan kejadian merokok ... 44

23. Analisis regresi logistik uji interaksi variabel teman dan kepribadian dengan kejadian merokok ... 45

24. Analisis regresi logistik uji tanpa interaksi variabel teman dan kepribadian dengan kejadian merokok ... 45

B. Pembahasan ... 46

1. Karakteristik responden ... 46

2. Distribusi frekuensi perokok ... 46

3. Distribusi frekuensi usia awal merokok ... 48

4. Distribusi frekuensi faktor awal merokok ... 49

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi siswa merokok ... 50

6. Keterbatasan Penelitian ... 55


(9)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 57 A. Kesimpulan ... 57 B. Saran ... 58 DAFTAR PUSTAKA


(10)

DAFTAR SKEMA

Halaman Skema 3.1 Kerangka Konsep faktor-faktor yang mempengaruhi


(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden ... 28

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi kategori merokok ... 29

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi siswa perokok dengan anggota keluarga perokok/bukan perokok ... 30

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi siswa bukan perokok dengan anggota keluarga perokok/bukan perokok ... 31

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi usia awal merokok ... 32

Tabel 5.6 Distribusi frekuensi faktor awal merokok ... 32

Tabel 5.7 Distribusi frekuensi faktor orangtua/keluarga ... 33

Tabel 5.8 Distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan faktor orangtua/keluarga ... 34

Tabel 5.9 Distribusi frekuensi faktor teman ... 34

Tabel 5.10 Distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan faktor teman ... 35

Tabel 5.11 Distribusi frekuensi faktor kepribadian ... 36

Tabel 5.12 Distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan faktor kepribadian ... 36

Tabel 5.13 Distribusi frekuensi faktor iklan... 37

Tabel 5.14 Distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan faktor iklan ... 38

Tabel 5.15 Hubungan orangtua/keluarga dengan kejadian merokok ... 39


(12)

Tabel 5.17 Hubungan kepribadian dengan kejadian merokok ... 41 Tabel 5.18 Hubungan iklan dengan kejadian merokok ... 42 Tabel 5.19 Analisis bivariat variabel orangtua, teman, kepribadian

dan iklan dengan kejadian merokok ... 42 Tabel 5.20 Analisis multivariat regresi logistik variabel orangtua, teman,

kepribadian, iklan dengan kejadian merokok ... 43 Tabel 5.21 Analisis multivariat regresi logistik variabel orangtua, teman,

kepribadian dengan kejadian merokok ... 44 Tabel 5.22 Analisis multivariat regresi logistik variabel teman dan

kepribadian dengan kejadian merokok ... 44 Tabel 5.23 Analisis regresi logistik uji interaksi variabel teman dan

kepribadian dengan kejadian merokok ... 45 Tabel 5.24 Analisis regresi logistik uji tanpa interaksi variabel teman


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 2 : Lembar Content Validity

Lampiran 3 : Hasil Output Uji Reliabilitas Lampiran 4 : Lembar Kuesioner Penelitian Lampiran 5 : Master Tabel Penelitian Lampiran 6 : Hasil Output Data Penelitian

Lampiran 7 : Surat Izin Penelitian dari Fakultas Keperawatan USU Lampiran 8 : Surat Balasan Izin Penelitian

Lampiran 9 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Lampiran 10 : Daftar Riwayat Hidup


(14)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Siswa Laki-Laki Terhadap Kejadian Merokok di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat

Tahun 2014 ABSTRAK Siti Patimah

Latar Belakang :Perilaku merokok merupakan perilaku yang berbahaya bagi kesehatan, tetapi masih banyak orang yang melakukannya khususnya dikalangan remaja. Sejumlah studi menegaskan bahwa kebanyakan perokok mulai merokok antara umur 11 tahun dan 13 tahun, 85% sampai 95% sebelum umur 18 tahun. Faktor resiko merokok merupakan faktor penyebab pertama kali seseorang merokokantara lain pengaruh orangtua/keluarga, teman, kepribadian dan iklan.

Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi siswa laki-laki terhadap kejadian merokok di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat tahun 2014.

Metode :Desain penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif analitikkorelasi dengan pendekatan cross sectional.Jumlah sampel 158 orangmenggunakan teknik total sampling. Analisis data yang digunakan adalah uji fisher exact, continuity correction danregresi logistik.

Hasil : Hasil penelitian ini diperoleh faktor orangtua dengan kejadian merokok nilai (P=0,002) dengan peluang 1,76 kali (95% CI=0,296-10,553), teman (P=0,000) dengan peluang 23,04 kali (95% CI:5,99-88,691), kepribadian (P=0,000) dengan peluang 0,03 kali (95% CI:0,009-0,150), iklan (P=0,285) dengan peluang 0,96 kali (95% CI:0,344-2,696).

Kesimpulan :Penelitian ini menyimpulkan bahwa orangtua, teman, dan kepribadian secara signifikan memiliki hubungan terhadap kejadian merokok. Faktor yang paling mempengaruhi kejadian merokok adalah teman. Disarankan kepada petugas kesehatan untuk lebih meningkatkan promosi kesehatan atau penyuluhan dalam upaya preventif dan motivasi kepada masyarakat luas khususnya para pelajar sekolah untuk menghentikan perilaku merokok.


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita menjumpai orang yang merokok di sekitar kita, baik di kantor, di pasar, di tempat umum lainnya atau bahkan di kalangan rumah tangga kita sendiri. Kebiasaan merokok di Indonesia dan di berbagai negara berkembang lainnya memang cukup luas bahkan ada kecenderungan bertambah dari waktu ke waktu. Sementara itu, di Negara maju kebiasaan merokok ini justru mulai ditinggalkan oleh masyarakat luas yang telah sadar akan bahaya rokok pada kesehatan (Aditama, 1996). Melalui reklame, rokok menjadi terkenal dan pada tahun 1920 sudah tersebar keseluruh dunia sehingga beberapa dekade sebelum tahun 1960-an muncul bukti-bukti kuat bahwa penggunaan tembakau berhubungan dengan beberapa penyakit (Subanada, 2004).

Perilaku merokok merupakan sebuah kebiasaan yang dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun di lain pihak dapat menimbulkan dampak buruk baik bagi si perokok itu sendiri maupun orang-orang disekitarnya (Subanada, 2004). Kebiasaan mengisap tembakau ini telah dikenal sejak lama di muka bumi ini oleh kaum Indian di Amerika Utara menggunakan pipa yang hanya dihisap pada kesempatan khusus, tidak dilakukan setiap harinya seperti orang biasa merokok sekarang ini hingga akhirnya perilaku ini terus berkembang luas, khususnya setelah berkembangnya industri modern rokok di awal abad ini (Aditama, 1996).

Perilaku merokok remaja yang sulit dihindari disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain karena masa perkembangan anak yang mencari identitas diri dan selalu


(16)

ingin mencoba hal baru yang ada di lingkungannya (Peterson, 2003dalam Depkes RI, 2010). Rokok merupakan salah satu produk industri dan komoditi internasional yang mengandung sekitar 3.000 bahan kimiawi antara lain tar, nikotin dan karbon monoksida (Bustan, 2007). Seperti penggunaan zat zat (substances) lainnya, terdapat beberapa faktor bagi remaja sehingga mereka menjadi perokok, misalnya faktor psikologi, faktor biologi dan faktor lingkungan (Subanada, 2004).

WHO memperkirakan 1,1 milyar penduduk dunia adalah perokok dan 800 juta di antaranya terdapat di negara berkembang (Depkes RI, 2003, dalam Depkes RI, 2010). Peningkatan konsumsi rokok yang sudah mencapai 7 juta ton dengan peningkatan 1,4 % per tahun dan rata-rata rokok yang diisap per hari 24 gr/hari di negara-negara maju, 14 gr/hari di negara-negara berkembang (Bustan, 2007). Di Kuba, tercatat 69 % anak terpapar passive smoking di rumah, di Indonesia 63 % dan India sekitar 34 % (Bustan, 2007).

Kebiasaan merokok di negara-negara berkembang meningkat sebanyak 2,1% pertahun, sedangkan di negara-negara maju justru turun 1,1% pertahun (Depkes RI (2003), dalam Depkes RI, 2010). Menjelang tahun 2020 kematian yang disebabkan oleh rokok akan meningkatkan sampai 10 juta, dimana 70% terjadi di negara-negara berkembang (Bustan, 2007). Dari Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2004, usia mulai merokok di Indonesia tertinggi ada di kelompok usia remaja 15-19 tahun mencapai 63,7 % dan bahkan ada anak yang mulai merokok di kelompok usia 9 tahun mencapai 1,8 % (Jaya, 2009). Indonesia merupakan negara dengan reputasi terburuk di seluruh dunia bukan untuk perokok aktif, namun untuk perokok pasif pada pelajar usia 13-15 tahun (Jaya, 2009). Berdasarkan survei (GYTS) Indonesia tahun 2006 terhadap remaja berusia 13-15 tahun sebanyak 24,5 % remaja laki-laki dan 2,3 % remaja perempuan merupakan perokok, 3,2 % diantaranya sudah kecanduan dan 3 dari


(17)

10 pelajar mencoba merokok sejak dibawah usia 10 tahun dan sebanyak 92,9 % anak-anak terekspos dengan iklan yang berada di papan reklame dan 82,8 % terekspos iklan yang berada di majalah dan koran (Jaya, 2009).

Penelitian GYTS pada tahun 2001 hingga 2006, sebanyak 81,4 % pelajar di Indonesia terpapar asap rokok dan lebih dari 37,3 % pelajar dilaporkan biasa merokok (Jaya, 2009). Perilaku merokok akan memberikan dampak bagi kesehatan secara jangka pendek maupun jangka panjang yang nantinya akan ditanggung tidak saja oleh remaja sendiri tetapi juga oleh orang lain sehingga dengan latar belakang diatas membuat peneliti merasa tertarik melakukan penelitian tentang faktor yang mempengaruhi perilaku merokok siswa di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat tahun 2014.

B. Rumusan Masalah

Apakah faktor faktor yang mempengaruhi siswa laki laki terhadap kejadian merokok di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi siswa laki-laki terhadap kejadian merokok di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat Tahun 2014.

2. Tujuan Khusus

a. untuk mengetahui hubungan faktor orangtua terhadap kejadian merokok b. untuk mengetahui hubungan faktor teman terhadap kejadian merokok c. untuk mengetahui hubungan faktor kepribadian terhadap kejadian merokok


(18)

d. untuk mengetahui hubungan faktor iklan terhadap kejadian merokok

e. untuk mengetahui faktor mana yang paling dominan terhadapkejadian merokok

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Responden

Memberi masukan dan menambah wawasan remaja akan dampak dari perilaku merokok terhadap diri sendiri serta lingkungan sekitarnya

2. Bagi Tempat Penelitian

Sebagai bahan masukan pihak sekolah supaya lebih mengawasi siswa untuk tidak merokok serta mempertegas aturan merokok siswa dan bisa mengantisipasi kejenuhan/stress yang mungkin dialami siswa dengan mengaktifkan bimbingan-bimbingan konseling.

3. Bagi Peneliti

Menambah pengalaman dalam mengaplikasikan ilmu yang telah didapatke dalam permasalahan yang ada di tengah masyarakat, serta menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian merokok.

4. Bagi Institusi pendidikan

Sebagai bahan masukan kepustakaan di D-IV Bidan Pendidik USU yang dapat dijadikan untuk pengembangan pengetahuan serta dapat dijadikan pedoman bagi penelitian selanjutnya.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Merokok

1. Definisi merokok

Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun di lain pihak dapat menimbulkan dampak buruk baik bagi si perokok itu sendiri maupun orang-orang disekitarnya (Subanada, 2004). Sedangkan menurut Bustan (2007), merokok merupakan salah satu kebiasaan yang lazim ditemui dalam kehidupan sehari-hari sehingga dimana-mana mudah menemui orang merokok khususnya lelaki dan lainnya wanita, anak kecil-tua renta, kaya-miskin dan tidak ada terkecuali.

Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 sampai 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun temabakau yang telah dicacah, lalu dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain (Wikipedia Bahasa Indonesia,dalam Jaya (2009)).

2. Klasifikasi Perokok

Tingkatan merokok setiap orang berbeda-beda tergantung dari seberapa sering seseorang itu merokok, jumlah rokok yang dihisapnya dan lamanya merokok, tetapi perlu diketahui sebelumnya seseorang dikatakan perokok jika ia memiliki kebiasaan merokok minimal 4 batang per hari juga telah menghisap 100 batang rokok selama hidupnya (Perwitasari (2006), dalam Frihartine (2013). Sedangkanjenis perokok dapat dibagi atas perokok ringan sampai berat. Dimana perokok ringan jika merokok kurang


(20)

dari 10 batang per hari, perokok sedang mengisap 10-20 batang per hari dan perokok berat jika lebih dari 20 batang per hari (Bustan, 2007).

Ada empat tipe perilaku merokok, yaitu sebagai berikut: a. Perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif

Mereka berpendapat dengan merokok seseorang akan merasakan penambahan rasa yang positif. Green dalam Psychological Factor in Smoking (1978) menambahkan 3 subtipe berikut ini :

1) Pleasure relaxation, yaitu perilaku merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat misalnya merokok setelah minum kopi atau makan.

2) Stimulation to pick them up, yaitu perilaku merokok hanya dilakukan sekedarnya untuk menyenagkan perasaan

3) Pleasure of handling the cigarette, yaitu kenikmatan yang diperoleh dengan memegang rokok adapun mengisapnya hanya dibutuhkan waktu beberapa menit saja. Ada juga perokok yang lebih senang berlama-lama untuk memainkan rokoknya dengan jari-jari lama sebelum ia nyalakan dengan api. b. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif

Banyak orang yang merokok untuk mengurangi perasaan negatif, misalnya jika ia marah, cemas atau gelisah, maka rokok dianggap sebagai penyelamat. Mereka menggunakan rokok jika ada perasaan tidak enak terjadi sehingga dapat terhindar dari perasaan yang lebih tidak enak lagi.

c. Perilaku merokok yang adiktif

Perokok yang sudah kecanduan cenderung akan menambah dosis rokok yang digunakan setiap saat setelah efek dari rokok yang diisapnya berkurang.


(21)

d. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan

Merokok sudah menjadi perilaku yang bersifat otomatis, sering kali tanpa dipikirkan dan tanpa disadari, seseorang perokok menghidupkan kembali api rokoknya bila rokok yang terdahulu atau sebelumnya telah benar-benar habis (Silvan Tomkins dalam Al Bachri (1991), berdasarkan Management of Affect Theory, dalam Depkes RI (2010)).

3. Bahaya Merokok

Bahaya merokok terhadap remaja terutama terhadap fisiknya seperti yang dijelaskan oleh Depkes RI (2004) dalam Depkes RI (2010), yaitu rokok pada dasarnya merupakan pabrik bahan kimia berbahaya dimana saat batang rokok terbakar, maka asapnya menguraikan sekitar 4000 bahan kimia dengan tiga komponen utama, yaitu nikotin yang menyebabkan ketergantungan/adiksi, tar yang bersifat karsinogenik sedangkan karbon monoksida yang aktivitasnya sangat kuat terhadap hemoglobin sehingga kadar oksigen dalam darah berkurang dan bahan-bahan kimia lain yang beracun. Seseorang membakar kemudian mengisap rokok, maka ia akan sekaligus mengisap bahan-bahan kimia yang disebutkan di atas, dimana rokok yang dibakar, maka asapnya juga akan beterbangan disekitar si perokok. Asap yang beterbangan itu juga mengandung bahan yang berbahaya baik bagi si perokok sendiri maupun orang disekitarnya yang tidak merokok. Asap perokok yang di isap si perokok disebut juga asap utama (mainstream smoke) dan asap yang keluar dari ujung rokok yang terbakar yang diisap orang lain sekitar perokok disebut asap sampingan (slidestream smoke) (Aditama (1996)).


(22)

Adapun bahaya merokok adalah sebagai berikut : a. Bagi perokok aktif

Dapat meningkatkan risiko dua kali lebih besar untuk mengalami serangan jantung, stroke, tekanan darah tinggi atau kadar kolesterol tinggi dan meningkatkan risiko 10 kali lebih besar untuk mengalami serangan jantung bagi wanita pengguna pil KB serta meningkatkan risiko lima kali lebih besar untuk menderita kerusakan jaringan anggota tubuh yang rentan.

b. Bagi perokok pasif

Dapat terjadi kerusakan paru-paru dimana kandungan rokok tersebut akan memperparah penyakit yang sedang diderita dan kemungkinan mendapat serangan janntung yang lebih tinggi dari mereka yang berpenyakit jantung serta anak-anak yang orang tuanya merokok akan mengalami batuk pilek, radang tenggorokan serta penyakit paru lebih tinggi. Selain itu, jika suami perokok, maka asap rokok yang dihirup oleh istrinya akan memengaruhi bayi dalam kandungan (Depkes RI (2003), dalam Depkes RI (2010)).

4. Dampak Merokok

Akibat dari kebiasaan merokok sangat berbahaya bagi kesehatandapat menimbulkan berbagai penyakit baik secara langsung maupun tidak langsung antara lain menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas serta jaringan paru-paru akibatnya terjadi perubahan anatomi saluran napas yang akan timbul pada perubahan fungsi paru-paru dengan segala macam gejala klinisnya atau menyebabkan penyakit Obstruksi Paru Menahun (PPOM) seperti emfisema paru-paru, bronkitis kronis dan asma yang penyebab utama timbulnya kanker paru adalah asap rokok (Tandra (2003), dalam Depkes RI (2010)).


(23)

Merokok juga faktor risiko terbesar penyebab penyakit jantung koroner (PJK) yang meningkat 2-4 kali pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok. Risiko ini meningkat dengan bertambahnya usia dan jumlah rokok yang diisap. Perlu diketahui bahwa risiko kematian akibat PJK berkurang 50% pada tahun pertama sesudah rokok dihentikan. Akibat penggumpalan dan pengapuran dinding pembuluh darah (arterosklerosis), merokok jelas merusak pembuluh darah perifer (PPDP) yang melibatkan pembuluh darah arteri dan vena di tungkai bawah atau tangan sering ditemukan pada dewasa muda perokok berat yang biasanya akan berakhir dengan amputasi. Penyumbatan pembuluh darah otak yang bersifat mendadak (stroke) juga salah satu akibat dari merokok. Bahaya merokok bagi remaja tidak akan terlihat langsung, karena penyakit yang ditimbulkan akibat merokok baru akan terlihat beberapa tahun kemudian (Tandra (2003), dalam Depkes RI (2010)).

Merokok akan memengaruhi lingkungan, orang lain atau orang terdekat. Seorang yang bukan perokok bila terus menerus terkena asap rokok dapat menderita dampak kesehatan yang sama dengan perokok yang mengakibatkan napas berbau, warna kecoklatan pada kuku dan gigi serta bau tidak enak pada rambut dan pakaian, kulit menjadi keriput lebih awal (Depkes RI (2003), dalam Depkes RI 2010)). Bahaya merokok terhadap kesehatan seperti batuk kering, kanker paru-paru, kanker mulut, perasaan takut, gemetar, risau, bimbang, melemahkan akal, mengurangi nafsu makan, menguningkan wajah dan gigi, menyempitkan pernafasan, dan lain sebagainya (Susanti (2004), dalam Depkes RI (2010)).


(24)

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian merokok

Menurut Juniarti (1991) dalam Mu’tadin (2002), faktor yang mempengaruhi kebiasaan merokok tersebut antara lain :

1. Faktor orang tua

Salah satu yang menyebabkan remaja menjadi perokok yaitu mereka anak-anak muda yang berasal dari keluarga yang tidak harmonis, dimana orang tua masing-masing kurang peduli terhadap kehidupan anak-anaknya serta memberikan hukuman fisik yang keras sehingga membuat mereka (remaja) lebih mudah menjadi perokok dibandingkan dengan remaja yang tinggal dengan keluarga yang harmonis (Baer dan Corado dalam Atkinson (1999), dalam Depkes RI, 2010).

Remaja yang berasal dari keluarga yang konservatif atau yang lebih menekankan pada nilai-nilai sosial dan keagamaan dengan baik dengan tujuan jangka panjang maka akan lebih sulit untuk terkait dengan masalah rokok atau tembakau dan obat-obatan lainnya dibandingkan dengan keluarga yang permisif pada suatu penekanan falsafah sehingga pengaruhnya lebih kuat bila orang tua sendiri menjadi figur contoh sebagai perokok berat, maka anak-anak juga akan kemungkinan besar untuk menirunya (Depkes RI, 2010).

Kejadian merokok ini lebih banyak ditemui pada mereka yang tinggal dengan satu orang tua (single parent). Pada ayah yang perokok, justru remaja akan lebih cepat berperilaku sebagai perokok jika ibu mereka yang merokok, akan tetapi hal ini lebih terlihat pada remaja putrid (Al Bachri, 1991 dalam Depkes RI (2010). Hampir tiga perempat dari rumah tangga di Indonesia memiliki anggaran belanja rokok atau minimal ada satu perokok di dalam rumah, dimana remaja berusia 13-15 tahun sebesar 64 persen terpapar asap rokok di dalam rumah (Widyastuti (2004), dalam Jaya (2009). Kebiasaan merokok juga disebabkan karena faktor sosio-kultural atau pengaruh orang


(25)

tua yang perokok sehingga jumlah perokok di kalangan remaja lebih meningkat (Aditama, 1996). Faktor-faktor lingkungan seperti orang tua, saudara kandung yang merokok sangat memegang peranan penting hingga mencapai 75% dari salah satu orang tua yang merokok. Selanjutnya, Subanada juga mengatakan disebuah studi kohort pada anak-anak SMU mempunyai prediktor yang bermakna dalam peralihan dari kadang-kadang merokok menjadi merokok secara teratur adalah karena orang tua merokok dan konflik keluarga (Subanada, 2004).

Upaya untuk mengatasi kejadian merokok pada keluarga ini cara yang paling efektif yaitu menggunakan konseling, pendidikan kesehatan, komunikasi asertif, terapi perubahan perilaku yang dapat menurunkan konsumsi rokok, menolak ajaran merokok atau narkoba dan meningkatkan kualitas komunikasi orang tua dan remaja terutama dalam melakukan komunikasi asertif (Saprudin (2007), dalam Depkes RI (2010)). 2. Faktor teman

Berbagai fakta mengungkapkan bahwa bila semakin banyak remaja yang merokok, maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, yang pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman-teman remaja tersebut dipengaruhi oleh remaja tersebut, hingga akhirnya mereka semua menjadi perokok, diantaranya remaja perokok 87% memiliki minimal satu atau lebih sahabat yang perokok begitu juga dengan remaja bukan perokok (Al Bachri, 1991 dalam Depkes RI, 2010). Sekitar 75% pengalaman mengisap rokok pertama para remaja biasanya dilakukan bersama teman-temannya. Jika seorang remaja tidak ikut-ikutan merokok maka ia takut ditolak oleh kelompoknya, diisolasi atau dikesampingkan (Aditama, 1996).


(26)

3. Faktor kepribadian

Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa dan membebaskan diri dari kebosanan (Depkes RI, 2010). Jika mereka (remaja) berhenti merokok, mereka akan susah berkonsentrasi, gelisah bahkan bias gemuk, sedangkan jika merokok akan merasa lebih dewasa dan bisa timbul ide atau inspirasi sehingga faktor ini banyak memengaruhi kebiasaan merokok di masyarakat (Soewondo (2003) dari Fakultas Psikologi UI dalam Depkes RI (2010).Sejalan dengan penelitian diatas alasan seseorang mulai merokok karena merasa kesepian, sebagai gaya atau pelarian sehingga mereka menganggap rokok ditampilkan sebagai sesuatu yang baik, tergambar dalam identifikasi rokok sebagai suatu yang nikmat, tampan, berani, macho, santai, optimistis, kreatif, penuh petualangan dan penuh kebanggan (Bustan, 2007).

4. Faktor iklan

Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour sehingga membuat remaja sering kali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut (Juniarti, 1991 dalam Depkes RI, 2010). Dalam Jaya (2009), disebutkan bahwa ada penelitian yang dilakukan US Surgeon General iklan rokok menjadi faktor terbesar yang mempengaruhi remaja untuk merokok. Dari hasil penelitiannya iklan, promosi dan sponsor rokok telah menciptakan dan menanamkan norma kepada anak bahwa kejadian merokok adalah baik dan biasa. Dalam Jaya (2009) juga mengatakan bahwa keprihatinan terhadap iklan rokok ini juga sempat diungkapkan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari yang menurutnya rokok masih dianggap sebagai penghasilan utama pemerintah sehingga menjadi polemik dalam pengendalian masalah tembakau seperti industri rokok juga berkepentingan mengembalikan citra positif di masyarakat dengan


(27)

menjadi sponsor di berbagai kegiatan sosial dan pendidikan.Badan POM mencatat 14.249 iklan rokok tersebar di media elektronik sebanyak 9.230, media luar ruangan sebanyak 3.239 dan media cetak sebanyak 1.780, hingga kini tanpa kendala iklan rokok terus mempromosikan bahan yang syarat pelanggaran hak anak baik hak hidup, hak tumbuh dan berkembang maupun hak untuk memperoleh perlindungan (Bustan, 2007).

Sejalan dengan situasi diatas, salah satu faktor lingkungan penting yang mempengaruhi seseorang untuk mulai merokok adalah iklan. Kini di berbagai Negara Eropa dan Amerika telah banyak dilakukan usaha untuk membatasi iklan rokok faktor lingkungan lain yang berperan adalah kemudahan mendapat rokok baik dari sudut harganya yang relatif murah maupun ketersediaannya dimana-mana. Data jelas menunjukkan bahwa rokok hanya bisa dinikmati oleh kelompok yang lebih kuat ekonominya. Penjualan rokok secara terang-terangan yang ada di Arab, India dan juga negara kita jelas merupakan salah satu faktor yang mempermudah orang untuk membeli rokok. Pelarangan penjualan rokok di vending machine Singapura merupakan salah satu contoh upaya membuat rokok tidak mudah didapat (Aditama, 1996). Pemerintah perlu secara aktif menghilangkan kebiasaan merokok pada rakyatnya tidak sekedar dengan peringatan ala kadarnya yang ditulis dibungkus-bungkus rokok atau di bawah papan iklan rokok, hanya karena menimbang bahwa pemasukan dari cukai rokok sangat besar. Dari data Indonesia tahun 2002 lalu cukai yang diperoleh dari industri rokok mencapai 22,3 rupiah triliun (Jaya, 2009).

Slogan-slogan yang gencar diberbagai iklan media elektronik, cetak dan luar ruang sangat berpengaruh besar sebagai pemberi sponsor setiap event anak muda seperti konser musik dan olahraga. Hampir setiap konser musik dan event olahraga di Indonesia disponsori oleh industri rokok bahkan mereka membagikan rokok gratis


(28)

atau mudah mendapatkannya dengan menukarkan potongan tiket masuk acara tersebut (Jaya, 2009). Dalam iklan-iklan kebiasaan meokok digambarkan sebagai lambang kematangan, kedewasaan, dan popularitas (Aditama, 1996).


(29)

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah hubungan atau kaitan antara konsep-konsep atau variabel-variabel yang diamati (diukur) melalui penelitian yang dimaksud (Notoatmodjo, 2005).

Kerangka konsep merupakan justifikasi ilmiah terhadap penelitian yang dilakukan dan memberi landasan kuat terhadap topik yang dipilih sesuai dengan identifikasi masalahnya serta ditunjang oleh informasi yang bersumber pada berbagai laporan ilmiah (Hidayat, 2007).

Dari landasan teoritis yang telah diuraikan dalam tinjauan pustaka, maka dapat di gambarkan kerangka konsep penelitian sebagai berikut :

Variabel Independen (variabel bebas) Variabel dependen (variabel terikat)

Skema 3.1. Kerangka konsep penelitian

Kejadian merokok siswa laki-laki

Faktor yang mempengaruhi kejadian merokok :

1. Orang tua 2. Teman 3. Kepribadian 4. Iklan


(30)

B. Hipotesis

Ha : Ada hubungan faktor orang tua terhadap kejadian merokok Ha : Ada hubungan faktor teman terhadap kejadian merokok Ha : Ada hubungan faktor kepribadian terhadap kejadian merokok Ha : Ada hubungan faktor iklan terhadap kejadian merokok


(31)

C. Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Operasional

Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

Variabel Independen

1. Orang tua Orang yang

berperan dan paling dekat dalam membentuk

perwatakan dan membina sikap responden (remaja)

Kuesioneryang terdiri dari 10 pernyataan

Angket a. Ada pengaruh, jika mendapat skor6-10

b. Tidak ada pengaruh, jika mendapat skor 0-5

Ordinal

2. Teman Orang yang dekat ataupun tidak terhadap responden, yang melakukan aktifitas merokok sehingga dapat mempengaruhi maupun tidak terhadap orang disekitarnya untuk merokok

Kuesioner

yang terdiri dari 10 pernyataan

Angket a. Ada pengaruh, jika mendapat skor 6-10

b. Tidak ada pengaruh, jika mendapat skor 0-5

Ordinal

3. Kepribadian Suatu hasrat yang datang dalam diri siswa (responden) untuk berperilaku merokok Kuesioner yang terdiri dari 10 pernyataan

Angket a. Ada pengaruh, jika mendapat skor 6-10 b. Tidak ada pengaruh, jika

mendapat skor 0-5


(32)

4. Iklan Tayangan atau media elektronik maupun non elektonik yang mempromosikan produk rokok khususnya kepada anak-anak remaja Kuesioner yang terdiri dari 10 pernyataan

Angket a. Ada pengaruh, jika mendapat skor 6-10 b. Tidak ada pengaruh, jika

mendapat skor 0-5

Ordinal

Variabel Dependen

1. Kejadian merokok siswa laki laki

Banyak tidaknya peristiwa merokok yang terjadipada remaja laki laki di sekolah madrasah aliyah negeri 2tanjung pura

Kuesioner Angket 1. Merokok, jika jawaban ya = 1

2. Tidak merokok, jika jawaban tidak = 0


(33)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional yang bertujuan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi siswa laki-laki terhadap kejadian merokok di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat dan menemukan ada tidaknya hubunganantarvariabel. Apabila ada seberapa erat hubungannya serta berarti atau tidak hubungan itu. Penelitian ini diukur satu kali saja dalam kurun waktu yang bersamaan (Arikunto, 2006).

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh siswa laki-laki kelas X dan kelas XI di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat Tahun 2014 sebanyak 158 orang.

2. Sampel.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling, yakni penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono, 2009). Dengan demikian, peneliti mengambil sampel dari seluruh siswa laki laki kelas X dan XI di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat Tahun 2014 sebanyak 158 orang.


(34)

Adapun penetapan sampel dalam penelitian ini berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Sampel dalam penelitian ini dengan kriteria inklusi :

- Siswa laki-laki kelas X dan XI di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat

- Siswa laki laki kelas X dan XI yang hadir saat dilakukan penelitian - Bersedia menjadi responden

Sampel dengan kriteria eksklusi yaitu :

- Siswa laki-laki yang tidak hadir pada saat penelitian dilakukan - Siswa yang tidak bersedia menjadi responden

C. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat, dengan pertimbangan keterbatasan waktu untuk penelitian, di samping itu peneliti juga tertarik ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian merokok siswa laki-laki di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat dan di Sekolah ini juga belum pernah dilakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian merokok siswa laki laki serta jumlah sampel yang ada mencukupi untuk dijadikan objek penelitian.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret 2014 sampai dengan sidang hasil Karya Tulis Ilmiah (KTI)


(35)

D. Etika Penelitian

Pada pelaksanaan penelitian terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etik yaitu memberikan penjelasan kepada calon responden penelitian tentang tujuan dan prosedur penelitian serta hak-hak responden didalam penelitian ini. Apabila calon responden bersedia, maka calon responden dipersilahkan untuk menandatangani informed consent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri dan tidak ada siswa yang menolak dan mengundurkan diri.

Penelitian ini memperhatikan, menghormati dan memberikan sepenuhnya hak-hak perlindungan diri bagi responden yaitu hak atas privasi diri, kerahasiaan identitas diri dengan tidak mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data (kuesioner) namun hanya akan diberi kode tertentu saja serta responden akan mendapat perlakuan yang sama dalam penelitian ini. Responden dilindungi dari ketidaknyamanan atau cedera baik fisik maupun psikis karena penelitian ini tidak melaksanakan tindakan yang melukai fisik. Ketidaknyamanan secara psikis karena pengungkapan masalah dan realita kondisi pribadi bila timbul dapat dieliminir dengan memperhatikan hak responden atas kerahasiaan identitas.

Responden berhak untuk menentukan sendiri kesediaan berpartisipasi sampai akhir penelitian ini selesai atau menarik diri dari penelitian walaupun penelitian ini masih berlangsung dan belum selesai. Hal tersebut tercantum dengan jelas dalam informed consent yang berupa pernyataan persetujuan partisipasi secara lisan atau yang ditandatangani oleh responden sebelum penelitian ini dilaksanakan. Sebelum menandatangani informed consent tersebut, responden diberi waktu hingga benar-benar paham sepenuhnya atas apa yang akan dijalani dalam penelitian.


(36)

E. Alat Pengumpulan Data

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena (variabel penelitian) alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2010:102).

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk kuesioner yang disusun dan dimodifikasi oleh peneliti dengan mengacu pada kerangka konsep dan literatur yang ada dan dikonsultasikan kepada pembimbing. Kuesioner yang dibagikan terdiri atas 3 (tiga) bagian yaitu karakteristik responden, kejadian merokok dan faktor-faktor yang mempengaruhi siswa laki-laki terhadap kejadian merokok. Bagian pertama kuesioner tentang karaktersistik responden meliputi : usia, suku, pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua.

Bagian kedua tentang kejadian merokok terdiri dari 6 pertanyaan, meliputi 1 pertanyaan utama tentang kategori merokok, 1 pertanyaan tentang usia awal merokok, dan 4 pertanyaan tentang faktor pertama yang mempengaruhi merokok dengan menggunkan “skala guttman” yang menyediakan dua alternatif jawaban Ya dan Tidak. Jika responden menjawab Ya diberi nilai 1 sebaliknya jika responden menjawab Tidak diberi nilai 0.

Bagian ketiga kuesioner tentang faktor-faktor yang mempengaruhi siswa terhadap kejadian merokok berdasarkan orangtua/keluarga, teman, kepribadian, dan iklan yang terdiri dari 40 pernyataan menggunakan “skala guttman” yang menyediakan dua alternatif jawaban ya atau tidak (Hidayat, 2007). Dimana untuk setiap variabel pernyataan diberikan nilai minimum adalah 0 dan nilai maksimum adalah 10. Jika responden menjawab Ya di berikan nilai 1, sebaliknya jika responden menjawab Tidak mendapat nilai 0 pada pernyataan nomor 7-40dan 46.


(37)

Untuk mendapatkan kriteria digunakan perhitungan berikut :

�= �������

�����������

Keterangan : P = Panjang kelas interval

Rentang = Nilai tertinggi – Nilai terendah Banyak Kelas = Jumlah kategori

• Menentukan skor terbesar dan terkecil Skor terbesar : 10

Skor terkecil : 0

• Menentukan nilai rentang (R)

Rentang = skor terbesar – skor terkecil = 10 – 0 = 10

• Menentukan nilai panjang kelas (i) Panjang kelas (i) = � = �������

����������� = 10

2 = 5

• Menentukan skor kategori :

a. Ada pengaruh :jika responden mendapat skor 6 – 10 b. Tidak ada pengaruh: jika responden mendapat skor 0 - 5

F. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas (kesahihan) adalah uji yang dilakukan untuk menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan sebuah instrumen yang mampu mengukur apa yang diinginkan, sehingga dapat mengukur instrumen secara benar. Uji validitas telah dilakukan dengan cara content validity sebanyak dua kali yaitu dengan cara melakukan konsultasi pada dosen pembimbing dan kepada dosen ahli dibidang


(38)

kesehatanmasyarakat ibuSri Lestari SP M.Kes dengan skor CVI (Content Validity Indeks) sebesar 0,8. Sehingga instrument yang digunakan tersebut dinyatakan valid dan mampu mengukur variabel yang akan diukur. Dimana pada tahap pertama ada perbaikan pernyataan tentang karakterisitik responden, kejadian merokok, faktor orangtua dan faktor teman dan pada tahap kedua kuesioner dinyatakan valid.

Uji Reliabilitas dapat diartikan apabila suatu instrumen bila dilakukan pengukuran beberapa kali menunjukkan hasil yang sama (Sugiyono, 2010). Lalu data diolah menggunakan komputerisasi hingga diperoleh nilai koefisien Alpha Cronbach. Nilai item untuk setiap butir pertanyaan bernilai 1 untuk jawaban ya dan bernilai 0 untuk jawaban tidak dengan jumlah soal sebanyak 46 butir untuk variabel dependen kejadian merokok 6 butir. Untuk masing-masing variabel independen yaitu orangtua/keluarga, teman, kepribadian dan iklan 10 butir. Uji reliabilitas ini dilakuka n kepada 25 siswa laki-laki di Madrasah Aliyah Negeri 1 Tanjung Pura Langkat yang sesuai dengan kriteria responden dan penelitian dengan koefisien r Alpha (0,932) dan r tabel (0,288). Ketentuannya adalah r Alpha > r tabel, maka pertanyaan tersebut reliabel. Item pertanyaan yang reliabel adalah nomor 1, 3, 4, 5, 6, 10, 12, 14, 15, 17, 18, 19, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 39.

G. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data primer yaitu data yang di ambil secara langsung dari responden menggunakan kuesioner terstruktur tentang faktor-faktor yang mempengaruhi siswa laki laki terhadap kejadian merokok di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat. Metode dalam pengumpulan data dilakukan dengan wawancara langsung terhadap responden yang diawali dengan perkenalan singkat, kemudian memberikan lembar


(39)

persetujuan menjadi responden, menjelaskan cara pengisian dan penjelasan terlebih dahulu mengenai tujuan penelitian. Selanjutnya membagikan angket kepada responden, kemudian responden diminta untuk mengisi sendiri angket yang telah disediakan dan dikembalikan saat itu juga. Selesai pengisian angket di kumpulkan, data yang sudah terkumpul dilakukan pengolahan sesuai dengan ketentuan yang ada.

H. Analisis Data

Setelah semua data terkumpul dilakukan analisis data kembali dengan memeriksa semua kuesioner apakah jawaban sudah lengkap atau benar (editing). Kemudian data diberi kode (coding) untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data dan pengolahan data serta pengambilan kesimpulan data yang dimasukkan ke dalam bentuk table. Entry data dalam komputer dan dilakukan dengan menggunakan teknik komputerisasi. Tahap terkahir dilakukan cleaning yakni pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan kedalam program computer guna menghindari terjadinya kesalahan. Selanjutnya hasil analisis disajikan dalam bentuk tabel distribusi yang terdiri dari : 1. Analisis univariat

Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian yang umumnya dalam analisis menghasilkan distribusi dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini, variabel yang menggunakan analisis univariat adalah karakteristik responden dan jawaban dari setiap variabel. Selanjutnya data dimasukkan dalam tabel distribusi frekuensi dengan menggunakan komputerisasi.

2. Analisis bivariat

Analisis bivariat merupakan analisis dari hasil beberapa variabel bebas yang diduga mempunyai hubungan dengan variabel terikat. Analisis data yang digunakan adalah tabel silang. Untuk menguji hipotesa dilakukan analisis statistik dengan


(40)

menggunakan uji Fisher Exact dimana bila tabel 2x2 dijumpai nilai E (harapan) kurang dari 5 dan menggunakan uji Continuity Correction bila tidak ada nilai E < 5 menggunakan tingkat kemaknaan 95% dengan ketentuan hasil uji masing-masing jika P<0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga menunjukkan adanya pengaruh bermakna antara variabel independen dan dependen, sebaliknya jika p lebih besar dari alpha (P> 0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak sehingga menunjukkan tidak adanya pengaruh bermakna antara variabel independen dan dependenyang diolah secara statistik menggunakan program komput erisasi.

3. Analisis multivariat

Analisis multivariat merupakan analisa yang bertujuan untuk mengetahui hubungan lebih dari satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Dimana uji statistik yang digunakan regresi logistik berganda (multiple regressionuntuk mengetahui variabel independen yang mana lebih erat hubungannya dengan variabel dependen (Notoatmodjo, (2010).

Dalam analisis ini dilakukan berbagai langkah pembuatan model. Langkah pertama menentukan variabel-variabel independenyang masuk ke analisis multivariat atau sebagai kandidat multivariat dengan ketentuan P< 0,25. Selanjutnya memasukkan variabel-variabel independen yang telah terpilih ke analisis multivariat dan menentukan variabel independen mana yang saling berinteraksi dengan hasil terakhir nilai P< 0,05 sehingga interprestasinya dapat diketahui variabel independen mana yang paling mempengaruhi variabel dependen (Hastono, 2001).


(41)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi siswa laki-laki terhadap kejadian merokokdi Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat. Penelitian ini dilakukan mulai Januari-Maret 2014sebanyak158 responden (siswa laki-laki).

Untuk mengetahuifaktor-faktor yang mempengaruhi siswa laki-laki terhadap kejadian merokok, peneliti menggunakan kuesioner yang berisi 46 pernyataan untuk total semua faktor.

1. Distribusi frekuensi karakteristik responden

Berdasarkan hasil penelitian karakteristik responden menunjukkan bahwa mayoritas usia responden berusia 16 tahun sebanyak 75 orang (47,5%), mayoritas suku responden adalah Melayu sebanyak 69 orang (43,7%), mayoritas pendidikan orangtua responden adalah SMA sebanyak 69 orang (43,7%), mayoritas pekerjaan orangtua responden adalah wiraswasta sebanyak 73 orang (46,2%). Dapat dilihat pada tabel 5.1 di bawah ini :


(42)

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Siswa Laki-Laki Terhadap Kejadian Merokok

di Madarasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat Tahun 2014

No Karakteristik Responden f (%)

1. Usia

14 tahun 2 1.3

15 tahun 43 27.2

16 tahun 75 47.5

17 tahun 34 21.5

18 tahun 3 1.9

19 tahun 1 0.6

Total 158 100.0

2. Suku

melayu 69 43.7

jawa 55 34.8

mandailing 13 8.2

batak 3 1.9

banjar 8 5.1

aceh 4 2.5

padang 4 2.5

karo 2 1.3

Total 158 100.0

3. Pendidikan orangtua

Perguruan tinggi 39 24.7

SD 24 15.2

SMA 69 43.7

SMP 25 15.8

Tidak sekolah 1 .6

Total 158 100.0

4. Pekerjaan orangtua

PNS 31 19.6

Pegawai swasta 6 3.8

Wiraswasta 73 46.2

Petani 26 16.5

Lain-lain 22 13.9

Total 158 100.0

2. Distribusi frekuensi berdasarkan kategori merokok

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kategori merokok diperolehsiswa lakimerokoksebanyak 41 orang (25,9%), sedangkan siswa


(43)

laki-laki tidak merokok sebanyak 117 orang (74,1%). Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut :

Tabel 5.2

Distribusi FrekuensiBerdasarkan Kategori MerokokFaktor-Faktor Yang Mempengaruhi Siswa laki-laki Terhadap Kejadian Merokok

di Madarasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat Tahun 2014

Kategori f %

Merokok 41 25,9 Tidak merokok 117 74,1

Total 158 100.0

3. Distribusi frekuensi berdasarkan siswa laki-laki perokok dengan anggota keluarga perokok/bukan perokok

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi frekuensi siswa perokok dengan anggota keluarga perokok dan bukan perokok diperoleh dari 41 siswa perokok masing-masing mayoritas anggota keluarga perokok yaitu paman sebesar 39 orang (95,1%), diikuti oleh ayah sebesar 33 orang (80,5%), diikuti oleh sepupu 26 orang (63,4%) dan kakek 23 orang (56%) dan minoritas ibu sebesar 1 orang (2,4%), adik sebesar 9 orang (22%). Sedangkan siswa perokok dengan anggota keluarga yang bukan perokok mayoritas masing-masing yaitu ibu sebesar 40 orang (97,6%), diikuti oleh adik sebesar 32 orang (78%), abang sebesar 24 orang (58,5%) dan minoritas paman sebesar 2 orang (4,9%), diikuti oleh ayah 8 orang (19,5%). Dapat dilihat pada tabel 5.3berikut:


(44)

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Siswa Laki-laki Perokok Dengan Anggota Keluarga Perokok/Bukan Perokok di Madarasah Aliyah

Negeri 2 Tanjung Pura Langkat Tahun 2014

Anggota keluarga

Siswa laki-laki Perokok (41/158)

Perokok Bukan Perokok

f % f %

Ayah 33 80,5 8 19,5

Ibu 1 2,4 40 97,6

Abang 17 41,5 24 58,5

Adik 9 22 32 78

Sepupu 26 63,4 15 36,6

Paman 39 95,1 2 4,9

Kakek 23 56 18 44

4. Distribusi frekuensi berdasarkan siswa laki-laki bukan perokok dengan anggota keluarga perokok/bukan perokok

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi frekuensi siswa bukan perokok dengan anggota keluarga perokok dan bukan perokok diperoleh dari 117 siswa bukan perokok masing-masing mayoritas anggota keluarga perokok yaitu paman sebesar 90 orang (77%), diikuti oleh ayah sebesar 75 orang (64,1%), diikuti oleh kakek 48 orang (41%) dan abang 42 orang (35,9%) dan minoritas ibu sebesar 2 orang (1,7%), diikuti oleh adik sebesar 4 orang (3,4%). Sedangkan siswa bukan perokok dengan anggota keluarga yang bukan perokok mayoritas masing-masing yaitu ibu sebesar 115 orang (98,3%), diikuti oleh adik sebesar 113 orang (96,6%) dan minoritas paman sebesar 27 orang (23%), diikuti oleh ayah 42 orang (35,9%). Dapat dilihat pada tabel 5.4berikut:


(45)

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Siswa Laki-laki Bukan Perokok Dengan Anggota Keluarga Perokok/Bukan Perokok di Madarasah Aliyah

Negeri 2 Tanjung Pura Langkat Tahun 2014

Anggota keluarga

Siswa laki-laki Bukan Perokok (117/158)

Perokok Bukan Perokok

f % f %

Ayah 75 64,1 42 35,9

Ibu 2 1,7 115 98,3

Abang 42 35,9 75 64,1

Adik 4 3,4 113 96,6

Sepupu 41 3,5 76 65

Paman 90 77 27 23

Kakek 48 41 69 59

5. Distribusi frekuensi berdasarkan usia awal merokok

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas siswa laki-laki mulai merokok berusia 15 tahun sebanyak 9 orang (5,7%),usia 10 tahun, usia 12 tahun dan usia 14 tahun sebanyak 6 orang (3,8%). Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.5 berikut :


(46)

Tabel 5.5

Distribusi FrekuensiBerdasarkan Usia Awal MerokokFaktor-Faktor Yang Mempengaruhi Siswa laki-laki Terhadap Kejadian Merokok di Madarasah

Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat Tahun 2014

Usia awal merokok f %

10 tahun 6 3,8

11 tahun 2 1,3

12 tahun 6 3,8

13 tahun 5 3,2

14 tahun 6 3,8

15 tahun 9 5,7

16 tahun 5 3,2

17 tahun 2 1,3

Total 41 26,1

6. Distribusi frekuensi berdasarkan faktor awal merokok

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas faktor pertama yang mempengaruhi siswa laki-laki merokokadalah teman sebesar 16 orang (39%) faktor karena rasa ingin tahu sebesar11 orang (26,8%). Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.6dibawah ini:


(47)

Tabel 5.6

Distribusi FrekuensiBerdasarkan Faktor Awal Mempengaruhi MerokokSiswa laki-laki Terhadap Kejadian Merokok di Madarasah Aliyah Negeri 2

Tanjung Pura Langkat Tahun 2014

Faktor Awal Merokok f %

Merokok pertama kali karena iklan di TV 9 22 Merokok pertama kali karena rasa ingin tahu 11 26,8 Merokok pertama kali karena orang tua/keluarga 5 12,2 Merokok pertama kali karena teman 16 39

Total 41 100

7. Distribusi frekuensi faktor orangtua/keluarga

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensifaktor orangtua/keluargaterhadap kejadian merokok sebesar 19 orang (12%).Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.7 berikut :

Tabel 5.7

Distribusi FrekuensiBerdasarkan Faktor OrangtuaResponden Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Siswa laki-laki Terhadap Kejadian Merokok

di Madarasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat Tahun 2014

Faktor orangtua f %

Ada pengaruh 19 12.0

Tidak ada pengaruh 139 88.0

Total 158 100.0

8. Distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan faktor orangtua/keluarga

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden yang menjawab Ya pada pernyataan paman seorang perokok sebesar 129 orang (82%), ayah seorang perokok sebesar 108 orang (68,3%) dan minoritas responden menjawab Ya


(48)

pada pernyataan ibu seorang perokok sebesar 3 orang (1,9%). Dapat dilihat pada tabel 5.8 berikut :

Tabel 5.8

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Faktor Orangtua/Keluarga Responden Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Siswa Laki-Laki Terhadap Kejadian Merokok di Madarasah

Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat Tahun 2014

9. Distribusi frekuensi faktor teman

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi faktorteman terhadap kejadian merokok sebesar 74 orang (46,8%). Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.9 berikut :

No Pernyataan Jawaban

Ya Tidak

f % f %

7 Ayah anda seorang perokok 108 68,3 50 31,6

8 Ibu anda juga seorang perokok 3 1,9 155 98,1

9 Abang anda merokok 56 35,4 99 63

10 Adik anda juga merokok 13 8,2 145 92

11 Paman/om anda seorang perokok 129 82 29 18,3 12 Keluarga anda menyukai rokok 25 15,8 133 84,1

13 Kakek/atok anda juga merokok 71 45 87 55,0

14 Sepupu laki laki anda perokok 67 42,4 91 57,6 15 Jika anda merokok, salah satu anggota keluarga anda

dirumah akan membiarkan anda

10 6,3 148 93,6 16 Orang tua anda pernah memberikan jatah untuk

membeli rokok


(49)

Tabel 5.9

Distribusi FrekuensiBerdasarkan Faktor TemanFaktor-Faktor yang Mempengaruhi Siswa laki-laki Terhadap Kejadian Merokok

di Madarasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat Tahun 2014

Faktor teman f %

Ada pengaruh 74 46.8

Tidak ada pengaruh 84 53.2

Total 158 100.0

10. Distribusi jawaban responden berdasarkan faktor teman

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden yang menjawab Ya pada pernyataan responden pernah ditawari rokok oleh temannya sebesar 131 orang (82,9%), responden pernah diajak teman merokok dan teman-temannya juga merokok sebesar 110 orang (69,6%) dan minoritas menjawab Ya pada pernyataan jika teman merokok didepan responden, maka dia ikut merokok sebesar 30 orang (18,9%). Dapat dilihat pada tabel 5.10 dibawah ini :


(50)

Tabel 5.10

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Faktor Teman Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Siswa Laki-Laki Terhadap

Kejadian Merokokdi Madarasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat Tahun 2014

11. Distribusi frekuensi faktor kepribadian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi faktor kepribadian terhadap kejadian merokok sebesar 26 orang (16,5%). Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.11berikut :

No Pernyataan Jawaban

Ya Tidak

f % f %

17 Teman dekat di sekolah anda seorang perokok 63 39,9 95 60,1 18 Teman dekat di rumah anda juga seorang perokok 100 63,3 58 36,7

19 Teman teman anda merokok 110 69,6 48 30,4

20 Anda pernah di ajak teman anda untuk merokok 110 69,6 48 30,4 21 Anda pernah di tawari rokok oleh teman anda 131 82,9 27 17,0 22 Teman anda pernah menitip kepada anda untuk

membeli rokok

96 60,7 62 39,2 23 Anda pernah membelikan rokok untuk teman anda 60 37,9 98 62,0 24 Teman anda pernah membelikan rokok untuk anda 46 29,1 112 70,8 25 Teman anda pernah merokok bersama anda 67 42,4 91 57,6 26 Jika teman anda merokok di depan anda, anda akan

ikut merokok


(51)

Tabel 5.11

Distribusi FrekuensiBerdasarkan Faktor KepribadianFaktor-Faktor yang Mempengaruhi Siswa laki-laki Terhadap Kejadian Merokok

di Madarasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat Tahun 2014

Faktor kepribadian f %

Ada pengaruh 26 16.5

Tidak ada pengaruh 132 83.5

Total 158 100.0

12. Distribusi jawaban responden berdasarkan faktor kepribadian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden yang menjawab Ya pada pernyataan merokok dapat menghilangkan stress sebesar 51 orang (32,3%), merokok dapat membuat perasaan tenang sebesar 49 orang (31%) dan minoritas menjawab Ya pada pernyataan merokok dapat menyelesaikan masalah sebesar 17 orang (10,7%). Dapat dilihat pada tabel 5.12 dibawah ini:


(52)

Tabel 5.12

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Faktor Kepribadian Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Siswa Laki-Laki Terhadap

Kejadian Merokokdi Madarasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat Tahun 2014

13.Distribusi frekuensi faktor iklan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi faktor iklan terhadap kejadian merokok sebesar 94 orang (59,5%). Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.13 berikut :

No Pernyataan Jawaban

Ya Tidak

f % f %

27 Merokok membuat seseorang menjadi dewasa 29 18,3 129 81,6 28 Merokok membuat seseorang lebih percaya diri 23 14,5 135 85,4 29 Merokok membuat seseorang terlihat gaya 37 23,4 121 76,6 30 Merokok membuat seseorang dapat menghilangkan

stress

51 32,3 107 67,7 31 Merokok membuat perasaan seseorang menjadi lebih

tenang

49 31,0 109 68,9 32 Merokok dapat menghilangkan rasa tertekan dari

suatu masalah

37 23,4 121 76,6 33 Merokok membuat seseorang lebih kreatif 18 11,4 140 88,6 34 Merokok membuat seseorang semangat beraktifitas 25 15,8 133 84,2 35 Merokok dapat menghilangkan rasa ketakutan 25 15,8 133 84,2 36 Merokok membuat seseorang dapat menyelesaikan

masalah


(53)

Tabel 5.13

Distribusi FrekuensiBerdasarkan Faktor IklanFaktor-Faktor Yang Mempengaruhi Siswa laki-laki Terhadap Kejadian Merokok

di Madarasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat Tahun 2014

Faktor iklan f %

Ada pengaruh 94 59.5

Tidak ada pengaruh 64 40.5

Total 158 100.0

14. Distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan faktor iklan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwamayoritas responden yang menjawab Yapada pernyataan peraturan yang mewajibkan pencantuman label peringatan bahaya merokok disetiap bungkus rokok sebesar 133 orang (84,2%), pentingnya adanya larangan merokok ditempat umum, sekolah, tempat ibadah sebesar 119 orang (75,3%), responden sering menyaksikan iklan rokok sebesar 106 orang (67%), pentingnya adanya pembatasan jam tayang iklan rokok sebesar 103 orang (65,2%), perlunya pemerintah menaikkan harga rokok sebesar 100 orang (63,3%). Dapat dilihat pada tabel 5.14berikut:


(54)

Tabel 5.14

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Faktor Iklan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Siswa Laki-Laki Terhadap

Kejadian Merokokdi Madarasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat Tahun 2014

15. Hubungan faktor orangtua/keluarga dengan kejadian merokok

Berdasarkan hasil penelitian, pada tabel 5.15 menunjukkan bahwa hubungan antara faktor orangtua/keluarga dengan kejadian merokok diperoleh dari 139 respondendidapatkan siswa yang merokok tidak berpengaruh oleh orangtua/keluarga sebesar 30 orang (21,6%) dan siswa yang tidak merokok tidak berpengaruh oleh

No Pernyataan Jawaban

Ya Tidak

f % f %

37 Iklan rokok dapat mempengaruhi seseorang untuk merokok

86 54,4 72 45,5 38 Iklan rokok membuat seseorang tertarik merokok 77 48.7 81 51,3 39 Iklan rokok sangat bagus untuk merokok 23 14,5 135 85,4 40 Iklan rokok dapat memotivasi seseorang untuk

merokok

72 45,5 86 54,4 41 Pemberlakuan larangan merokok di tempat umum,

sekolah dan temapt ibadah sangat diperlukan

119 75,3 39 24,7 42 Pemerintah sebaiknya menaikkan harga rokok 100 63,3 58 36,7 43 Pembatasan jam tayang untuk iklan rokok sangat

diperlukan

103 65,2 55 34,8 44 Pelarangan seluruh iklan rokok juga sangat

diperlukan

122 77,2 36 22,8 45 Setiap kali menonton TV, saya sering menyaksikan

iklan rokok

106 67,0 52 32,9 46 Peraturan yang mewajibkan pencantuman label

peringatan bahaya merokok di setiap bungkus rokok sangat diperlukan


(55)

orangtua/keluarga sebesar 109 orang (78,4%). Sedangkan dari 19 responden siswa yang merokok ada pengaruh oleh orangtua/keluarga sebesar 11 orang (57,9%) dan siswa yang tidak merokok ada pengaruh oleh orangtua/keluarga sebesar 8 orang (42,1%).

Setelah dilakukan Uji statistik menggunakan Fisher Exact dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 dengan ketentuan (P<0,05) maka didapatkan nilai P=0,002 bahwa ada hubungan yang signifikan antara faktor orangtua/keluarga dengan kejadian merokok. Analisis keeratan hubungan dua variabel didapatkan OR = 0,2 (95% CI:0,074-0,542) artinya faktor orangtua/keluarga berpengaruh mempunyai peluang 0,2 kali pada siswa yang merokok.

Tabel 5.15

Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Orangtua/Keluarga Dengan Kejadian Merokok pada Siswa Laki-Laki di Madrasah Aliyah

Negeri 2 Tanjung Pura Langkat Tahun 2014

Faktor Orangtua

Kejadian Merokok Total P Value OR(95% CI) Merokok Tidak merokok

Tidak ada pengaruh 30 (21,6%) 109 (78,4%) 139 0,002 0,2 (0,074-0,542) Ada pengaruh 11 (57,9%) 8 (42,1%) 19

Total 41 (25,9%) 117 (74,1%) 158

16. Hubungan faktor teman dengan kejadian merokok

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.16 menunjukkan bahwa hubungan antara faktor teman dengan kejadian merokok diperoleh dari 84 respondendidapatkan siswa yang merokok tidak berpengaruh oleh orangtua/keluarga sebesar 4 orang (4,8%) dan siswa yang tidak merokok tidak berpengaruh oleh teman sebesar 80 orang


(56)

(95,2%). Sedangkan dari 74 responden siswa yang merokok ada pengaruh oleh teman sebesar 37 orang (50%) dan siswa yang tidak merokok ada pengaruh oleh teman sebesar 37 orang (50%).

Setelah dilakukan Uji statistik menggunakan Continuity Correction dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 dengan ketentuan (P<0,05) maka didapatkan nilai P=0,000 bahwa ada hubungan yang signifikan antara faktor teman dengan kejadian merokok. Analisis keeratan hubungan dua variabel didapatkan OR = 0,05 (95% CI:0,017-0,151) artinya faktor teman berpengaruh mempunyai peluang 0,05 kali pada siswa yang merokok.

Tabel 5.16

Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Teman Dengan Kejadian Merokok pada Siswa Laki-Laki di Madrasah Aliyah Negeri 2

Tanjung Pura Langkat Tahun 2014

Faktor Teman Kejadian Merokok Total P Value OR(95% CI) Merokok Tidak merokok

Tidak ada pengaruh 4 (4,8%) 80 (95,2%) 84 0,000 0,05 (0,017-0,151) Ada pengaruh 37 (50,0%) 37 (50,0%) 74

Total 41 (25,9%) 117 (74,1%) 158 17. Hubungan faktor kepribadian dengan kejadian merokok

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.17 menunjukkan bahwa hubungan antara faktor kepribadian dengan kejadian merokok diperoleh dari 132 respondendidapatkan siswa yang merokok tidak berpengaruh oleh orangtua/keluarga sebesar 20 orang (15,2%) dan siswa yang tidak merokok tidak berpengaruh oleh kepribadian sebesar 112 orang (84,8%). Sedangkan dari 26 responden siswa yang merokok ada pengaruh oleh kepribadian sebesar 21 orang (80,8%) dan siswa yang tidak merokok ada pengaruh oleh teman sebesar 5 orang (19,2%).


(57)

Setelah dilakukan Uji statistik menggunakan Continuity Correction dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 dengan ketentuan (P<0,05) maka didapatkan nilai P=0,000 bahwa ada hubungan yang signifikan antara faktor kepribadian dengan kejadian merokok. Analisis keeratan hubungan dua variabel didapatkan OR = 0,04 (95% CI:0,014-0,126) artinya faktor kepribadian berpengaruh mempunyai peluang 0,04 kali pada siswa yang merokok.

Tabel 5.17

Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Kepribadian Dengan Kejadian Merokok pada Siswa Laki-Laki di Madrasah Aliyah Negeri 2

Tanjung Pura Langkat Tahun 2014 Faktor

Kepribadian

Kejadian Merokok Total P Value OR(95% CI) Merokok Tidak merokok

Tidak ada pengaruh 20 (15,2%) 112 (84,8%) 132 0,000 0,04 (0,014-0,126) Ada pengaruh 21 (80,8%) 5 (19,2%) 26

Total 41 (25,9%) 117 (74,1%) 158 18. Hubungan faktor iklan dengan kejadian merokok

Berdasarkan hasil penelitian, pada tabel 5.18 menunjukkan bahwa hubungan antara faktor iklan dengan kejadian merokok diperoleh dari 64 respondendidapatkan siswa yang merokok tidak berpengaruh oleh iklan sebesar 20 orang (31,2%) dan siswa yang tidak merokok tidak berpengaruh oleh iklan sebesar 44 orang (68,8%). Sedangkan dari 94 responden siswa yang merokok ada pengaruh oleh iklan sebesar 21 orang (22,3%) dan siswa yang tidak merokok ada pengaruh oleh iklan sebesar 73 orang (77,7%)

Setelah dilakukan Uji statistik menggunakan Continuity Correction dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 dengan ketentuan (P<0,05) maka didapatkan nilai P=0,285 bahwa ada hubungan yang signifikan antara faktor iklan dengan kejadian


(58)

merokok. Analisis keeratan hubungan dua variabel didapatkan OR = 1,58 (95% CI:0,771-3,238) artinya faktor iklan berpengaruh mempunyai peluang 1,58 kali pada siswa yang merokok.

Tabel 5.18

Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Iklan Dengan Kejadian Merokok pada Siswa Laki-Laki di Madrasah Aliyah Negeri 2

Tanjung Pura Langkat Tahun 2014

Faktor Iklan Kejadian Merokok Total P Value OR(95% CI) Tidak merokok Merokok

Tidak ada pengaruh 20 (31,3%) 44 (68,8%) 64 0,285 1,58 (0,771-3,238) Ada pengaruh 21 (22,3%) 73 (77,7%) 94

Total 41 (25,9%) 117(74,1%) 158

19. Analisis bivariat antara variabel orangtua, teman, kepribadian dan iklan dengan kejadian merokok

Dalam penelitian ini ada 4 variabel diduga berhubungan dengan kejadian merokok yaitu orangtua/keluarga, teman, kepribadian dan iklan. Setelah dilakukan uji G (Rasio log-likehood) diperoleh masing-masing variabel memiliki nilai p< 0,25 dan memiliki kemaknaan secara substansi sehingga dapat dimasukkan kedalam model multivariat. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.19 berikut :


(59)

Tabel 5.19

Analisis Bivariat Antara Orangtua, Teman, Kepribadian dan Iklan Dengan Kejadian Merokok Pada Siswa Laki-Laki di Madrasah Aliyah Negeri 2

Tanjung Pura Langkat Tahun 2014

No Variabel Log-Likelihood G P Value

1. Orangtua 170,862 10,056 0,002

2. Teman 134,748 46,170 0,000

3. Kepribadian 137,743 43,175 0,000

4. Iklan 179,361 1,557 0,211

20. Analisis multivariat regresi logistik antara variabel orangtua, teman, kepribadian dan iklan dengan kejadian merokok

Berdasarkan tabel 5.20, hasil analisis multivariat regresi logistik antara variabel orangtua, teman, kepribadian, dan iklan terlihat bahwa signifikasi log-likelihood < 0,05 (p = 0,000). Namun secara signifikan terdapat 2 (dua) variabel yang P wald atau p valuenya > 0,05 yaitu variabel orangtua P value = 0,548 dan iklan P value = 0,943. Dengan demikian perlu dilakukan pengeluaran variabel yang dilakukan bertahap secara satu persatu dimulai dari variabel yang p value nya tertinggi yaitu variabel iklan dengan tidak dimasukkan ke dalam proses model selanjutnya.


(60)

Tabel 5.20

Analisis Multivariat Antara Orangtua, Teman, Kepribadian dan Iklan Dengan Kejadian Merokok Pada Siswa Laki-Laki di Madrasah Aliyah Negeri 2

Tanjung Pura Langkat Tahun 2014

No Variabel B P Wald OR 95% CI

1. Orangtua 0,557 0,548 1,74 0,283-10,758

2. Teman 3,259 0,000 26,03 6,168-109,898 3. Kepribadian -3,515 0,000 0,03 0,006-0,141

4. Iklan -0,038 0,943 0,96 0,344-2,696

-2 log Likelihood = 102,720 G = 78,198 P Value = 0,000 21. Analisis multivariat regresi logistik antara variabel orangtua, teman dan

kepribadian dengan kejadian merokok

Berdasarkan tabel 5.20, hasil analisis regresi logistik antara variabel orangtua, teman, dan kepribadian, terlihat bahwa signifikasi log-likelihood < 0,05 (p = 0,000). Namun secara signifikan terdapat 1 (satu) variabel yang P wald atau P valuenya > 0,05 yaitu variabel orangtua P value = 0,532. Dengan demikian perlu dilakukan pengeluaran variabel orangtua dari proses model. Selanjutnya proses lagi dengan hanya memasukkan variabel teman dan kepribadian.

Tabel 5.21

Analisis Multivariat Antara Orangtua, Teman, dan Kepribadian Dengan Kejadian Merokok Pada Siswa Laki-Laki di Madrasah Aliyah Negeri 2

Tanjung Pura Langkat Tahun 2014

No Variabel B P Wald OR 95% CI

1. Orangtua 0,570 0,532 1,76 0,296-10,553

2. Teman 3,261 0,000 26,07 6,177-110,056

3. Kepribadian -3,510 0,000 0,03 0,006-0,141


(61)

22. Analisis multivariat regresi logistik antara variabel teman dan kepribadian dengan kejadian merokok

Berdasarkan tabel 5.22, hasil analisis multivariat regresi logistik antara variabel teman dan kepribadian, terlihat baik bahwa signifikasi log-likelihood < 0,05 (P= 0,000) dan secara signifikan P wald atau P valuenya < 0,05 yaitu variabel teman P value = 0,000 dan variabel kepribadian P value = 0,000. Dengan demikian kedua variabel tersebut berhubungan secara signifikan dengan kejadian merokok.

Tabel 5.22

Analisis Multivariat Antara Teman dan Kepribadian Dengan Kejadian Merokok Pada Siswa Laki-Laki di Madrasah Aliyah Negeri 2

Tanjung Pura LangkatTahun 2014

No Variabel B P Wald OR 95% CI

1. Teman 3,138 0,000 23,04 5,990-88,691

2. Kepribadian -3,332 0,000 0,03 0,009-0,150

-2 log Likelihood = 103,132 G = 77,787 P Value = 0,000

23. Analisis multivariat regresi logistik uji interaksi antara variabel teman dan kepribadian dengan kejadian merokok

Berdasarkan tabel 5.23, hasil uji interaksi ini terlihat adanya interaksi antara variabel teman dengan kepribadian dengan P value = 0,000 sehingga hubungan teman dengan kejadian merokok memberikan efek yang sama terhadap ada tidaknya pengaruh dari faktor tersebut.


(62)

Tabel 5.23

Analisis Multivariat Uji Interaksi Antara Teman dan Kepribadian Dengan Kejadian Merokok Pada Siswa Laki-Laki di Madrasah Aliyah Negeri 2

Tanjung Pura Langkat Tahun 2014

Interaksi -2 Log Likelihood G P Value

Tanpa interaksi 103,132 - -

Teman * Kepribadian 103,132 77,787 0,000

24. Analisis multivariat regresi logistik uji tanpa interaksi variabel teman dan kepribadian dengan kejadian merokok

Berdasarkan tabel 5.24 dari keseluruhan proses analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dari 4 variabel independen yang berhubungan dengan kejadian merokok terdapat dua variabel yang secara signifikan berhubungan dengan kejadian merokok yaitu teman dan kepribadian. Faktor teman memiliki pengaruh berpeluang dengan siswa yang merokok 23,04 kali (95% CI:5,99-88,69). Sedangkan faktor kepribadian memiliki pengaruh peluang 0,03 kali (95% CI:0,009-0,150). Sehingga dari dua variabel tersebut, variabel teman yang paling dominan dengan siswa yang merokok.

Tabel 5.24

Analisis Multivariat Uji Tanpa Interaksi Antara Teman dan Kepribadian Dengan Kejadian Merokok Pada Siswa Laki-Laki di Madrasah Aliyah

Negeri 2Tanjung Pura Langkat Tahun 2014

Variabel B P Wald OR 95% CI

Teman 3,138 0,000 23,04 5,99-88,691 Kepribadian -3,332 0,000 0,03 0,009-0,150

Constant 0,668 0,018


(63)

B.Pembahasan

1. Karakteristik Responden

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besar usia siswa laki-laki berumur 16 tahun sebanyak 75 orang (47,5%). Secara teori hal ini berkaitan dengan batasan usia remaja yang diberikan oleh (WHO 1974, dalam Sarwono (2010)) membagi batasan usia remaja pria yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 tahun. Dimana masa remaja merupakan masa perkembangan psikologis dan identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa serta terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri (Muangman, 1980).

Mayoritas suku siswa laki-laki adalah Melayu sebanyak 69 orang (43,7%), mayoritas pendidikan orangtua responden adalah SMA sebanyak 69 orang (43,7%), mayoritas pekerjaan orangtua responden adalah wiraswasta sebanyak 73 orang (46,2%).

2. Distribusi frekuensi perokok a. Siswa laki-laki perokok

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh dari 158 responden didapatkan siswa laki-laki perokok sebesar 41orang (25,9%). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Hasanah dan Sulastri (2011) yang dilakukan pada siswa laki-laki kelas XI dan XII di Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali menggunakan wawancara menyatakan jumlah perokok dari 173 siswa laki-laki sebesar 89 orang (±80%) adalah perokok. Dari hasil penelitian yang dilakukan Rustanto (2011) di SMK Yapenda 2 Wiradesa Kabupaten Pekalongan mengatakan bahwa dari 492 siswa sebesar 25% siswanya adalah perokok.

Hal ini menyimpulkan bahwa prevalensi perokok di Indonesia terus mengalami peningkatan yang signifikan sehingga dapat mengancam kesehatan dan kualitas sumber daya manusia Indonesia khususnya dikalangan remaja. hal tersebut sesuai


(64)

dengan data WHO (2005) yang menunjukkan ada 1,3 miliar perokok didunia, 84% berasal dari negara berkembang dan 30% merupakan perokok remaja.

Upaya yang dilakukan pemerintah untuk mencegah dan menanggulangi kebiasaan merokok pada remaja telah tertuang dalam Visi Indonesia Sehat 2010 yang dijabarkan dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) meliputi 5 tatanan yaitu tatanan rumah tangga, tempat kerja, tempat umum, tempat sekolah dan sarana kesehatan. Upaya menghentikan kebiasaan merokok menjadi tugas dan tanggung jawab dari segenap lapisan masyarakat termasuk tenaga kesehatan dan petugas kesehatan lainnya seperti upaya penyuluhan khususnya dikalangan remaja dan bisa dikaitkan dengan upaya penanggulangan bahaya narkoba.

b. Anggota keluarga perokok

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 41 siswa perokok sebagian besar anggota keluarga yang merokok masing-masing adalah paman sebesar 39 orang (95,1%), ayah sebesar 33 orang (80,5%) dan sebagian kecil adalah ibu sebesar 1 orang (2,4%).

Hal ini berkaitan dengan hasil penelitian Hasanah dan Sulastri (2011) pada siswa laki-laki kelas XI dan XIIdi Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali bahwa pengaruh orangtua dengan perilaku merokok responden menunjukkan sebagian besar responden cukup mendukung yaitu sebanyak 20 responden (43%).

Berdasarkan survei 2004 hampir tiga perempat dari rumah tangga di Indonesia memiliki anggaran belanja rokok, itu artinya minimal ada satu perokok di dalam rumah. Hal ini menunjukkan bahwa kebiasaan anggota keluarga merokok seperti paman dan orangtua cukup mempengaruhi remaja untuk merokok dan remaja mudah meniru perilaku baik atau buruk dari anggota keluarga yang serumah maupun tidak, akan tetapi tidak menutup kemungkinan remaja tidak terpengaruh oleh anggota


(65)

keluarga bila remaja telah mendapatkan informasi atau penyuluhan tentang dampak merokok.

3. Distribusi frekuensi usia awal merokok

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa laki-laki mulai merokok sejak usia 15 tahun sebesar 9 orang (5,7%), usia 10 tahun, 12 tahun, dan 14 tahun sebesar 6 orang (3,8%). Hal ini berkaitan dengan hasil penelitian Rosdiana (2011) yang dilakukan disekolah Bakti Mulya 400 Jakarta pada remaja 270 responden rata-rata usia tertinggi saat mencoba rokok pada rentang usia 14-15 tahun (20%), diikuti pada rentang usia 12-13 tahun sebanyak 36 responden (13,3%) dan sebanyak 21 responden (7,8%) setelah berusia 15 tahun. Penelitian dari GYTS (2006), yang dulakukan terhadap remaja berusia 13-15 tahun bahwa sebanyak 24,5% remaja laki-laki perokok. Bahkan 3 dari 10 pelajar mencoba merokok sejak usia dibawah 10 tahun (Jaya, 2009).

Proporsi penduduk umur ≥ 15 tahun yang merokok dan mengunyah tembakau cenderung meningkat dalam Riskesdes 2007 sebesar 34,2%. Riskesdes 2010 sebesar 34,7% dan Riskesdes 2013 sebesar 36,3%). Proporsi tertinggi pada tahun 2013 adalah NTT sebesar 55,6%. Menurut Menkes, kecenderungan merokok dikalangan remaja umur 15-19 tahun di Indonesia semakin meningkat sebanyak 3 kali lipat dari 7 % (Susenas, 1995) menjadi 43,3% (Susenas, 2010). Senada dengan data tersebut, hasil Riskesdes 2010, menunjukkan presentase anak memulai perilaku merokok pada umur 10-14 tahun sebesar 17,5%.

4. Distribusi frekuensi faktor awal merokok

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar faktor yang pertama mempengaruhi siswa merokok adalah teman sebesar 16 orang (39%) dan faktor karena rasa ingin tahu sebesar 11 orang (26,8%). Hal ini berkaitan dengan


(66)

penelitian Leventhal (Smet. 1994) dimana merokok tahap awal itu dilakukan dengan teman-teman sebesar 64%.

Secara teori Oskamp (Smet, 1994) mulai merokok terjadi akibat pengaruh lingkungan sosial seperti teman-teman, kawan sebaya, orangtua, saudara-saudara dan media. Pendapat lain oleh Agus (2009), dalam Frihartine (2013) mengungkapkan bahwa hal yang mempengaruhi remaja merokok paling besar adalah teman satu kelompok yang merokok. Remaja terjebak dalam perilaku merokok agar memperoleh keuntungan psikososial antara lain agar diterima dalam lingkungan sebaya, ingin terlihat lebih dewasa dan merasa lebih nyaman.

Melalui hubungan teman sebaya, remaja belajar mengambil keputusan sendiri dan melakukan segala hal dengan mandiri seraya mempelajari pola perilaku yang diterima dan dilakukan oleh teman atau kelompoknya (Endrawanch (2009), dalam Frihartine (2013)).

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi siswa merokok a. Orangtua/keluarga

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan pengaruh orangtua/keluarga terhadap siswa perokok diperoleh dari 19 responden sebesar 11 orang (57,9%) sedangkan siswa yang tidak merokok berpengaruh oleh orangtua sebesar 8 orang (42,1%) dan didapatkan nilai P=0,002 bahwa ada hubungan yang signifikan antara orangtua/keluarga dengan kejadian merokok. analisis keeratan hubungan dua variabel didapatkan OR=0,2 (95% CI:0,074-0,542) artinya faktor orangtua/keluarga berpengaruh mempunyai peluang 0,2 kali pada siswa yang merokok.

Penelitian ini sejalan dengan Rustanto (2011) di SMK Yapenda 2 Wiradesa Kabupaten Pekalongan menunjukkan pengaruh lingkungan keluarga dengan P Value=0,000<0,5 yaitu ada hubungan lingkungan keluarga dengan kejadian merokok.


(1)

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95,0% C.I.for EXP(B) Lower Upper Step 1a Teman(1) 3.138 .688 20.825 1 .000 23.048 5.990 88.691

Kepribadian -3.332 .731 20.779 1 .000 .036 .009 .150 Constant .668 .282 5.609 1 .018 1.950

a. Variable(s) entered on step 1: Teman, Kepribadian.

DARI HASIL ANALISIS DIATAS TERLIHAT ADANYA INTERAKSI ANTARA TEMAN DAN KEPRIBADIAN P VALUE 0,000<0,05

KESIMPULAN DIATAS BAHWA VARIABEL TEMAN MERUPAKAN VARIABEL YANG PALING DOMINAN DENGAN KEJADIAN MEROKOK YAITU OR/Exp(B) NYA 23,04 KALI PALING BEREPELUANG


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I . DATA-DATA PRIBADI (Personal Details)

Nama : Siti Patimah

Tempat Tgl Lahir : Tanjung Pura, 11 September 1991

Alamat : Jln.T.Amir Hamzah Gg.Sentosa No.19 Tanjung Pura-Langkat

Status : Belum Kawin

Umur : 22 Tahun

Telp/HP : 082276024750

II. PENDIDIKAN FORMAL (Formal Education)

1996 – 1998 :TK AL-ANSHAR RAUDAHATUL IMAN TANJUNG PURA

1998 – 2004 : SDN 1 050724 TANJUNG PURA

2004 – 2007 : MTsn TANJUNG PURA

2007 – 2010 : MAN 2 TANJUNG PURA

2010 – 2013 : D-III KEBIDANAN KHOLISATUR RAHMI BINJAI

2013 – 2014 : D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN