Kadar Zat Terbang Kadar Abu

38 Menurut penelitian yang dilakukan oleh Onrizal 2004 di Taman Nasional Danau Sentarum, Kalimantan Barat menyatakan bahwa kadar air terendah terdapat pada bagian batang. Hal ini disebabkan karena batang lebih banyak disusun oleh selulosa, hemiselulosa dan lignin serta zat ekstraktif sehingga bagian batang sedikit terisi oleh air. Sedangkan pada bagian daun tersusun atas rongga stomata yang sedikit diisi oleh bahan penyusun kayu seperti selulosa, hemiselulosa dan lignin Hal yang sama juga ditambahkan Amira 2008 dimana daun memiliki kadar air yang tinggi karena merupakan unit fotosintesis yang pada umumnya memiliki banyak rongga sel yang diisi oleh air dan unsur hara mineral.

2. Kadar Zat Terbang

Zat terbang menunjukkan kandungan zat-zat yang mudah menguap dan hilang pada pemanasan 950 o C yang tersusun dari senyawa alifatik, terpena serta fenolik. Rata-rata kadar zat terbang berbagai bagian tanaman karet memiliki presentase rata-rata yang berbeda yang disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Variasi Rata-rata Kadar Zat Terbang Pada Berbagai Bagian Tanaman Karet Hevea brasiliensis Muell. Arg. No Zat Terbang Sampel Tebang Batang Cabang Daun 1 1 38,28 49,28 73,98 2 2 32,32 47,65 73,42 3 3 37 51,9 74,18 Rataan 35,87 49,61 73,86 Berdasarkan hasil analisis laboratorium yang disajikan dalam Tabel. 4, kadar zat terbang terbesar terdapat pada bagian daun dengan presentase rataan 73,86. Presentase rataan kadar zat terbang pada bagian cabang yaitu sebesar 49,61 dan rataan kadar zat terbang terkecil terdapat pada bagian batang yaitu 39 sebesar 35,87. Menurut Hilmi 2003, kadar zat terbang tertinggi yang ditemukan pada bagian daun diakibatkan oleh karena memiliki kadar zat terbang tertinggi karena daun tersusun atas klorofil a dan klorofil b dengan bobot molekul tinggi sehingga meningkatkan kadar abu pada proses karbonisasi.

3. Kadar Abu

Jumlah Kadar abu dan kadar zat terbang memiliki hubungan terbalik. Semakin tinggi kadar karbon terikat dalam kayu, maka semakin rendah kadar abu dan zat terbang. Kadar abu merupakan kadar oksika logam yang tersisa pada pemanasan tinggi, yang terdiri dari mineral-mineral terikat kuat seperti kalsium, kalium dan magnesium. Abu merupakan sisa dari pembakaran bahan-bahan yang mengandung bahan organik. Variasi rata-rata kadar abu pada setiap bagian tanman karet disajikan dalam Tabel 5. Tabel 5. Variasi Rata-rata Kadar Abu Sampel Tebang Pada Berbagai Bagian Tanaman Karet Hevea brasiliensis Muell. Arg. No Abu Sampel Tebang Batang Cabang Daun 1 1 2,35 1,90 4,45 2 2 2,81 3,53 4,44 3 3 1,92 1,87 4,01 Rataan 2,36 2,43 4,30 Berdasarkan hasil analisis laboratorium yang disajikan pada Tabel 5, kadar abu terbesar terdapat pada bagian daun dengan presentase rataan 4,30. Presentase rataan kadar abu pada bagian cabang yaitu sebesar 2,43, sedangkan presentase rataan kadar abu terkecil terdapat pada bagian batang yaitu sebesar 2.36. Daun memiliki kadar abu terbesar dikarenakan daun mengandung lebih banyak bahan organik dibanding dengan bagian tanaman karet lainnya. Hal itu 40 mengakibatkan pada proses pengabuan bahan organik akan mengalami pembakaran dan menyisakan bahan anorganik. Menurut Alpian 2011, nilai kadar abu pada berbagai bagian tanaman memiliki perbedaan dikarenakan kandungan bahan organik yang berbeda pada bagian tanaman tersebut. Hal tersebut juga ditambahkan oleh Hendra dan Winarni 2003 yang menyatakan bahwa bahan baku yang digunakan memiliki komposisi kimia dan jumlah mineral yang berbeda-beda sehingga mengakibatkan kadar abu yang dihasilkan berbeda pula. Presentase rataan zat terbang dan kadar abu pada yang tinggi pada bagian cabang dan daun menjadikan kadar karbon pada bagian bagian cabang dan daun menjadi lebih rendah dari bagian batang.

4. Kadar Karbon

Dokumen yang terkait

Respons Pertumbuhan Stum Mata Tidur Karet (Hevea brasilliensis Muell Arg.) Dengan Pemberian Air Kelapa Dan Pupuk Organik Cair.

15 91 108

Intersepsi Pada Berbagai Kelas Umur Tegakan Karet (Hevea brasiliensis) (Studi Kasus Di Desa Huta II Tumorang, Kecamatan Gunung Maligas, Kabupaten Simalungun)

2 56 84

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) di Perkebunan Rakyat Desa Tarean, Kecamatan Silindak, Kabupaten Serdang Bedagai

3 65 57

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) di Perkebunan Rakyat Desa Tarean, Kecamatan Silindak, Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 12

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) di Perkebunan Rakyat Desa Tarean, Kecamatan Silindak, Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 2

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) di Perkebunan Rakyat Desa Tarean, Kecamatan Silindak, Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 3

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) di Perkebunan Rakyat Desa Tarean, Kecamatan Silindak, Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 6

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) di Perkebunan Rakyat Desa Tarean, Kecamatan Silindak, Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 2

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) di Perkebunan Rakyat Desa Tarean, Kecamatan Silindak, Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 7

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) di Perkebunan Rakyat Desa Tarean, Kecamatan Silindak, Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 11