Penentuan Kadar Karbon Tanah

32

2. Penentuan Kadar Abu

Prosedur penentuan zat terbang menggunakan American Society For Testing Material ASTM 2866-94. Prosedurnya adalah sebagai berikut: a. Sisa contoh uji dari penentuan kadar zat terbang dimasukkan ke dalam oven listrik bersuhu 900 o C selama 6 jam. b. Selanjutnya dimasukkan ke dalam desikator dan kemudian ditimbang untuk mencari berat akhirnya. c. Berat akhir abu dinyatakan dalam persen terhadap berat kering tanur contoh uji merupakan kadar abu contoh uji. Pengukuran persen zat terbang terhadap sampel dari tiap bagian tanaman dilakukan sebanyak tiga kali ulangan. Persentase Kadar abu dihitung dengan rumus: Kadar abu =

3. Penentuan Kadar Karbon

Penentuan kadar karbon contoh uji dari tiap bagian tanman menggunakan Standar Nasional Indonesia SNI 06-3730-1995, dimana kadar karbon contohuji merupakan hasil pengurangan 100 terhadap kadar zat terbang dan kadar abu. Penentuan kadar karbon terikat fixed carbon ditentukan berdasarkan rumus berikut ini: Kadar karbon terikat arang = 100-kadar zat terbang arang-kadar abu. 33 Penyusunan Model Alometrik Penelitian ini merupakan penelitian yang membutuhkan data tanaman dari berbagai kelas umur yang berasal dari satu tim peneliti dalam menyusun model yang signifikan dan terbaik. Jumlah sampel yang dibutuhkan dalam menyusun persamaan alometrik yaitu sebanyak 9 sembilan tanaman tebang yang berasal dari kelas umur 5 tahun, 10 tahun dan 15 tahun masing-masing sebanyak 3 tiga tanaman contoh. Data tersebut akan digabung dan akan dibuat model persamaan alometrik penaksiran biomassa dan karbon tanman serta bagian-bagian tanaman satu atau lebih peubah dimensi tanaman berikut: Ŷ = β o + β 1 D + β 2 D 2 Ŷ = β o D 81 Ŷ = β o + β 1 D 2 H Ŷ = β o D β1 H β2 Keterangan : Ŷ = Taksiran nilai biomassa atau karbon tanaman kgtanaman D = Diameter tanman dbh cm H = Tinggi tanaman m β o , β 1 , β 2 = Konstanta parameter regresi Pemilihan Model Alometrik Terbaik Persamaan regresi terbaik akan dipilih dari model-model hipotetik di atas dengan menggunakan berbagai kriteria statistik, yakni goodness of fit, koefisien determinasi R 2 , analisis sisa serta pertimbangan kemudahan untuk pemakaian, Model akan diolah menggunakan software SPSS 16.0. 34 Analisis Data • Hasil pendugaan simpanan karbon yang telah diperoleh akan diuji secara statistik dengan rancangan percobaan yang sesuai. Rancangan percobaan yang dipakai adalah rancangan tersarang nested design. Model Persamaan: Y ijk = µ+ T i + β ji + ∑ ijk i= 1, 2,3, j = 1,2,3 k = 1,2,3 Dimana : Y ijk = Respon banyaknya kandungan karbon perkebunan ke-i, vegetasi ke-j dan ulangan ke-k µ = Rataan Umum T i = Pengaruh faktor perkebunan ke-i terhdap respon β ji = Pengaruh vegetasi ke-j yang tersarang pada perkebunan ke-i ∑ ijk = Pengaruh galat acak respon pada perkebunan ke-i, vegetasi ke-j yang tersarang pada perkebunan ke-i dan ulangan ke-k Analisis perbedaan kadar karbon pada bagaian-bagian pohon dilakukan analisis dengan uji lanjut Duncan. 35 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Tanaman Karet Hevea brasiliensis Muell. Arg. Terpilih. Hasil inventarisasi yang dilakukan untuk memilih tanaman contoh yang dilakukan dengan metode purposive sampling menunjukkan bahwa diameter terkecil tanman karet yaitu sebesar 10,25 cm dan diameter terbesar adalah 13,69 cm. Pada diameter 10,25 memiliki tinggi total sebesar 13,2 m, sedangkan pada diameter 13,69 memiliki tinggi total sebesar 12,6 m dan pada diameter 13,37 memiliki tinggi total 11,6 m. Rataan kelas diameter tanaman karet yang ditebang dan dijadikan tanaman contoh adalah 12,44 cm, rataan tinggi bebas cabang sebesar 4.03 m serta tinggi total sebesar 12,47 m. Tabel 2. Karakteristik Tanaman Karet Hevea brasiliensis Muell. Arg. No Plot H m H bc m Bobot Basah Kg Total Bobot Basah kg DBH cm Batang Cabang Daun 1 13,2 5,8 10,25 75,8 31,6 21,4 128,8 2 12,6 2,2 13,69 67,7 28,3 23,1 119,1 3 11,6 41 13,37 68 29,7 18,3 116 Rataan 12,47 4,03 12,44 70,5 29,87 20,93 363,9 Keterangan : DBH = Diameter at Breast Height Diameter Setinggi Dada H bc = Tinggi Bebas Cabang H = Tinggi Total Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa bobot basah masing- masing tanaman karet dan masing-masing bagiannya berbeda-beda. Perbedaan tersebut disebabkan komposisi penyusun tiap bagian tanman tersebut. Pada bagian batang lebih banyak diisi oleh selulosa, hemiselulosa, lignin dan zat ekstraktif dibandingkan dengan cabang dan daun. 36 Bobot basah tertinggi terdapat pada tanaman contoh 1 satu dengan diameter 10,25 cm yaitu sebesar 128,8 kg. Sedangkan bobot basah terendah terdapat pada tanaman contoh 3 tiga dengan diameter 13,37 cm yaitu sebesar 116 kg. Untuk bagian-bagian tanaman karet, bobot basah tertinggi terdapat pada batang, kemudian cabang dan bagian terkecil adalah daun. 10 20 30 40 50 60 70 80 Batang Cabang Daun 75.8 31.6 3.5 67.7 28.3 1.8 21.4 23.1 18.3 Tanaman 1 Tanaman 2 Tanaman 3 Gambar 2. Bobot Basah Sampel Tebang Berdasarkan Bobot Basah Setiap Bagian Tanaman Rata-rata bobot basah masing-masing tanaman karet yang dijadikan contoh yaitu batang sebesar 70,5 kg, cabang sebesar 29,87 kg dan daun sebesar 20.93 kg. Rata-rata total dari keseluruhan tanaman contoh yaitu sebesar 363,9 kg. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Muhdi et al. 2014 di perkebunan sawit menyatakan bahwa rata-rata berat basah terbesar berasal dari batang yakni 1.400,4 kg atau 84,45 dari total biomassa pohon.Selain itu bagian batang memiliki bobot basah yang paling tinggi disebabkan oleh kemampuan menyimpan air yang juga tinggi, sedangkan daun hanya memiliki ukuran yang kecil dan mengandung lebih banyak bahan-bahan organik. 37 Berdasarkan hubungan diameter dan tinggi tanaman karet terhdap bobot basahnya tidak memperlihatkan hubungan yang linear. Hal ini dapat dilihat bahwa pada diameter terkecil yaitu sebesar 10,25 cm dengan tinggi total 13,2 m memiliki total bobot basah sebesar 128,8 kg, sementara pada diameter 13,69 cm dan tinggi total 12,6 m memiliki total bobot basah sebesar 119,1 kg. Untuk itu dibutuhkan suatu model non linear untuk menduga biomassa dan massa karbon tanaman karet umur 10 tahun yang akan dijelaskan selanjutnya. Sifat Fisik dan Kimia Bagian Tanaman Karet Hevea brasiliensis Muell. Arg. 1. Kadar Air Kadar air diartikan sebagai bobot air yang terdapat di dalam kayu terhdap bobot kering tanur yang dinyatakan dalam persen. Hasil Analisis laboratorium menunjukkan bahwa terdapat variasi kadar air berdasarkan bagian tanman karet yang disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Variasi Rata-rata Kadar air Sampel tebang Pada Berbagai Bagian Tanaman Karet Hevea brasiliensis Muell. Arg. Bagian tanaman karet yang paling tinggi kadar airnya yaitu pada bagian daun dengan rata-rata sebesar 155,57 . Kadar air untuk bagian cabang memiliki rata-rata sebesar 77,59 . Kadar air terendah terdapat pada bagian batang yaitu sebesar 73,82 . No Kadar Air Sampel Tebang Batang Cabang Daun 1 1 62,48 72,59 157,59 2 2 77,65 79,51 162,58 3 3 8132 8067 146,54 Rataan 73,82 77,59 155,57 38 Menurut penelitian yang dilakukan oleh Onrizal 2004 di Taman Nasional Danau Sentarum, Kalimantan Barat menyatakan bahwa kadar air terendah terdapat pada bagian batang. Hal ini disebabkan karena batang lebih banyak disusun oleh selulosa, hemiselulosa dan lignin serta zat ekstraktif sehingga bagian batang sedikit terisi oleh air. Sedangkan pada bagian daun tersusun atas rongga stomata yang sedikit diisi oleh bahan penyusun kayu seperti selulosa, hemiselulosa dan lignin Hal yang sama juga ditambahkan Amira 2008 dimana daun memiliki kadar air yang tinggi karena merupakan unit fotosintesis yang pada umumnya memiliki banyak rongga sel yang diisi oleh air dan unsur hara mineral.

2. Kadar Zat Terbang

Dokumen yang terkait

Respons Pertumbuhan Stum Mata Tidur Karet (Hevea brasilliensis Muell Arg.) Dengan Pemberian Air Kelapa Dan Pupuk Organik Cair.

15 91 108

Intersepsi Pada Berbagai Kelas Umur Tegakan Karet (Hevea brasiliensis) (Studi Kasus Di Desa Huta II Tumorang, Kecamatan Gunung Maligas, Kabupaten Simalungun)

2 56 84

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) di Perkebunan Rakyat Desa Tarean, Kecamatan Silindak, Kabupaten Serdang Bedagai

3 65 57

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) di Perkebunan Rakyat Desa Tarean, Kecamatan Silindak, Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 12

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) di Perkebunan Rakyat Desa Tarean, Kecamatan Silindak, Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 2

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) di Perkebunan Rakyat Desa Tarean, Kecamatan Silindak, Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 3

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) di Perkebunan Rakyat Desa Tarean, Kecamatan Silindak, Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 6

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) di Perkebunan Rakyat Desa Tarean, Kecamatan Silindak, Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 2

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) di Perkebunan Rakyat Desa Tarean, Kecamatan Silindak, Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 7

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) di Perkebunan Rakyat Desa Tarean, Kecamatan Silindak, Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 11