tersebut diikatkan pada slip ring yang berada pada poros rotor. Pada motor induksi rotor belitan, rangkaian rotornya dirancang untuk dapat disisipkan dengan tahanan
eksternal, yang mana hal ini akan memberikan keuntungan dalam memodifikasi karakteristik torsi – kecepatan dari motor.
Gambar 2.2 Rotor Sangkar squirrel cage rotor
Gambar 2.3. Rotor belitan wound rotor
2.3. Prinsip Medan Putar
Pada saat kita menghubungkan sumber tiga fasa ke terminal tiga fasa motor induksi, maka arus bolak-balik sinusoidal I
R
, I
S
, I
T
akan mengalir pada belitan stator. Arus-arus ini akan menghasilkan ggm gaya gerak magnet yang mana,
pada kumparan, akan menghasilkan fluks magnetik yang berputar sehingga
Universitas Sumatera Utara
disebut juga dengan medan putar. Medan magnet yang demikian kutub-kutubnya tidak diam pada posisi tertentu, tetapi meneruskan pergeseran posisinya disekitar
stator. Untuk melihat bagaimana medan putar dibangkitkan, maka dapat diambil
contoh pada motor induksi tiga fasa dengan jumlah kutub dua. Fluks yang dihasilkan oleh arus-arus bolak-balik pada belitan stator adalah :
Φ
R
= Φ
m
sin ωt................................................................................ 2.1a
Φ
S
= Φ
m
sin ωt – 120
o
................................................................. 2.1b Φ
T
= Φ
m
sin ωt – 240
o
................................................................. 2.1c
Gambar 2.4: Gambar 2.5:
Arus tiga fasa seimbang Diagram fasor fluksi tiga fasa
seimbang
i ii
iii iv
Gambar 2.6. Medan putar pada motor induksi tiga fasa
Universitas Sumatera Utara
i . Pada posisi sesaat 1 pada Gambar , arus yang mengalir pada phasa R adalah nol dan arus pada phasa S dan T sama besar dan bertentangan. Arus
pada bagian atas mempunyai arah menuju pembaca, dan arus pada bagian bawah menjauhi pembaca. Sehingga resultan fluks magnet yang
dibangkitkan memiliki arah ke kanan. Besar resultan fluks ini adalah konstan dan besarnya 1,5
Φm. Nilai tersebut dapat dibuktikan sebagai berikut:
pada saat posisi sesaat 1, ωt = 0º, sehingga besarnya nilai ketiga fluksnya adalah:
Φ
R
= 0; Φ
S
= Φ
m
sin -120
o
= 2
3 −
Φ
m ;
Φ
T
= Φ
m
sin -240
o
=
2 3
Φ
m
Besarnya resultan fluksnya adalah sama dengan penjumlahan antar
vektor – Φ
T
dan – Φ
S
. Besarnya resultan fluks adalah:
ii. Pada keadaan 2, arus bernilai maksimum negatif pada fasa S, sedangkan
pada R dan fasa T bernilai 0,5 maksimum pada fasa R dan fasa T. Pada saat sesaat di posisi 2, ωt = 30º. Sehingga besarnya fluksi adalah:
Φ
R
= Φ
m
sin 30
o
=
2
m
Φ
Φ
S
= Φ
m
sin -90
o
=
m
Φ −
2 3
2 3
2 2
60 cos
2 3
2 x
x x
m RS
Φ =
° Φ
= Φ
m RS
Φ =
Φ 5
, 1
Universitas Sumatera Utara
Φ
T
= Φ
m
sin -120
o
=
2
m
Φ
Besarnya fluks resultan ad alah Φ
RS
Penjumlahan dari Φ
R,
- Φ
S
, Φ
T
Penjumlahan dari Φ
R
dan -
Φ
S
adalah: Φ
RS’
=
2 2
120 cos
2 2
m m
x Φ
= °
Φ
Jadi Fluks resultannya adalah:
iii. Pada keadaan 2, arus pada fasa R dan fasa T memiliki besar yang sama dan arahnya berlawanan 0,866 Φ
m
, oleh karena itu fluks yang diberikan oleh masing – masing fasa :
Φ
R
= Φ
m
sin 60
o
= 2
3 Φ
m
Φ
S
= Φ
m
sin -60
o
= 2
3 −
Φ
m
Φ
T
= Φ
m
sin -180
o
= 0
Resultan Fluksnya adalah penjumlahan dari Φ
R
dan Φ
S
: Φ
RS
= 2 x 2
3 Φ
m
cos
2 60
°
= 1,5 Φ
m
iv. Pada keadaan ini ωt = 90
o
, arus pada fasa R maksimum positif, dan arus pada fasa S dan fasa T = 0,5 Φ
m
, oleh karena itu fluks pada masing – masing fasa adalah: Φ
R
= Φ
m
sin 90
o
= Φ
m
Φ
S
= Φ
m
sin -30
o
=
2
m
Φ −
m m
m RS
Φ =
Φ +
Φ =
Φ 5
. 1
2
Universitas Sumatera Utara
Φ
T
= Φ
m
sin -150
o
=
2
m
Φ −
Maka jumlah - Φ
T
dan – Φ
S
adalah: Φ
RS’
=
2 2
120 cos
2 2
m m
x Φ
= °
Φ
Sehingga resultannya adalah: Φ
RS
=
2
m
Φ
+ Φ
m
= 1,5 Φ
m
2.4. Prinsip Kerja Motor Induksi Tiga Fasa