2.8. Desain Motor Induksi Tiga Fasa
Standard NEMA pada dasarnya mengkategorikan motor induksi ke dalam empat kelas yakni disain A,B,C, dan D. Karakteristik torsi – kecepatannya dapat
dilihat pada gambar 2.22.
Gambar 2.22. Karakteristik torsi kecepatan motor induksi pada berbagai disain
Kelas A : disain ini memiliki torsi start normal 150 – 170 dari nilai
ratingnya dan arus start relatif tinggi. Torsi break down nya merupakan yang paling tinggi dari semua disain NEMA. Motor ini mampu menangani
beban lebih dalam jumlah besar selama waktu yang singkat. Slip = 5
Kelas B : merupakan disain yang paling sering dijumpai di pasaran. Motor ini memiliki torsi start yang normal seperti halnya disain kelas A, akan
tetapi motor ini memberikan arus start yang rendah. Torsi locked rotor cukup baik untuk menstart berbagai beban yang dijumpai dalam aplikasi
industri. Slip motor ini =5 . Effisiensi dan faktor dayanya pada saat berbeban penuh tinggi sehingga disain ini merupakan yang paling populer.
Aplikasinya dapat dijumpai pada pompa, kipas angin fan, dan peralatan – peralatan mesin.
Universitas Sumatera Utara
Kelas C : memiliki torsi start lebih tinggi 200 dari nilai ratingnya dari
dua disain yang sebelumnya. Aplikasinya dijumpai pada beban – beban seperti konveyor, mesin penghancur crusher , komperessor,dll. Operasi
dari motor ini mendekati kecepatan penuh tanpa overload dalam jumlah besar. Arus startnya rendah, slipnya = 5
Kelas D : memiliki torsi start yang paling tinggi. Arus start dan kecepatan
beban penuhnya rendah. Memiliki nilai slip yang tinggi 5-13 , sehingga motor ini cocok untuk aplikasi dengan perubahan beban dan
perubahan kecepatan secara mendadak pada motor. Contoh aplikasinya : elevator, crane, dan ekstraktor.
Universitas Sumatera Utara
BAB III MOTOR INDUKSI TIGA FASA SEBAGAI GENERATOR
INDUKSI
3.1. Umum
Motor induksi sebagai generator telah diterapkan secara luas pada PLTMH. Motor induksi dapat dioperasikan sebagai generator bila motor induksi diputar
oleh sebuah penggerak mula prime mover melebihi kecepatan sinkronnya kecepatan medan putar dan tersedianya suatu sumber daya reaktif untuk
kebutuhan arus eksitasi. Prinsip kerja generator induksi secara sederhana akan lebih mudah dipahami
dari prinsip kerja motor induksi. Apabila mesin induksi dihubungkan dengan tegangan tiga fasa, pada kumparan statornya akan timbul medan magnet putar.
Kecepatan medan magnet putar disebut juga sebagai kecepatan sinkron tergantung dari frekuensi tegangan listrik yang dihubungkan dan jumlah kutub statornya.
Medan magnet putar pada kumparan stator akan memotong batang konduktor pada kumparan rotor, akibatnya pada kumparan akan dibangkitkan tegangan
induksi. Pada kumparan rotor, karena batang konduktor umumnya berupa slot alumunium yang dihubungsingkatkan pada kedua ujungnya merupakan rangkaian
yang tertutup, tegangan induksi pada rotor yang disebabkan oleh medan magnet putar stator akan menghasilkan arus listrik. Interaksi antara medan magnet putar
pada stator dan arus rotor akan menimbulkan kopel yang akan memutar rotor searah dengan medan magnet putar pada stator.
Universitas Sumatera Utara