c. Wajib Pajak orang pribadi yang berstatus warga negara asing yang tidak
tinggal lagi Indonesia; d.
Bentuk Usaha Tetap yang tidak melakukan kegiatan lagi di Indonesia e.
Wajib Pajak badan yang tidak melakukan kegiatan usaha lagi tetapi belum dibubarkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
f. Bendahara yang tidak melakukan pembayaran lagi;
g. Wajib Pajak yang terkena bencana, yang diatur dengan peraturan
Menteri Keuangan
3.6.2. Sanksi Bunga
Menurut pasal 8 ayat 1 Undang-Undang. No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yaitu Wajib Pajak yang dikenakan sanksi
berupa bunga sebesar 2 dikarenakan adanya kemauan sendiri untuk membetulkan SPT yang telah disampaikan dengan pernyataan tertulis, dengan syarat Direktorat
Jendral Pajak belum melakukan pemeriksaan. Pembetulan SPT harus disampaikan paling lama 2 dua tahun sebelum daluwarsa penetapan.
3.6.3. Sanksi Kenaikan
SPT telah diperiksa oleh Direktur Jendral Pajak, dan belum diterbitkan surat ketetapan, Wajib Pajak dengan kesadaran sendiri dapat mengungkapan dalam laporan
tersendiri tentang ketidakbenaran pengisian SPT yang telah disampaikan yang mengakibatkan:
a. Pajak-pajak yang masih harus dibayar menjadi lebih besaratau lebih kecil
b. Rugi berdasarkan ketentuan perpajakan menjadi lebih besar atau lebih kecil
Universitas Sumatera Utara
c. Jumlah harta menjadi lebih besarlebih kecil
d. Jumlah modal menjadi lebih besaratau kecil
Sehingga menjadi pajak kurang dibayar akibat ketidakbenaran dalam Pengisian SPT dan dikenakan sanksi berupa kenaikan sebesar 50 dari pajak yang
kurang bayar Pasal 8 ayat 4 dan 5 Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
3.6.4. Pidana
Menurut pasal 38 huruf a dan b Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menyebutkan setiap orang karena
kealpaannya; a tidak menyampaikan SPT, b Menyampaikan SPT tetapi isi tidak benar dan tidak lengkap atau melampirkan keterangan isi yang tidak benar sehingga
menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dan perbuatan tersebut merupakan perbuatan yang pertama kali didenda paling sedikit 1 satu kali dari jumlah pajak
terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 2 dua kali dari jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar, atau di pidana kurungan paling sedikit
3 tiga bulan atau paling lama 1 satu tahun. Wajib Pajak Penghasilan Orang pribadi yang melakukan pengisian SPT
harus memahami petunjuk umum pengisian SPT, berikut ini adalah petunjuk umum pengisian SPT;
a. Wajib Pajak Mengisi SPT harus benar, lengkap, dan jelas.
b. SPT harus ditandatangani oleh Wajib Pajak Orang Pribadi atau orang yang
diberi kuasa.
Universitas Sumatera Utara
c. SPT dianggap tidak disampaikan apabila tidak ditandatangani atau tidak
dilampiri keterangan atau dokumen. d.
Wajib Pajak harus mengambil sendiri SPT Tahunan, dan menyampaikannya sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
e. SPT Tahunan dapat disampaikan melalui kantor pos atau melalui perusahaan
jasa ekspedisi atau jasa kurir yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak. f.
Kekurangan pembayaran pajak yang terutang berdasarkan SPT Tahunan harus dilunasi paling lama tanggal 25 dua puluh lima bulan ketiga tahun pajak
berikutnya. g.
Wajib Pajak membayar pajak terutang ke Kas Negara melalui Kantor Pos dan Giro atau bank persepsi yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Anggaran.
h. Direktorat Jendral Pajak atas permohonan Wajib Pajak dapat memperpanjang
jangka waktu penyampaian SPT Tahunan paling lama 6 enam bulan. i.
Atas persetujuan Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak dapat mengangsur atau menunda pembayaran pajak.
j. SPT Tahunan yang isi tidak benar, lengkap dan tidak jelas atau melampirkan
keterangan yang tidak benar, sehingga menimbulkan kerugian pada kas negara, akan dipidana.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI
4.1. Pelaksanaan Pengisian Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi
Merupakan kegiatan rutin bagi para Wajib Pajak dimana setiap tahunan setelah tahun pajak berakhir, para Wajib Pajak diharuskan untuk memenuhi
kewajiban perpajakannya yaitu dengan mengisi dan menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan ke Kantor Pelayanan Pajak atau kantor Penyuluhan
dan Pengamatan Potensi Perpajakan. Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan merupakan sarana bagi
Wajib Pajak untuk melaporkan serta mempertanggungjawabkan penghitungan dan atau pembayaran pajaknya dengan baik dan benar. Dalam sistem Self Assesment yang
dianut Undang-Undang Perpajakan selama ini, Wajib Pajak diberi kepercayaan untuk menghitung, memperhitungkan, dan menetapkan besar jumlah Pajak Penghasilan
yang terutang dan apabila masih terdapat pajak kurang dibayar, maka harus dilunasi terlebih dahulu sebelum Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
disampaikan atau dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak. Dengan demikian, Undang- Undang memberikan kepercayaan kepada Wajib Pajak untuk melaksanakan sendiri
kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Universitas Sumatera Utara